Anda di halaman 1dari 6

PERAN ORANG TUA SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA

Siti Asyura

sitiasyura72@gmail.com

Institut Agama Islam Negeri Samarinda

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua terhadap pembinaan akhlak siswa dalam
keluarga, mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan akhlak, dan mengetahui
hubungan pengetahuan orang tua dan peranannya terhadap pembinaan akhlak siswa. Peran orang
tua dalam pendidikan akhlak anak sangatlah penting. Karena itu akan berpengaruh dalam kehidupan
anak sehari-hari baik dilingkungan sekitar maupun dilingkungan sekolah. Jenis penelitian ini ialah
penelitian kualitatif. Metode pengumpulan datang yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran orang tua terhadap pembinaan akhlak peserta didik masih
sangat kurang, pemahaman orang tua tentang ilmu agama masih sangat minim, sehingga pembinaan
akhlak anak dalam rumah tangga atau keluarga sangat terbatas.

Kata Kunci: Orang Tua, Akhlak Anak, Siswa.

PENDAHULUAN

Orang tua adalah menjadi kepala keluarga. keluarga adalah sebagai persekutuan hidup terkecil dari
masyarakat negara yang luas. Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup adalah terletak dalam
keluarga, mengingat pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka Islam memandang keluarga
bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari itu yakni sebagai lembaga
hidup manusia yang dapat memberi yang dapat memberi kemungkinan celaka dan bahagianya
anggota-anggota keluarga tersebut dunia dan akherat. Nabi Muhammad SAW sendiri diutus oleh
Allah SWT pertama-tama diperintah untuk mengajarkan Islam lebih dahulu kepada keluarga sebelum
masyarakat luas. Keluarga harus diselamatkan terlebih dahulu sebelum keselamatan masyarakat.

Ada beberapa faktor yang merupakan segi-segi keluarga yang sangat penting bagi perkembangan
anaknya adalah:

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan anaknya akan keakraban dan kehangatan yang memang perlu
baginya.

Keluarga dapat memupuk kepercayaan diri anak dan perasaan aman untuk dapat berdiri dan bergaul
dengan orang lain.

Supaya anak dapat belajar sendiri baik fisik maupun spiritual dalam arti dapat bertindak sendiri, ia
harus mengalami proses ini secara bertahap.

Sering terdengar keluhan pada remaja bahwa keluarga tidak mempunyai arti apa-apa. sebenarnya
jauh sebelumnya arti keluarga sudah harus dipupuk, supaya tetap mempunyai arti dan kelak
bermanfaat pada masa remaja dan dalam mempersiapkan kedewasaannya.
Dalam bukunya H. Arifin Al-Ghozali berpendapat sebagai berikut: melatih anak-anak adalah suatu
hal yang sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci
bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran serta gambaran, ia dapat mampu menerima
segala yang diukirkan atasnya dan condong kepada segala yang dicondongkan kepadanya. Maka bila
ia dibiasakan kea rah kebaikan dan diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagia dunia akherat,
sedang ayah serta para pendidik-pendidik turut mendapat bagian pahala.

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anak-
anaknya adalah mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan dan kehinaan. Islam
melihat bahwa masalah penyucian jiwa merupakan kewajiban dan paling wajib. Sholat adalah
kewajiban, akan tetapi penyucian jiwa dan melengkapinya dengan akhlak mulia jauh lebih wajib.

Dari sini keluarga adalah peletak dasar pertama dari proses pendidikan anak manusia. Berkat ikatan
darah (hubungan kodrati) antara anak dengan orang tua, yang didasari kasih sayang serta dorongan
narulilah untuk melindungi anaknya, orang tua merupakan pendidik paling pertama dan paling
utama bagi anak-anaknya.

Oleh sebab itu hubungan orang tua dan anak secara kodrati tercakup unsur pendidikan untuk
membangun kepribadian anak dan mendewasakanya. Maka orang tua menjadi agen pertama dan
terutama yang mampu dan berhak menolong keturunanya, serta wajib mendidik anak-anaknya.
Karena tanggung jawab pendidikan perlu disadarkan dan dibina oleh orang tua sebagai penanaman
pendidikan Agama terhadap anak.

kata akhlak adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia yang
kemudian diukur dengan baik atau buruknya seseorang. Dan dalam Islam, ukuran yang digunakan
untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran Islam itu sendiri (Al-Qur‟an dan Al-Hadist).

Berdasarkan defenisi akhlak, maka akhlak tidak memiliki pembatasannya, ia melingkup dan
mencakup semua perbuatan dan aktivitas manusia. Sebab apa saja perbuatan, amalan dan aktivitas
yang mencakup semua kegiatan, usaha dan upaya manusia, yaitu adanya nilai-nilai perbuatan.
Akhlak dalam Islam meliputi hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya, akhlak sesama
manusia dalam satu agama, akhlak antara umat beragama dan akhlak dengan alam semesta.

Macam Akhlak

Akhlak Terpuji (Mahmudah)

Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa arab akhlak mahmudah.
KataMahmudah ialah bentuk maf‟ul dari kata hamida yang berarti dipuji. Akhlak disebut pula
dengan akhlak karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlak (akhlak mulia), atau al-akhlak al-
munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya).

Akhlak Tercela (Madzmumah)

Kata madzmumah berasal dari bahasa Arab yang artinya tercela. Akhlak madzmumah artinya akhlak
tercela. Istilah ini digunakan oleh beberapa kitab yang membahas tentang akhlak, seperti Ihya Ulum
Ad-Din dan Ar_Risalah Al-Qusairiyyah. Istilah lain yang digunakan adalah masawi Al-Akhlaq
sebagaimana digunakan Asy-Syamiri.

Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebut dengan akhlak yang tercela.
Akhlakyang tercela adalahtingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan
seorangmuslimdan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. Bentuk-bentuk akhlak madzmumah
bisa berkaitan dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, dirinya, keluarganya, masyarakat, dan alam
sekitarnya.

STUDI LITERATUR

Penegasan Istilah

Upaya adalah usaha ikhtar untu mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan
keluar, dan sebagainnya.

Orang tua adalah ayah atau ibu, baik melauli hubungan biologis maupun sosial.

Membina adalah segala usaha berupa kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan,
pelaksanaan, pengarahan, pengembangan dan pengadilan atas segala kemampuan atau sifat dan
pandangan hidup atas sasaran yang dituju.

Akhlak adalah suatu perbuatan yang timbul tanpa memerlukan pemikiran karena sudah tertanam
dalam hati atau suatu perbuatan yang reflek yang sudah terbiasa dilakukan sehingga dalam
melaksanakannya tidak memerlukan memikiran yang panjang karena sudah terbiasa.Akhalk adalah
cerminan dari hati.

Membina akhlak adalah suatu proses pengarahan dan pengendalian yang dilakukan secara efektif
dan efesien yang berhubungan dengan akhlak.

Kajian pustaka

Peran Orang Tua Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Mi Robithotut Talamiz Gumelar Lor Kecamatan
Tambak Kabupaten Banyumas. Di susun Anhar ngasifuddin, jur usan tarbiah sekolah tinggi agama
islam negri (IAIN) Purwokerto 2010. Hasil dari penelitian Ansar Ngasifuddin meliputi gambaran
umum orang tua siswa MI, keadaan orang tua, gambaran umum MI robithotut gumelar lor, usaha
orang tua dalam pembinaan akhlak. Perbedaan isi dari penelitian sebelumnya ialah peneliti.

Upaya Orang Tua (Ibu Petani) Dalam Pembinaan Akhlak Dan Hasilnya Bagi Prilaku Sosial Anak Usia
13-15 Tahun Di Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Di susun oleh Zainal Muttaqin
kementrian agama republik Indonesia instutut agama islam negri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon 2015.
Hasil dari penelitian Zainal Muttaqin meliputi peran dan tanggung jawab orang tua dan pembinaan
akhlak dalam keluarga. Perbedaan isi dari penelian sebelumnya ialah pemakalah memasukkan
pekerjaan berbeda dengan penelitian sebelumnya yang tidak mengelompokkan pekerjaan orang tua.

Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa Ulak Balam Rt 01 Rw 01 Kecamatan Tanjung
Lubung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di susun oleh Rika Hasmayanti Agustina, jurusan pendidikan
agama islam fakultas ilmu tarbiah dan keguruan Universitas islam negeri raden fatah Palembang
2016. Hasil dari penelitian Rika Hasmayanti Agustina meliputi peran orang tua dalam keluarga dan
pengertian akhlak. Perbedaan isi dari penelitian sebelumnya ialah peneliti di sini meneliti anak di
desa tidak dengan penelitian

sebelumnya yang meneliti di sekolah.

METODE PENELITIAN DAN HASIL


Berbicara mengenai jenis penelitian, telah banyak sekali jenis-jenis penelitian yang telah
dikemukakan oleh para pakar penelitian, jenis-jenis penelitian tersebut disesuaikan dengan
karakteristik dan ruang lingkup penelitian yang dilakukan. Adapun jenis penelitian yang sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini adalah jenis penelitian kualitatif. Serta teknik yang
digunakan adalah observasi dan wawancara. Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk
mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau
pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.

Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman
metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2012).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2012). Melalui penelitian ini
diharapkan ditemu-kan masalah dan cara pemecahan masalah.Penelitian dilakukan oleh peneliti
secara langsung kelapangan dalam pengambilan data dan memang secara alami serta sewajarnya
dalam kondisi normal tanpa dibuat-buat atau dimanipulasi keadaan dan kondisinya.

PEMBAHASAN ATAU DISKUSI

Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak dalam Pendidikan Islam

Akhlak anak tidak terbentuk begitu saja. Akhlak pada anak terbentuk melalui dua cara, yaitu
pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal melibatkan aktifitas yang terjadi di
lingkunagan sekolah atau pesantren. Sedangkan pendidikan informal berlangsung di lingkungan
keluarga dan melibatkan peran orang tua secara intens. Pada prakteknya, pendidikan formal hanya
dapat dilakukan ketika anak cukup umur untuk memasuki usia sekolah. Jadi, pembetukan akhlak
yang pertama kali diterima oleh anak adalah pendidikan informal bersama kedua orang tuanya.

Dalam lingkungan keluarga anak akan mendapat sentuhan pendidikan dalam bentuk fisik maupun
spiritual, yag pada gilirannya pengalaman dan pendiidkan yang diperoleh dari lingkup keluarga akan
sangat mempengaruhi kepribadian anak di masa depan. Apa yang tertanam pada jiwa anak semasa
kecil akan terbawa hingga ia tumbuh menjadi pribadi dewasa.

Orang tua memikul beban sebagai pendidik dan pengawas tunggal hingga anak menginjak usia
sekolah. Orang tua adalah agen pendidikan yang paling dekat dengan anak sebelum anak mengenal
lingkungan luar. Sebagian waktu anak akan dihabiskan dengan orang tua terutama dengan ibunya.
Oleh karena itu, segala apa yang dilakukan oleh orang tua akan mudah ditiru anak dan menjadi
sebuah kebiasaan. Peniruan tingkah laku semacam ini merupakan dampak dari pendidikan informal
yang dilalui oleh anak tanpa sadar. Saat orang tua melalukan sesuatu, anak akan menganggapnya
sebagai contoh yang harus dikerjakan tanpa mampu memilah mana yang baik dan harus ditiru serta
mana yang buruk dan harus ditinggalkan.

Di lain sisi, orang tua yang berperan sebagai pemberi contoh juga memiliki emosi yang kadang tak
dapat dikendalikan. Orang tua tanpa sadar biasanya melakukan perbuatan yang salah. Perbuatan
salah yang dilakukan orang tua, baik dari segi tingkah laku maupun ucapan inilah yang akan memberi
dampak buruk bagi perkembangan akhlak anak.
Tingkah laku serta perbuatan yang baik tidaklah tertanam pada diri anak dengan sendirinya tanpa
melalui proses. Perilaku baik dan buruk orang tua akan menurun kepada anaknya melalui pendidikan
informal yang terjadi di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, bimbingan dan pembinaan yang baik
dari orang tua sangat diperlukan untuk membentuk akhlak anak, terlebih jika aklhak tresebut
berkaitan dengan nilai ajaran agama.

Islam memandang bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam pembentukan akhlak anak.
Pentingnya peranan orang tua dalam membentuk akhlak anak ditunjukkan pada hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Dikatakan dalam hadist :

Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti
hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?

Hadist ini menggambarkan bahwa anak tidak terlahir dengan label yang melekat, melainkan dalam
keadaan yang fitrah baik fitrah lahirnya maupun batinnya. Ibarat sebuah kertas, anak adalah
selembar kertas putih bersih. Orang tualah yang akan memberikan warna pada kertas tersebut.
Warna dan gambar yang baik akan menaikkan akhlak dan kualitas seorang anak. Sedangkan warna
dan gambar yang buruk akan mencoreng kefitrahan kertas putih tersebut. Jika diartikan secara
harfiah, warna yang dimaksud adalah contoh perilaku, penuturan kata serta nilai yang ditanamkan
orang tua dalam mendidik anak. Sedangkan gambar adalah cara yang digunakan orang tua untuk
mendidik dan membina anak agar menjadi pribadi yang baik.

Tindakan dan perlakuan kedua orang tua terhadap anak dan saudaranya merupakan perilkau yang
akan menjadi bagian dari kepribadian anak nantinya. Tindakan dan perilaku orang tua yang sesuai
dengan ajaran agama dan norma susila akan menimbulkan pengalaman- pengalaman hidup dalam
jiwa anak yang kemudian akan tumbuh menjadi unsur pembentuk kepribadan.

KESIMPULAN DAN BATASAN

Orang tua adalah menjadi kepala keluarga. keluarga adalah sebagai persekutuan hidup terkecil dari
masyarakat negara yang luas.

Pendidikan akhlak merupakan penuntun bagi remaja atau anak untuk memiliki sikap mental dan
kepribadian yang baik sebagaimana yang ditunjukkan Al-Qur‟an dan hadist nabi Muhammad SAW.
Pendidikan akhlak sangat tepat bagi remaja atau anak agar di dalam perkembangan mentalnya
tidak mengalami hambatan dan menyimpang ke arah negatif.

Dalam pendidikan Islam, peran orang tua dalam pembentukan akhlak sangatlah besar, karena orang
tua sebagai madrasah.

DAFTAR PUSTAKA
Al qarashi, Baqir Syarif. Seni Mendidik Islam. Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.

Asmaran. Pengantar studi akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2013.

Jihad, Suyanto. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi, 2013.

Mappanganro. Pemilikan Kompetensi Guru.Makassar: Alauddin Press, 2010.

Masyah, Syarif Hade. Kiat Menjadi Orang Tua Bijak. Jakarta: PT Mizan Publika, 2004.

Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah, Dan


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo praja, 2012.

Muhaimin. Pradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Raja Posdakarya, 2001.

Nasution, Andi Hakim. Pendidikan agama dan akhlak bagi anak dan remaja. Jakarta: PT Logos
Wacana.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2000.

Ramayulis, dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2009.

Shaleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: PT
RajaGrafindo, 2015.

Anda mungkin juga menyukai