Anda di halaman 1dari 12

Urgensi PAI Dalam

Keluarga
Kelompok 1
Ali Idrus Nurul Fajar 1182020023
Alya Azzahra Furqon 1182020024
Annisa Nurul Astriani 1182020030
Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam

Hakikat Pendidikan Agama Islam

• Ahmad Tafsir : “pendidikan agama Islam adalah bimbingan


terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal
mungkin”

• Ramayulis : “proses mempersiapkan manusia supaya hidup


dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, dan
tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlak),
teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam
pekerjaanya, manis tutur katanya, baik dengan lisan
maupun tulisan”

• Zakiyah Daradjat : “Pendidikan Agama Islam adalah suatu


usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik
agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh (kaffah), lalu menghayati tujuan yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup. “
Jadi
Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar, meyakini dan
mengahayati dalam mengamalkan agama Islam melalui
bimbingan atau pengajaran yang mana semua itu memerlukan
upaya yang sadar dan benar-benar dalam pengamalannya yang
memperhatikan tuntunan yang ada di dalam agama Islam yang
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Landasan Pendidikan Agama Islam

• keberadaan Al Quran yang memiliki perbendaharaan yang


luas bagi pengembangan peradaban manusia menjadi
barometer utama dalam memahami konsep-konsep
pendidikan dalam berbagai dimensi, baik dalam tataran
kemasyarakatan, moral maupun spiritual, serta material di
alam semesta ini. QS. Al – Alaq ayat 1-5

• Sejalan dengan nash Al Quran yang telah dikemukakan,


khususnya tentang pola pembinaan, pendidikan yang
paripurna (insan kamil), di awali di lingkungan keluarga.
Betapa besar pengaruh lingkungan dan pendidikan terhadap
perkembangan anak, ini dapat dipahami daru hadis Rasulullah
saw, yang berbunyi :

‫ فََأب َ َوا ُه هُي َ ِِّو َدا ِن ِه َأ ْو يُ َم ِِّج َسا ِن ِه َأ ْو يُنَرِّص َ ا ِن ِه‬،‫لُك ُّ َم ْولُ ْو ٍد يُ ْودَل ُ عَىَل الْ ِف ْط َر ِة‬
Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia


yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti
luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna
tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan Pendidikan
Agama Islam tidak hanya menyangkut masalah keakhiratan akan
tetapi juga masalah-masalah yang berkaitan dengan
keduniawian. Dengan adanya keterpaduan ini, pada akhirnya
dapat membentuk manusia sempurna (insan kamil) yang
mampu melaksanakan tugasnya baik sebagai seorang Abdullah
maupun Khalifatullah. Yaitu manusia yang menguasai ilmu
mengurus diri dan mengurus sistem
Komponen Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-


ketentuan yang ada dalam dua sumber pokok, yaitu: Al-quran dan Sunnah yang
ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara
Iman, Islam, dan Ihsan. yang diwujudkan dalam:

1. Hubungan Manusia dengan Pencipta.

2. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri.

3. Hubungan Manusia dengan Sesama.

4. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Alam.


Konsep Dasar Keluarga
Hakikat Keluarga

Qaimi berpendapat bahwa keluarga merupakan organisasi


atau komunitas sosial yang terbentuk dari hubungan absah
antara pria dengan wanita, di mana para anggota keluarga
itu, suami-istri dan anak-anak, terkadang kakek, nenek, cucu,
paman, atau bibi hidup bersama berdasarkan rasa saling
mencintai, toleransi, menyayangi, menolong dan
bekerjasama.
Fungsi Keluarga

Menurut M.I Soelaeman yang dikutip oleh Uyoh Sadullah, fungsi


keluarga antara lain:

• Fungsi Edukasi berkaitan dengan keluarga sebagai wahana


pendidikan anak

• Fungsi Sosialisasi berkaitan Kehidupan anak dan dunianya.

• Fungsi proteksi, Keluarga berfungsi sebagai tempat memperoleh rasa


aman, nyaman, damai dan tenteram

• Fungsi afeksi mendorong keluarga sebagai tepat untuk menumbuh


kembangkan rasa cinta dan kasih sayang antar sesamaanggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Peran Keluraga Dalam Pendidikan Agama Islam

Pendidikan yang paling urgen dalam membentuk moral


kepribadian anak adalah pendidikan agama melalui
pendidikan formal di sekolah, pendidikan agama hanya
diberikan 2 jam pelajaran, dengan alokasi waktu tersebut,
tidak akan mampu membentuk anak berperilaku dan
memiliki moral yang baik. Dijelaskan di atas keberadaan anak
di sekolah hanya sekitar 7 jam, selebihnya anak dibawah
pengawasan orang tua, oleh sebab itu seharusnya orang tua
berperan memberikan pendidkan agama di dalam keluarga,
sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaelani
yang menyatakan bahwa, pendidikan agama Islam
merupakan fondasi dalam keluarga untuk membentuk
perilaku dan moral anak-anak dan mengetahui batasan baik
dan buruk, dan berfungsi untuk membentuk manusia yang
percaya dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga
Konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Ketika seornag individu tidak dilandasi oleh pendidikan agama


dalam keluarganya maka ia dapat terjerumus ke dalam
kemodernan barat yang tak bermoral. Sehingga menyebabkan
generasi muda memiliki berbagai bentuk penyimpangan dan
kenakalan yang tidak dapat ditoleril secara agamis. Pembentukan
kepribadian anak sangat erat kaitannya dengan pembinaan iman
dan akhlak. Kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan
nilai-nilai yang diserap dalam pertumbuhannya, terutama pada
tahun-tahun pertama dari umurnya. Di sinilah letak pentingnya
pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa pertumbuhan
dan perkembangan seseorang. Oleh sebab itu, keterlibatan orang
tua (baca: keluarga) dalam penanaman nilai-nilai dasar keagamaan
bagi anak semakin diperlukan
Implikasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Implikasi yang dihasilkan atas pendidikan agama slam dalam


keluarga sejak dini akan terasa saat anak mulai memasuki usia
remaja awal. Keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar
akhlak bagi anak, yang biasanya bercermin dalam sikap dan
prilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.
Dalam hubungan ini, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa rasa
cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang
pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya
pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapat dalam
kehidupan keluarga dengan sifat yang kuat dan murni, sehingga
pusat-pusat pendidikan lainnya tidak dapat menyamainya. Dari
segi pendidikan, keluarga memang merupakan unit terkecil yang
menjadi pendukung dan pembagkit lahirnya bangsa dan
masyarkat, akan tetapi keluarga memegang peranan yang sangat
penting untuk melanjutkan dan mengembangkan social budaya
yang telah diajarkan kepada anak. Dan peranan keluarga dalam
penanaman nilai-nilai moral tidak akan dapat digantikan oleh
lembaga formal manapun.
Sekian

Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai