Anda di halaman 1dari 8

ATTHULAB:

Islamic Religion Teaching & Learning Journal


Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021
http://journal.uinsgd.ac.id./index.php/atthulab/

Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Syukur Riyadi1), Tiara Hatianingsih2) dan Yusti Hayuningtias3)


1)Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Soekarno Hatta, Cimencrang, Kota Bandung, 40292
Email: riyadisyukur38@gmail.com
2)Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. Soekarno Hatta, Cimencrang, Kota Bandung, 40292


Email: tiarahatianingsih12@gmail.com
3)Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. Soekarno Hatta, Cimencrang, Kota Bandung, 40292


Email: yustihay20@gmail.com

Abstract: Islamic religion education is a teaching or guidance that aims to shape one’s personality, attitude
and skill in implementing a teachings of Islam. The essence of Islamic religion education is to instill faith
in children’s soul. In Islamic religion education family has an important role, religious guidances should
have been begun to be given to chidren through good habituation. It is urgent because child who are not
familiar in their family with religious education and practices when they grow up and mature, they will
not have any attention to religious life.
Keywords:
Education, Religion, Family, Children

Abstrak: Pendidikan agama Islam merupakan suatu pengajaran atau bimbingan yang bertujuan
membentuk kepribadian, sikap dan keterampilan seseorang dalam mengimplementasikan ajaran
Islam. Inti dari pendidikan agama Islam yang sesungguhnya adalah penanaman iman di dalam
jiwa seorang anak. Dalam pendidikan ini keluarga sangat berperan penting, pembinaan
pembinaan keagamaan harus sudah mulai diberikan kepada anak dengan cara pembiasaan yang
baik. Hal tersebut menjadi penting, sebab anak yang tidak terbiasa dalam keluarganya dengan
pengetahuan dan praktek praktek keagamaan maka setelah dewasa mereka tidak memiliki
perhatian terhadap kehidupan keagamaan.
Kata Kunci:
Pendidikan, Agama, Keluarga, Anak

PENDAHULUAN
Dewasa ini marak sekali terjadi peristiwa peristiwa memprihatinkan di kalangan
anak muda terlebih seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah, seperti tawuran
antar pelajar, kekerasan, penganiayaan, penyalahgunaan obat obatan terlarang, bullying
dan masih banyak lagi. Terjadinya peristiwa tersebut memunculkan sebuah pertanyaan
mengenai bagaimana peran pendidikan dalam membentuk, kepribadian, tingkah laku,
pola pikir dan moral seorang peserta didik.
Dalam Undang Undang (UU) No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan
ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mempunyai penguasaan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

1
Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Salah satu upaya sistem pendidikan di Indonesia untuk memfasilitasi


pengembangan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan akhlak mulia
ialah menjadikan pendidikan agama Islam sebagai muatan wajib dalam kurikulum
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan agama Islam sendiri ialah
bagian dari upaya pembentukan karakter peserta didik, lebih dari itu peserta didik
diajarkan untuk memahami ajaran agama serta menghayati dan mengamalkan nilai
nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari hari.
Sebagai Tri sentra pendidikan, lingkungan keluarga menjadi ruang pendidikan
pertama dari orang tua terhadap anaknya. Maka dari itu, keluarga mesti turut serta
dalam menerapkan pendidikan agama Islam kepada anaknya. Menurut Samsul Munir
(2007:10) Pendidikan agama Islam di dalam keluarga dan masyarakat mutlak adanya,
pendidikan bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja, sedangkan keluarga
berpangku tangan dalam pendidikan agama anaknya. Hal seperti itu sangat tidak
dibenarkan, karena menyiapkan masa depan anak itu menjadi tanggung jawab yang
besar bagi keluarga khususnya orang tua baik dari segi psikologis, fisik, pendidikan,
kesehatan dan keagamaan anaknya.1
Namun nyatanya pendidikan agama Islam dalam keluarga belum sepenuhnya
dapat terlaksana dengan optimal sebagaimana yang diharapkan dalam pembentukan
kepribadian anak. Terjadinya krisis penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga
disebabkan oleh beberapa problem, seperti kurangnya pengawasan lingkungan yang
baik, waktu luang bersama keluarga yang kurang dimanfaatkan, ketidakharmonisan
dalam keluarga, kefakiran atau masalah finansial yang tak berkesudahan, orang tua
yang tidak melek teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang akan menjadi permasalahan pokok dalam
tulisan ini ialah bagaimana urgensi penerapan pendidikan agama Islam dalam
keluarga?”. Kemudian berdasarkan permasalahan pokok tersebut penulis merumuskan
pembahasan sebagai berikut: Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan agama
Islam? Bagaimana urgensi pendidikan agama Islam dalam keluarga? Bagaimana
implikasi penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap pembentukan
kepribadian, tingkah laku, pola pikir dan moral anak?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif sebagai
rancangan, pedoman serta acuan. Pendekatan kualitatif adalah salah satu pendekatan
penelitain yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan dan perilaku orang
orang yang diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode content
analysis (kajian isi). Metode penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen atau
buku mengenai urgensi pendidikan agama Islam dalam keluarga.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sumber primer ialah Al
Qur’an dan Hadits. Kemudian sumber sekunder yaitu meliputi dokumen, bukudan
jurnal yang relevan dengan judul penelitian. Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data ialah penelaahan terhadap literatur yang berkaitan dengan
penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik
keseimpulannya.

1 Tafsir, A., Suhartini, A., Rahmadi, A. (2020). Desain Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga. Atthulab : Islamic Religion Teaching & Learning Journal, 5 (2), 152-162.

2 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021


Syukur Riyadi, Tiara Hatianingsih dan Yusti Hayuningtias

PEMBAHASAN
Peranan Keluarga dalam Penerapan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan suatu pengajaran atau bimbingan yang
bertujuan membentuk kepribadian, sikap dan keterampilan seseorang dalam
mengimplementasikan ajaran Islam. Penerapan pendidikan agama Islam pada
seseorang tidak terlepas dari peran sebuah keluarga, di mana keluarga terutama orang
tua memiliki andil yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan
kompetensi seorang anak.
Dalam pertumbuhan seorang anak keluarga ini ibaratkan sebuah baju besi yang
kuat melindungi manusia. Keluarga berarti merupakan unit komunitas kecil antara dua
unsur utama yaitu seorang laki laki dan perempuan yang terhubung melalui ikatan
pernikahan yang sah menurut agama dan perundang undangan yang berlaku, adapun
ketika dikarunia anak maka anak tersebut merupakan unsur ketiga dalam keluarga.2
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, keluarga memiliki posisi yang sangat
penting di antara lembaga lain yang juga menaruh perhatian pada pendidikan seorang
anak. Dalam keluarga memungkinkan adanya penanaman fondasi nilai nilai
keagamaan untuk membentuk akhlak atau perilaku anak. Maka demikian, pendidikan
agama Islam dalam keluarga sangat diperlukan sebagai pedoman baik dan buruk dalam
kehidupan.
Peranan keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan pertama dan dapat
dikatakan yang utama, karena dalam keluarga seorang anak dilahirkan, dibesarkan dan
menjadi dewasa. Penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga akan membentuk
akhlak, budi pekerti dan kepribadian anak yang baik sesuai syariat. Keluarga ibarat
sekolah pertama yang dimasuki oleh anak sebagai tempat mengembangkan kepribadian
serta mencari pengetahuan dan pengalaman. Keluarga merupakan perantara untuk
membangun fondasi kemampuan akal seorang anak, mereka juga bertanggung jawab
untuk membimbing dan mengembangkan kemampuan berpikir sang anak.
Adapun fungsi utama keluarga ialah menjaga dan meluruskan fitrah anak yang
suci serta mengembangkan bakat atau potensinya. Keluarga juga harus mampu
menciptakan lingkungan yang islami, lemah lembut dan penuh kasih sayang. Dengan
demikian anak dapat memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai nilai ajaran Islam.
Dan tak lupa membekali informasi tentang pendidikan, kebudayaan, bahasa, adat
istiadat dan norma norma yang berlaku di masyarakat. Dimana hal ini adalah upaya
agar anak dapat mempersiapkan kehidupan sosialnya di masyarakat.

Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


Dalam pandangan Islam, Pendidikan Agama ini akan memberikan warna dalam
kehidupan seseorang kelak nanti. Maka dari itu, Islam mewajibkan pendidikan dengan
tujuan memberikan arahan untuk kehidupan selanjutnya. Pendidikan ini berlangsung
selama seumur hidup. Pendidikan Agama yang pertama dan paling utama diberikan
kepeda anak yaitu berasal dari keluarga. pendidikan ini juga sebagai pendidikan dasar
yang harus diberikan kepada anak sejak dini. Artinya keluarga lah yang menjadi wadah
utama dalam pembentukan karakter seorang anak. Hal ini sudah sangat jelas dalam
Firman Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an dan juga dalam Hadits bahwasanya Orang

2Djaelani, Moh. S., (2013). Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan
Masyarakat. Jurnal Ilmiah Widya, 1 (2), 100-105.

