2
azzayadit@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif dengan
metode penelitian studi Pustaka (library research). Sumber utama penelitian ini
diperoleh dari artikel jurnal dan buku-buku yang sudah relavan dan data yang
statistic nasional. Seorang pendidik harus memiliki kepribadian yang positif dan
memberikan contoh yang teladan kepada seluruh peserta didik. Bagaimanapun
Alasannya seorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan dari peserta didiknya.
Karena ia bertugas mendidik dan mengajar peserta didik, serta megantarkannya
menuju keberhasilan dengan memiliki kepribadian yang bertaqwa kepada Allah
SWT. Sulit rasanya seorang pendidik mampu membawa peserta didik menuju
keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, jika seorang guru atau pendidik tidak
lebih dahulu memiliki sifat kepribadian tersebut. Seorang pendidik disamping
sebagai figur atau contoh dihadapan anak didik dia juga harus mampu mewarnai
dan mengubah kondisi anak didik dari konsidi yang negatif menjadi positif dari
keadaaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Guru atau pendidik terhadap
peserta didik bagaikan orang tua terhadap anak-anaknya. Sifat-sifat pendidik
prespektif hadis di dalam penelitian ini yaitu penyayang,lemah lembut, perhatian
dan jujur.
Kata kunci: sipat-sipat pendidik, lemah lembut, hadist nabi.
Abstract
This research is a descriptive qualitative approach with library research methods.
The main sources of this research were obtained from relevant journal articles
and books and national statistical data. An educator must have a positive
personality and set an example for all students. However, the reason is that an
educator must have the advantages of his students. Because he is tasked with
educating and teaching students, as well as leading them to success by having a
personality that is devoted to Allah SWT. It is difficult for an educator to be able
to bring students to the success of these educational goals, if a teacher or
educator does not first have these personality traits. An educator in addition to
being a figure or example in front of students must also be able to color and
change the condition of students from negative to positive conditions from bad
conditions to better ones. Teachers or educators to students like parents to their
children. The characteristics of the Hadith perspective educators in this study are
compassionate, gentle, caring and honest.
Keywords: Educator Traits, Gentle, Hadist Nabi
PENDAHULUAN
Pola komunikasi lemah lembut sangat dibutuhkan dalam ajaran agama Islam
untuk menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam kepada manusia sehingga
terhindar dari konflik sosial dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Internalisasi pola komunikasi islami pada akhirnya akan mengarah pada
terciptanya perdamaian dan integrasi sosial berdasarkan nilai-nilai Islam. Pola
komunikasi lemah lembut dapat dijadikan sebagai landasan bagi setiap muslim
ketika melakukan komunikasi, baik dalam berdakwah, dalam pergaulan sehari-
hari maupun dalam aktifitas lainnya.1
Pendidikan Islam mementingkan pemenuhan kebutuhan psikologis sejak
anak berusia kanak-kanak itu berkaitan erat dengan proses Reward dan
punishment dalam mendidik anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama
tempat anak menerima prinsip-prinsip Reward dan punishment. Reward dan
punishment memiliki urgendi yang has dalam proses pendidikan.2
Pembahasan mengenai seorang pendidik yang ideal merupakan pembahasan
yang sangat penting untuk dikaji. Hal demikian disebabkan karena posisi pendidik
dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan berada di barisan terdepan.
Tanpa keberadaan pendidik, proses pendidikan tidak memiliki makna atau bahkan
prosesnya tidak bisa berjalan. Wajar kalau ada istilah yang menyebutkan, metode
pembelajaran lebih penting dari pada materi. Akan tetapi, guru lebih penting lagi
dari pada metode pembelajaran itu sendiri, tetapi tendtu saja dalam proes
mendidik harus menggunakan metode yang lemah lembut dan sopan.3
1
Malla, Hamlan Andi Baso. "Urgensi Komunikasi Pendidikan Islam Dalam Membangun
Pendidikan Harmoni Pasca Konflik Masyarakat." Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan
Komunikasi 10, no. 1 (2014): hlm. 109-120.
