Anda di halaman 1dari 13

HADITS TENTANG BERSIKAP LEMAH LEMBUT

DALAM MENDIDIK ANAK


M Hairul Watoni2

Insitut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur, Indonesia

2
azzayadit@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif dengan
metode penelitian studi Pustaka (library research). Sumber utama penelitian ini
diperoleh dari artikel jurnal dan buku-buku yang sudah relavan dan data yang
statistic nasional. Seorang pendidik harus memiliki kepribadian yang positif dan
memberikan contoh yang teladan kepada seluruh peserta didik. Bagaimanapun
Alasannya seorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan dari peserta didiknya.
Karena ia bertugas mendidik dan mengajar peserta didik, serta megantarkannya
menuju keberhasilan dengan memiliki kepribadian yang bertaqwa kepada Allah
SWT. Sulit rasanya seorang pendidik mampu membawa peserta didik menuju
keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, jika seorang guru atau pendidik tidak
lebih dahulu memiliki sifat kepribadian tersebut. Seorang pendidik disamping
sebagai figur atau contoh dihadapan anak didik dia juga harus mampu mewarnai
dan mengubah kondisi anak didik dari konsidi yang negatif menjadi positif dari
keadaaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Guru atau pendidik terhadap
peserta didik bagaikan orang tua terhadap anak-anaknya. Sifat-sifat pendidik
prespektif hadis di dalam penelitian ini yaitu penyayang,lemah lembut, perhatian
dan jujur.
Kata kunci: sipat-sipat pendidik, lemah lembut, hadist nabi.

Abstract
This research is a descriptive qualitative approach with library research methods.
The main sources of this research were obtained from relevant journal articles
and books and national statistical data. An educator must have a positive
personality and set an example for all students. However, the reason is that an
educator must have the advantages of his students. Because he is tasked with
educating and teaching students, as well as leading them to success by having a
personality that is devoted to Allah SWT. It is difficult for an educator to be able
to bring students to the success of these educational goals, if a teacher or
educator does not first have these personality traits. An educator in addition to
being a figure or example in front of students must also be able to color and
change the condition of students from negative to positive conditions from bad
conditions to better ones. Teachers or educators to students like parents to their
children. The characteristics of the Hadith perspective educators in this study are
compassionate, gentle, caring and honest.
Keywords: Educator Traits, Gentle, Hadist Nabi
PENDAHULUAN

Pola komunikasi lemah lembut sangat dibutuhkan dalam ajaran agama Islam
untuk menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam kepada manusia sehingga
terhindar dari konflik sosial dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Internalisasi pola komunikasi islami pada akhirnya akan mengarah pada
terciptanya perdamaian dan integrasi sosial berdasarkan nilai-nilai Islam. Pola
komunikasi lemah lembut dapat dijadikan sebagai landasan bagi setiap muslim
ketika melakukan komunikasi, baik dalam berdakwah, dalam pergaulan sehari-
hari maupun dalam aktifitas lainnya.1
Pendidikan Islam mementingkan pemenuhan kebutuhan psikologis sejak
anak berusia kanak-kanak itu berkaitan erat dengan proses Reward dan
punishment dalam mendidik anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama
tempat anak menerima prinsip-prinsip Reward dan punishment. Reward dan
punishment memiliki urgendi yang has dalam proses pendidikan.2
Pembahasan mengenai seorang pendidik yang ideal merupakan pembahasan
yang sangat penting untuk dikaji. Hal demikian disebabkan karena posisi pendidik
dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan berada di barisan terdepan.
Tanpa keberadaan pendidik, proses pendidikan tidak memiliki makna atau bahkan
prosesnya tidak bisa berjalan. Wajar kalau ada istilah yang menyebutkan, metode
pembelajaran lebih penting dari pada materi. Akan tetapi, guru lebih penting lagi
dari pada metode pembelajaran itu sendiri, tetapi tendtu saja dalam proes
mendidik harus menggunakan metode yang lemah lembut dan sopan.3

1
Malla, Hamlan Andi Baso. "Urgensi Komunikasi Pendidikan Islam Dalam Membangun
Pendidikan Harmoni Pasca Konflik Masyarakat." Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan
Komunikasi 10, no. 1 (2014): hlm. 109-120.
2
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2016),hlm. 66.
3
Abdul Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, Ahmad Barizi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm. 188.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif dengan


metode penelitian studi Pustaka (library research). Sumber utama penelitian ini
doperoleh dari artikel jurnal dan buku-buku yang sudah relavan dan data yang
statistic nasional dengan tekhnik analisis data menggunakan analisis isi (content
analysis).4
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PERANAN KELUARGA DALAM MENDIDIK ANAK


Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam proses
pendidikan. Keluarga adalah tempat anak-anak tumbuh. Tentunya
pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku dan kepribadian anak sangat
dipengaruhi oleh model pendidikan keluarga, terutama pada tahap pertama
kehidupan yaitu tahap pembinaan kepribadian. Pada masa tersebut
perilaku anggota Keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan
karakter anak dan berimplikasi pada karakter mereka mendatang.5
Anak adalah generasi penerus bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan bangsa, oleh karena itu anak harus diperhatikan dan diasuh
sedini mungkin agar menjadi manusia yang berkualitas dan berguna di
negaranya. Sebagai generasi baru dalam keluarga, anak akan terpengaruh
oleh suasana kekeluargaan tempat mereka tinggal. Dalam hal ini keluarga
merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kehidupan
anak, karena keluarga merupakan kelompok utama yang berinteraksi antar
anggota keluarga, yaitu tempat terjadinya interaksi.
Pendidikan keluarga memiliki nilai strategis dalam membentuk
kepribadian anak. Membentuk kebiasaan baik merupakan bagian penting
dari pendidikan, khususnya bagi anak. Untuk anak usia 3-6 tahun, dunia
adalah keluarga, dan lingkungan pertama dan paling intim adalah orang
tua, pengaruh orang tua sangat penting untuk perkembangan anak,
lingkungan terdekat dan petama adalah orangtuanya dan pengaruh
orangtua adalah sangat dominan. Pada masa ini anak adalah belajar dengan
menirukan, karena hal utama mendidik anak adalah memberikan teladan.
Keteladanan adalah proses mendidik anak yang sangat sederhana, namun
begiku efektif karena mudah dimengerti.6
4
Ratio Julianci Simarmata (dkk), Implementasi Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran untuk
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik, Vol. 6 – No. 1 (2022), hlm.3, Tersedia di
https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/3054/932, Diakses Pada Tanggal 8 Mei 2023
5
Idi Warsah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Yogyakarta:Tunas Gemilang Press,2020),hlm. 1.
6
Syaiful Bahri Djmarah, Pola Asuh Orangtua Dan Komunikasi Dalam Keluarga ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2014),hlm. 53.
Pendidikan informal terutama dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga adalah unit sosial terkecil dan terpenting bagi anak. Sebelum ia
mengenal dunia di sekitarnya, anak terlebih dahulu akan terbiasa dengan
keadaan keluarga. Penanaman nilai- nilai sakral terutama dilakukan oleh
orang tua dan anak secara bersama-sama. Orang tua merupakan pendidik
utama, karena pengaruhnya sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak.7
Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah
pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga dalam
berperspektif Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada tuntunan
agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk
membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup
etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-
nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan salah
satu wujud amar makruf nahi munkar dalam kehidupan keluarga, yaitu
dengan memberikan pendidikan kepada anak-anaknya berdasarkan ajaran
Islam.
Pendidikan seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga untuk
membentuk anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, supaya
mempunyai etika, moral, budi pekerti dan nilai keagamaan yang baik.
Karena Pendidikan yang baik dan lembut dari lingkungan keluarga akan
berpengaruh kedepannya dalam perkembangan seorang anak.

