Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA

TERHADAP KARAKTER RELIGIUS SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM


ARRISALAH SLAHUNG PONOROGO
Oleh: Dwi Restiana
Abstract:
Pendidikan yang benar dimulai sejak lahir, karena seorang anak akan
tumbuh besar sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh orang tuanya. Kedua
orang tua adalah manusia yang paling dekat dengan anak. Anak akan
diarahkan baik atau jahat tergantung tanggung jawab orang tua. Ketika orang
tua baik, mungkin anak akan menjadi baik, dan sebaliknya, ketika orang tua
tidak baik anak juga akan kurang baik. Hal yang menjadi perhatian orang tua
sekarang adalah mempunyai prinsip dan metode dalam mengembangkan
kepribadian anak baik dalam aspek akidah, akhlak, fisik, mental maupun
sosial, untuk menciptakan keluarga yang penuh kasih, komunikatif dan patuh
dalam melaksanakan ajaran agama atau hidup religius.1
Tidak ada yang meragukan pendidikan sekolah sangatlah
mendukung dan memikul tanggung jawab terhadap anak-anak didiknya.
Akan tetapi, tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembentukan
karakter religius anak sering dipertanyakan. Orang tua dan masyarakat
pada umumnya memposisikan dirinya “lepas” dari tanggung jawab Pendidikan
Agama Islam dan pembentukan karakter religius. Inilah permasalahan utama
Pembentukan karakter religius anak dan Pendidikan Agama Islam yaitu
terputusnya tiga jaringan yang saling berhubungan dalam pelaksanaan
Pendidikan Agma Islam yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Tetapi
semuanya menyadari bahwa orang tua memikul tanggung jawab yang
paling besar terhadap pendidikan karakter religius anak dan bahwa
sekolah dan lembaga masyarakat lain harus membantu dan melengkapi
peranan dari orang tua tersebut.2

Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Keluarga, Karkter Religius

1
M. Ngalim. P, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Hal. 140
2
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. Yogyakarta: Teras,
2012, 121

1
PENDAHULUAN
Anak yang terlahir ke dunia merupakan amanah bagi orang tua. Orang
tua mempunyai tanggung jawab terhadap anak untuk merawat, mendidik, serta
mengarahkan ke jalan yang diridhoi Allah. Islam memberikan ketetapan kepada
orang tua yang berkaitan dengan anak-anaknya. Ketetapan itu adalah
pendidikan anak. Pendidikan yang dilakukan harus dengan cinta kasih, dimana
orang tua dan anak saling berkomunikasi.3
Pendidikan yang benar dimulai sejak lahir, karena seorang anak akan
tumbuh besar sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh orang tuanya. Kedua
orang tua adalah manusia yang paling dekat dengan anak. Anak akan diarahkan
baik atau jahat tergantung tanggung jawab orang tua. Ketika orang tua baik,
mungkin anak akan menjadi baik, dan sebaliknya, ketika orang tua tidak baik
anak juga akan kurang baik. Hal yang menjadi perhatian orang tua sekarang
adalah mempunyai prinsip dan metode dalam mengembangkan kepribadian
anak baik dalam aspek akidah, akhlak, fisik, mental maupun sosial, untuk
menciptakan keluarga yang penuh kasih, komunikatif dan patuh dalam
melaksanakan ajaran agama atau hidup religius.4
Keluarga adalah sebuah tatanan fitrah yang Allah tetapkan bagi jenis
manusia. Orang tua adalah sumber pendidikan yang pertama bagi anak-anak.
Keduanya harus benar-benar mendidik anak-anak mereka dengan kebaikan
sehingga dapat menjaga mereka dari kesia-siaan dan kebinasaan. Dan orang tua
mendidik anak berdasarkan prinsip-prinsip keimanan dan mengajarkan anak
tentang keutamaan berbakti kepada orang tua, maka mereka akan terbentuk
menjadi sosok yang kuat dan berbakti kepada orang tua. 5 Orangtua
berkewajiban mengawasi anak-anak dengan penuh perhatian dalam setiap
perkataan dan perbuatan mereka. Islam memandang keluarga sebagai
lembaga pendidikan karena di dalam keluarga berlangsung pula proses

3
Asad Karim Alfaqi, Agar Anak Tidak Durhaka, Jakarta : Gema Insani Press. Hal . 25
4
M. Ngalim. P, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Hal. 140
5
Muhammad Thalib, Menjadi Orang Tua Pemandu Surga, Yogyakarta : Pro-U Media, 2008.
Hal. 140
kependidikan. Anak berperan sebagai peserta didik dan orang tua sebagai
pendidik.6
Karakter mendasar merupakan ciri-ciri tingkah laku atau perbuatan yang
banyak mempengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri. Setiap karakter anak
sangat perlu dikenali oleh pendidik. Sebab para pendidik itulah yang akan
membentuk dan mendidik karakter anak.7
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang saat ini ditekankan dalam
pendidikan di Indonesia. Maraknya kasus asusila, tawuran antar pelajar, dan
berbagai pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kaum pelajar, menjadi tolak
ukur bahwa pendidikan jasmaniyah dan aqliyah saja tidak cukup sebagai
benteng diri terhadap efek negatif dari globalisasi yang telah meracuni generasi
bangsa kita.8
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, dan selalu
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dasar religius adalah dasar-dasar
yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an
maupun Al-Hadits.9 Contoh nilai religius adalah seseorang yang mengerjakan
perintah agamanya seperti shalat.10

Degadrasi nilai-nilai agama akhir-akhir ini sangat terasa dan kentara.


Banyak umat saat ini kurang taat beribadah sebagaimana diperintahkan oleh
agamanya. Hal ini juga terasa pada kehidupan keluarga. Khusus bagi umat
Islam, banyak keluarga muslim yang tidak melaksanakan agamanya seperti
shalat lima waktu. Jarang anak-anak bahkan yang sudah SMA melaksanakan
shalat. Mereka lebih banyak menonton TV atau bermain games, orang tua pun

6
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 159.
7
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa (Yogyakarta: Teras,
2012), 14.
8
Sofyan. S Willis, Konseling Keluarga ( Family Counselling), Bandung : ALFABETA, 2011, 1
9
Zuhairini, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Malang : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Ampel, 1981, 23
10
http://brainly.co.id/sekolah menengah, (Online), diakses 10 November 2015
tidak memberikan contoh atau teladan terhadap anak-anaknya.11 Dalam lingkup
yang lebih spesifik, permasalahan aktual Pendidikan Agama Islam di sekolah
umum adalah ketidaksesuaian hasil Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di
sekolah dengan tuntutan orang tua dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan
Agama Islam hanya berorientasi pada proses transfer pengetahuan agama Islam
dan belum sampai pada pembinaan komitmen moral mereka yang dalam bahasa
agama disebutkan “tammimu makarim al-akhlak”. 12

Tidak ada yang meragukan pendidikan sekolah sangatlah


mendukung dan memikul tanggung jawab terhadap anak-anak didiknya.
Akan tetapi, tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembentukan
karakter religius anak sering dipertanyakan. Orang tua dan masyarakat pada
umumnya memposisikan dirinya “lepas” dari tanggung jawab Pendidikan
Agama Islam dan pembentukan karakter religius. Inilah permasalahan utama
Pembentukan karakter religius anak dan Pendidikan Agama Islam yaitu
terputusnya tiga jaringan yang saling berhubungan dalam pelaksanaan
Pendidikan Agma Islam yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Tetapi
semuanya menyadari bahwa orang tua memikul tanggung jawab yang paling
besar terhadap pendidikan karakter religius anak dan bahwa sekolah dan
lembaga masyarakat lain harus membantu dan melengkapi peranan dari
orang tua tersebut.13

Metode Penelitian

1) Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah penelitian
kuantitatif ex post facto. Metode penelitian ex post facto dapat diartikan
sebagai metode penelitian dimana tujuan utama dalam penelitian adalah
menjelaskan gejala sosial, menguji teori, membentuk fakta, dan menunjukkan

11
Sofyan. S Willis, Konseling Keluarga ( Family Counselling), Bandung : ALFABETA, 2011,
1
12
Zuhairini, Methodik Khusus..., 23.
13
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. Yogyakarta: Teras,
2012, 121
hubungan antar variabel. 14 Dalam penelitian ini, pendekatan ex post facto
digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam dalam
keluarga terhadap karakter religius siswa Sekolah Dasar Islam Arrisalah.
2) Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.15 Dalam penelitian ini,
populasinya adalah seluruh anak didik Sekolah Dasar Islam Arrisalah yang
terdiri dari 15 kelas dengan jumlah 358 anak. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 16 Dalam
penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 78 anak yang diambil secara
acak dari setiap kelas yang ada di Sekolah Dasar Islam Arrisalah.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah sampel berlapis


(Stratified Sampling), yaitu : “Penarikan sampel ini memungkin peneliti
menetapkan seberapa jauh setiap lapisan dalam populasi terwakili di dalam
sampel, dapat mengambil jumlah yang sama dari setiap lapisan, atau memilih
sesuai dengan perbandingan besar-kecilnya lapisan dalam populasi.” 17

3) Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang obyektif serta valid, maka dalam penelitian ini
menggunakan beberapa teknik atau metode, yaitu:
a. Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. 18 Angket ini akan diberikan kepada anak didik untuk

14
Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
410.
15
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), 72.
16
Ibid, 81
17
Arief Furchan. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan..., 200.
18
Ibid, 142
mendapatkan data tentang pendidikan agama Islam dalam keluarga dan
karakter religius anak di Sekolah Dasar Islam Arrisalah. Dari angket ini,
penulis akan menggali data tentang pendidikan agama Islam dalam keluarga
dan karakter religius siswa Sekolah Dasar Islam Arrisalah tahun ajaran
2015/2016.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah sebuah cara mengumpulkan data dengan
melihat atau memeriksa berbagai dokumen sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. 19 Dokumen yang akan dijadikan sumber penelitian adalah buku
dokumen untuk mengetahui letak geografis serta kondisi lingkungan, jumlah
anak didik, keadaaan guru, juga catatan lain yang terkait dengan masalah
peneliti di Sekolah Dasar Islam Arrisalah, serta daftar hadir anak didik dalam
mengikuti kegiatan keagamaan.
4) Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, hal yang dilakukan adalah menganalisis data. untuk
menganalisis data yang telah terkumpul dalam penelitian ini, maka
menggunakan teknis analisa data yang sesuai dengan sifat dan jenis data serta
tujuan penelitian ini, maka penulis menggunakan analisa data kuantitatif
yakni analisa data yang berwujud dengan angka hasil perhitungan.

PAPARAN DAN ANALISA DATA


Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
Sebagai suatu ajaran agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih
sempurna dan komperehensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya
yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai ajaran yang paling
sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman
atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan
kebahagian hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah
pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan dan mengatur
kehidupan di dunia dan akhirat adalah al-Qur’an dan al-Sunnah. Sebagai

19
Marwan Salahuddin, Statistika (Metode Analisa Kuantitatif) (Ponorogo: t.p. 2013).6
sumber ajaran, al-Qur’an sebagaimana dibuktikan oleh para peneliti ternyata
menaruh perhatian besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Demikian pula dengan al-Hadits, sebagai sumber ajaran Islam, diakui
memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi
Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan ilmu seumur
hidup (long life education).20

Yusuf al-Qardhawi mendefinisikan pendidikan Islam adalah


pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya;
akhlaknya dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan
manusia untuk hidup, baik dalam dan peran serta menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan, amnis dan
pahitnya.21

Dalam pandangan Islam anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah
kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara
amanah. Manusia adalah milik Allah yang harus mengantarkan anaknya
untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah. Anak-anak sejak masa
bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga. Maka
kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan
dalam keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat tidur kembali, anak-
anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.22
Pendidikan keluarga merupakan contoh dari pendidikan informal. C. G.
Salzmann menyebutkan pengaruh pendidikan keluarga terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak sangat besar. Ada beberapa macam pendidikan yang
penting untuk diberikan dan diperhatikan orang tua antara lain:
1) Pendidikan Ibadah
23
Aspek pendidikan ibadah ini khususnya pendidikan shalat,
disebutkan dalam firman Allah:

20
M. Suyudi, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Belukar: 2014), 5.
21
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2012), 21.
22
Mansur, Pendidikan Anak..., 336.
23
Mansur, Pendidikan Anak..., 321.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”(QS. Luqman: 17)24
Ayat tersebut menjelaskan pendidikan shalat tidak hanya tentang
kaifiyah dimana menjalankan shalat lebih bersifat fiqhiyah melainkan
termasuk menanamkan nilai-nilai dibalik shalat. Dengan demikian anak
didik mampu tampil sebagai pelopor amar ma’ruf nahi munkar serta
jiwanya teruji sebagai orang yang sabar.25
2) Pendidikan Ibadah pokok-pokok ajaran Islam dan membaca al-Qur’an
Pendidikan dan pengajaran al-Qur’an serta pokok-pokok ajaran
Islam yang lain telah disebutkan dalam hadits:
‫خير كم من تعلم القرآن و علمه‬
“ sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan
kemudian mengajarkannya.” (HR. Bukhori)26
Penanaman nilai-nilai yang baik bersifat universal kapan pun dan
dimanapun dibutuhkan oleh manusia, menanamkan nilai-nilai yang baik
tidak hanya berdasarkan pertimbangan waktu dan tempat meskipun
kebaikan hanya sedikit dibandingkan kejahatan. Penanaman pendidikan ini
harus disertai contoh yang konkret yang masuk pemikiran anak, sehingga
penghayatan anak didasari dengan kesadaran rasional.27
3) Pendidikan akhlakul karimah
Pendidikan akhlakul karimah sangat penting untuk diberikan oleh
orang tua kepada anak-anaknya dalam keluarga, sebagaimana firman Allah:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

24
QS. Luqman (31): 17.
25
Mansur, Pendidikan Anak..., 321.
26
Imam Abu Zakariya Yahya Bin Syaraf An-Nawawi, Riyadhus Shalihin ..., 276.
27
Mansur, Pendidikan Anak..., 322.
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”(QS. Luqman: 14)28
Pendidikan keluarga dalam Islam yang paling utama adalah
pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak, membiasakan hal-hal yang
baik, menghormati kedua orang tua, bertingkah laku sopan baik dalam
perilaku keseharian maupun dalam bertutur kata.29
4) Pendidikan akidah
Pendidikan Islam dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan
akidah islamiyah. Akidah merupakan inti dasar keimanan seseorang yang
harus ditanamkan sejak dini.30 Sejalan dengan firman Allah:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".(QS. Luqman: 13)31
Al-Qur’an telah menjelaskan akidah harus ditanamkan kepada anak
yang merupakan dasar pedoman hidup seorang muslim. Dengan demikian
pendidikan agama dalam keluarga menurut Islam mendidik dengan pola
pendidikan yang dilaksanakan Luqman dan anaknya.32
Sehubungan dengan pendidikan akidah, ibadah dan akhlak bagi anak-
anak yang diberikan dan dibiasakan semenjak kecil, maka orang tua sebagai
pendidik harus memiliki metode alternatif yang lebih efektif dengan
menerapkan dasar-dasar pendidikan yang berpengaruh. 33 Metode pendidikan
yang berpengaruh terhadap anak adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan dengan keteladanan
Keteladan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh
dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek
moral. Spiritual, dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang

28
QS. Luqman (31): 14.
29
Mansur, Pendidikan Anak..., 325.
30
Ibid.
31
QS. Luqman (31): 13.
32
Mansur, Pendidikan Anak..., 326.
33
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam: ..., 141.
figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak-tanduknya, sopan-
santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh anak. Bahkan bentuk
perkataan dan perbuatan anak senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.
Allah mengutus Muhammad Saw sebagai teladan yang baik bagi
umat muslimin disepanjang sejarah, dan bagi umat manusia disetiap saat
dan tempat, sebagai pelita yang menerangi dan purnama yang memberi
petunjuk.34
❑◆  ⬧ ⧫ ⬧
 ◆ ◆❑ 
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21)35
2) Pendidikan dengan adat kebiasaan
Termasuk masalah yang sudah merupakan ketetapan dalam syariat
Islam, bahwa anak sejak lahir telah diciptakan dengan fitrah tauhid yang
murni, agama yang benar, dan iman kepada Allah.36 Sesuai dengan firman
Allah:
“Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak
ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30)37
Anak dilahirkan dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah. Dari
sini tampak peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam menemukan tauhid yang
murni, budi pekerti yang mulia, rohani yang luhur dan etika religi yang
lurus. Anak akan tumbuh dengan iman yang benar dan berhiaskan diri
dengan etika islami, jika anak hidup dibekali dengan dua faktor : pendidikan
Islami dan lingkungan yang baik.38

34
Ibid, 144.
35
QS. Al-Ahzab (33): 21.
36
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam: ..., 185.
37
QS. Ar-Ruum (30): 30.
38
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam: ..., 186.
Seorang anak mempunyai kedua orang tua muslim yang baik yang
mengajarkan kepada dirinya prinsi-prinsip iman dan Islam, maka ia akan
tumbuh dengan ikatan iman dan Islam. Lingkungan yang baik mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan muslim dalam kebaikan
dan ketakwaan, juga membentuknya dasar iman, akidah dan akhlak.39
3) Pendidikan dengan nasehat
Pendidikan anak dengan nasehat adalah suatu metode pendidikan
yang cukup berhasil dalam pembentukan akidah anak dan
mempersiapkannya baik secara moral, emosional maupun sosial. Karena
nasehat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membuka kesadaran
anak-anak hakikat sesuatu dan menghiasinya dengan akhlak mulia serta
membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Al-Qur’an menggunakan
metode ini, menyerukan kepada manusia untuk melakukannya, dan
mengulang-ulangnya dalam beberapa ayat-Nya, dan dalam sejumlah tempat
dimana Dia memberikan arahan dan nasehat-Nya.40
”Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan
itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Adz-Dzariyat: 55)41
4) Pendidikan dengan memberikan perhatian
Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan
perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral anak,
mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial, disamping
selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan
ilmiahnya. Islam dengan keuniversalan prinsipnya dan peraturannya yang
abadi, memerintah para bapak dan ibu, untuk memperhatikan dan senantiasa
mengikuti serta mengawasi anak-anaknya dalam segala segi kehidupan dan
pendidikan yang universal.42
Nash tentang keharusan memperhatikan dan melakukan pengawasan:

39
Ibid, 187.
40
Ibid, 209.
41
QS. Adz-Dzariyat (51): 55.
42
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam: ..., 275.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahriim: 6)43
Beberapa hal tentang perhatian dan pengawasan, diantaranya:
a) Perhatian dalam pendidikan sosial
b) Perhatian dalam meperingatkan yang haram
c) Perhatian dalam mendidik anak kecil
d) Perhatian dalam memberi petunjuk kepada kaum dewasa
e) Perhatian dalam pendidikan moral
f) Perhatian dalam pendidikan spiritual
g) Perhatian dalam pendidikan jasmani44
5) Pendidikan dengan memberikan hukuman
Hukuman yang diterapkan para pendidik di rumah berbeda-beda dari
segi jumlah dan tata caranya, tidak sama dengan hukuman yang diberikan
kepada orang umumnya. Dibawah ini motede yang dipakai Islam dalam
upaya memberikan hukuman kepada anak:
a) Lemah lembut dan kasih sayang adalah dasar pembenahan anak
b) Menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan hukuman
c) Dilakukan secara bertahap dari yang paling ringan hingga yang paling
keras45
Islam mensyariatkan hukuman ini, dan menganjurkan kepada pendidik
untuk menggunakannya dengan cerdas dan bijaksana, sehingga
merealisasikan kemashlahatan anak46

Berdasarkan penelitian pendidikan agama Islam dalam keluarga,


dapat dikaji tentang cara mendidik shalat, puasa, membaca al-Qur’an,
bersedekah, menghormati yang lebih tua, dan melarang anak untuk mencela
43
QS. At-Tahriim (66): 6.
44
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam: ..., 283
45
Ibid, 315.
46
Ibid, 333.
orang lain. Dengan pendidikan agama yang diterapkan dan dibiasakan di
dalam keluarga, hal ini dapat mempengaruhi karakter religius anak. dan
pengkajian ini didapatkan dari responden yang menjawab dari angket yang
diberikan.

Tujuan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


Tujuan pendidikan dalam keluarga muslim pada hakekatnya sesuai dengan
tujuan hidup manusia muslim, yaitu berbakti, mengabdi, dan beribadah
menyembah Allah SWT, sesuai dengan ajaran agama Islam.47
Menurut Imam Al-Ghazali, pendidikan Islam hendaklah
menghasilkan: Pertama, kesempurnaan manusia, yang puncaknya adalah
dekat dengan Allah SWT. Kedua, kesempurnaan manusia, yang puncaknya
adalah kebahagian dunia dan akhirat.48
Proses peletakan dasar-dasar pendidikan (basic education) di
lingkungan keluarga, merupakan tonggak awal keberhasilan proses
pendidikan selanjutnya, baik secara formal maupun non formal. Dengan
demikian, peranan dan tanggung jawab keluarga atau kedua orang tua sebagai
lembaga pendidikan pertama dan utama yang mendidik dan mengasuh serta
membina pribadi anak didik, harus senantiasa memberikan dan mewariskan
pengalaman edukatif-Ilahiah yang dialogis dan dinamis sesuai dengan
perkembangan zamannya.49
Berdasarkan tujuan pendidikan dalam keluarga muslim tersebut, maka
pendidikan keluarga memiliki fungsi dan peranan diantaranya: memberikan
pengalaman pertama pada masa kanak-kanak; menjamin kehidupan
emosional anak, menanamkan dasar pendidikan moral; memberikan dasar
pendidikan kesosialan; dan sebagai peletak dasar pendidikan akhlak.50

Karakter Religius

47
Muslihuddin, Menciptakan Keluarga Bahagia (Surabaya: Karya Ilmu, 1993), 117.
48
Ibid
49
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam..., 51.
50
Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan..., 102.
Religius sebagai salah satu nilai karakter dideskripsikan oleh Suparlan
sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. 51

Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh anak didik dalam


menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini anak
didik diharapkan mampu memiliki dan berperilaku dengan ukuran baik
dan buruk berdasarkan ketentuan dan ketetapan agama. Pembentukan
karakter religius ini tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stake
holders pendidikan dapt berpartisipasi dan berperan serta, termasuk
orang tua anak didik itu sendiri.52
Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan 5 aspek religius dalam
Islam, yaitu
1) Aspek iman, menyangkut keyakinan dan hubungan manusia
dengan Tuhan, malaikat, para nabi dan sebagainya.
2) Aspek Islam, menyangkut frekuensi intensitas pelaksanaan
ibadah yang telah ditetapkan, misalnya shalat, puasa dan zakat.
3) Aspek ihsan, yang menyangkut pengalaman dan perasaan
kehadiran Tuhan, takut melanggar dan lain-lain.
4) Aspek ilmu, yang menyangkut pengetahuan seseorang tentang
ajaran-ajaran agama.
5) Aspek amal, menyangkut tingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, misalnya menolong orang lain, membela orang
yang lemah, bekerja dan sebagainya.53
Menyadari pentingnya karakter, banyak pihak menuntut peningkatan
intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga

51
Suparlan, Pendidikan Karakter: Sedemikian Pentingkah dan Apa yang harus Kita Lakukan.
(Online), http://www.suparlan.com), (diakses 29 Februari 2016).
52
E-Learning Pendidikan, Membangun Karakter Religius Pada siswa Sekolah dasar (Online),
http://www.elearningpendidikan.com), (diakses 29 Februari 2016).
53
Thontowi, Hakekat Religiusitas (Online), http://www.sumsel.kemenag.go.id), (diakses 29
Februari 2016).
formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang
berkembang, yaitu meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat,
seperti perkelahian massal dan berbagai kasus moral lainnya. Agar anak
didik memiliki karakter yang mulia sesuai norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat, maka perlu dilakukan pendidikan karakter
yang memadai.54
Satuan pendidikan sebenarnya telah mengembangkan dan
melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional
satuan pendidikan masing-masing. Salah satu nilai pembentukan karakter
tersebut adalah nilai karakter relgius. Religius adalah pikiran, perkataan,
dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan dan atau ajaran agamanya.55
Lickona menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik
(component of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan
tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action
atau tindakan moral.56
Megawangi pencetus pendidikan karakter di Indonesia telah
menyusun 9 pilar karakter mulia yang selayaknya menjadi acuan dalam
pendidikan karakter, baik di sekolah maupun di luar sekolah, yaitu yang
pertama cinta Allah dan kebenaran, yang kedua tanggung jawab, disiplin
dan mandiri, yang ketiga amanah, yang keempat hormat dan santun, yang
kelima kasih sayang, peduli, dan kerja sama, yang keenam percaya diri,
kreatif, dan pantang menyerah, yang ketujuh adil dan berjiwa
kepemimpinan, yang kedelapan baik dan rendah hati, dan yang terakhir
toleransi dan cinta damai.57
Ajaran Islam mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya
menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan muamalah, tetapi juga
akhlak. Pengamalan ajaran Islam secara utuh (kaffah) merupakan model

54
Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan..., 184.
55
Ibid, 189.
56
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 4.
57
Ibid, 5.
karakter seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter
Nabi Muhammad Saw, yang memiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah,
Fathonah.58
Dan dalam penelitian ini, dapat dikaji tentang karakter religius
siswa Sekolah Dasar Islam Arrisalah yang meliputi kebiasaan memberikan
salam, shalat berjamaah, puasa sunnah, menghormati orang yang lebih tua,
mendoakan kedua orang tua, dan kebiasaan berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan.untuk mengetahui karakter religius siswa Sekolah
Dasar Islam Arrisalah, maka menggunakan skoring angket yang didapatkan
dari responden.

Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Terhadap Karakter


Religius
Anak merupakan investasi unggul untuk melanjutkan kelestarian peradaban
seabagai penerus bangsa, maka haruslah diperhatikan pendidikan dan hak-
haknya. Orang tua memiliki tugas yang penting dalam menjaga dan
memperhatikan hak-hak anak. Agar masyarkat memperhatikan hak-hak anak,
Islam menyatukan usaha orang tua dan para pendidik dalam membina dan
mendidik anak serta memenuhi kebutuhan mereka adalah sama dengan
59
ibadah dan berjuang di jalan Allah. Keluarga merupakan institusi yang
pertama kali dalam mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Jadi keluarga
mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter anak anak. 60
Setiap anak lahir dengan bakat, potensi, kemampuan, talenta serta
sikap yang berbeda. Karenanya dengan potensi anak yang berbagai ragam
dalam berbagai bidang dengan berbagai taraf intelegensi, yang dibesarkan
pula dalam berbagai kondisi ekonomi, sosial, psikologis, budaya serta budaya
biologis yang berbeda, harus diupayakan dipenuhi kebutuhannya oleh
keluarga agar bimbingannya terjadi sesuai taraf perkembangan anak
(developmentally apropriate practice). Pendidikan bukan suatu wujud

58
Ibid.
59
Mansur. Pendidikan Anak..., 161
60
Ibid, 271
keajaiban atau formula ajaib (magic formula) untuk membuka pintu ke dunia
dimana semua cita-cita tercapai, apalagi pendidikan keluarga adalah wahana
yang mendasar untuk meningkatkan bentuk yang harmonis dari
perkembangan manusia.61
Adapun pendidikan yang diberikan kepada anak haruslah sesuai
dengan ajaran Islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran,
kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, keberanian, dan lain-lain. Jadi orang
tua haruslah mengajarkan nilai dengan berpegang teguh pada ajaran Islam.
Manusia menurut asasinya menerima nasihat jika datangnya melalui rasa
kasih sayang dan rasa cinta, sedangkan manusia menolaknya jika disertai
dengan kekasaran. Dengan demikian, kewajiban keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Memberi contoh kepada anak dalam berakhlak mulia.
2. Menyediakan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan perbuatan
baik.
3. Memberikan tanggung jawab sesuai dengan perkembangan anak.
4. Mengawasi dan mengarahkan anak agar selektivitas dalam bergaul.62
Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai
budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta
pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kepada anggota keluarga yang
bersangkutan.63
Peran pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah usaha sadar
menyiapkan anak agara mengenal dan memahami (knowing), terampil
melaksanakan (doing), dan mengamalkan (being) ajaran Islam melalui
kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah
anak dapat mengetahui, memahami, terampil melaksanakan, dan
melaksanakan Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang

61
Cony Semiawan. Pendidikan Keluarga..., 66
62
Mansur. Pendidikan Anak..., 272
63
Umar Tirtarahardja. Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005.
169
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Optimalisasi pendidikan agama Islam dalam keluarga merupakan alternatif
solusi untuk mengatasi problematika pendidikan agama Islam untuk
membentuk karakter religius anak yang beriman dan bertaqwa.64
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendidikan agama
Islam dalam keluarga terhadap karakter reigius siswa sekolah dasar Islam
Arrisalah Slahung Ponorogo dapat dilihat dari perhitungan statistik, yang
kemudian dilakukan interpretasi dan uji hipotesis.

PENUTUP
Pendidikan agama Islam dalam keluarga pada siswa Sekolah Dasar Islam
Arrisalah Slahung Ponorogo rata-rata memiliki pendidikan agama Islam yang
abaik dibuktikan dengan orang tua yang selalu mengingatkan untuk
melaksanakan shalat fardhu sehari semalam lima waktu dan membiasakan
ibadah sunnah dan bersedekah, melarang untuk mencela atau mengejek
oarang lain dan mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua, walau
ada beberapa orang tua yang belum melaksanakan pendidikan tersebut dalam
keluarganya.
Salah satu karakter penting yang perlu diperhatikan dalam pendidikan
anak adalah karakter religius. Setelah diteliti karakter religius siswa Sekolah
Dasar Islam Arrisalah Slahung Ponorogo rata-rata memiliki karakter religius
yang baik dinuktikan dengan mereka selalu mengucapkan salam ketika masu
rumah dan shalat berjamaah, menghormati yang lebih tua, mengucapkan
salam ketika bertemu guru, dan berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, walau ada beberapa siswa yang belum terbentuk karakter religius
dalam dirinya.
Dari hasil penelitianyang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada
pengaruh positif yang kuat antara pendidikan agama Islam dlam keluarga dan
karakter religius siswa Sekolah Dasar Islam Arrisalah Slahung Ponorogo.

64
Novan Ardy Wiyani. Pendidikan Karakter..., 108
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Prof. H. Mohammad Daud. 2013. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:


Rajawali Press

Amirah. 2010. Mendidik Anak Di Era Digital (Kunci Sukses Keluarga


Muslim). Yogyakarta: LaksBang Pressindo

Arifin. 2014. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis


berdasarkan pendekatan Interdisipliner). Jakarta: Bumi Aksara

Chalik, Abd. 2015. Pengantar Study Islam. Surabaya: Kopertais V Press

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Al-Huda

Dokumentasi .Sejarah Sekolah Dasar Islam Arrisalah 2003

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Hujjati, Muhammad Baqir. 2008. Mendidik Anak Sejak Kandungan. Jakarta:


Cahaya

Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Muhaimin. 2012. Paradigma Islam (Upaya Mengefektikan Pendidikan


Agama Islam di Sekolah). Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Nashih Ulwan, Dr. Abdullah. 1995. Pendidikan Anak dalam Islam Surabaya:
Pustaka Amani
Purwanto, M. Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya

Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Salahuddin, Marwan. 2013. Statistika (Metode Analisa Kuantitatif).


Ponorogo: Insuri

Semiawan, Prof. Dr. Conny. 2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global.
Jakarta: Prehallindo

Soleha dan Rada. 2011. Ilmu Pendidikan Agama Islam. Bandung:


Alfabeta

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Suyudi. 2014. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Belukar

Tafsir, Prof. Dr. Ahmad. 2014. Filsafat Pendidikan Islam (Integrasi Jasmani,
Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia). Bandung: Remaja
Rosdakarya

Tanpa Pengarang. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Ponorogo: LP2M Insuri

Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Thalib, Muhammad. 2008. Menjadi Orang Tua Pemandu Surga. Yogyakarta:


Pro-U Media

Tim Balai Pustaka. 1988-1989. Kamus Bahasa Indonesia


Tirtaraharja, Dr. Umar. 2005. Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Rineka Cipta

Willis, Sofyan S. 2011. Konseling Keluarga (Family Councelling). Bandung:


Alfabeta

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.
Yogyakarta: Teras

Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Imam Abu Zakariya. Riyadhus Shalihin

Zubned. 2011. Desain Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Aplikasinya dalam


Lembaga Pendidikan). Yogyakarta: Kencana

Zuhairini. 1981. Methodik Pendidikan Agama. Malang: Biro Ilmiah Fakultas


Tarbiyah IAIN Sunan Ampel

Anda mungkin juga menyukai