Anda di halaman 1dari 8

mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan Islam, karena perkembangan jiwa

peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada disekitarnya. Lingkungan
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, baik itu pengaruh yang
positif maupun pengaruh negatif. 

Lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap sikap, akhlak, etika, maupun moral peserta didik.
Pengaruh tersebut terutama datang dari teman sebaya maupun masyarakat lingkungannya. Ketika
berada diantara teman sebaya ataupun masyarakat terjadilah interaksi yang dilakukan individu
dengan lingkungannya.

Banyak yang mengartikan lingkungan hanyalah alam sekitar, sedangkan dalam arti luas
lingkungan mencakup segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam
jagat raya dengan segala isinya maupun berupa non fisik seperti suasana kehidupan beragama,
nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang
berkembang.

Sedangkan pendidikan itu sendiri berarti usaha sadar dan terencana yang dilakukan pendidik
terhadap peserta didik agar dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Baca juga: Pembiayaan Pendidikan Islam

Dengan demikian lingkungan akan sangat mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung.
Sejauh manakah peserta didik berhubungan dengan lingkungan, maka sejauh itu pula terbuka
peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Akan tetapi keadaan itu tidak selamanya
bernilai positif bagi perkembangan peserta didik karena bisa saja malah merusak
perkembangannya. 
Pada proses pendidikan perlu adanya perhatian dan usaha yang sungguh-sungguh dalam
menciptakan lingkungan pendidikan, karena segala sesuatu yang terjadi di lingkungan
pendidikan akan diserap dan dijadikan contoh oleh peserta didik.

Kemudian lingkungan yang Islami merupakan lingkungan yang didalamnya terdapat kedamaian
dan berlangsung kegiatan atau aktifitas-aktifitas yang mencerminkan kepatuhan dan ketundukan
serta penyerahan diri kepada Allah . Menurut Abuddin Nata, lingkungan yang Islami adalah
lingkungan atau tempat yang sangat berguna untuk menunjang suatu kegiatan, termasuk kegiatan
pendidikan, karena tidak ada satu pun kegiatan yang tidak memerlukan tempat dimana kegiatan
itu diadakan. Sebagai lingkungan tarbiyah Islamiyah, lingkungan mempunyai fungsi antara lain
menunjang terjadinya proses kegiatan belajar mengajar secara aman, tertib, dan berkelanjutan.[1]

Dari sisi pendidikan Islam, lingkungan pendidikan Islam merupakan suatu lingkungan atau
tempat yang didalamnya terdapat ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya
pendidikan Islam dengan baik. Lingkungan pendidikan Islam diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik
untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan
mampu memancarkan luar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (masyarakat),
baik yang se-agama (sesama muslim) ataupun yang berbangsa dan bernegara.[2]

Dengan demikian yang dimaksud lingkungan pendidikan Islam merupakan lingkungan atau
tempat yang berguna untuk menunjang suatu kegiatan pendidikan yang didalamnya terdapat
nilai-nilai pendidikan keislaman sehingga terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, terutama sebagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar bisa
mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dan diantara lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain terdapat hubungan timbal balik serta saling mempengaruhi antar
lingkungan pendidikan. Ada tiga macam lingkungan pendidikan Islam yaitu sebagai berikut :
Lingkungan Keluarga (informal)

Keluarga merupakan masyarakat terkecil dalam kehidupan umat manusia sebagai makhluk
sosial, yang juga merupakan unit pertama dalam masyarakat. Pada lingkungan keluarga inilah
terbentuknya tahap awal proses sosialisasi dan perkembangan seorang individu.[3] Keluarga
adalah lingkungan utama yang membentuk watak dan karakter manusia, dimana manusia
melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Keluarga dalam
Islam adalah suatu sistem kehidupan masyarakat yang terkecil yang dibatasi oleh adanya
keturunan (nasab), akibat oleh adanya kesamaan agama.[4] Lembaga pendidikan keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena di dalam keluarga inilah tempat
meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.

Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya yang artinya :

"Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah, maka sesungguhnya kedua orang tuanya lah yang
menjadikan dia Majusi, Yahudi, dan Nasrani."

Hadist tersebut menjelaskan bahwa orang tua lah yang memegang peranan penting dalam
membentuk kepribadian anak didik. Anak yang dilahirkan dalam keadaan suci adalah menjadi
tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[5]

Dalam hal ini Allah berfirman dalam Q. S. At-Tahrim ayat 6 yang artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka......." (Q.S
At-Tahrim : 6)

Disitulah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya karena anak adalah
amanah dari Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dipertanggung jawabkan
atas pendidikan anak-anaknya.
Unsur utama yang menjadi landasan pokok dalam pendidikan lingkungan keluarga yaitu adanya
rasa kasih sayang serta terselenggaranya kehidupan beragama yang mewarnai kehidupan pribadi
atau keluarga. Baik dan buruknya kepribadian seorang anak akan sangat bergantung pada baik
buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga. 

Dalam hal ini, orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Orang tua dituntut
menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik berkenaan dengan ibadah, akhlak, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, keluarga hendaknya dapat menciptakan suasana yang edukatif sehingga anak
didiknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia sebagaimana yang menjadi tujuan ideal
dalam pendidikan Islam.

