PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember Untuk
memenui salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas
Dakwah Prograrm Studi Bimbingan dan Konseling Islam
Oleh :
yang telah diperoleh. Masa kecil anak adalah masa yang sangat
menentukan, karena itu masa kecil yang tidak bahagia akan dibawa sampai
lingkungan keluarga yang harmonis dan baik dalam arti keluarga yang
Kedua orang tua mempunyai peran yang yang sangat besar dalam
hadits Nabi saw, yang menyatakan bahwa kedua orang tua memiliki peran
utama dan strategis dalam pendidikan dan pembentukan akhlak anak yaitu:
kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.
berkata sopan, dan kelak suatu hari anak-anak mereka bernasib lebih baik
1
Zubaidi, Akhlak & Taswuf (Jogjakarta: Lingkar Media, 2015), 31.
dari mereka baik dari aspek kedewasaan pikiran maupun kondisi ekonomi,
maka dari itu dibutuhkan optimalisasi tanggung jawab dan peran dari
orang tua. Meskipun pada dasarnya seorang anak lahir di atas fitrah, akan
bimbingan yang baik dan terarah, karena sesuatu yang baik jika tidak
dijaga dan dirawat, ia akan menjadi tidak baik akibat pengaruh faktor-
sebenarnya sudah harus dimulai sejak anak tersebut belum lahir bahkan
hidup manusia karena anak sebagai generasi penerus keluarga. Sejak lahir,
keseimbangan dalam moral anak dan orang tualah yang lebih tahu akan hal
tersebut.
orang tua yang utuh karena dengan keadaan tersebut mereka bisa
dan bisa diarahkan lagi ke arah yang lebih baik. Namun keadaan tersebut
akan berbeda bagi anak yang tidak mempunyai orang tua secara utuh,
bahkan hidup di panti asuhan. Anak yatim yang kehilangan orang tuanya,
anak korban akibat “broken home” akan menjadi tanggung jawab kita
undang-undang dasar 1945 yang tercantum pada BAB XIV pasal 34 yang
Sebagai amanat Allah yang dititipkan kepada kedua orang tua anak
yang cukup dari kedua orang tua, karena kepribadiannya ketika dewasa
yang sempurna, sebab pendidikan yang diperoleh pada masa kecil akan
2
Mulyadi Kartanegara, Mozaik Khasanah Islam,Bunga Rampai dari Chicago, (Jakarta Selatan:
Paramadina, 2000), 75.
3
Undang-undang Dasar, 1945, hlm. 2
maka sesungguhnya kedua orang tua itulah yang memiliki tanggung jawab
dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik
mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur.
dalam Islam. Mendidik anak yatim piatu dengan baik dalam membimbing,
memelihara anak yatim piatu. Hal ini tidak lain agar seorang Muslim tidak
terjebak dalam tata cara pengasuhan yang salah dan dapat menelantarkan
anak yatim piatu. Salah satu cara agar tidak menelantarkan anak yatim
piatu yaitu dengan cara mengasuh mereka sesuai dengan tuntunan Al-
4
Juwariyah, Pendidikan Anak dalam Al-qur`an (Yogyakarta: Teras, 2010), 69.
5
Ahmad, Diklat Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Lembaga Pendidikan Pelita Umat, 2010), 22-23
Qur`an. Ayat-ayat yang menjelaskan tentang memelihara anak yatim piatu
Terjemahnya :
Tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu
(Muhammmad) tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka
secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka
mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat
kerusakan dan berbuat kebaikan. Dan Jika Allah menghendaki, niscaya
Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.6
Saat ini kita telah mengenal tiga kecerdasan yang sangat populer
itu adalah kecerdasan otak (IQ), kecerdaan hati (EQ), dan kecerdasan
beda sesuai dengan apa yang kita butuhkan di kehidupan dunia ini.
itu lebih penting, dan kecerdasan spiritual adalah yang paling penting. Para
6
Departemen Agama Republik Indonesia Al-Hikmah, Al-Baqarah.(220)
ilmuwan telah sepakat bahwa kecerdasan spiritual adalah puncak
spiritual ini berada di bagian diri yang paling dalam yang berhubungan
hanya mengakui nilai-nilai yang ada akan tetapi manusia secara kreatif
7
Muhammad Thohir, Karakter Asmaul Husna Menjadi Cermin Kecil Allah(Tangerang: Lentera
Hati, 2015), 119.
agama serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan mencintai,
dengan begitu manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk,
yang baru.
Islam kepada anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, anak terlantar dan juga
yang kuat, sulit untuk dipengaruhi orang lain, memiliki moral yang baik
mereka dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk. Adapun
yang baik. Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap hari, anak-anak akan
mengalami proses internalisasi, pembiyasaan dan akhirnya menjadi bagian
dari hidupnya, dan akan mengalami gejolak dalam hati jika hal itu
ditinggalkan.8
tersebut dimaksudkan agar anak menghormati yang lebih tua, teman satu
pada anak. Dalam konteks agama Islam dapat dicapai dengan berbagai
berakhlak terpuji.9
keluarga, dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua. Hal ini
8
Siti Munawaroh selaku pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Jember, Wawancara oleh penulis,
12 September 2023, wawancara.
9
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah (Jakarta: Ruhama,, 1995), 40.
menyebabkan terputusnya interaksi sosial antara orang tua dan anak. Dari
terabaikan.
memberikan bimbingan terhadap anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak-
anak terlantar. Oleh karena itu Panti Asuhan Putri Aisyiyah yang mana
panti asuhan ini sebagai lembaga pendidikan non formal telah memberikan
sopan, tidak patuh dengan orang yang lebih tua. Itu semua demi
tingkah laku anak dan membuang sifat dan kebiasaan buruk anak tersebut
bisa teratasi dan bisa terbentuk kecerdasan spiritual anak di Panti Asuhan
yang datang dari latar belakang berbeda, yaitu anak yatim, piatu, yatim
piatu dan juga anak terlantar. Jadi peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di tempat tersebut, khususnya tentang bagaimana cara pengasuh
B. Fokus Penelitian
Aisyiyah Jember?
C. Tujuan Penelitian
Aisyiyah Jember.
Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Instansi
khususnya remaja.
c. Bagi Masyarakat
terhadap penggunaan istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Hal ini
1. Bimbingan Pengasuh
sosial.
2. Kecerdasan Spiritual
utuh. Kecerdasan spiritual ini berada di bagian diri yang paling dalam
3. Remaja
anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam perubahan
seperti fisik, mental, emosi dan sosial. Adapun remaja yang dimaksud
peneliti yaitu remaja panti asuhan Putri Aisyiyah usia 13-16 tahun atau
4. Panti Asuhan
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
10
Irfan Subarkah,“ Upaya Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto dalam membentuk
kecerdasan spiritual anak Tahun 2017”, Skripsi IAIN, Jurusan Dakwah, Purwokerto, 2017, hlm. 8.
Diakses dari repository.iainpurwokerto.ac.id, pada hari Kamis, tanggal 10 Oktober, 2018 (19.45),
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/2884/(skripsi
pada lokasi penelitian, dan fokus penelitian. Penelitian sebelumnya
berjiwa besar.
jawabnya sebagai orang tua jika tidak sempat ke masjid orang tua
11
Rika Armiyanti skripsi, jurusan pendidikan agama islam, fakultas, tarbiyah dan keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung yang berjudul “ Pearanan Orang Tua dalam
Membina Kecerdasan Spiritual Anak dalam Keluarga di Desa Hujung Kecamatan Belalau
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2018”.
penelitian, fokus penelitian dan dari segi pembimbingan. Penelitian
Spiritual Siswa”.12
ini terletak pada lokasi penelitian, fokus penelitian dan dari segi
12
Atika Fitriani, Eka Yuniarti “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan
Kecerdasan Spiritual Siswa”, vol. 3, 2. (2018)
Tabel 1
dalam membina
kecerdasan spiritual
anak, sedangkan
penelitian ini
berfokus pada
bimbingan
pengasuhan dalam
membentuk
kecerdasan spiritual
pada remaja di
panti.
G. Kajian Teori
1. Bimbingan Pengasuh
13
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2010),
6.
regulating (mengatur), governing (mengarahkan) dan giving
makhluk sosial.
16
Sulistyarini dan Mohammad Jauhar, Dasar-dasar Konseling (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,
2014), 25.
17
Syamsu Yusuf, L.N. dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2016, Cet. 9), 6.
2) Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan
bimbingan.
