Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL JURNAL

PERAN ORANGTUA DALAM DISIPLIN PRAKTIK


IBADAH SHOLAT LIMA WAKTU ANAK
Dosen pengampu : Dr. Hanafi, M.Pd., M.A.

NAMA : SITI NURKHOLISOH


NIM : 201430085

PRODI ASURANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI


DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN AJARAN 2020/2021
PERAN ORANGTUA DALAM DISIPLIN PRAKTIK IBADAH SHOLAT
LIMA WAKTU ANAK

SITI NURKHOLISOH
Prodi Asuransi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Uin Sultan Maulana Hasanuddin Banten
No HP 08584018524
Email : snurkholisoh40@gmail.com

ABSTRAK
Peran orangtua sangat mempengaruhi potensi anak dalam pengembangan potesi
anak yang beriman dan taat menjalankan perintah agama. Agama sangat
mempengaruhi tingkah laku anak serta dapat digunakan sebagi pembatas anak
dalam berbagai tingkah laku. Orangtua harus memeberikan nilai agama kepada
anak sedini mungkin. Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
anaknya. Salah satunya yaitu menanamkan sikap kedisiplinan. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif . Metode yang digunakan oleh peneliti
pada penelitian ini adalah jenis penelitian studi literature. ibadah adalah sebutan
sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla. Shalat adalah aktivitas ibadah bagi umat islam. Shalat yang wajib dalam
sehari semalam adalah shalat lima waktu. praktik ibadah sholat lima waktu dapat
menunculkna sifak disiplin daan taat. Sholat lima waktu dapat ditanamkan sejak
dini agar terbiasa. Orangtua memiliki peran sangat penting dalam membantu
pembiasaan sholat lima wektu pada anak. Hal yang dapat dilakukan orangtua
yaitu salah satunya dengan mengajak anak solat berjamaah. Orangtua (bapak atau
ibu) memiliki kewajiban yang dibebankan hanya kepada mereka untuk
memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbing anak-anaknya kepada
jalan kebaikan dengan kasih sayang yang mereka miliki karena mereka juga telah
dikaruniai oleh Allah suatu naluri yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang
belum atau tidak memiliki seorang anak.

Kata kuci : orangtua, praktik ibadah, sholat, anak


PENDAHULUAN
Anak merupakan titipan dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua
untuk dirawat, dibesarkan, dididik dan dibimbing dengan sebaikbaiknya. Setiap
orangtua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang cerdas, pandai
serta menjadi orang yang beriman kepada Allah swt

Untuk mewujudkan keinginan itu, maka orangtua harus memiliki kualitas


diri yang baik. Orangtua mampuha memiliki bekal pengetahuan yang dibutuhkan
anak. Sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya
orangtua memahami peran mereka sebagai orangtua dalam membesarkan anak.

Peran orangtua sangat mempengaruhi potensi anak dalam pengembangan


potesi anak yang beriman dan taat menjalankan perintah agama. Oranng tua
merupakan pendidik pertama dilingkungan keluarga yang berperan sebagai figure
penuntun bagi anak dalam mempelajari norma dan nilai nilai akhlak. Dengan
demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan orangtua dalam keluarga
sebagai peletak dasar pola pembentukan kepribadian anak.

Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang.
Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi orangtua sebagai pendidik untuk
menanamkan fondasi-fondasi kokoh dan nilai-nilai yang baik pada jiwa dan
akhlak anak. Kesempatan itu terbuka luas dan sarananya juga tersedia. Yaitu
fithrah yang masih bersih, masa kanak-kanak yang masih jernih dan lembut, hati
yang belum terkotori dan jiwa yang belum ternodai. Apabila kita bisa
menggunakan kesempatan yang baik tersebut, maka harapan keberhasilan
pendidikan untuk fase-fase usia berikutnya lebih besar.

Salah seorang ulama berkata, “Anak adalah amanah bagi kedua


orangtuanya. Hatinya adalah emas yang belum di ukir, tidak ada lukisan dan
gambar. Dia bisa menerima semua lukisan, cenderung bagi setiap yang
mengajaknya. Apabila dibiasakan dengan kebaikan dan diajarkan maka ia akan
tumbuh di atasnya. Orangtua, guru, dan pendidiknya akan berbahagia di dunia dan
akhirat. Apabila dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan seperti binatang maka
ia akan sengsara dan binasa. Dosanya ditanggung juga oleh pendidik dan
orangtuanya.”

Orangtua sangat memiliki pengaruh besar bagi anak dalam menempuh


pendidkan agama. Agama sangat mempengaruhi tingkah laku anak serta dapat
digunakan sebagi pembatas anak dalam berbagai tingkah laku. Orangtua harus
memeberikan nilai agama kepada anak sedini mungkin karena nilai agama dapat
membentuk kepribadian sikap moral yang positif untuk anak. Ajaran agama yang
yang dapat di berikan orangtua kepada anak misalnya solat 5 waktu. Dengan
adanya solat lima waktu akan membentuk karakter anak menjdi disiplin

Sulit sekali mengabaikan peran orangtua dalam pedidikan anak, sebab


anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal,
yaitu keluarga. Dalam sebuah keluarga orangtua memiliki peranan yang sangat
besar dalam mendidik anaknya. Orangtua merupakan figur yang dijadikan contoh
bagi anak-anaknya. Baik dan buruknya seorang anak kelak tergantung pada
peranan orangtua dalam mendidiknya. Begitu pun juga, berkualitas dan tidaknya
anak dalam beribadah tergantung dari peran orangtua dalam membina ibadah
anaknya tersebut.

Rasulullah SAW telah menyuruh orangtua untuk mengajarkan anak sejak


usia tujuh tahun, dan memukulnya bila ia meninggalkan shalat dalam usia sepuluh
tahun. Rasulullah SAW bersabda “Ajarilah anak shalat sejak usia tujuh tahun dan
pukullah (bila 5eninggalkan shalat) setelah berusia sepuluh tahun.”8 Pelaksanaan
ibadah merupakan pekerjaan yang sangat menakjubkan bagi jiwa anak kecil.
Karena ketika anak kecil melaksanakan shalat, secara tidak disadari, mereka
melakukan hubungan batin dengan Allah SWT. Pelaksanaan ibadah shalat, akan
mendorong anak-anak untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan hati nuraninya, terlatih dalam menahan nafsu amarah dan dalam menjalani
kehidupan sehari-harinya selalu berada dalam bingkai ajaran agama. Anak-anak
akan selalu memperhatikan dan mengawasi perilaku orang-orang dewasa. Mereka
akan mencontoh orang-orang dewasa itu. Jika anak-anak mendapati kedua
orangtua mereka berlaku jujur, maka mereka akan tumbuh diatas kejujuran.
Kedua orangtua dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik kepada anak-
anak. Karena anak-anak akan terus mengawasi setiap perlakuan orangtuannya.

Ibadah merupakan bentuk manusia menunaikan tanggungjawabnya kepada


Allah karena seperti telah dijelaskan di atas, ibadah merupakan tugas manusia
diciptakan. Salah satu contoh bentuk ibadah yang harus ditunaikan manusia
adalah shalat, shalat dapat mengantarkan manusia menuju surga-Nya. Sudah
menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk shalat tepat waktu dan tidak
menundanya jika adzan sudah berkumandang.

Kesadaran orangtua akan pentingnya tugas mendidik anak menjadi sebuah


kewajiban apalagi menyangkut ibadah sholat, karena shalat merupakan rukun
Islam yang kedua dan perintah pertama yang diturunkan langsung oleh Allah
SWT kepada Rasulullah yang wajib dilaksanakan oleh setiap umatnya, dan
amalan yang pertama kali di hisab pada hari kiamat adalah shalat.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) Disiplin ibadah lima waktu berpengaruh terhadap karakter
anak, (2) bagaimana peran orangtua dalam displin praktik ibadah solat lima waktu
pada anak pada anak, (3) Apa pentingnya ibadah shalat lima waktu bagi anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untu mengetahui sebagai berikut: (1) disiplin
praktek ibadah solat lima waktu terhadap karakter anak, (2) Untuk mengetahui
peran orangtua dalam praktik ibadah solat lima waktu, (3) untuk mengetahui
pentingnya ibadah solat lima waktu bagi anak.
KERANGKA TEORI
Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. Salah satunya
yaitu menanamkan sikap kedisiplinan, kedisiplinan dapat ditanamkan melalui
solat lima waktu denggan tepat waktu. Kedisipilinan melaksanakan shalat wajib
adalah suatu kepatuhan dan kesanggupan menjalankan ibadah shalat dalam sehari
semalam sebanyak lima kali dan harus dikerjakan pada waktunya masing-masing
dengan tidak meninggalkan satupun waktu sholat.

Dari orangtua, anak mempelajari banyak hal, bukan hanya pendidikan individual
saja, namun juga pendidikan sosial. Dimana niali-nilai ini bukan dipelajari secara
teoritik namun mereka alami dan rasakan secara langsung. Seperti nilai
kedisiplinan sangatlah penting untuk diajarkan kepada anak. Karena disiplin
adalah kunci dalam menata pola hidup yang baik, terutama disiplin dalam
beribadah.

Penanaman kedisiplinan ibadah adalah suatu proses menanamkan perilaku tertib


dan patuh dalam beribadah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ibadah yang
disyariatkan oleh Islam harus memenuhi dua unsur berikut: a) mengerjakan setiap
perkara yang disyariatkan Allah dan mengikuti apa yang diserukan oleh rasul-
Nya, meliputi segala perintah dan larangan, yang dihalalkan dan yang
diharamkan, b) menetapkan hati untuk mencintai Allah ta’ala dan tiada suatu zat
pun yang patut dicintai melainkan Allah saja (Qardhawi, 1991:29).

Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan
diridhai-Nya, perkataan dan perbuatan lahir dan batin. Termasuk didalamnya
shalat, puasa, zakat, haji, berkata benar, bakti kepada orang tua, silaturahmi,
menepati janji, dan lain-lain. Jadi meliputi yang fardhu, mualmalah, bahkan
akhlakul karimah (Nasution, 1999). Jadi, Ibadah dalam Islam meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia tanpa ada batas dalam setiap langka dan perbuatan.
Ibadah terbagi menjadi dua, yaitu a) ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah,
danb) ibadah ghairu mahdhah (Muhyidin, 2007). Ibadah mahdhah adalah ibadah
yang tercermin dalam rukun Islam lima, yakni syahadat, shalat, zakat, puasa, dan
haji ke baitullah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang ditentukan caranya maupun
prakteknya. Sedangkan Ibadah ghairumahdhah adalah segala ibadah yang tidak
termasuk atau diluar ibadah mahdhah. Sesuatu dapat dikatakan ibadah ghairu
mahdhah ketika ibadah itu hanya ditujukan untuk mencapai keridhoan Allah.

Menurut Hasby Ash Shiddiqieqy, ibadah ditinjau dari bentuknya dibagimenjadi 5


bentuk, yaitu: a) ibadah perkataan, b) ibadah perbuatan c) ibadah menahan diri
dari suatu perbuatan, d) ibadah melengkapi perbuatan dan menahan diri dari suatu
perbuatan, serta e) ibadah yang menggugurkan hak (Asshidieqy, 1985). Dalam
penelitian ini, kedisiplinan ibadah hanya difokuskan pada dua jenis pertama, yaitu
ibadah perkataan dan perbuatan. Hal ini dikarenakan penelitian ini bukan hanya
fokus pada ibadah namun lebih kepada kedisiplinan ibadah secara kontinyu dan
berkesinambungan.

Disini kita akan bahas pentingnya sholat lima waktu dalam menentukan karakter
anak. Sholat liam waktu memiliki banyak sekali dampak positi bagi anak yaitu
seperti melatih kedisiplinan dan tertib.

Islam adalah agama yang sangat identik dengan kedisiplinan. Kedisiplinan Islam
dapat terlihat dengan jelas jikalau kita mampu merenungi setiap praktek ibadah
dalam agama islam yang sempurna ini. Misalnya shalat. Shalat adalah cerminan
dari kedisiplinan dalam Islam. Bagaimana tidak, satu hari ada lima kali shalat
wajib yang sudah ditentukan waktunya dan rakaatnya. Dalam salat ini kita
dibentuk menjadi pribadi yang disiplin. Disiplin menunaikannya tepat pada
waktunya. Semakin disiplin salat seseorang, maka akan semakin teratur pula
hidupnya. Kedisiplinan Rasulullah Saw dalam mendirikan salat tentu sudah tidak
diragukan lagi. Demikian pula dengan para sahabat dan generasi salafushaleh
setelahnya. Salah satu contoh yang memiliki kedisiplinan tinggi dalam salatnya
adalah Amiirul Mu’minin, Umar bin Khathab r.a. Dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa pernah suatu ketika Umar r.a terlambat untuk shalat Ashar berjamaah. Apa
sebabnya? Siang itu Umar sedang berjalan dikebunnya yang cukup luas untuk
memeriksa dan melihat-lihat keadaan disana. Ternyata cukup lama Umar berada
di kebunnya. Sehingga manakala Umar dalam perjalanan pulang, Umar melihat
kaum muslimin sedang keluar dari masjid karena telah selesai menunaikan shalat
Ashar. Menyaksikan hal tersebut, maka sesaklah dada Umar. Dia menyesal telah
tertinggal shalat berjamaah di awal waktu disebabkan sibuk mengurusi kebunnya.
Sejak saat itu, Umar bertekad untuk tidak terulang lagi tertinggal salat berjamaah
di awal waktu. Kemudian, Umar mewakafkan kebunnya itu untuk keperluan kaum
fakir miskin.

Dalam mengembangkan sikap disiplin melalui sholat lima waktu ini orangtua
memiliki peran yang sangat penting. Orangtua dalam persepektif islam merupakan
orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anaknya
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaannya, serta mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba
Allah. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap dan perilaku secara alami akan
tertanam dalam diri anak melalui keteladanan dan pendidikan yang diberikan
kepada anak oleh orangtuanya.

Sholat merupakan kewajiban bagi semua umat islam. Dengan menunaikan sholat
maka dosa dosa yang diperbuat akan terhapuskan atau mendapat pengampuanan.
Dari sekian ayat dalam surat-surat yang terdapat Al-Qur’an tersebut menunjukkan
betapa pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan. Diantara pentingnya Shalat
dalam kehidupan adalah sebagai berikut:

1. Shalat adalah tolok ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang
ditentukan oleh Shalatnya. Hal ini seperti disebutkan dalam hadist
Rasulullan yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirdzi, “hal pertama yang
akan dihisab kelak di hari pembalasan adalah Shalat. Apabila baik
Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan apabila
Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,”

2. Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah
yang diriwayatkan oleh Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama (Islam),
maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan
agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah
merubuhkan agama”

3. Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah
yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya
Uumuddin karya Imam Ghazali.

4. Shalat merupakan perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara


malaikat kepada Nabi Muhhamad saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.

5. Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan
maksiyat. Hal ini disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

6. Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan
dalam Surat Ta Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak
ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku.”
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif . Metode yang
digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah jenis penelitian studi literature.
Studi literature adalah penyelesaian suatu persoalan atau masalah dengan
melakukan suatu penelusuran melalui sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat
sebelumnya (Nuyana, 2019). Menurut Zed dalam Iis Aprinawati (2017)
menjelaskan bahwa studi pustaka ialah suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, mencatat dan membaca serta
mengelola suatu bahan yang diteliti.

Sedangkan menurut Anshori & Iswati (2017: 35) studi literatur diperlukan
agar mengetahui ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah
berkembang, mencari data sekunder yang akan mendukung penelitian,
mengetahui simpulan dan generalisasi yang telah pernah dibuat dan dilakukan
sehingga situasi yang diinginkan dapat diperoleh.

Hermawan (2019: 135) berpendapat bahwa studi pustaka adalah rangkaian


kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari berbagai pustaka,
mencatat dan membaca serta mengolah berbagai bahan penelitian. Studi
kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yaitu untuk mencari
dasar pondasi atau pijakan untuk membangun landasan teori, kerangka berfikir,
serta dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengalokasikan dan mempunyai
pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti
oleh peneliti (Hermawan, 2019: 168). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa studi
pustaka dibutuhkan untuk memanfaatkan sumber perpustakaan digunakan untuk
mendapatkan data penelitian membatasi bahan-bahan koleksi pustaka, sehingga
peneliti tidak harus riset kelapangan, yang memiliki tujuan untuk mencari pijakan
untuk membangun landasan teori dengan mengumpulkan berbagai referensi buku,
jurnal, artikel, majalah atau lain sebagainya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Disiplin ibadah solat bagi karakter anak

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.


Sedangkan menurut syara’ (terminologi), Ibadah memiliki mempunyai banyak
banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu menurut abdul
Qodir Jawas (2005:2) antara lain adalah: (1) ibadah adalah taat kepada allah
dengan melaksanakan perintahnya melalui lisan para rosul-nya, (2) ibadah adalah
merendahkan diri kepada Allah azza wa jalla, (3) ibadah adalah sebutan sebutan
yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla.

Shalat adalah aktivitas ibadah bagi umat islam. Shalat yang wajib dalam
sehari semalam adalah shalat lima waktu. Wajib artinya bagi umat islam tyang
mencapai umur balig (15 tahun atau biasanya telah mimpi basah), maka harus
mengerjakannya. Jika tidak mengerjakannya perkara yang wajib, yaitu sholat lima
waktu, maka akan mendapat siksa dari Allah Swt.

Adapun sholat lima waktu tersebut adalah dzuhur, ashar, Mgrib, isya’ dan
shubuh. Karena sholat merupakan ibadah wajin maka kegiatan apapun yang
sedang kita laksanakan wajib ditinggalkan demi untuk melaksakan ibadah sholat
wajib.

Shalat dalam ajaran islam mempunyai kedudukan atau manfaat yang


sangat penting, menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi sebagai berikut:

a. Shalat dinilai sebagai tiang agama (Sunnah Nabi).

b. Shalat merupakan kewajiban yang paling pertama kepada Nabi (peristiwa


Isra Mi’raj).

c. Shalat merupakan universal, yang telah diwajibkan kepada Nabinabi


sebelum Nabi Muhammad SAW.

d. Shalat merupakan wasiat terakhir Nabi Muhammad SAW.


e. Shalat merupakan ciri penting dari orang yang taqwa.

f. Shalat merupakan ciri dari orang bahagia”.

Disiplin berasal dan bahasa dalam Latin disciplina yang berarti pengajaran
atau latihan. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata disciple yang berarti
pengikut setia, penganut terhadap paham seorang guru, dan ajaran atasi aliran
seni. Ibadah dari bahasa Arab abidaya’budu-‘abdan-‘ibaadatan yang berarti taat,
tunduk, patuh dan merendahkan diri. Taimiyah menyampaikan mencakup segala
sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt. Berupa perkataan atau
perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata). kedisipilinan
melaksanakan shalat wajib adalah suatu kepatuhan dan kesanggupan menjalankan
ibadah shalat dalam sehari semalam sebanyak lima kali dan harus dikerjakan pada
waktunya masing-masing dengan tidak meninggalkan satupun waktu sholat.

Ibadah sholat lima waktu dapat membangun karakter anak menjadi


disiplin dan teratur. ''Sesungguhnya shalat bagi orang-orang Mukmin adalah
kewajiban yang waktunya ditentukan (terjadwal).'' (QS An-Nisaa': 103).
Penentuan waktu shalat ini jelas menunjukkan ajaran kedisiplinan yang berperan
penting dalam kesuksesan seseorang. Konsep tertib dalam aktivitas shalat
mengajarkan kedisiplinan dan keteraturan. Seseorang tidak dibenarkan
mendahulukan suatu rukun shalat yang seharusnya diakhirkan. Kalau dia tetap
melakukannya, jelas shalatnya tidak sah secara syariah. Tahapan-tahapan yang
dilalui secara berurutan dalam shalat akan membentuk karakter seseorang untuk
bertindak cermat dan tidak terburu-buru dalam menentukan dan melakukan
sesuatu dalam kehidupannya. Rasulullah SAW menekankan kepada kita agar
melakukan shalat berjamaah.

2. Peran orangtua dalam praktek ibadah sholat lima waktu

Orangtua adalah orang lebih dewasa atau orang lebih tua yang berperan memiliki
tanggung jawab untuk memberi pendidikan kepada anak-anaknya. orangtua
merupakan pendidik yang pertama dan utama, dan dari orangtua juga anak
mendapat pendidik pertama kali. Orangtau memliki tugas dan tanggung jawab
utama yaitu membesarkan dan merawat anak, melindungi anak dari
penyimpangan akidah yang tidak sesuai dengan pandangan hidup muslim.
Tanggung jawab orangtua selain melindungi serta memberi pelajaran, orangtua
juga menjaga shalat anak agar menjalankan shalat lima waktu dengan baik.

Orangtua memiliki peran penting bagi setiap pertumbuhan, perkembangan dan


apapun yang menyangkut tentang anaknya. Oleh karena itu, orangtua dituntut
untuk berhati-hati dalam setiap perilakunya karena jika tidak anak akan
menirukan hal buruk dari orangtuanya. Baik buruknya seseorang anak
terganggung dari pada pendidikan orangtua, namun sesungguhnya sifat dasar yang
ada pada diri manusia adalah kecenderung kepada kebenaran, karena manusia
diciptakan sebagai mahkluk pencari kebenaran

Orangtua dapat mengajarkan anak sholat mulai dari dini dapat dimulai
dengan mengajarkan apa yang dibutuhkan dalam sholat seperti syarat dan
rukunnya. Orangtua hendaknya perintah melaksanakan sholat setelah
diajarkannya. Dalam Tarbiyatul Aulad, Abdullah Nasikh Ulwan menyebutkan
salah satu metode pendidikan anak adalah lewat pembiasaan. Jika ingin anak
terbiasa shalat, orangtua dapat memilih sekolah yang menjadikan shalat sebagai
aktivitas sehari-hari. Tetapi ini belum cukup untuk memotivasi anak agar mau
melaksanakan shalat di rumah. Harus dengan upaya pembiasaan. “Orangtua dapat
mengajak anak shalat berjamaah di rumah. Akan lebih menyenangkan jika anak,
khususnya anak laki-laki diajak shalat berjamaah di masjid sekitar rumah”.

Orangtua (bapak atau ibu) memiliki kewajiban yang dibebankan hanya


kepada mereka untuk memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbing
anak-anaknya kepada jalan kebaikan dengan kasih sayang yang mereka miliki
karena mereka juga telah dikaruniai oleh Allah suatu naluri yang tidak dimiliki
oleh orang-orang yang belum atau tidak memiliki seorang anak.

Untuk mendidik anak yang cerdas, pintar dan berakhlak baik perlu
adanaya orangtua yang pandai. Orang tua mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan dan tumbuh kembang anak. Pola pengasuhan positif
terhadap anak memerlukan peran orangtua. Memenuhi kebutuhan anak akan
makanan yang bergizi dan sehat, menanamkan nilai agama dan moral dalam
kehidupan juga menjadi peran orangtua.

Hal yang dapat dilakukan orangtua dalam pendidkan anak:

1. 1.Memastikan Anak Sehat dan Siap Menerima Pelajaran

Untuk bisa menerima banyaknya materi yang diajarkan di sekolah, kondisi tubuh
anak harus prima. Siapa yang dapat memastikannya? Tentu saja, orangtua.
Pastikan anak cukup tidur di malam hari, makan makanan bergizi, termasuk
membekalinya makan dan minum yang cukup untuk di sekolah.

2. 2.Jalin Komunikasi dengan Anak

Orangtua tentu tidak bisa tahu apa yang terjadi pada anak di sekolah. Jadi, ketika
ia pulang, jangan lupa untuk mengajaknya ngobrol santai. Tanyakan apa saja yang
terjadi di sekolah tadi, apakah ada hal buruk yang terjadi, atau apakah ada sesuatu
yang menyenangkan.

Membangun emosional dengan anak, memenuhi kebutuhan anak akan


kasih sayang, perhatian dan rasa aman, menumbuhkan perilaku saling
menghargai, toleransi, kerjasama, tanggungjawab dan kesederhanaan juga dapat
terjadi dalam pola pengasuhan positif dengan peran orangtua. Anak juga diajarkan
cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan atas konflik yang dihadapi
dengan pola pengasuhan positif.

Peran orangtua dalam pendidikan anak sebenarnya akan berkembang


seiring bertambahnya usia anak. Misalnya, ketika masuk ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, anak biasanya lebih bisa belajar sendiri tanpa didampingi,
seperti ketika SD. Namun, sikap orangtua terhadap pendidikan dapat
menginspirasi dan memberdayakan anak-anak saat mereka menempuh
pendidikannya. 
Jadi, penting bagi orangtua untuk terlibat secara aktif dalam pendidikan
anak-anaknya. Namun, bukan berarti memonopoli dan mengatur semua hal tanpa
mempertimbangkan pendapat anak, ya. Peran orangtua dalam pendidikan anak
maksudnya adalah bagaimana orangtua mendukung dan memastikan anaknya
menerima dan menjalani pendidikan yang berkualitas. 

Orangtua perlu membuat anak menyadari bahwa belajar adalah hal yang
penting, menyenangkan, dan harus dilakukan. Di usia prasekolah anak lebih
bergantung pada orangtua, sehingga ia akan mendengarkan dan menerima arahan
orangtuanya dalam segala hal yang ia lakukan. Maka, orangtua perlu
mengarahkan anak pada hal-hal yang baik. Termasuk menanamkan pentingnya
menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

3. Pentingnya ibadah sholat lima waktu bagi anak

Sangat penting mengajarkan anak ibadah sholat sejak dini, karena kelak orang tua
akan dimintai pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya khususnya
tentang bab ibadah sholat, dan orangtua termasuk orang-orang yang celaka bila
ternyata kelak bilang tidak pernah diajarkan bab tentang sholat yang benar.

Belajar sholat itu ada 2 ( dua ) jenis, yatu belajar gerakan sholat dan belajar
bacaan sholat, dua elemen ini sama pentingnya yang meliputi syarat dan rukun
sholat. Hal yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak sholat lima waktu
adalah:

 Biasakan orang tua sholat berjamaah, dan ceritakan pada anak bahwa
sholat itu bagian dari abadah da diwajibkan bagi setiap mahluk, dan
ceritakan kalau anak -- anak juga harus belajar sholat.
 Ajak da libatkan anak untuk ikut sholat, dengan sesuai kemampuan,
jangan dipaksa tapi diarahkan, minimal melihat dan sebuat kan macam
-- macam gerakan sholat, nama dan urutannya.
 Setiap kali sholat ceritakan pengalaman dan apa yang dialamai saat
shoat termasuk menyebutkan bahwa sholat wajib ada 5, dan jumlah
rokaat setiap waktu sholat.
 Sesuaika posisi dan pakaian saat sholat laki -- laki pake sarung / celana
dengan kakak dan ayahnya dan anak perempuan menggunakan
mukenah dengan bersama kakak perempuan dan ibu, sekali lagi
sesuaikan usia anak.
 Apabila anak melakukan kesalahan dan maen -- maen, maka setelah
selesai diberikan pemahaman apa yang seharusnya dilakukan pada saat
sholat, tanpa harus memarahi atau membentak.
 Saat anak mulai terbiasa dengan gerakan sholat bisa mulai ajarkan
bacaan bacaan sholat perlahan dan yang pendek -- pendek, termasuk
membaca surat pendek.
 Lakukan hafalan bacaan dengan menyesuaikan mood anak, baik pada
saat diperjalanan naik motor / mobil sambil dibimbing membaca
hafalan bacaan sholat / surat pendek.
 Lakukan setiap hari dan sesekali ajak simulasi sholat sempurna.

Adapun fungsi ibadah shalat lima waktu anak adalah sebagai berikut:

a. Pembiasaan

Pembiasaan diartikan dengan proses membuat sesuatau/seseorang menjadi


terbiasa. “Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan islam,
dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan
untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran agama islam”.

“Membiasakan anak-anak menunaikan syiar-syiar agama sejak kecil, sehingga


amalan menjadi mendarah daging, dan ia akan melakukan sendiri tanpa paksaan”.
b. Contoh dan teladan

Keteladanan adalah sebuah bentuk pendidikan dengan jalan memberikan contoh


pada anak baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan lain sebagainya.
Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh
seseorang dari orang lain.

“Membimbing mereka membaca bacaan shalat dengan benar, memberikan


pengertian agama serta ciptaan-ciptaan dan kebesaran Allah. Menggalakan
mereka untuk turut serta dalam aktivitas agama dan cara-caranya”.

c. Kesadaran

Kesadaran adalah bagian atau segi yang hadir/ terasa dalam pikiran dan dapat
dilihat gejalanya melalui introspeksi. Dapat dikatakan bahwa kesadaran aspek
mental atau aktivitas ibadah. “Dari kesadaran tersebut akan muncul sikap
keagamaan yang ditampilkan seseorang anak yang mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya pada agama yang dianutnya”.

Ibadah lima waktu yang dilakuan anak-anak tepat waktu ini dapat menambah
kedisiplinan anak. Anak yang disiplin akan lebih gampang diarahnkan atau lebih
nurut kepada orangtua.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan

Dari urai diatas dapat disimpulkan bahwa Peran orangtua sangat mempengaruhi
potensi anak dalam pengembangan potesi anak yang beriman dan taat
menjalankan perintah agama. Agama sangat mempengaruhi tingkah laku anak
serta dapat digunakan sebagi pembatas anak dalam berbagai tingkah laku.
Orangtua harus memeberikan nilai agama kepada anak sedini mungkin. Orangtua
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. Salah satunya yaitu
menanamkan sikap kedisiplinan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif . Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah jenis
penelitian studi literature. ibadah adalah sebutan sebutan yang mencakup seluruh
apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla. Shalat adalah aktivitas ibadah
bagi umat islam. Shalat yang wajib dalam sehari semalam adalah shalat lima
waktu. praktik ibadah sholat lima waktu dapat menunculkna sifak disiplin daan
taat. Sholat lima waktu dapat ditanamkan sejak dini agar terbiasa. Orangtua
memiliki peran sangat penting dalam membantu pembiasaan sholat lima wektu
pada anak. Hal yang dapat dilakukan orangtua yaitu salah satunya dengan
mengajak anak solat berjamaah. Orangtua (bapak atau ibu) memiliki kewajiban
yang dibebankan hanya kepada mereka untuk memelihara, mengawasi,
melindungi, serta membimbing anak-anaknya kepada jalan kebaikan dengan kasih
sayang yang mereka miliki karena mereka juga telah dikaruniai oleh Allah suatu
naluri yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang belum atau tidak memiliki
seorang anak.

2. Saran

Saran yang bisa penulis berikan yaitu perlu adanya metode penilitian lebih lanjut
tentang peran orang tua dalam praktik disiplin sholat liam waktu pada anak.
Pembaca dapat mencari lebih banyak literasi tentang perenting, teantang ibadah,
sholat
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Ahmad Rusdiana, MM., Dr. H. Abdul Kodir, M. Ag., Dr. Ali Khosim,
SHI., M. Ag., dan Ahmad Gojin, M. Ag (2019). Tuntunan Praktik Ibadah.
Pustaka Tresna Bhakti Bandung

Tafsir, Ahmad, (2010).Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT.


Remaja Rosda Karya

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,cet. ke-14,


Jakarta:Bumi Aksara, 2015

Sri Andri Astuti, Imu Pendidikan Islam, Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA), 2013

Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, Terjemahan Fathul Mu’in


Jilid 1, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2012

Dr. Rohidin, SH, M.Ag (2016). Pengantar Hukum Islam. Yogyakarta: Lintang
Rasi Aksara Books

Marzuki (2017). Kemitraan Madrasah Dan Orang Tua Dalam Menanamkan


Kedisplinan Ibadah Siswa Ma Asy- Syafi’iyah Kendari. Jurnal Al-Ta’dib.
Vol. 10 No. 2, Juli-Desember

Wahyu Bagja Sulfemi (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan


Sekolah, Dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Penelitian Pendidikan Agama
dan Keagamaan. ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247

Anda mungkin juga menyukai