Baca juga: Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Islam Dimulai dari Usia Dini

Dengan begitu, kepribadian anak yang Islami akan terbentuk sejak dini sehingga menjadi modal
awal dalam menentukan proses pendidikan yang akan ia jalani.

Lingkungan Sekolah (formal)

Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang juga disebut sebagai lembaga
pendidikan kedua sesudah keluarga yang berperan dalam mendidik anak/peserta didik. Orang tua
memerlukan bantuan dalam mendidik anak-anaknya supaya dapat hidup mandiri secara layak di
masyarakat, maka sekolah lah lembaga yang tepat untuk mendidik anak-anaknya.[6]

Dalam lingkungan sekolah, pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis,
dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan pemerintah.

Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang belum
diberikan orang tua pada saat berada di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua sudah
sepantasnya menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, pada hakikatnya sekolah merupakan institusi atau lembaga
pendidikan yang menyandang amanah dari orang tua dan masyarakat, harus menyelenggarakan
pendidikan yang profesional sesuai dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam.

Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga yang membantu terciptanya cita-cita keluarga
dan masyarakat, khususnya masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secara
sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat Islam, lembaga pendidikan yang dapat
memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam, artinya bukan sekedar lembaga yang
didalamya diajarkan agama Islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhan
bernafaskan Islam, hal itu hanya mungkin terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan
sekolah dalam pandangan keagamaan.

Dalam lingkungan sekolah perkembangan fisik dan psikologis anak akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang berbeda
status sosial, kesukuan, agama, jenis kelamin, dan kepribadian. Perlahan anak akan belajar
membebaskan diri dari ikatan lingkungan keluarga untuk mencapai kedewasaan dalam hubungan
sosialnya dengan masyarakat luas. Membebaskan diri disini bukan berarti anak terlepas dari
pantauan orang tua, peran orang tua tentu masih sangat penting untuk mengawasi anak-anaknya
ketika berada di luar lingkungan keluarga.

Bagi setiap muslim, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang
diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini, mereka sebagai orang tua berharap agar anak-
anaknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain
berkepribadian muslim. Berkepribadian muslim disini berati anak mempunyai kepribadian yang
seluruh aspeknya, baik tingkah lakunya, jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaan
menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan serta penyerahan diri kepada-Nya.

Lingkungan Masyarakat (non formal)

Lingkungan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan
sekolah. Masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal juga menjadi bagian penting dalam
proses pendidikan, akan tetapi tidak mengikuti peraturan yang tetap dan ketat. Masyarakat turut
serta memikul tanggung jawab dalam pendidikan.

Masyarakat yang terdiri dari sekelompok atau beberapa individu yang beragam akan
mempengaruhi pendidikan peserta didik yang tinggal disekitarnya. Corak ragam pendidikan
yang diterima oleh anak didik ketika berada di lingkungan masyarakat pastinya banyak sekali,
yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap,
minat maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Baca juga: Sistem Pendidikan Islam di Asia Tenggara: Antara Tradisionalisme dan Modernisme

Disebut sebagai lingkungan masyarakat berarti tempat berbaurnya semua komponen masyarakat,
baik dari agama, etnis keturunan, status ekonomi maupun status sosial. Pengaruh yang ada di
lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi anak didik terhadap dunia pendidikan. Dengan
demikian dalam pendidikan anak pun, umat Islam dituntut untuk memilih lingkungan yang
mendukung pendidikan anak dan menghindari masyarakat yang buruk. 

Sebab ketika anak atau peserta didik berada di lingkungan masyarakat yang kurang baik, maka
perkembangan kepribadian anak tersebut akan bermasalah. Dalam kaitannya dengan lingkungan
keluarga, orang tua harus memilih lingkungan masyarakat yang sehat dan cocok sebagai tempat
tinggal orang tua beserta anaknya. Begitu pula sekolah maupun madrasah yang disebut sebagai
lembaga pendidikan formal, juga perlu memilih lingkungan yang mendukung dari masyarakat
setempat dan memungkinkan terselenggaranya pendidikan tersebut.

Kontrol dari masyarakat juga akan membantu dalam meningkatkan peran dan minat anak dalam
berpendidikan. Tanpa adanya ikut serta masyarakat maka tidak mungkin pendidikan akan dapat
berkembang. Sehingga antara orang tua dan masyarakat harus saling memberikan dukungan serta
masukan agar dapat tercapainya pendidikan sesuai dengan cita-cita masyarakat. Seiring dengan
peningkatan mutu pendidikan, maka pendidikan harus menyesuaikan dengan permintaan
masyarakat agar pendidikan dapat tercapai dan dapat meningkatkan sumber daya manusia
(SDM).
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak
langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik
secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman
sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Nata, Abuddin. 2013. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama.

Muhaimin. 2012. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sanusi, Uci dan Rudi Ahmad Suryadi. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : CV. Budi
Utama.

Zuhairini dkk. 1992. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

[1] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2013), hal. 164.

[2] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 76.

[3] Uci Sanusi dan Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : CV. Budi
Utama, 2018), hal. 95.

[4] Uci Sanusi dan Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan..., hal. 96.

[5] Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hal. 177.

[6] Uci Sanusi dan Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan..., hal. 98.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lingkungan Pendidikan Islam", Klik
untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wakidaturohmah/5db47bd0d541df45e442c292/lingkungan-
pendidikan-islam?page=all&page_images=1

Kreator: Wakidatu Rohmah

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai