Anda di halaman 1dari 6

Pola Asuh Anak Menurut Perspektif Al-Qur’an

Anak adalah amanat bagi orang tua, hatinya yang suci bagaikan mutiara yang bagus dan
bersih dari setiap kotoran dan goresan. Anak merupakan anugerah dan amanah dari Allah
kepada manusia yang menjadi orang tuanya. Oleh karena itu orang tua dan masyarakat
bertanggungjawab penuh agar supaya anak dapat tumbuh dan berkembang manjadi manusia
yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya sesuai
dengan tujuan dan kehendak Tuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dijiwani dan diisi oleh pendidikan yang dialami
dalam hidupnya, baik dalam keluarga, masyarakat dan sekolahnya. Karena manusia menjadi
manusia dalam arti yang sebenarnya ditempuh melalui pendidikan, maka pendidikan anak
sejak awal kehidupannya, menempati posisi kunci dalam mewujudkan cita-cita “menjadi
manusia yang berguna”.
Dalam Islam, eksistensi anak melahirkan adanya hubungan vertikal dengan Allah
Penciptanya, dan hubungan horizontal dengan orang tua dan masyarakatnya yang
bertanggungjawab untuk mendidiknya menjadi manusia yang taat beragama. Walaupun fitrah
kejadian manusia baik melalui pendidikan yang benar dan pembinaan manusia yang jahat dan
buruk, karena salah asuhan, tidak berpendidikan dan tanpa norma-norma agama Islam.
Anak sebagai amanah dari Allah, membentuk 3 dimensi hubungan, dengan orang tua
sebagai sentralnya. Pertama, hubungan kedua orang tuanya dengan Allah yang
dilatarbelakangi adanya anak. Kedua, hubungan anak (yang masih memerlukan banyak
bimbingan) dengan Allah melalui orang tuanya. Ketiga, hubungan anak dengan kedua orang
tuanya di bawah bimbingan dan tuntunan dari Allah.
Dalam mengemban amanat dari Allah yang mulia ini, berupa anak yang fitrah beragama
tauhidnya harus dibina dan dikembangkan, maka orang tua harus menjadikan agama Islam,
sebagai dasar untuk pembinaan dan pendidikan anak, agar menjadi manusia yang bertaqwa
dan selalu hidup di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT., dimanapun, kapanpun dan
bagaimanapun juga keadaannya, pribadinya sebagai manusia yang taat beragama tidak
berubah dan tidak mudah goyah.
Mendidik anak-anak menjadi manusia yang taat beragama Islam ini, pada hakekatnya
adalah untuk melestarikan fitrah yang ada dalam setiap diri pribadi manusia, yaitu beragama
tauhid, agama Islam.
Seorang anak itu mempunyai “dwi potensi”yaitu bisa menjadi baik dan buruk. Oleh
karena itu orang tua wajib membimbing, membina dan mendidik anaknya berdasarkan
petunjuk-petunjuk dari Allah dalam agama-Nya, agama Islam agar anak-anaknya dapat
berhubungan dan beribadah kepada Allah dengan baik dan benar. Oleh karena itu anak harus
mendapat asuhan, bimbingan dan pendidikan yang baik, dan benar agar dapat menjadi
remaja, manusia dewasa dan orang tua yang beragama dan selalu hidup agamis. Sehingga
dengan demikian, anak sebagai penerus generasi dan cita-cita orang tuanya, dapat tumbuh
dan berkembang menjadi manusia yang dapat memenuhi harapan orang tuanya dan sesuai
dengan kehendak Allah.
Kehidupan keluarga yang tenteram, bahagia, dan harmonis baik bagi orang yang
beriman, maupun orang kafir, merupakan suatu kebutuhan mutlak. Setiap orang yang
menginjakkan kakinya dalam berumah tangga pasti dituntut untuk dapat menjalankan bahtera
keluarga itu dengan baik. Kehidupan keluarga sebagaimana diungkap di atas, merupakan
masalah besar yang tidak bisa dianggap sepele dalam mewujudkannya. Apabila orang tua
gagal dalam memerankan dan memfungsikan peran dan fungsi keduanya dengan baik dalam
membina hubungan masing-masing pihak maupun dalam memelihara, mengasuh dan
mendidik anak yang semula jadi dambaan keluarga, perhiasan dunia, akan terbalik menjadi
bumerang dalam keluarga, fitnah dan siksaan dari Allah.
Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan pengasuhan anak ini, ajaran
Islam yang tertulis dalam al-Qur’an, Hadits, maupun hasil ijtihad para ulama (intelektual
Islam) telah menjelaskannya secara rinci, baik mengenai pola pengasuhan anak pra kelahiran
anak, maupun pasca kelahirannya. Allah SWT memandang bahwa anak merupakan
perhiasaan dunia. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 46;

ّ ‫ا َ ْل َما ُل َو ْال َبنُ ْونَ ِز ْينَةُ ْال َحيو ِة الدُّ ْن َيا ج َو ْالب ِقيتُ ال‬
‫ص ِلحتُ َخي ٌْر ِع ْندَ ِربِ َّك ث َ َوابًا و َخي ٌْر‬
}46 :‫ {الكهف‬.ً‫ا َ َمال‬
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan”.1[4] (QS. al-Khafi: 46)

Dalam ayat lain Allah berfirman;

.} 6 : ‫ارا…{ التّحريم‬ َ ُ‫يآيُّ َها ال ِذيْنَ ا َمنُ ْوا قُ ْوآ ا َ ْنف‬


ً َ‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …. (QS.
at-Tahrim: 6)

Dengan demikian mendidik dan membina anak beragam Islam adalah merupakan suatu
cara yang dikehendaki oleh Allah agar anak-anak kita dapat terjaga dari siksa neraka. Cara
menjaga diri dari apa neraka adalah dengan jalan taat mengerjakan perintah-perintah Allah.
Sehubungan dengan itu maka pola pengasuhan anak yang tertuang dalam Islam itu
dimulai dari:
1. Pembinaan pribadi calon suami-istri, melalui penghormatannya kepada kedua orang tuanya
2. Memilih dan menentukan pasangan hidup yang sederajat (kafa’ah).
3. Melaksanakan pernikahan sebagaimana diajarkan oleh ajaran Islam
4. Berwudlu dan berdo’a pada saat akan melakukan hubungan sebadan antara suami dan istri
5. Menjaga, memelihara dan mendidik bayi (janin) yang ada dalam kandungan ibunya.
6. Membacakan dan memperdengarkan adzan di telinga kanan, dan iqamat ditelinga kiri bayi
7. Mentahnik anak yang baru dilahirkan. Tahnik artinya meletakkan bagian dari kurma dan
menggosok rongga mulut anak yang baru dilahirkan dengannya, yaitu dengan cara
meletakkan sebagian dari kurma yang telah dipapah hingga lumat pada jari-jari lalu
memasukkannya ke mulut anak yang baru dilahirkan itu. Selanjutnya digerak-gerakkan ke
arah kiri dan kanan secara lembut. Adapun hikmah dilakukannya tahnik antara lain; pertama,
untuk memperkuat otot-otot rongga mulut dengan gerakan-gerakan lidah dan langit-langit
serta kedua rahangnya agar siap menyusui dan menghisap ASI dengan kuat dan alamiah,
kedua, mengikuti sunnah Rasul.
8. Menyusui anak dengan air susu ibu dari usia 0 bulan sampai usia 24 bulan
9. Pemberian nama yang baik.
Oleh karena itu pada setiap muslim, pemberian jaminan bahwa setiap anak dalam
keluarga akan mendapatkan asuhan yang baik, adil, merata dan bijaksana, merupakan suatu
kewajiban bagi kedua orang tua. Lantaran jika asuhan terhadap anak-anak tersebut sekali saja
kita abaikan, maka niscaya mereka akan menjadi rusak. Minimal tidak akan tumbuh dan
berkembang secara sempurna.
Pentingnya Pendidikan Agama Islam pada
Generasi Muda
Pendidikan bertujuan untuk membentuk suatu perilaku yang baik pada generasi muda
muslim, yang berdasarkan dengan aqidah Islam serta ketauhidannya kepada Allah swt.,
bergaul dengan teman yang mempunyai akhlak yang baik pula, memperdalam gama dengan
berbagai cara, misalnya saja mempelajari hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum-hukum
Islam agar pengetahuannya bertambah semakin luas.
Islam mempunyai tujuan untuk menanamkan jiwa kemasyarakatan yang sangat
penting dan berguna kelak ketika sudah berkeluarga, dan sekarang seorang pemuda
mempunyai tugas untuk berlatih dalam masyasakat sedikit demi sedikit agar kelak tidak
kesulitan ketika terjun langsung dalam masyarakat. Hal itu memerlukan kesadaran yang
muncul dalam diri sendiri, atau ada juga dorongan dari luar misalnya saja keluarga atau
teman di sekelilingnya sehingga dengan begitu ada perasaan yang membangkitkan semangat
untuk mau keluar dan belajar bermasyarakat demi tercapainya masa depan yang menjanjikan.