2. HADIST YANG MENGANJURKAN LEMAH LEMBUT DALAM


MENDIDIK ANAK
Lemah lembut dalam Bahasa Arab sering dikenal dengan istilah Ar-
Rifq, Al-Lin, Al-Hilmu, Al-Luthf yang memiliki arti yang sama. Al-luthfu
adalah dasar kata dari Al-Lathif yang merupakan salah satu dari nama
Asmaul husna yang bermakna Maha lemah lembut. Ibnu Hajar Al-
Asqalani memberikan pengertian tentang Ar-Rifq sebagai sisi lunak
seseorang baik perbuatan atau perkataan dan melakukan sesuatu dengan
cara yang paling mudah. Lawan kata lemah lembut adalah sifat kasar.8
Berdasarkan penjelasana di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
lemah lebut adalah sikap seseorang dalam menyikapi sesuatu dengan
santai tanpa terburu-buru dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan cara
yang paling mudah. Lemah lembut dapat diterapkan pada perkataan dan
7
Rusmaini, Ilmu pendidikan(Yogyakarta : pustaka felicha, 2013), hlm. 50.
8
Hanif M Dahlan and Lemah Lembut, “Komunikasi Lemah Lembut Dalam Studi Hadits,” Jurnal
Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam 11, no. 1 (2020): hlm. 48.
perbuatan seseorang dalam berinteraksi dengan sesama manusia dalam
kehidupan. Contoh lemah lembut diantaranya; berkomunikasi lemah
lembut antara anak dengan orang tua, murid dengan guru, yang muda
dengan yang lebih tua, tidak berkata kasar walaupun kepada orang lain
yang melakukan kesalahan, bersikap baik dan tidak balas dendam kepada
orang lain yang telah berbuat kasar kepada kita.
Anak harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, Rasulullah
mengingatkan umatnya untuk memperlakukan anak-anak dengan penuh
kasih sayang. Jangan sampai membentaknya, menghukumnya dengan
hukuman yang kasar atau melakukan tindakan-tindakan kasar yang
berlebihan. Meskipun anak melakukan kesalahan orangtua tetap dilarang
berbuat sewenang- wenang pada anaknya.
Dari malik bin khuwairis berkata aku menemui Rasulullah yang
berada di kelompok kami dari kaumku kemudian kami tinggal bersamanya
selama dua puluh malam dan Rasulullah selalu bersifat ramah dan penuh
kasih sayang. Ketika Rasulullah telah mengetahui kami merasa rindu
kepada keluarga kami, maka beliau berkata: “pulanglah dan temuilah
keluarga kalian, dan tinggallah bersama mereka dan ajarilah mereka, dan
shalatlah kalian ketika telah tiba waktunya dan hendaklah seseorang
diantara kalian mengumandangkan azan dan orang lebih tua diantara
kalian menjadi imam. (HR. Al-Bukhori).
Pada hadis di atas disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan para
sahabatnya mereka yaitu bani lais untuk pulang menemui keluarga mereka
ketika para sahabat berkumpul bersama Rasulullah. Selama tinggal
bersama, Rasulullah selalu mengajak mereka untuk melaksanakan shalat
secara berjamaah dan menujuk seorang imam ketika hendak melaksanakan
shalat, serta mencontohkan kepada mereka bagaimana shalat yang benar.
Karena para sahabat sudah lama tidak bertemu dengan keluarga mereka,
Rasulullah mengetahui bahwa para sahabatnya telah merasa rindu,
menyadari hal itu, dengan sifat kasih dan sayangnya, ia memerintahkan
para sahabat untuk pulang. Rasulullah tidak mau memaksakan para
sahabat untuk tetap tinggal bersamanya dan melanjutkan pelajaran
sedangkan mereka sudah tidak dapat berkonsentrasi. Karena jika
dipaksakan, dikhawatirkan para sahabat tidak dapat menyerap pelajaran
yang diberikan dengan baik.
Tindakan Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk pulang
menemui keluarga mereka merupakan bentuk kasih sayang Rasulullah,
karena Rasulullah tidak ingin membiarkan sahabatnya menyimpan
kerinduan begitu lama kepada keluarganya. Disamping itu, Rasulullah
juga mengetahui jika memaksakan para sahabatnya untuk terus belajar,
sedangkan mereka sudah tidak lagi bisa fokus dan berkonsentrasi, hal
tersebut tidak akan bermanfaat, karena mereka tidak akan bisa menyerap
pelajaran yang diberikan dengan baik. Seorang pendidik dituntut untuk
dapat memahami kondisi psikologis anak didiknya, karena dengan begitu,
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif.
Hadis di atas menunjukkan keagungan perisai Rasulullah dengan
memiliki sikap yang lemah lembut dan mengasihi peserta didiknya.
Rasulullah sejak awal sudah mencontohkan dan mengimplementasikan
metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi
pembelajaran yang beliau terapkan sangat akurat dalam menyampakan
ajaran Islam. Rasulullah sangat memperhatikan kondisi dan karakter
seseorang, sehingga nila-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik.
Rasulullah juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang
sehingga beliau mampu menjadikan peserta didiknya merasakan suka cita
baik secara material maupun spiritual.
Hal ini juga merupakan perintah untuk para pendidik (guru)
berperilaku sebagaimana halnya Rasulullah dalam mendidik. Seorang
pendidik harus mempunyai sifat lembut dan kasih sayang kepada
muridnya, dan hal ini harus betu-betul dirasakan oleh anak didiknya. Rasa
kasih sayang guru dapat direalisasikan berupa memberi perhatian kepada
peserta didiknya, serta bersedia menjadi tempat untuk mencurahkan hati di
saat mereka ada permasalahan. Sifat seperti ini secara psikologis akan
memberikan rasa nyaman di hati mereka, dan dalam keadaan seperti inilah
ilmu pengetahuan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, sehingga
mereka mampu mendapatkan nilai akhir yang baik dan memuaskan.
Keutamaan sifat lemah lembut juga terdapat dalam banyak kitab-
kitab hadits. Hampir tidak ditemukan sebuah kitab hadits kecuali
penulisnya menyusun satu bab khusus tentang keutamaan lemah lembut.
Imam muslim dalam kitabnya shahih muslim menuliskan bab keutamaan
lemah lembut secara khusus yang merangkum beberapa hadits lemah
lembut, diantaranya:

‫ قال « من يحرم الرفق يحرم‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫عن جرير عن النبى‬
‫الخير‬
Artinya: Dari jarir dari nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:
barang siapa yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, berarti dia dijauhkan
dari kebaikan.
‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن النبى‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫عن عائشة زوج النبى‬

‫الرفق ال يكون فى شىء إال زانه وال ينزع من شىء إال شانه قال إن‬
Artinya: Dari Aisyah isteri nabi shallahu alaihi wasallam dari nabi
shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya lemah lembut itu tidak
akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan
kebaikan) sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu melaikan
ia akan membuatnya menjadi buruk.9
Beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa Allah swt memiliki dan
mencintai sifat lemah lembut serta memerintahkan kepada kita untuk
memiliki dan menerapkan sifat lemah lembut tersebut dalam kehidupan.
Sikap lemah lembut merupakan pangkal suatu kebaikan yang akan
mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya. Perbuatan yang baik akan
menjadi kurang bermanfaat bagi sesorang apabila tidak diiringi dengan
sikap lemah lembut. Contohnya; seorang guru yang menasehati muridnya
dengan perkataan kasar dan menyakiti hati, maka nasehat tersebut akan
sulit diterima oleh mereka.
Memperhatikan Keadaan Peserta Didik Agar pendidikan dan
pembelajaran dapat telaksana dengan efektif, maka pendidik perlu
memperhatikan keaadan peserta didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah minat, perhatian, kemampuan, dan kondisi jasmani peserta didik.
Sehubungan dengan ini terdapat hadis: Dari Ibnu Mas’ud, ia menceritakan,
Nabi SAW selalu menyelingi hari-hari belajar untuk kami untuk
menghindari kebosanan kami. (HR. Al-Bukhari)
Kandungan hadis ini yaitu tedapat informasi bahwa Rasulullah
mengajar sahabat tidak setiap hari, tetapi ada waktu belajar dan ada pula
waktu istirahat. Hal itu dilakukannya untuk menghindari kebosanan
kepada pelajaran. Itu berarti bahwa Rasulullah memperhatikan kondisi
para sahabat dalam mengajar. Pada hadis di atas, Rasulullah juga
mempraktikkan prinsip pembagian waktu belajar. Ini sebagai metode
mendidik jiwa para sahabatnya agar tidak merasa bosan.10
Kandungan dari hadist tersebut juga, jangan terlalu menekankan atau
bersikeras dalam mendidik anak, dalam proses Pendidikan harus ada
selang waktu untuk mereka beristirahat, supaya ada kenyamanan dan
ketenangan dari peserta didik, ini juga bagian dari cara mendidik anak
secara lemah lembut.

Allah sagat mencintai orang yang berperilaku lemah lembut,


sebagaiman dijelaskan dalam sebuah hadist.

‫ان هللا يحب الرفق في االمر كله‬


9
hanif m dahlan.op Cit hlm. 50.
10
Febri Giantara, “Sifat-Sifat Pendidik Prespektif Hadis Nabi,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 2,
no. 1 (2022): hlm. 73.
Sesungguhnya allah menyukai kelembutuan dalam semua urusan
(HR. jama’ah)
Makna yang dapat kita ambil dari hadist tersebut, bahwasanya allah
menyukai sesuatu yang dilaksanakan dengan kelembutan, terlebih lagi
dalam hal Pendidikan, seorang pendidik harus dalam mendidik anak atau
siswa ditekankan dengan sikap yang lemah lembut dan sopan, karame
seorang pendidik itu, akan guguh dan ditiru oleh anak didiknya.
Metode Kebiasaan atau Pembiasaan sebenarnya mempunyai inti
pengalaman, kebiasaan yang dalam hal ini adalah berhubungan dengan
kebaikan sehingga hal tersebut perlu diamalkan. Metode nasehat Dengan
pemberian nasehat, anak akan terpengaruh oleh kata-kata yang memberi
petunjuk, nasehat yang memberi bimbingan, kisah yang efektif, dialog
yang menarik hati, metode yang bijaksana dan pengarahan yang
membekas. Metode memberi perhatian Metode ini biasanya berupa pujian
dan penghargaan.

3. LANGKAH -LANGKAH DALAM MENDIDIK ANAK


Pendidikan yang kita ajarkan kepada anak, akan diingat terus di
dalam memori mereka hingga tumbuh dewasa. Maka dari itu, sejak usia
dini, anak perlu diajarkan hal-hal yang baik saja dan berusaha menjauhi
hal-hal yang tidak baik bagi anak kita. Berikut ada 5 tips dalam mendidik
anak yang baik.11
a. Tunjukkan contoh yang baik.
Anak-anak sangat mudah meniru kebiasaan yang ada di sekitarnya.
Mereka akan menyimpannya di dalam memori mereka. Maka dari itu,
sangat penting bagi para orang tua untuk selalu memberikan contoh
sikap, perbuatan maupun hal-hal yang baik terhadap anak.
b. Tunjukkan kasih sayang.
Banyak cara bisa dilakukan untuk menunjukkan rasa kasih sayang
terhadap anak. Orang tua bisa memulainya dari hal-hal yang sederhana, di
antaranya memeluknya jika anak sedang bersedih, selalu tersenyum terhadap
anak hingga rutin mengucapkan rasa sayang secara langsung.

c. Bermain bersama anak


Melalui aktivitas bermain, anak-anak akan menemukan hal-hal baru yang
mungkin saja belum mereka dapatkan sebelumnya. Kreativitas anak juga akan
terbentuk sejak dini. Namun orang tua perlu memberikan mainan yang sesuai
dengan usianya.
d. Menjadi pendengar yang baik

11
https://www.blogmashendra.com/2021/09/tips-mendidik-anak-dengan-baik
Tips mendidik anak selanjutnya adalah orang tua perlu membangun
kebiasaan yang baik untuk mendengarkan keluh kesah anak. Berikan solusi
yang tepat dan bijak terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Mungkin saja anak-anak sedang punya masalah dengan temannya atau hal
lainnya.
e. Memberikan pujian
Orang tua juga perlu memberikan pujian kepada anak secukupnya saja,
ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik atau positif. Pujian yang
diberikan mampu membangun rasa percaya diri anak sejak dini. Anak-anak
akan merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu
hal yang baik.

4. MANFAAT LEMAH LEMBUT DALAM MENDIDIK ANAK


Mendidik anak dengan lemah lembut membantu memperkuat ikatan
emosional antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa didengar,
dipahami, dan diperlakukan dengan lemah lembut, mereka lebih mungkin
untuk merasa aman dan nyaman dalam berbagai pikiran, perasaan, dan
masalah mereka.
Pembentukan kepribadian yang positif, Mengajarkan lemah lembut
kepada anak membantu membentuk kepribadian yang positif. Anak akan
belajar untuk menjadi lebih empatik, peka terhadap perasaan orang lain,
dan menghormati keberagaman. Mereka juga akan mengembangkan sikap
yang lebih sabar, ramah, dan pengertian dalam interaksi dengan orang lain.
Pengembangan keterampilan social, Ketika anak dididik dengan
lemah lembut, mereka akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan
orang lain secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. Mereka
akan belajar mengendalikan emosi mereka, memahami batasan pribadi,
dan menghargai perspektif orang lain. Semua ini akan membantu mereka
menjadi individu yang lebih beradaptasi dalam lingkungan sosial.
Peningkatan kepercayaan diri, Ketika anak merasakan kelembutan
dan dukungan dari orang tua, mereka merasa diterima dan dihargai. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Anak-anak yang dididik
dengan lemah lembut cenderung lebih percaya diri, memiliki rasa harga
diri yang tinggi, dan memiliki keyakinan dalam kemampuan mereka
sendiri.
Pengembangan keterampilan pemecahan masalah, Lemah lembut
membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah yang sehat. Ketika orang tua memperlakukan anak dengan lemah
lembut, mereka memberikan contoh bagaimana menghadapi situasi sulit
dengan sabar dan kepala dingin. Anak akan belajar untuk mencari solusi
yang tidak melibatkan kekerasan atau agresi, melainkan melalui
komunikasi yang efektif dan saling pengertian.
Pembentukan pola pengasuhan yang positif, Dengan mendidik anak
dengan lemah lembut, orang tua memberikan contoh pola pengasuhan
yang positif. Anak akan belajar bagaimana memperlakukan orang lain
dengan lemah lembut dan mengadopsi pola pengasuhan yang sama ketika
mereka memiliki anak di masa depan.
Pendidik merupakan seorang yang memiliki tugas utama dalam
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar hingga pendidikan yang menengah
manfaatnya mendidik anak dengan lemah lembut adalah supaya anak
tersebut mempunayi akhlak yang baik, punya sopan santun, tutur kata
yang baik dan bisa menerapkan nilai-nilai keagaman dengan tuguh dalam
kehidupannya sehari-hari.12

KESIMPULAN

Pendidikan seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga untuk


membentuk anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, supaya
mempunyai etika, moral, budi pekerti dan nilai keagamaan yang baik.
Karena Pendidikan yang baik dan lembut dari lingkungan keluarga akan
berpengaruh kedepannya dalam perkembangan seorang anak.
Anak harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, Rasulullah
mengingatkan umatnya untuk memperlakukan anak-anak dengan penuh
kasih sayang. Jangan sampai membentaknya, menghukumnya dengan
hukuman yang kasar atau melakukan tindakan-tindakan kasar yang
berlebihan. Meskipun anak melakukan kesalahan orangtua tetap dilarang
berbuat sewenang- wenang pada anaknya, Contoh lemah lembut
diantaranya; berkomunikasi lemah lembut antara anak dengan orang tua,
murid dengan guru, yang muda dengan yang lebih tua, tidak berkata kasar
walaupun kepada orang lain yang melakukan kesalahan, bersikap baik dan
tidak balas dendam kepada orang lain yang telah berbuat kasar kepada
kita.
Pendidikan yang kita ajarkan kepada anak, akan diingat terus di
dalam memori mereka hingga tumbuh dewasa yaitu: Tunjukkan contoh
yang baik, Tunjukkan kasih sayang, Bermain bersama anak, Menjadi pendengar
yang baik, Memberikan pujian.

12
Mukhlish, “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah SAW,” Jurnal Sains Riset ISSN 9, no.
April (2019): hlm. 84.
Mendidik anak dengan lemah lembut membantu memperkuat ikatan
emosional antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa didengar,
dipahami, dan diperlakukan dengan lemah lembut, mereka lebih mungkin
untuk merasa aman dan nyaman dalam berbagai pikiran, perasaan, dan
masalah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Malla, Hamlan Andi Baso, (2014) Urgensi Komunikasi Pendidikan Islam


Dalam Membangun Pendidikan Harmoni Pasca Konflik
Masyarakat." Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi
10, no. 1
Suwarno, (2016) Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Fadjar.M.A, Holistika (2015) Pemikiran Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada,
Simarmata. R.J. dkk,(2022), Implementasi Media Sosial Sebagai Media
Pembelajaran untuk Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik, Vol.
6 No.1
Warsah I,(2020) Pendidikan Islam Dalam Keluarga Yogyakarta:Tunas
Gemilang Press.
Djmarah S B, (2014) Pola Asuh Orangtua Dan Komunikasi Dalam
Keluarga ,Jakarta: Rineka Cipta.
Rusmaini,(2013) Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : pustaka felicha.
Dahlan H M ,(2020) “Komunikasi Lemah Lembut Dalam Studi Hadits,”
Jurnal Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam 11, no. 1.
Giantara,(2022) “Sifat-Sifat Pendidik Prespektif Hadis Nabi,” Jurnal
Pendidikan Agama Islam 2, no. 1.
https://www.blogmashendra.com/2021/09/tips-mendidik-anak-dengan-baik
Mukhlish, (2019) “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah SAW,”
Jurnal Sains Riset ISSN 9.

Anda mungkin juga menyukai