PENDAHULUAN
Setiap anak memiliki potensi agama tauhid. Potensi tersebut tidak dapat
berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh lingkungan. Dengan demikian untuk
yang berkualitas, karena keluarga merupakan awal dan akhir bagi kehidupan setiap
individu. Selain itu, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
pendidiknya adalah kedua orang yang bersifat kodrati yang dianugrahkan oleh Tuhan
Pencipta berupa naluri orang tua, sehingga timbul rasa kasih sayang kepada anak-
anak mereka, dan secara moral mereka merasa bertanggung jawab untuk
sikapnya dalam hidup dan dengan itu pula ia memperoleh ketentraman dan
1
?
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), hal. 35
2
keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil, melainkan sebagai lembaga
hidup manusia yang memberikan peluang kepada para anggotanya untuk hidup
semua pengalaman anak, baik melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan
dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya. Dalam kaitan ini
Daradjat menjelaskan :
Anak yang sering mendengar orang tuanya mengucapkan nama Allah, akan
mulai mengenal Allah, yang kemudian dapat menolong tumbuhnya jiwa
agama padanya. Demikian pula anak melihat orang tuanya mengerjakan
ibadah, hasil dari penglihatannya itu merupakan bibit dalam pembinaan jiwa
agama. Pergaulan orang tua sesama mereka, perlakuan yang diterimanya
secara pribadi atau bersama-sama saudara-saudaranya, jika mencerminkan
kasih sayang dan ketentraman, akan tumbuhlah jiwa kasih sayang dan
ketentraman.3
Rasa kasih dan sayang serta tenteram yang dirasakan bersama oleh suami dan
isteri akan membuat anak bertumbuh dan berkembang dalam suasana bahagia.
Kebahagiaan itu pada gilirannya akan memberikan anak rasa percaya diri,
ketentraman dan kecintaan, serta menjauhkannya dari rasa gelisah dan berbagai
harmonisan dalam kehidupan rumah tangga sering kali menjadi faktor utama
?
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992)., hal. 36
3
Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985),
hal. 87
3
penyebab terjadinya penyimpangan pada anak. “Anak yang banyak melihat orang
menentukan kehidupan masa depannya”.5 Tetapi orang tua masih banyak yang
kurang memperhatikan pendidikan dan nasib anak dalam keluarga. Orang tua
idealnya tidak membiarkan pengasuhan anak, sebab setiap orang beriman memikul
tanggung jawab mengajak orang lain berbuat kebajikan dan mencegah kemunkaran.
Salah satu wujud tanggung jawab tersebut adalah merawat dan membina jiwa agama
anak.
“Hai orang-orang yang beriman, pelilharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka …”.6
?
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 212-213
5
Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Manusia Berkualitas, (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 1994), hal. 126
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Gema Risalah Press,
1992), hal. 951
4
diperlukan dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi agama anak pada usia
pra sekolah. Dalam kaitan ini Ahyadi menegaskan bahwa “anak merupakan peniru
yang ulung dalam segala hal. Orang tua merupakan tokoh idola bagi si anak, sehingga
apapun yang diperbuat oleh orang tua akan diikuti oleh anaknya”.8
moral, spiritual dan sosial. Berkaitan dengan hal tersebut Ulwan menegaskan :
Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak
akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak mulia, keberanian dan
dalam sikap yang menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan agama. 9
Sikap dan perilaku pendidik sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
anak, baik maupun buruk serta bagaimanapun cara bimbingan dan pendidikan yang
bertentangan dengan sikap dan perilaku pendidik, akan sulit bagi anak untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Hal ini dapat terjadi karena anak usia sekolah
sudah tidak percaya lagi pada orang tua; padahal kepercayaan itu adalah kunci bagi
7
?
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, 2 jilid, jilid 2, terjemahan
Syaifullah Kamalie dan Hery Noer Aly, (Semarang : Asy-Syifa’, t.t.), hal. 2
8
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama, (Bandung : Sinar Baru, 1991), hal. 40-41
9
Ibid.
5
Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak
menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga. Karena itu orang tua
hendaknya membiasakan anak pada hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama Islam,
sebagai ucapan syukur atas segala hasil dan kenikmatan yang diterimanya,
Anak yang sudah dibiasakan dalam sikap dan perilaku harus mendapatkan
perhatian, seperti orang tua memperhatikan jasmani dan rohani. Di samping itu, anak
yang dalam perkembangannya kurang baik, seperti berkata bohong dan kotor,
melawan orang tua, malas belajar, orang tua harus memberikan nasihat secara baik
sejalan dengan tingkat perkembangannya. Apabila setelah diberikan nasihat tetap saja
menyimpang dari nilai-nilai Islam, maka anak harus mendapatkan hukuman secara
orang bagi anak dalam lingkungan keluarga sangat berperanan dalam membentuk
jasmani, mengembangkan akal dan jiwa, karena orang tua merupakan pendidik
pertama bagi anak. Orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam mendidik
anak dan frekuensi anak berinteraksi dengan orang tua lebih banyak. Dengan
10
?
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992), hal. 2
6
demikian, apabila orang tua dapat mendidik anaknya sejalan dengan nilai-nilai Islam
dan perkembangan anak, maka anaknya akan menjadi anak yang shaleh, yang
dengan anak pola yang dipergunakan harus bersifat demokratis, seperti orang tua
komunikasi dialogis antara orang tua dengan anak. Dengan cara demikian maka dapat
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan anak pada orang tua. Kepercayaan dan
sehingga anak berperilaku keagaman yang baik. Dalam realitas sosial keagamaan,
bahwa ada gejala anak merasa kurang percaya pada orang tua.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas maka yang menjadi
Palembang?
2. Bagaimana upaya orang tua dalam pendidikan agama anak pada keluarga di
3. Bagaimana implikasi peranan orang tua dalam pendidikan agama Islam pada
Palembang?
Sukarami Palembang
b. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam pendidikan agama anak pada
Palembang
ada dalam dirinya agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal
meningkatkan kinerjanya
wawasan keilmuan
gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang
D. Definisi Operasional
1. Peranan orang tua dalam pendidikan agama pada anak dalam keluarga yang
anak dengan indicator kesibukan dan kemampuan orang tua dalam mendidik
E. Kerangka Teori
maupun negatif, sehingga tidak jarang orang tua mengalami kesulitan dalam
memperankan diri dalam berbagai posisi, di antaranya sebagai teman, guru, psikolog.
Sikap keras kepala dalam usia pra sekolah bisa berubah kembali bila orang
tua, pendidik mau menunjukkan sikap konsisten dalam memperlihatkan
kewibawaan dan peraturan yang telah ditetapkan. Setelah berhasil secara tegas
mempertahankan kewibawaan dengan berpegang teguh pada patokan
perilaku tertentu, pada anak akan terjadi internalisasi nilai dengan toluk ukur
orang tua dan selanjutnya bisa terjadi proses identifikasi.24
Hubungan sosial pada anak-anak diwujudkan dalam aktivitas bermain.
Adapun manfaat dari aktivitas bermain, yaitu : a. mengubah kemampuan yang laten
2
24
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan
Keluarga, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999), hal. 6
10
penyesuaian terhadap situasi frustasi sebagai akibat dari keinginan yang tidak
terpenuhi.28
dialog Qur’ani dan Nabawi, kisah Qur’ani dan Nabawi, perumpamaan, keteladanan,
praktik dan perbuatan, ibrah dan mau’izhah dan targhib dan tarhib.12
Agar lalu lintas pendidikan agama Islam bisa berjalan lancar, teratur dan
pendidikan akhlak yang tak lancar dan teratur serta kemungkinan-kemungkinan lain,
terhadap materi, keterasingan seorang peserta didik dalam suatu pendidikan akhlak,
maka seorang pendidik harus mengerti, memahami dan menghayati beberapa prinsip
persaingan, apersepsi, korelasi, efisiensi dan efektivitas, globlitas dan permainan serta
hiburan.13
28
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, op.cit., hal. 10
11
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalamIslam, 2 jilid, jilid 2, terjemahan
Syaifullah Kamalie dan Hery Noer Aly, (Semarang : Asyi Syifa’ tt, ), hal. 2
12
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat,
terjemahan Shihabuddin, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), hal. 204
13
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995),
hal. 5-6
11
tanggung jawab orang tua, keluarga menjadi pusat pendidikan pertama. Selanjutnya
maktuf dan nahi munkar”.14 Minat siswa dipengaruhi oleh orang tua di dalam rumah
tangga, para guru di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. 15 Faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa pada hakekatnya bersifat kompleks dan sistematis.
menjadi dua, yaitu faktor inter dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
uraian ini difokuskan pada jasmani dan rohani siswa, lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat yang mempengaruhi peranan orang tua dalam pendidikan agama
F. Tinjauan Pustaka
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam keluarga.
Pertumbuhan dan perkembangan anak banyak ditentukan orang tua dalam lingkungan
14
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 212-211
15
Zakiah Daradjar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hal. 35
16
Slameto, op.cit., hal. 54
17
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007),. hal. 55
12
Lili puji Astudi berjudul Penanaman Nilai-nilai Islami Pada Anak Usia 3 – 6
Tahun Melalui Kegiatan Bermain. Hasil penelitian ini bahwa faktor yang
berpengaruh pada anak usia 3 – 6 tahun adalah : 1. orang tua. Apa yang dilakukan
orang tua akan dicontoh oleh seorang anak. 2. Lingkungan. Pada umur ini akan
meniru apa yang dilihatnya. Jika lingkungan baik maka tingkah laku anak akan baik
dan jika lingkungan jahat maka anak akan terbentuk menjadi jahat pula. Adapun
permainan yang dapat dilakukan seperti tepuk sholat, bongkar pasang kalimat
syahadat, do’a-do’a pendek, baca tulis al-Qur’an, sopan santun kepada orang tua dan
baik ibadah yang wajib maupun yang sunat. 3. Memberikan pembinaan akhlak yang
Akhlak Anak Menurut Konsep Islam. Hasil penelitian ini bahwa akhlak adalah sifat
kejiwaan yang sudah tertanam dalam jiwa manusia, lalu darinya melahirkan
ayah adalah kewajiban seorang ayah dalam mendidik anaknya dalam keluarga. Ayah
mempunyai kedudukan yang penting dan mulia karena ayah merupakan pemimpin
dalam rumah tangga yang mempunyai tanggung jawab sehingga pemberi nafkah,
pelindung dan pendidik dalam keluarga. Tanggung jawab ayah terhadap pendidikan
akhlak anak merupakan kewajiban ayah untuk membentuk tingkah laku anak sesuai
13
dengan ajaran Islam agar anak menjadi orang yang sholeh dan sholehah, taat kepada
Siti Kamilatun berjudul Konsep Kepemimpinan Orang Tua Bagi Anak Usia
Pra Sekolah. Hasil penelitian ini bahwa konsep kepemimpinan orang tua bagi anak
usia pra sekolah adalah kombinasi dari tipe kepemimpinan demokratis dan otoriter
serta lebih mengutamakan hal-hal yang menyenangkan bagi anak. Kemudian metode
kepemimpinan orang tua bagi anak usia pra sekolah adalah dengan metode
dan metode hukuman. Dengan melalui metode tersebut maka anak usia pra sekolan
keagamaan anak di desa Tanjung Dayang kecamatan Tanjung Batu kabupaten Ogan
keagamaan anak. Hasil penelitian ini adalah pengasuhan yang diteirma anak dalam
lingkungan keluarga turut menentukan kehidupan masa depannya. Tetapi orang tua
masih banyak yang kurang memperhatikan pendidikan dan nasib anak dalam
keluarga. Orang tua idealnya tidak membiarkan pengasuhan anak, sebab setiap orang
beriman memikul tanggung jawab mengajak orang lain berbuat kebajikan dan
mencegah kemunkaran. Salah satu wujud tanggung jawab tersebut adalah merawat
dan mendidik anak. Karena itu orang tua harus merawat dan mendidik anak dengan
G Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis teliti ini adalah jenis penelitian deskriptif
b. Pendekatan Penelitian
permasalahan yang yang ada, yaitu tentang perilaku anak dalam tinjauan
pendidikan agama Islam dalam keluarga, upaya orang tua dalam pendidikan
agama anak pada keluarga, implikasi peranan orang tua dalam pendidikan
a. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan pada dua jenis,
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dimaksudkan adalah data
yang berupa kalimat, seperti baik, kurang baik dan buruk tentang perilaku
anak dalam tinjauan pendidikan agama Islam dalam keluarga, upaya orang
tua dalam pendidikan agama anak pada keluarga, implikasi peranan orang
penduduk.
15
d. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu primer dan sekunder.
Sumber data primer merupakan sumber data utama/pokok, yaitu orang tua
sumber data penunjang, yaitu anak, dan pemuka agama serta dokumen-
3. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah orang tua anak
berjumlah 79 orang.
teknik :
a. Observasi
agama Islam dalam keluarga, upaya orang tua dalam pendidikan agama anak
pada keluarga, implikasi peranan orang tua dalam pendidikan agama Islam
Sukarami Palembang
16
b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data perilaku anak dalam tinjauan
pendidikan agama Islam dalam keluarga, upaya orang tua dalam pendidikan
agama anak pada keluarga, implikasi peranan orang tua dalam pendidikan
c. Angket
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku anak dalam
tinjauan pendidikan agama Islam dalam keluarga, upaya orang tua dalam
pendidikan agama anak pada keluarga, implikasi peranan orang tua dalam
penelitian.
4. Dokumentasi
dengan rumus :
17
P=
Keterangan
P = Angka Persentase
N = Jumlah Responden
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.15 Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan triangulasi
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
1
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002), hal. 178
18
b. Penyajian Data
H.Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah mengetahui secara keseluruhan isi dari skripsi ini maka
Bab kedua adalah peran orang tua dalam pembinaan jiwa keagamaan anak
usia pra sekolah, yang berisikan Pengertian Peran Orang Tua, Orang Tua yang Baik,
Cara Orang Tua Mendidik Anak, Pembinaan Orang Tua dalam Keluarga, Pengertian
Bab ketiga adalah setting wilayah penelitian, yang berisikan sejarah Berdiri
prasarana
Bab keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang berisikan perilaku
anak dalam tinjauan pendidikan agama Islam dalam keluarga, upaya orang tua dalam
pendidikan agama anak pada keluarga, implikasi peranan orang tua dalam
Bab kelima adalah penutup, yang berisikan kesimpulan dan saan saran-saran