Anda di halaman 1dari 14

KEBENARAN ILMIAH

(Arti, Teori Dan Sifat Kebenaran Ilmiah)


MAKALAH MINI RISET
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat UAS Pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampun :
Bpk R. Muhamad Yasin Fadilah. M.Pd

1. Gisty Maharani Putri (23220000007)


2. Moch Bintang Putra K (23220000008)
3. Rifki Saepul Huda (23220000009)
4. Endang Gunawan (23220000010)
5. Tatang Suryana (23220000012)
6. Sari Restiani (27220000014)
7. Sayidati Nisya Fatimah (27220000015)
8. Sipa Nuraini (27220000016)
9. Siti Rissa Nur Komalasari (27220000017)
10. Tuti Nurcahyati (27220000018)

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kita dapat menulis laporan mini riset ini, Adapun penulisan mini riset ini adalah
untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan agama islam,dengan berjudul
“Pola Asuh Anak Dalam Perspektif Islam”.
Dengan tulisan ini kami harapkan mahasiswa mampu memahami makna dari tugas
ini. Dengan demikian,laporan mini riset ini banyak kekurangan,oleh karena itu,kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar
bisa menjadi lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................i
DAFTAR ISI.............................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................1
1.1.Latar Belakang.......................................................1
1.2.Rumusan Masalah.....................................................2
1.3.Tujuan..............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................3
2.1. Kerangka Pemikiran..................................................3
BAB III METODE PENELITIAN............................................6
3.1 Metode Penelitian.....................................................6
3.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................7
4.1 Hasil................................................................7
4.2 Pembahasan..........................................................7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................9
5.1 Kesimpulan..........................................................9
5.2 Saran................................................................9
5.3 Daftar Pustaka........................................................9
5.4 Lampiran............................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt  yang harus di pertanggung-ja
wabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya bertanggu
ng jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik dan berbagai
aspeklainnya. Menurut perspektif Islam, pendidikan anak adalah proses  mendidik, mengas
uh dan melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orang tua sebagai tanggung jaw
abnya terhadap anak dengan berlandaskan nilai baik dan terpuji bersumber dari Al-Qur’an
dan Sunnah.
Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dibina, dipelihara dan diurus s
ecara seksama serta sempurna, agar kelak menjadi insan kamil atau manusia sempurna, ber
guna bagi agama, bangsa dan negara. Hal tersebut harus diiringi dengan bimbingan yang
memadai, selaras dan seimbang dengan tuntutan. Sehingga tidak terjadi perkembangan gen
erasi yang kearah yang negatif, seperti yang disinyalir dalam QS. An-Nisa : 9 yang artinya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belak
ang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mere
ka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka meng
ucapkan perkataan yang benar” 
Ajaran islam menyebutkan bahwa masa kehamilan merupakan masa yang menentuka
n bagi kehidupan masa depan anak. Masa pengasuhan anak dalam islam dimulai sejak ana
k masih dalam kandungan, oleh karena itu orang tua harus memikirkan perkembangan ana
k dengan menciptakan lingkungan fisik dan suasana batin dalam rumah tangga. Mengasuh
dalam bahasa arab  ُ‫ضن‬
ُ ْ‫ضنَ – يَح‬
َ ‫ َح‬artinya, asuh, mengasuh. Mengasuh anak adalah menjaga o
rang yang belum mampu mandiri mengurus urusannya sendiri, mendidik menjaganya dari
hal yang merusak atau yang membahayakannya. 
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter, anaknya harus mematuhi semua peratu
ran orang tuanya dan akan menghukum anaknya bila melanggar peraturan. Dengan pola as
uh yang seperti itu, orang  tua tidak akan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan ana
k. Dan menurut Luqman : 13 “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesu
ngguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". dalam aya
t tersebut mengajarkan kepada orang tua agar berbicara dengan anak dengan cara lemah le
mbut disertai dengan kasih sayang yang mendalam tanpa memandangnnya dengan penuh k
ebencian.
Oleh karena itu, pola asuh Anak dalam pandangan Islam sangat penting untuk dipaha
mi agar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga terwujud generasi yang baik menurut Al
lah SWT dan Rasulnya.

1
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara mendidik anak di Sekolah Paud Syamsul Ulum
2. Bagaimana cara mendidik anak di Pesantren Al Khodijah
3. Bagaimana cara mendidik anak di Madrasah Tsanawiah Swasta Insan Amanah

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak di Sekolah Paud Syamsul Ulum
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak di Pesantren Al Khodijah
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak di Madrasah Tsanawiah Swasta
Insan Amanah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Pemikiran


a. Pola Asuh
Berdasarkan pendapat dan diktum undang-undang, maka fungsi keluarga dalam pendi
dikan adalah menyangkut  penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, bu
daya dan keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak. Berkaitan dengan ta
nggung jawab orang tua dalam mendidik anak, agama telah memberikan kaidah-kaidah yang
menjadi rujukan dalam rangka mengembangkan “waladun shalihun”(anak yang shaleh). 
Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan fitrah. Pengertian fitrah dipahami oleh
ahli pendidikan islam sebagai potensi, tidak saja potensi ketuhanan tetapi juga beberapa poten
si lainnya. Semua potensi ini dapat berkembang dengan baik tergantung dari upaya lingkunga
n keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama oleh anak dalam mengenal lingk
ungannya. Pada masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak, sebagian besar hari-
hari anak dihabiskan bersama ayah dan ibunya, karena itu pengalaman akan lebih banyak dite
rima anak dari orang tuanya. Penetapan orang tua sebagai penanggung jawab utama  ini disa
mpaikan dalam sebuah sabda Nabi : “setiap anak yang lahir dilengkapi fitrah, maka orang tu
anyalah yang akan membentuk anak menjadi majusi, nasrani atau yahudi”.
Hadits ini mengemukakan bahwa pendidikan agama islam itu merupakan tanggung ja
wab orang tua dan bersifat keharusan, dan pengertian fitrah adalah sikap tauhid kepada Allah
SWT, yakni untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu orang tua memiliki tanggung jawa
b atas fitrah tersebut. Hadits riwayat Imam Hakim juga menyatakan, “Kewajiban orang tua te
rhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, berenang, memanah, dan memberi rizki ya
ng baik.” Hadits riwayat Imam Baihaqi juga menyatakan,  “Kewajiban orang tua kepada ana
knya adalah memberi nama yang baik dan mendidiknya dengan akhlak yang mulia.”
Pola asuh islami adalah suatu kesatuan yang utuh dari sikap dan perlakuan orang tua k
epada anak sejak masih kecil, baik dalam mendidik, membina, membimbing anak secara opti
mal berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh ya
ng tepat dan ideal bagi anak, yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak dan yang p
aling utama pola asuh yang diterapkan bertujuan menananmkan nilai-nilai agama pada anak,
sehinggadapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan perilaku menyimpang pada ana
k di kemudian hari. Betapa besarnya tanggung jawab orang tua di hadapan Allah SWT terhad
ap pendidikan anak. Tentang perkara ini Allah berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya ad
alah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak dur
haka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjak
an apa yang diperintahkan” (QS. Al-Tahrim [66]: 6)
Orang tua dalam mengasuh anak bukan hanya mampu mengkomunikaskan fakta, gag
asan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan akhlak anak. Menc

3
egah dan menghindari segala bentuk perilkau menyimpang pada anak harus dilakukan sedini
mungkin. Salah satunya dengan menanamkan nilai-nilai agama pada anak, sehingga ketika de
wasa nilai-nilai agama yang telah tertanam akan membantu dalam menghadapi semua hal yan
g tidak sesuai dengan ajaran agama. Atau dapat menekan seminim mungkin dari perbuatan-p
erbuatan menyimpang. 
b. Jenis Pola Asuh
1. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis dapat membuat hubungan anak dan orangtuanya menjadi seimbang
karena anak bisa dengan leluasa menyampaikan keinginannya, sementara orang tuanya bisa d
engan leluasa melarang keinginan anaknya jika tidak sesuai. Sehingga terjadi keterbukaan ant
ara anak dan orang tuanya.
2. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter akan membuat anak merasa tertekan, karena orang tua memegang kuas
a penuh terhadap anaknya dengan cara yang salah. Anak dengan pola asuh seperti ini, akan m
erasa selalu bersalah dan tidak percaya diri.
3. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif membiarkan anak mengembangkan semua bakat yang dimilikinya tan
pa tekanan atau tuntutan dari orang tua. Anak dengan pola asuh seperti ini, akan tumbuh menj
adi anak yang kreatif, agresif dan percaya diri. Tapi pola asuh seperti ini juga dapat membuat
anak tidak memiliki ambisi dan cepat puas dengan pencapaian yang didapatnya.
4. Pola asuh otoritatif
Pola asuh authoritative membuat batasan yang harus dipatuhi oleh anak. Orang tua percay
a terhadap kemampuan anak, menghormati pendapat anak dan keinginan anaknya. Dengan po
la seperti ini, anak merasa menjadi pribadi yang dihargai dan mereka akan menjadi anak yang
mandiri dan bahagia.

c. Hakikat Pola Asuh Islami


Pada hakekatnya mengasuh anak adalah usaha nyata dari orang tua dalam mensyukuri kar
unia Allah, serta mengemban amanat-Nya. Usaha nyata orang tua dimaksudkan untuk menge
mbangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak, secara garis besar potensi anak dapat dib
edakan menjadi dua, potensi rohaniah meliputi potensi pikir, potensi rasa, dan potensi karsa.
Sedangkan potensi jasmaniah meliputi potensi kerja dan potensi sehat. Hakekat pola asuh isla
mi adalah:
1. Menyelamatkan Fitrah Islamiah Anak
Pada dasarnya setiap anak terlahir di dunia ini menurut pandangan islam telah memba
wa fitrah islamiah. Oleh karena itu setiap orang tua wajib menyelamatkan dengan usaha yang
nyata. Usaha-usaha dalam mengembangkan potensi fitrah anak dapat ditempuh dengan mema
nfaatkan berbagai kesempatan ketika berkumpul bersama anak misalkan dengan  menjelaskan
tentang ke-Maha Kuasaan Allah daalam menanamkan tauhid.

4
2. Mengembangkan potensi pikir anak
Berkembangnya potensi pikir anak harus didasari oleh nilai-nilai fitrah islamiah. Jang
an sampai dengan berkembangnya pemikiran anak, justru mencabut nilai-nilai aqidah yang te
lah diikrarkan di hadapan Allah sebelum dilahirkan ke dunia. Berkaitan dengan potensi pikir i
ni, Rasulullah besabda, “Pikirkanlah ciptaan Allah, tetapi jangan berpikir tentang Dzat Allah
Ta’ala sebab kalian akan rusak” (H.R Abu Syekh). Hadis ini mengandung makna agar seluru
h umat manusia agar mempergunakan akal sehatnya secara optimal untuk memikirkan segala
ciptaan Allah yang ada di dunia ini.
3. Mengembangkan Potensi Rasa Anak
Bersamaan dengan diberikannya potensi pikir, setiap anak juga dilengkapi dengan pot
ensi rasa. Perasaan yang dijiwai oleh kaidah islamiyah anak akan tumbuh dewasa menjadi ora
ng-orang yang berakhlak baik dalam menjalin hubungan sang pencipta dan beerakhlak baik p
ula dalam bergaul sesama makhluk ciptaan-Nya. Masalah potensi rasa ini dijelaskan Allah da
lam firman-Nya, ...”dan kami jadikan mereka berpendengaran, berpenglihatan dan berperas
aan...” (Q.S Al-Ahkaf : 26). Berdasarkan ayat di atas diharapkan menyadari betul bahwa pen
dengaran, penglihatan dan perasaan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban di had
apan Allah SWT. Berdasarkan ayat di atas, para orang tua muslim hendaknya menanamkan p
ula kesadaran pada anak, bahwa perasaan itu akan dimintakan pertanggungjawaban pada akhi
r kemudian. Dengan terbiasanya perasaan terarah pada obyek yang positif menurut pandanga
n aqidah dan jauh dari obyek yang negatif, niscaya akan terbentuklah sebuah karakter muslim
yang benar-benar membekas pada diri anak.
4. Mengembangkan Potensi Karsa Anak
Apabila fitrah islmiah anak yang berupa akidah islamiah telah terkembangkan sedemi
kian rupa oleh pendidikan orang tua, sehingga potensi pikir dan porensi rasa selalu menyuara
kan nilai-nilai akidahnya, maka potensi karsa anak pun akan semakin cenderung untuk senant
iasa berkarsa positif.

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sebagai karya ilmiah,maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode. Secara
umum metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau Langkah Langkah
dalam mendapatkan pengetehuan ilmiah atau ilmu. Secara terperinci Almack mendefinisikan
metode ilmiah sebagai sebuah cara menerapkan prinsip prinsip logis terhadap
penemuan,pengesahan,dan penjelasan kebenaran. Berangkat dari pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa adanya metode penelitian memiliki fungsi yang sangat penting dan menjadi
pedoman untuk mengajarkan suatu penelitian,agar dapat menghasilkan karya tulis yang
maksimal.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Menurut arikunto dalam bukunya hardiansyah,Teknik pengumpulan data yaitu cara
memperoleh data dalam melakukan kegiatan penelitian. Dan menurut herdiansyah penelitian
kualitatif dikenal beberapa Teknik pengumpulan data yang umum diguanakan. Beberapa
teknik tersebut,antara lain wawancara,observasi,studi dokumentasi,dan focus grup discussion.
Namun pada penelitian ini menggunakan Teknik kualitatif atau lebih tepatnya wawancara.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang kami dapat dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana cara mendidik anak di Sekolah Paud Syamsul Ulum
2. Bagaimana cara mendidik anak di Pesantren Al Khodijah
3. Bagaimana cara mendidik anak di Madrasah Tsanawiah Swasta Insan Amanah

4.2 Pembahasan
1. Bagaimana Cara Mendidik Anak Di Sekolah Paud
Kami mewawancarai guru paud di daerah limbangan sari,ia menyatakan bahwa cara
mendidik dan mengasuh anak Paud pada usia 0-7 sebagai berikut : “dalam Pendidikan usia
dini itu sebetulnya anak mempunyai karakternya sendiri, jadi anak usia dini itu harus
menyukai diri kita dulu (pengajar\pembimbing). Karena kita sebagai sebagai pengajar atau
pembimbing mereka didalam dunianya,dan cara agar anak tersebut patuh terhadap kita maka
kita harus lebih memahami bagaimana karakter anak tersebut karena tiap anak mempunyai
karakternya masing masing. Dan cara yang paling efektif agar anak tersebut patuh dan nurut
kepada kita adalah dengan cara memberi barang atau menyesuaikan hal apa yang anak itu
sukai,misal anak itu suka belajar lewat media visual,maka kita pun harus menyesuaikan
dengan cara membuka youtube ataupun sumber pembelajaran lain yang mudah dimengerti
oleh anak tersebut.

2. Cara Mendidik Anak Di Pesantren Al Khodijah

a). Kami mewawancarai Alvin dan Torik Salah seorang Murid di AL-KHODIJAH AMA
WAAS Jl Halte Maleber Kp. Waas Rt 04 Rw 13, Sabandar, Kec. Karang Tengah, Kab.
Cianjur Prov. Jawa Barat yang menempati kelas 7 smp mereka juga sekaligus santri di
sekolah Al - Khodijah tersebut. Lama nya mereka pesantren di Al -Khodijah sekitar 6 bulan.
Dan jarak rumah nya tidak terlalu jauh dari sekolah.
Dari hasil penelitian kita, mereka ini awalnya tidak berniat untuk bersekolah disini karna
keingan kedua orang tuanya lah yang menginginkan bersekolah di tempat nya yang
sekarang, mereka termasuk anak yang penurut kepada orang tua nya. Tipe pola asuh kedua
anak ini merupakan tipe permisif sangat di sayang oleh kedua orang tua nya tetapi tidak
terlepas juga dengan aturan yang di buat oleh orang tua nya sepeti contoh nya tidak boleh
main sampai malam dan jika mereka melanggar orang tua nya selalu memberikan sanksi
terhadap mereka seperi tidak boleh main hp.
Semenjak mereka pesantren di Al-Khodijah orang tua nya selalu jenguk anak nya satu
bulan sekali tidak lupa juga sering menghubungi lewat telepon, kedua anak ini termasuk
anak-anak nya mudah bergaul dengan temannya.

7
b). Kami juga mewawancarai seorang pembimbing di Pesantren Al Khodijah bernama ustad
Ikbal, Peran pembimbing nya di Pesantren Al-Khodijah sedikit keras atau tegas untuk solat
nya ngajinya dan hapalan nya, minimal sehari ngaji itu 2 - 5 juz. Mereka dikasih kebebasan
hanya di hari minggu. Selain hari minggu mereka harus kembali mengikuti kegiatan -
kegiatan di pesantren.

3.Cara Mendidik Anak di Madrasah Tsanawiah Swasta Insan Amanah


Kami mewawancarai Ibu Ayi Seorang Guru Di MTS Insan Amanah beralamat di
Kampung Tajurhalang, Sindanglaka, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengajar
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Beliau merupakan salah seorang guru yang tidak
hanya mengajar tetapi juga mendidik para murid nya, karna beliau termasuk orang yang
menyayangi murid nya dan selalu komunikasi dengan orang tua murid nya.
Pola Asuh sebagian dari orang tua murid MTS Insan Amanah menurut Ibu Ayi ini
para murid nya sangat beragam, karna ibu Ayi ini termasuk guru yang dekat sekali dengan
murid nya dan tidak menuntut murid nya untuk pintar, harus sukses dll. Sebelum pendekatan
Ibu Ayi melakukan Tes sikap kepada setiap murid nya, sebagai contoh nya di awal
pembelajaran ada baca do'a dilihat dari respon murid tersebut apakah serius baca do'a atau
malah tidak, mungkin pembiasan baca doa sudah tidak asing tetapi dilihat bagaimana cara
mereka serius mengikuti nya apakah khusu tetapi cara tes sikap pun tidak hanya dengan
melihat ketika baca doa, bisa dilihat di jam istirahat atau sedang belajar dll.
Kebetulan Pola Asuh yang bu Ayi ketahui di lingkungan sekolah yang beliau ajar ini
orang tua nya pada menjadi Tenaga Kerja Warga Indonesia (tkw) jadi di asuh oleh nenek nya
atau mungkin ayahnya sekitar 40% yang ibu nya bekerja ke luar negeri, oleh karena itu
banyak murid nya cenderung kurang pola asuh nya setiap ada tugas atau ada informasi dari
sekolah jadinya kurang sampai ke orang tua nya. Mungkin dari tingkat ekonomi dan latar
belakang keluarga menjadikan kurang disiplin dan sangat berpengaruh terhadap karakter anak
tersebut.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa cara mendidik dan mengasuh anak di
berbagai sekolah:
1. Mendidik anak di Sekolah Paud Syamsul Ulum
2. Mendidik anak di Pesantren Al Khodijah
3. Mendidik anak di Madrasah Tsanawiah Swasta Insan Amanah
Dari ketiga bagian cara mendidik dan mengasuh anak tersebut mempunyai satu kesamaan
yaitu,kita harus menyesuaikan bagaimana karakter anak tersebut karena jika kita mengerti
karakter dan sifat anak tersebut, akan mudah patuh dan menurut kepada kita.

5.2 Saran
Untuk para pembaca diharapkan dapat memberi masukan serta kritik yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini serta marilah kita memahami bagaimana cara
mendidik dan mengasuh anak anak sesuai usianya dan karakternya masing masing agar anak
tersebut dapat mudah dikendalikan dan mudah patuh terhadap kita.

5.3 Daftar Pustaka


https://berita.99.co/contoh-metode-penelitian/

5.4 Lampiran

9
Madrasyah Tsanawiah Swasta (MTS) Insan Amanah

Dokumentasi dengan Bu Ayi Guru MTS Insan Amanah

10
Dokumentasi suasana Pesantren Al - Khodijah

Dokumentasi dengan Santri Al Khodijah

11

Anda mungkin juga menyukai