2
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2016),hlm. 66.
3
Abdul Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, Ahmad Barizi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm. 188.
METODE PENELITIAN
قال « من يحرم الرفق يحرم- صلى هللا عليه وسلم- عن جرير عن النبى
الخير
Artinya: Dari jarir dari nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:
barang siapa yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, berarti dia dijauhkan
dari kebaikan.
صلى هللا عليه وسلم- عن النبى- صلى هللا عليه وسلم- عن عائشة زوج النبى
الرفق ال يكون فى شىء إال زانه وال ينزع من شىء إال شانه قال إن
Artinya: Dari Aisyah isteri nabi shallahu alaihi wasallam dari nabi
shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya lemah lembut itu tidak
akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan
kebaikan) sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu melaikan
ia akan membuatnya menjadi buruk.9
Beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa Allah swt memiliki dan
mencintai sifat lemah lembut serta memerintahkan kepada kita untuk
memiliki dan menerapkan sifat lemah lembut tersebut dalam kehidupan.
Sikap lemah lembut merupakan pangkal suatu kebaikan yang akan
mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya. Perbuatan yang baik akan
menjadi kurang bermanfaat bagi sesorang apabila tidak diiringi dengan
sikap lemah lembut. Contohnya; seorang guru yang menasehati muridnya
dengan perkataan kasar dan menyakiti hati, maka nasehat tersebut akan
sulit diterima oleh mereka.
Memperhatikan Keadaan Peserta Didik Agar pendidikan dan
pembelajaran dapat telaksana dengan efektif, maka pendidik perlu
memperhatikan keaadan peserta didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah minat, perhatian, kemampuan, dan kondisi jasmani peserta didik.
Sehubungan dengan ini terdapat hadis: Dari Ibnu Mas’ud, ia menceritakan,
Nabi SAW selalu menyelingi hari-hari belajar untuk kami untuk
menghindari kebosanan kami. (HR. Al-Bukhari)
Kandungan hadis ini yaitu tedapat informasi bahwa Rasulullah
mengajar sahabat tidak setiap hari, tetapi ada waktu belajar dan ada pula
waktu istirahat. Hal itu dilakukannya untuk menghindari kebosanan
kepada pelajaran. Itu berarti bahwa Rasulullah memperhatikan kondisi
para sahabat dalam mengajar. Pada hadis di atas, Rasulullah juga
mempraktikkan prinsip pembagian waktu belajar. Ini sebagai metode
mendidik jiwa para sahabatnya agar tidak merasa bosan.10
Kandungan dari hadist tersebut juga, jangan terlalu menekankan atau
bersikeras dalam mendidik anak, dalam proses Pendidikan harus ada
selang waktu untuk mereka beristirahat, supaya ada kenyamanan dan
ketenangan dari peserta didik, ini juga bagian dari cara mendidik anak
secara lemah lembut.
11
https://www.blogmashendra.com/2021/09/tips-mendidik-anak-dengan-baik
Tips mendidik anak selanjutnya adalah orang tua perlu membangun
kebiasaan yang baik untuk mendengarkan keluh kesah anak. Berikan solusi
yang tepat dan bijak terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Mungkin saja anak-anak sedang punya masalah dengan temannya atau hal
lainnya.
e. Memberikan pujian
Orang tua juga perlu memberikan pujian kepada anak secukupnya saja,
ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik atau positif. Pujian yang
diberikan mampu membangun rasa percaya diri anak sejak dini. Anak-anak
akan merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu
hal yang baik.
KESIMPULAN
12
Mukhlish, “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah SAW,” Jurnal Sains Riset ISSN 9, no.
April (2019): hlm. 84.
Mendidik anak dengan lemah lembut membantu memperkuat ikatan
emosional antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa didengar,
dipahami, dan diperlakukan dengan lemah lembut, mereka lebih mungkin
untuk merasa aman dan nyaman dalam berbagai pikiran, perasaan, dan
masalah mereka.
DAFTAR PUSTAKA