Manusia itu dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun, kemudian Allah swt.
menugaskan manusia untuk mencari tahu apa yang ada di sekelilingnya serta mempelajari
setiap perubahan-perubahan yang terjadi melalui panca indra. Sudah seharusnya sebagai
generasi muda untuk menerapkannya pada kehidupan sehari-hari dan mencintai setiap proses
yang terjadi. Sehingga sejak dini sudah tercipta suatu karakter individu yang bisa menghadapi
hambatan-hambatan yang suatu saat pasti akan terjadi.
Melalui pendidikan dan pengajaran, berdampak pada akhlak yang baik. Apabila
seseorang yang pada awalnya belum begitu mengetahui tentang ilmu agama, kemudian ia
mempunyai niat untuk memperdalam ilmu agamanya dengan cara menuntut ilmu di
sekolahan yang berbasis agama, maka dengan seiring berjalannya waktu ia akan mengerti
tentang ilmu agama. Selain itu moralnya juga menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya.
Kemudian ketika di dalam masyarakat ia sudah siap apabila di minta tolong untuk melakukan
suatu hal yang berhubungan dengan agama. Pendidikan juga sebagai sarana untuk
mempelajari aspek-aspek dalam kehidupan yang menjadikan para pemuda mempunyai dasar
pemikiran yang kokoh. Karena dengan dengan itu seseorang menjadi terbiasa dalam berfikir
secara kritis dan dengan dasar-dasar pendidikan agama Islam seseorang dapat berfikir secara
jernih dan tidak bingung apabila menghadapi persoalan kehidupan. Dengan terwujutnya suatu
karakter pada generasi muda akan berdampak positif baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk orang-orang di sekitarnya, dan menjadikan perubahan dalam masyarakat, yang dulunya
sangat pasif, tidak mengetahui agama secara keseluruhan, dan berakhlak yang kurang,
sekarang menjadi aktif dalam segala hal, berwawasan luas, berakhlak yang baik. Karena jika
seseorang kepribadiannya masih sangat kuno, pasti akan banyak sekali masalah-masalah
yang muncul yang mengakibatkan pertentangan antar individu atau antar kelompok. Mereka
tidak bisa berfikir positif dan menjadi semena-mena dalam menentukan keputusan.
Islam memiliki rahasia di dalamnya. Islam membawa kebahagiaan dunia akhirat yang
mempunyai dampak yang sangat baik bagi manusia. Islam menjelaskan setiap aspek-aspek
dalam kehidupan. Seperti yang dijelaskan oleh (hafidz, kastolani, 2009:11) bahwa agama
islam yang hanif merupakan pedoman dalam kehidupan, individu atau masyarakat, aspek
material atau spiritual secara bersamaan. Islam memperjelas makna ibadah dan mempertegas
nilai kerja, memperhatikan segala aspek kehidupan, mengatur urusan duniawi seluruhnya
sebagai jalan satu-satunya menuju kehidupan akhirat.islam memperhatikan seluruh aspek
kehidupan dengan berbagai aturannya. Baik aspek ekonomi, politik, pemerintahan, ilmu,
kemasyarakatan dan lain sebagainya.
Hambatan-hambatan yang terjadi dalam kehidupan ini ada berbagai macam dan
mungkin akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu, misalnya saja kesadaran yang
masih sangat lemah, banyaknya pendidikan islam yang belum mengimplikasikan visi dan
misinya secara nyata, yang dalam kegiatan di sekolah kurang menerapkan perilaku-perilaku
yang telah di ajarkan pada agama islam. Banyak pula teknologi yang semakin maju yang
mengakibatkan generasi muda menjadi terlena akan hal itu dan menjadikannya semakin
malas untuk beraktifitas dan keluar melihat bagaimana keadaan sekitarnya, bahkan