18
Masturin dan Zaenal Khafidin, Buku Daros BKI PENDIDIKAN( Kudus: STAIN Kudus, 2008), 7
mereka. Dengan harapan semoga anak-anak tersebut bisa
b) Tujuan Bimbingan
1) Tujuan Umum
akhirat.
2) Tujuan Khusus
19
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren#Kyai, diakses pada hari Rabu 19 Mei 2018, pukul 08.00
WIB.
b) Membantu individu dalam mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya.
c) Fungsi Bimbingan
1) Fungsi Pemahaman
2) Fungsi Preventif
4) Fungsi pengembangan
5) Fungsi Penyembuhan
6) Fungsi Adaptasi
7) Fungsi Penyesuaian
norma agama.
harapkan.
d) Metode Bimbingan
1) Metode Keteladanaan
bagi anak.
2) Metode Pembiasaan
3) Metode nasehat
prinsip .
sempurna.21
e) Materi Bimbingan
adalah :
1) Bimbingan Ibadah
21
Hidayatul Khasanah, dkk,Metode Bimbingan dan Konseling Islam dalam Menanamkan
Kedisiplinan Sholat Dhuha pada Anak Hiperaktif di MI Nurul Islam Ngaliyan Semarang.Jurnal ilmu
dakwah, Vol. 36, No.1, Januari – Juni 2016 ISSN 1693-8054, 10-11. journal.walisongo.ac.id ›
index.php › dakwah › article › file:///D:/Downloads/1623-4298-1-PB.pdf
bahwa membaca qur`an merupakan sebuah metode atau
3) Bimbingan Akhlak
manusia.23
4) Bimbingan Akidah
2. Kecerdasan Spiritual
22
Suharsono, Akselerasi Inteligensi Optimalkan IQ, EQ & SQ (Jakarta: Inisiasi Press, 2004, Cet. 1),
163.
23
Zubaidi, Akhlak & Tasawuf, 3
a) Pengertian Kecerdasan
manusiawi dan rasa ingin tahu untuk sampai pada kebenaran dan
b) Pengertian Spiritual
berasal dari kata spirit. Makna dari spirit, dalam Kamus Besar
dan memberi arah dan arti pada kehidupan, suatu kesadaran yang
24
Suharsono, Akselerasi Inteligensi Optimalkan IQ, EQ & SQ, 160
Maha Tinggi) atau untuk sesuatu yang lebih besar dari diri
prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
Allah.
dari fitrah manusia itu sendiri. Kecerdasan jenis ini tidak dibentuk
25
2 Ulfah Rahmawati, Pengembangan Kecerdasan Spiritual Santri (Studi terhadap Kegiatan
Keagamaan di Rumah TahfizQu Deresan Putri Yogyakarta), Jurnal Penelitian, Vol. 10, No. 1
Februari 2016. Diakses dari journal.stainkudus.ac.id.http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/
jurnalPenelitian/a rticle/viewFile/1332/117
26
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir
Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan(Bandung: Mizan Media Utama, 2002, Cet.
V), 3-4.
melalui diskursus-diskursus atau memori-memori fenomenal, tetapi
tertinggi manusia.
27
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir
Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, 14
kepada al-Wahhab dan tetap menyayangi menuju sifat
Allah ar-Rahim.28
supraindrawi.
dan sebagainya).29
28
Ulfah Rahmawati, Pengembangan Kecerdasan Spiritual santri: Studi terhadap Kegiatan
Keagamaan di Rumah TahfizQu Deresan Putri Yogyakarta, Jurnal Penelitian, Vol. 10, No. 1,
Februari 2016, 107. journal.stainkudus.ac.id › index.php › jurnalPenelitian › article,
file:///D:/Downloads/1332-4590-1-SM.pdf
29
Muhammad Thohir, Karakter Asmaul Husna (Menjadi Cermin Kecil Allah), Lentera Hati,
Tangerang, 2015, hlm. 119-120
1) Latihan-latihan yang bersifat intelektual, seperti halnya
3. Remaja
a) Pengertian Remaja
lebih mandiri.33
33
Sarwono Sarlito W, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), 9.
hubungan dengan teman sebayanya, hubungan dengan kondisi
dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai
usia pada remaja yang dapat dijelaskan sebagai berikut, usia 12-15
remaja tengah, dan remaja akhir pada usia 18-21 tahun. Dengan
selanjutnya.
akan kebebasan.
4) Masa remaja sebagai periode mencari Identitas. Diri
obatan.36
36
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), 207-211.
mempunyai ciri-ciri sebagai periode yang penting untuk
masa peralihan yang ditandai dengan gaya hidup yang berbeda dari
perkembangan-perkembangan remaja.
dewasa.
37
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), 211.
mengembangkan perilaku-prilaku yang menyimpang atau yang
4. Panti Asuhan
dua kata, yaitu “panti” yang berarti rumah atau tempat kediaman
dan asuhan yang berarti tempat memelihara anak yatim atau yatim
perkembangan karakternya.40
berikut:
nasional”.41
patuh dengan orang yang lebih tua dan masih banyak lagi yang
41
Departemen Sosial Republik Indonesia, Panduan Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial
Anak Melalui Panti Asuhan Anak, (Jakarta: Depsos RI, 1997), 4.
b. Tujuan Panti Asuhan
generasi cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut serta aktif di
maupun masyarakat.
Indonesia yaitu:
42
Fitria Iyudhia Ekawati, Muhadjir Effendy, Ach.Rasyad, “Metode Monitoring Bagi Petugas Panti
Sosial Di UPT PTKS Malang,” Jurnal Pendidikan 10, no.1 (Maret 2015): 14.
cara membantu dan membimbing mereka ke arah
43
rtemen Sosial Republik Indonesia. Pedoman Umu., (Jakarta: Depsos RI, 1997), 6.
mengimplementasikan suara dan pilihan anak); serta
antara lain:
sosial.
sebagai berikut:
a) Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan
kehidupan.
sekolah.44
44
Tim Sosiologi, Sosiologi Suatu Kajian Tentang Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Yudhistira,
2004), 4.
f) Anak yang terlantar karena ditinggal kerja oleh
orang tuanya.
Abuse).45
berikut:
anak.
serta penempatannya.
45
Achmadi , Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 15.
Fungsi perlindungan merupakan fungsi yang
terjadinya perpecahan.
lingkungan.
wajar.
adalah:
a) Dasar Ideologi
b) Dasar Konstitusional
c) Dasar Operasional
badan/orang-orang".47
d) Dasar Religius
miskin”.
H. Metode Penelitian
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (, Bandung: Alfabeta, 2010), 9.
dokumentasi. Kemudian informasi tersebut ditulis dengan cara
deskripsi.
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
2. Lokasi Penelitian
3. Subyek Penelitian
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang objek yang diteliti,
49
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif (Makassar: Syakir Media Press, 2021), 137.
Sumber data sekunder, yaitu sumber yang tidak secara
spiritual.
a) Metode Observasi
c) Metode Wawancara
51
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, 137–38.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D., 317-318.
melakukan wawancara lebih bebas namun peneliti juga
panti asuhan Putri Aisyiyah usia 13-18 tahun selaku pihak yang
c) Metode Dokumentasi
5. Analisis Data
53
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, 150.
Analisi data adalah proses menggali dan menyusun data yang
simpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.54
terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah (1) reduksi data
(data reduction); (2) penyajian data (data display); dan (3) penarikan
dokumentasi.
54
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif., 162.
55
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif., 163.
pengambilan tindakan.56 Penyajian data dilakukan dalam
ringkasan penelitian.57
56
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif., 167.
57
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif., 171.
proses analisis data menggunakan model analisis data interaktif
6. Keabsahan Data
data.59
58
Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif., 203.
59
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling; Pendekatan
Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta
Model Penyajian Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 74.
pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan
7. Tahap-tahap Penelitian
penelitian:
a. Pra-Lapangan
dari informan.
b. Pengelolaan Lapangan
60
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling; Pendekatan
Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta
Model Penyajian Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 75.
penelitian dan mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan,
c. Analisis data
DAFTAR PUSTAKA
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010),
14.
Atika Fitriani, Eka Yuniarti “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa”, vol. 3, 2. (2018)
61
Moleong, Metodologi Penelitian (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), 175–79.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET, 2010), 6.
Farid Hasyim dan Mulyono, Bimbingan dan Konseling Religius, (Malang: AR-
RUZZ MEDIA, 2017), 31
rtemen Sosial Republik Indonesia. Pedoman Umu., (Jakarta: Depsos RI, 1997), 6.
Syamsu Yusuf, L.N. dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016, Cet. 9), 6.
Yazid al-Busthomi, Cedas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa, ed.
Nirmala (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), 52.