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021 3


Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pendidikan
anak-anak mereka3. Firman Allah dalam Q.S At-Tahrim ayat 6

ََ‫ُوََ اللَََّ َما أ َ َم َر ُه ْم َويَ ْفَْلُو‬


ُ َْْ‫علَ ْي َها َم ََلئِكَة ِِ ََلٌ ََِِاد ََ ي‬ َ ‫اس َو ْال ِح َج‬
َ ُ ‫ارة‬ ً ‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن‬
ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
ََ ‫َما يُؤْ َم ُرو‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At Tahrim [66]:6)
Dan sebagaimana sabda Hadits Nabi saw.

…..َِ ِ‫سان‬
َ ‫َُ َرانِ َِ َويُ َم ِج‬ ْ ‫علَى ْال ِف‬
ِ ‫ط َرةِ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ َِ َويُن‬ َ ََُ‫… َما ِم ْن َم ْولُو ٍد ِإ ََّ يُول‬..
“Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang
menjadikan mereka, Yahudi, Nasrani, dan Majusi.” (HR. Muslim No. 4803)
Dari Ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi, sangat jelas bahwasanya orang tua
mempunyai peran penting dalam pendidikan anak. Orang tua mempunyai kewajiban
untuk memperkanalkan dan memahamkan ajaran Islam kepada diri seorang anak.
Bahwasannya ajaran Islam ini yang nantinya sebagai dasar pegangan anak untuk
menghadapi zaman yang semakin maju. Adapun menurut M.I Soelaeman4 (1978: 66)
salah satu fungsi keluarga ialah fungsi religious. Artinya keluarga berkewajiban
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan
beragama.
Inti dari pendidikan agama yang sesungguhnya adalah penanaman iman di
dalam jiwa seorang anak. Pelaksanaan penanaman ini akan terasa lebih maksimal jika
dilakukan di dalam keluarga. Namun Penanaman Pendidikan agama dilingkungan
keluarga tidak hanya sebatas masalah ibadah, tetapi harus mencakup berbagai aspek
seperti halnya pendidikan aqidah, akhlak, syariat, muamalah, sejarah. Menurut Harun
Nasution5 pendidikan agama dalam arti pendidikan dasar dan konsep Islam adalah
pendidikan moral. Dalam pendidikan ini orang tua sangat berperan penting, pembinaan
pembinaan sudah mulai diberikan kepada anak dengan cara pembiasaan yang baik.
Pembiasaan yang baik ini bisa orang tua kenalkan pada saat anak masih berada dalam
kandungan atau biasa kita sebut pendidikan masa pranatal. Pendidikan pranatal ini
sangat penting dengan tujuan agar anak mendapatkan spiritual, intelektual, imajinatif,
ilmiah maupun bahasa6. Dengan demikian sejak dari kandungan anak tersebut sudah
mendapatkannya untuk pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai nilai Islam.
Menurut Hasan Langgulung (1986) bahwa pendidikan agama dan spiritual
termasuk bidang bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh
keluarga terhadap anak anaknya. Pendidikan Agama dan spiritual ini akan
membangkitkan kekuatan dan spiritual yang bersifat naluri yang akan muncul dari

3 Nur Hamzah. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Jurnal At-Turasts, Vol. 9 Nomor 2

Desembe 2015
Fachrudin. Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian
4

Anak-Anak. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim Vol 9 No. 1 - 2011


Jumri Hi. Tahang Basire. Urgensi Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan
5

Kepribadian Anak. Junal Hunafa, Vol 7, No. 2, Desember 2010:163-178


Chusnul Wardati.2016. Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa
6

Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Skripsi

4 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021


Syukur Riyadi, Tiara Hatianingsih dan Yusti Hayuningtias

setiapanak berkat adanya bimbingan agama dan pengamalan ajaran agama Islam yang
dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Maka dari itu, karena pendidikan Agama Islam ini sangat penting didalam
keluarga, orang tua harus mampu:
1. Memberikan tauladan yang baik kepada anak anaknya tentang kekuatan Iman
kepada Allah dan berpegang terhadap ajaran ajaran Islam.
2. Membiasakan anak untuk selalu menunaikan syiar syiar agama semenjak kecil,
agar kelak anak tersebut dewasa, ia melakukannya dengan sendiri dan penuh
rasa kesadaran tanpa adanya paksaan.
3. Membimbing anak untuk senantiasa membaca (mentafakuri) akan ciptaan
ciptaan Allah dan kebesaran Nya. Agar anak akan tumbuh menjadi orang yang
selalu merendahkan hatinya (tidak berlaku sombong)
4. Mengajarkan anak akan pentinnya berbagi kepada sesama agar tumbuh menjadi
anak yang dermawan.

Implikasi Penerapan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


Dalam kaitannya dengan pendidikan agama Islam terhadap anak dalam
keluarga, dapat memberikan implikasi-implikasi sebagai berikut:
Kenyataan membuktikan bahwa anak-anak yang semasa kecilnya terbiasa
dengan kehidupan keagamaan dalam keluarga, akan memberikan pengaruh positif
terhadap perkembangan kepribadian anak pada fase-fase selanjutnya. Oleh karena itu,
sejak dini anak seharusnya dibiasakan dalam praktek-praktek ibadah dalam rumah
tangga seperti ikut shalat jamaah bersama dengan orang tua atau ikut serta ke mesjid
untuk menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah keagamaan
dan kegiatan religius lainnya. Hal ini sangat penting, sebab anak yang tidak terbiasa
dalam keluarganya dengan pengetahuan dan praktek praktek keagamaan maka setelah
dewasa mereka tidak memiliki perhatian terhadap kehidupan keagamaan (Hasbullah,
1999).7
1. Anak Memiliki Pengetahuan Dasar Akhlak
Keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar akhlak bagi anak, yang
biasanya bercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sebagai teladan yang dapat
dicontoh anak. Dalam hubungan ini, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa rasa
cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya
sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi
pekerti, terdapat dalam kehidupan keluarga dengan sifat yang kuat dan murni,
sehingga pusat-pusat pendidikan lainnya tidak dapat menyamainya (Suwarno,
1985).
Tampak jelas bahwa tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh
anak. Dengan teladan ini, melahirkan gejala identifikasi positif, yakni penyamaan
diri dengan orang yang ditirunya. Perlu disadari bahwa sebagai tugas utama dari
keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi pendidikan anak ialah
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan
tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota
keluarga lainnya (Ahmad, 1986).
2. Anak Memiliki Pengetahuan Dasar Sosial
Anak adalah generasi penerus yang di masa depannya akan menjadi anggota
masyarakat secara penuh dan mandiri. Oleh karena itu seorang anak sejak kecil

7 Jumri Hi. Tahang Basire, Urgensi Pendidikan Agama

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021 5


Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

harus sudah mulai belajar bermasyarakat, agar nantinya dia dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang dapat menjalankan fungsi-fungsi sosialnya.
Orang tua harus menyadari bahwa dirinya merupakan lapisan mikro dari
masyarakat, sehingga sejak awal orang tua sudah menyiapkan anaknya untuk
mengadakan hubungan sosial yang di dalamnya akan terjadi proses saling
mempengaruhi satu sama lain.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak,
atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal hubungan sosial pertama-
tama dalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi anggota keluarga yang satu
dengan keluarga yang lain menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya
bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
individu, ia harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan
hidupnya di dunia ini. Sedangkan sebagai makhluk sosial, ia menyesuaikan diri
dengan kehidupan bersama yaitu saling tolong-menolong dan mempelajari adat-
istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, perkembangan seorang
anak dalam keluarga sangat ditentukan oleh kondisi keluarga dan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya sehingga, di dalam kehidupan
bermasyarakat akan kita jumpai bahwa perkembangan anak yang satu dengan yang
lain akan berbeda-beda (Ahmadi, 1997).
Lingkungan sosial yang pertama bagi anak ialah rumah. Di sanalah terdapat
hubungan yang pertama antara anak dengan orangorang yang mengurusnya.
Hubungan diwujudkan dengan air muka, gerak-gerik dan suara. Karena hubungan
ini, anak belajar memahami gerak-gerik dan air muka orang lain. Hal ini penting
sekali artinya untuk perkembangan selanjutnya. Air muka dan gerak-gerik itu
memegang peranan penting dalam hubungan sosial. Kemudian alat hubungan
kedua yang penting yang mula-mula dipelajari di rumah adalah bahasa. Dengan
bahasa, anak itu mendapat hubungan yang lebih baik dengan orang-orang yang
serumah dengannya. Sebaliknya anak dapat pula berkata yang tidak senonoh atau
mencaci maki dengan menggunakan bahasa pula.
Hal yang penting diketahui bahwa lingkungan keluarga itu akan membawa
perkembangan perasaan sosial yang pertama misalnya, perasaan simpati yaitu suatu
usaha untuk menyesuaikan diri dengan perasaan orang lain. Anak-anak itu merasa
simpati kepada orang dewasa dan juga kepada orang yang mengurus mereka. Dari
rasa simpati itu tumbuhlah kelak pada anak-anak itu rasa cinta terhadap orang tua
dan kakak-kakaknya. Demikian pula, perasaan simpati itu menjadi dasar untuk
perasaan cinta terhadap sesama manusia. Di samping itu, lingkungan keluarga
dapat memberi suatu tanda peradaban yang tertentu kepada sekalian anggotanya.
Dari caranya bercakap-cakap, berpakaian, bergaul dengan orang lain, dapat kita
kenal pertama kali dalam lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat
mempengaruhi perasaan sosial anak selanjutnya.
Sebagai akibat dari pengalaman sosialnya, anak yang sedang berkembang
menerima sejumlah besar ilmu tentang dunia dan bagaimana dunia beroperasi. Ia
juga akan mengembangkan nilainilai tentang bagaimana ia harus berinteraksi
dengan dunia itu. Pendidikan informal adalah semua pengajaran dan pelajaran yang
dilakukan atau dialami manusia sepanjang hidupnya (D.F Swiff, 1989).
Dengan demikian, terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap
anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan
keluarga tempat di mana ia menjadi pribadi atau diri sendiri. Selain itu, keluarga
juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk

6 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021


Syukur Riyadi, Tiara Hatianingsih dan Yusti Hayuningtias

mengembangkan dan membentuk diri dan fungsi sosialnya. Di samping itu,


keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti
kepada Tuhan sebagai perwujudan hidup yang tertinggi

SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama
Islam merupakan pengajaran atau bimbingan yang bertujuan membentuk kepribadian,
sikap dan keterampilan seseorang dalam mengimplementasikan ajaran Islam. Sebagai
Tri sentra pendidikan lingkungan keluarga keluarga mesti turut serta dalam
menerapkan pendidikan agama Islam kepada anaknya. Melihat fenomena kenakalan
remaja masa kini yang kian memperhatinkan, maka menjadi penting pendidikan agama
Islam dalam keluarga diterapkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa urgensi pendidikan agama Islam
dalam keluarga ialah; Pertama, perintah dari Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam
firman-Nya; Kedua, anjuran dari Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabdanya yang
telah dijelaskan di atas; Ketiga, upaya penanaman akidah dan pembentukan akhlak;
Keempat, mempersiapkan kehidupan yang baik untuk anak sesuai nilai nilai agama dan
norma yang belarlaku; Kelima, mempersiapkan generasi muda yang memiliki perhatian
terhadap kehidupan sosial dan beragama.

REFERENSI
Assayuthi, J. (2020). Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Multikultural.
Atthulab : Islamic Religion Teaching & Learning Journal, 5 (2), 240-254.
Chusnul Wardati. (2016). Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa
Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Skripsi
Djaelani, Moh. S., (2013). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan
Masyarakat. Jurnal Ilmiah Widya, 1 (2), 100-105.
Fachri, M. (2014). Urgensi Pendidikan Agama Islam. At-Turas : Jurnal Studi Keislaman, 1
(1), 132-168.
Fachrudin. (2011). Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak-Anak. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 9 (1).
Haris, M., Auliya, H. (2019). Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan
Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak. Masile : Jurnal Studi Ilmu
Keislaman, 1 (1), 47-64.
Hasyim, Umar. (1985). Cara Mendidik Anak dalam Islam, Seri II. Surabaya : Bina Ilmu.
Jumri Hi. Tahang Basire. (2010). Urgensi Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak. Junal Hunafa, 7 (2), 164-178.
Munawiroh. (2016). Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga. Edukasi : Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 14 (3), 345-365.
Musthafa, I. (1997). Keluarga Islam Menyongsong Abad Ke-21. Bandung : Mizan.
Nur Hamzah. (2015). Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Jurnal At-Turasts, 9 (2). 50-55.
Shihab, M. Quraish. (1997). Membumikan al-Qur’an (Cetakan Kedua). Bandung: Mizan.
Soejono, Ag. (1979). Aliran Baru Dalam Pendidikan (Cetakan Pertama). Bandung: CV. Ilmu.
Tafsir, Ahmad. (1994). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remadja
Rosdakarya.
Tafsir, A., Suhartini, A., Rahmadi, A. (2020). Desain Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga. Atthulab : Islamic Religion Teaching & Learning Journal, 5 (2), 152-162.

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021 7


Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

8 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal 1 (1) 2021

Anda mungkin juga menyukai