kurangnya motivasi yang mana sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Generasi muda harus pintar-pintar dalam melakukan
suatu hal, mereka harus berfikir secara matang serta tidak melupakan akibat-akibatnya yang
akan terjadi. Karena apabila para pemuda tersebut lalai dalam hal sekecil pun, maka akan
mendatangkan suatu penyesalan yang besar nantinya. Maka untuk itu islam mengajarkan
solusi-solusinya dari setiap hambatan-hambatan tersebut. Seperti islam mengajarkan kepada
umat islam agar tidak berputus asa dalam menghadapi sesuatu dan anjuran untuk bersungguh-
sungguh untuk mendapatkan apa yang di inginkannya sehingga apabila generasi muda mulai
melemah semangatnya menjadi bangkit kembali karena telah mendapatkan ajaran agama
islam tersebut. Pendidikan islam yang masih sangat minim dalam menerapkan visi dan
misinya seharusnya meningkatkan upaya-upaya yang berhubungan dengan visi misi tersebut.
Atau mungkin para guru lebih memperhatikan peraturan-peraturan dan memberi sangsi
apabila ada siswa yang melanggar. Selain itu para guru juga menganjurkan kepada siswanya
untuk berpakaian sopan selayaknya tuntunan agama Islam yang harus menutup aurotnya
khususnya bagi putri. Para siswa juga perlu untuk diajari tentang bagaimana baca tulis Al-
quran secara benar dan dijelaskan pula makna dari setiap ayat Al-Quran, dengan tujuan
supaya siswa tidak menghiraukan kitabnya sendiri. Dalam hal ini peran generasi muda adalah
selalu memperhatikan cara-cara mendidik siswa yang benar menurut ajaran agama Islam dan
dapat diterima secara utuh oleh siswa serta ajaran tersebut dapat direalisasikan secara
langsung karena telah mendarah daging dan tertanam dalam jiwa para siswa.
Manfaat pendidikan agama Islam utuk masa depan ada banyak sekali, khususnya
apabila sudah berkeluarga, pendidikan tersebut berperan sebagai pengetahuan untuk
mendidik diri sendiri dan keluarganya kelak, dalam bermasyarakat, dan juga sebagai perisai
untuk cobaan-cobaan perkembangan zaman yang semakin beraneka ragam. Semua itu tidak
akan berjalan lancar apabila tidak ada kekuatan iman yang mendasar pada diri generasi muda.
Karena dengan iman, seseorang mempunyai pendirian yang akan mempertahankannya dari
berbagai situasi dan kondisi yang akan terjadi. Seperti yang dijelaskan oleh (hafidz, kastolani,
2009:157) bahwa sesungguhnya pendidikan Islam merupakan model pendidikan yang telah
menumbuhkan generasi beriman, siap mengorbankan dirinya, berkhidmat untuk masyarakat,
dan memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada umat manusia, telah menunaikan peran
yang istimewa dalam mentransfer nilai-nilai keislaman dan peradaban Islam dari generasi
terdahulu kepada generasi mendatang dan dari generasi tua kepada generasi muda.
Pendidikan Islam dan peradaban Islamharus bersama-sama sebagai satu kesatuan dalam
menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif. Hendaknya kaum muslimin dapat
menghadapi berbagai tantangan ini dengan sikap konsisten, baik sebagai individu, kelompok,
bangsa dan masyarakat, Negara atau pemerintah sehingga dapat menunaikan amanah islam
yang telah diamanatkan Allah swt.
Maka untuk itu pentingnya pendidikan agama Islam pada generasi muda ialah untuk
mewujudkan cita-cita masyarakat Islam yang sesuai dengan perintah Allah swt. dan
menanamkan Akhlakul Karimah sebagai bekal menuju jalan yang telah disiapkan oleh allah
swt. untuk hamba-hambanya yang mau dengan ikhlas belajar sesuai dengan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai