Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN ANAK

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Nama NIM

Laili suryani 2020100079


Kholijah batubara 2020100129

Dosen Pengampu: Dr. Fauziah Nasution, M.Ag.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD
ADDARY PADANGSIDIMPUAN
T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT.,


Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat kepada kami selaku
penulis berupa kesehatan, kelapangan waktu dan ketegaran fikiran sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Pendidikan
Anak”. Tak lupa shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan alam,
Nabi Muhammad Saw, selaku uswatun hasanah bagi kita semua. Semoga kita
termasuk umat beliau yang mendapat syafaatnya di akhirat kelak.

Kemudian ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Fauziah Nasution, M.Ag.,


Selaku dosen pengampu mata kuliah “Tafsir Ayat Pendidikan” yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan makalah ini.
Penulis juga banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik dalam pembuatan makalah di masa mendatang. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Padangsidimpuan, Selasa 16 Mei 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an ............................................................. 3
B. Pelajaran Pendidikan Anak dari Lukmanul Hakim ......................................6
C. Tafsir Tematik Surah Luqman: 13-15 .......................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah anugerah sekaligus amanat yang diberikan Allah
SWT. kepada setiap orang tuanya. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran anak di tengah-tengah keluarga merupakan bagian
terpenting dari kebahagiaan setiap rumah tangga. Orang tua atau keluarga
yang telah dikaruniai anak, wajib berterima kasih atau bersyukur hanya
kepada Allah SWT. yang telah memberikan kepadanya kebahagiaan
dengan memberikan karunia berupa keturunan atau anak yang menjadi
pujaan hati dan kesayangan, sekaligus menjadi tumpuan harapan bagi
kebahagiaan masa depannya. Selain sebagai anugerah atau nikmat, anak
juga merupakan amanat atau titipan Allah SWT.
Orang tua wajib memperlakukan anak-anaknya secara baik dengan
memberikan pemeliharaan, penjagaan, dan pendidikan yang baik, lahir
maupun batin, agar di kemudian hari mereka dapat tumbuh sebagai anak-
anak yang shalih dan shalihah yang senantiasa taat kepada Allah, berbakti
kepada kedua orang tua dan berguna bagi sesamanya. Melaksanakan
kewajiban memelihara dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, menyia-nyiakan dan tidak memberikan pendidikan yang baik
kepada mereka, adalah suatu bentuk pengkhianatan terhadap nikmat dan
amanat yang diberikanNya kepada kita.
Pendidikan Islam yang digambarkan di dalam al Qur‟an surat
Luqman ayat 13-19 adalah merupakan salah satu jawaban dari berbagai
aspek permasalahan pendidikan yang menjangkiti umat pada zaman ini,
seperti pendidikan akhlaq dan ibadah. Luqman adalah nama hamba yang
Allah jadikan namanya menjadi nama di salah satu surat di al-Qur‟an
karena sifat beliau yang amat bijak dan takwa yang dimilikinya serta
bagaimana beliau mendidik anaknya agar menjadi pribadi muslim yang
setia kepada Allah SWT. Dalam makalah ini akan memuat Pendidikan

1
Anak dalam pandangan Islam yang digambarkan di dalam al-Quran surat
Luqman ayat 13-15.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an?
2. Apa Pelajaran Pendidikan Anak dari Lukmanul Hakim?
3. Bagaimana Tafsir Tematik Surah Luqman: 13-15?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an.
2. Untuk Mengetahui Pelajaran Pendidikan Anak dari Lukmanul Hakim.
3. Untuk Mengetahui Tafsir Tematik Surah Luqman: 13-15.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an
Al-Ghazali menyatakan, "Anak adalah amanah di tangan ibu-
bapaknya. Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya.
Apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan
tumbuh besar dengan sifat-sifat baik dan akan bahagia di dunia akhirat.
Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan tradisi-tradisi buruk, tidak
dipedulikan seperti halnya hewan, niscaya ia akan hancur dan binasa."1
Pendidikan anak menurut Al-Qur'an adalah bimbingan,
pemeliharaan, pembinaan, pengasuhan terhadap potensi yang dimiliki oleh
anak, agar ia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan ajaran (konsep) Al-
Qur'an.2
Dasar-dasar pendidikan anak dalam Islam pada Q.S.
Luqman/31: 13-19, di antaranya:3
1. Memberikan pendidikan agama kepada anak, terutama berkaitan
dengan masalah akidah (Q.S. Luqman/31: 13;
2. Upaya pembiasaan anak untuk berbuat baik (akhlakul karimah) dan
upaya menasihati saat anak melakukan kesalahan;
3. Memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak terkait adab
dan etika;
4. Orangtua mendampingi, turut serta dalam beribadah, tidak sekedar
memerintah pada anak;
5. Anjuran berperilaku pengasih kepada anak;

1
Ahmad Syarifuddin, Mendidik anak: membaca, menulis dan mencintai Al-Quran
(Jakarta: Gema Insani, 2020), hlm. 56.
2
Sulaiman Saat, “Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an,” Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Vol. 13, No. 1 (Juni 2010): hlm. 67,
https://doi.org/10.24252/lp.2010v13n1a5.
3
Moh. Toriqul Chaer dan Fitriah M. Suud, “Pendidikan Anak Perspektif Hamka (Kajian
QS. Luqman/31: 12-19 Dalam Tafsir Al-Azhar),” Southeast Asian Jurnal of Islamic Education
Vol. 2, No. 2 (2020): hlm. 129.

3
6. Membiasakan sikap adil dan kesabaran dalam mendampingi proses
perkembangan anak;
7. Peka dan peduli pada aspek kesehatan anak. nasehat luqman kepada
anaknya merupakan nasehat menjadi manusia yang memiliki
prinsip dan pedoman hidup, utamanya apabila terikat pendapat
diantara kedua orang tuanya dalam permasalahan akidah. Sebagai
seorang anak tetaplah harus mencintai mereka meskipun kedua
orang tuanya memiliki pedoman hidup yang berbeda (q.s.
luqman/31: 16).
Berdasar penelusuran, Q.S. Luqman/31: 12 didapati beberapa catatan
berkenaan dengan tanggung jawab orangtua, diantaranya:
1. Penyadaran pada orangtua mengingat anak adalah amanah Tuhan;
2. Anak merupakan ujian dari Allah Subhanallahu Wata’ala, dan
orangtua tidak boleh berkhianat atas amanah yang dititipkan padanya;
3. Pentingnya pendidikan bagi anak;
4. Mendidik anak menekankan pada strategi dan metode terkait
dengan kemampuan nalar anak;
5. Orangtua tidak diperkenankan memaksa kehendaknya pada proses
pendidikan anak;
6. Upaya pendampingan orangtua dalam hal ibadah dan berperilaku
kepada anak.
Pendidikan anak merupakan bentuk pekerjaan yang mesti dilakukan
dengan sungguh-sungguh, bukan pekerjaan gampangan, apalagi dengan
sambil lalu. Dalam prakteknya tidak sedikit para orangtua yang kerap
melakukan kesalahan dalam upayanya mendidik putra-putrinya, baik
karena ketidakpedulian, sikap meremehkan, maupun kelalaian. Sehingga
kita dengar dan saksikan terjadinya penyimpangan anak-anak dalam
masyarakat akibat pendidikan yang salah. Fenomena ini membuat gusar
para pendidik dan orangtua. Padahal kita sangat membutuhkan peran

4
mereka untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan di muka bumi, juga sebagai
pelanjut estafeta dakwah."4
Setidaknya ada empat materi pendidikan anak yang sangat penting
dalam pendidikan Islam yang harus dialaminya dalam proses transfer nilai-
nilai ajaran Islam. yaitu: (1) pendidikan keimanan. (2) pendidikan emosi,
(3) pendidikan nalar (intelektual), (4) pendidikan jasmani.
1. Pendidikan keimanan
Pendidikan keimanan di sini adalah sinergi berbagai unsur
pedagogis: pengaitan anak- anak dengan dasar-dasar keimanan,
pengakrabannya dengan rukun-rukun Islam, dan pembelajarannya
dengan tentang prinsip-prinsip syariat Islam, pendidikan karakter dan
insting anak yang tumbuh kembang, pengarahan perilaku mereka
sesuai dengan pondasi nilai, prinsip-prinsip, dan norma-norma etik
yang bersumber dari keimanan yang benar kepada Allah, malaikat,
kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan qadha-Nya, baik yang baik
ataupun yang buruk.
2. Pendidikan emosi
Pendidikan emosi mencakup perasaan, emosi, inklinasi,
kecenderungan, dan lain sebagainya. Pendidikan emosi berawal sejak
ia menginjak tahap berpikir untuk bertindak mandiri, dan berterus
terang, berani, senang melakukan kebaikan kepada orang lain,
menekan amarah dan menghiasi diri dengan semua keunggulan mental
dan moral. Tujuan dari pendidikan emosi adalah membentuk
kepribadian, integritas, dan asesorisnya sehingga ketika mencapai usia
baligh nanti anak dapat melakukan semua kewajiban yang diembankan
padanya dengan bentuk yang baik dan sempurna.
3. Pendidikan nalar (intelektual)
Pendidikan nalar berarti membentuk nalar anak dengan egala
disiplin ilmu yang berbeda dan bermanfaat, dengan kebudayaan ilmiah

4
Azhari, Pendidikan Anak dalam Dimensi Islam: Sebuah Tinjauan Kritis Konsep
Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Anak, (Kalimantan Timur: Absolute Media, 2013), hlm. 2.

5
modern yang diperlukannya, pencerahan pemikiran dan peradaban
agar nalarnya matang dan terbentuk secara ilmiah dan berperadaban
sehingga ia mampu berpikir dengan benar. Sehingga, ketika
menggunakan hukum dalam melihat banyak hal menjadi baik dengan
perantara pengetahuannya dan mengambil manfaat dari orang lain.
4. Pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani biasa disebut pendidikan fisik karena
berhubungan dengan tubuh atau fisiknya, adalah bentuk aktifitas yang
dilakukan seseorang (atau orang yang menjaganya) dengan gerakan
tubuh yang teratur dengan tujuan meningkatkan berbagai kemampuan
tubuh yang bermacam-macam dan menambah kecekatan gerakannya.
Hal ini dilakukan untuk menjaga tubuh agar kuat, aktif, dan energik.
Pendidikan jasmani bekerja untuk mengarahkan energi-energi yang
terbentuk sejalan dengan tuntutan-tuntutan diri manusia secara
sinergis. Pendidikan jasmani perlu mendapat perhatian serius,
mengingat ia merupakan sarana untuk membentuk dan membangun
manusia yang saleh, menurunnya kemampuan tubuh berdampak pada
menurunnya kinerja dan kemampuan beraktifitas, dan terkadang
melemahnya kondisi tubuh dapar menyebabkan sesorang tidak mampu
melakukan bagai ibadah. Seperti itulah urgensi pendidikan jasmani
bagi manusia, dan khususnya bagi anak.
B. Pelajaran Pendidikan Anak dari Lukmanul Hakim
Luqman nama aslinya adalah Luqman bin Anqa bin Sadun seorang
tukang kayu, kulitnya hitam dan dia termasuk diantara penduduk Mesir
yang berkulit hitam, serta dia adalah orang yang hidup sederhana, dan
Allah telah memberinya hikmah kepadanya.
Metode Luqman dengan anaknya dinisbatkan oleh ulama ilmu jiwa
modern dengan “metode pendidikan dengan nasehat.” Mereka berpendapat
bahwa metode ini harus diiringi dengan cara lannya, yaitu metode
“pendidikan ketauladanan” karena nasehat walaupun mampu
membangkitkan jiwa, akan tetapi membutuhkan unsur penggerak

6
semangat jiwa yang mampu mengarahkan dengan sempurna. Keutamaan
Luqman al-Hakim adalah beliau menggabungkan hikmah dan syukur
menjadi karakter pendidik yang unggul. Karakter di mana ketika seorang
hamba yang pandai berhikmah maka dia akan menjadi pribadi yang tenang
akan setiap masalah karena tinggi ilmu yang dimiliki sehingga mudah saja
memikirkan jalan keluar yang terbaik, bukan karena melupakannya.
Syukur merupakan perilaku yang senantiasa meningkatkan kapasitas diri
ketika nikmat di beri atasnya dan akan terus meningkatkan kapasitasnya
dalam segi ibadah maupun muamalah ketika nikmat itu di tambah oleh
Allah SWT. Luqman al-Hakim, sebagaimana telah dikatakan oleh para
mufashirin adalah seorang hamba yang shaleh bukan seorang nabi, akan
tetapi Allah mengaruniakan kepadanya hikmah (kepahaman dan ilmu serta
kelembutan dalam berbicara) dan kesyukuran kepada Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan di dalam al Qur‟an :
Artinya: Dan sesungguhya kami telah berikan kepada Luqman,
yaitu: “Bersyukur kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada
Allah) maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha kaya lagi Maha
tepuji. (QS-Luqman Ayat 12).
Ayat di atas menerangan bahwa Luqman telah memperoleh hikmah
itu. Dia sanggup mengerjakan suatu amal dengan tuntunan ilmunya
sendiri. “Bahwa bersyukurlah kepada Allah”. Inilah hikmah yang didapati
oleh Luqman.
Adapun pendidikan anak yang diambil dari kisah Luqman yaitu:5
1. Pendidikan Akidah
Nasehat pertama yang diberikan Lukma terhadap anaknya (Tsaran)
ialah ”wahai anakku! Janganlah menyekutukan Allah, karena
menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar.” Maka seorang
pendidik wajib mendidik anaknya agar mengesakan Allah SWT. dari
lainnya dengan sifat wahdaniyah (KeEsaan Tuhan) dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Bahwa pendidikan tauhid

5
M. Zubaedy, “Konsep Pendidikan Anak Menurut Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 13-
19,” Didaktika Jurnal Kependidikan Vol. 12, No. 2 (Desember 2018): hlm. 137.

7
atau akidah ini merupakan pendidikan yang pertama yang harus di
berikan kepada peserta didik, karena sebagai dasar bagi dirinya untuk
dapat melanjutkan tahapan pendidikan selanjutnya, sebagaimana
firman Allah dalam surat Luqman ayat 13.
2. Pendidikan Akhlak
Setelah Allah menuturkan apa yang diwasiatkan oleh Luqman
terhadap anaknya, yaitu supaya ia bersyukur kepada Allah yang telah
memberikan semua nikmat, yang tiada seorangpun yang bersekutu
dengan-Nya dalam menciptakan sesuatu. Kemudian Luqman
menegaskan bahwasannya perbuatan syirik itu adalah perbuatan yang
buruk. Selanjutnya Allah mengiringi hal tersebut dengan wasiat-Nya
kepada semua anak supaya mereka berbuat baik kepada kedua orang
tuanya, karena sesungguhnya kedua orang tua merupakan penyebab
dari keberadaannya di dunia ini
3. Pendidikan Ibadah
Ibadah merupakan tujuan utama dari di ciptakannya jin dan
manusia. Oleh karena itu, penanaman akan pentingnya ibadah untuk
dilakukan, hendaknya di mulai sejak dini. Karena setiap perbuatan
yang dilakukan manusia akan menjadi ibadah manakala perbuatan itu
dilakukan dengan dasar ilmu dan juga keikhlasan yang tinggi dari si
pelaku ibadah. Sehinggga akan mmperoleh balasan dari Allah SWT.
Materi Pendidikan Anak menurut Luqman Berdasarkan tujuan
pendidikan anak menurut Luqman, maka ada empat materi pendidikan
bagi anak.6
1. Pertama, materi pendidikan keimanan. Materi pendidikan keimanan ini
menjadi dasar atau pondasi untuk materi-materi pendidikan yang
lainnya.
2. Kedua, materi pendidikan ibadah. Materi pendidikan ibadah diberikan
agar anak mengenal syariat Islam sejak dini.

6
Novan Ardy Wiyani, “Epistemologi Pendidikan Anak bagi Ayah menurut Luqman,”
Yinyang Jurnal Studi Islam, Gender dan Anak, Vol.14, No. 2 (Desember 2019): hlm. 318.

8
3. Ketiga, materi pendidikan akhlak.
4. Keempat, materi pendidikan sains. Pendidikan sains nampaknya tidak
luput dari perhatian Luqman sebagaimana yang tertera dalam QS.
Luqman ayat 20. Luqman menganjurkan kepada anaknya untuk
mempelajari apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Mempelajarinya dapat membawa kemanfaatan. Dengan tegas Luqman
mengatakan bahwa mempelajari sains harus dilakukan dengan
berpedoman kepada al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa al-Qur’an
merupakan kitab suci yang ilmiah. Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-
ayat yang menjelaskan tentang sains.
C. Tafsir Tematik Surah Luqman: 13-17
QS. Luqman ayat 13-15
ْ ُ َ َ ْ ِّْ َّ َّ ْ ْْ ُ َ َّ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
{)31 ‫شلشك لظم ع َظ ِظٌ ع‬ ‫اّلل ِإن‬
ِ ‫شك ِب‬
ِ ‫وِإذ قال لقمان الب ِن ِه وهو ي ِعظه يا ب ين ال ت‬
ْ َ َ َ ُ ْ َ َْ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ً ْ َ ُ ُّ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ
ُ)31 ‫ي أ ِن ششك ْر ِ يل َو ِل َو ِشلد ْيك ِإ ي َّل شل َم ِصي‬ ِ ‫ووصٌنا شإلنسان ِبو ِشلدي ِه حممته أمه وهنا ظَل وه ٍن و ِفصاله ِ يف ظام‬
َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ ً ُ ْ َ َ ْ ُّ َ َ َ ُْ ُ َ ‫ْع‬ َ َ َ َْ َ َ ْْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ
‫اب ِإ ي َّل ث َّ ِإ ي َّل‬‫اح ْب ُه َما ِ يف شلدنٌا معروفا وشت ِبع س ِبٌل من أن‬ ِ ‫س لك ِب ِه ِظم فل ت ِطعهما وص‬ ٌ‫شك ِ يب ما ل‬ ِ ‫وِإن جاهدشك ظَل أن ت‬
َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ َ ْ ُ ُ ْ َ
31 ‫} )مر ِجعك فأنبئك ِبما كنت تعممون‬

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,


ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah
engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah
adalah benar-benar kezaliman yang besar” (13) "Dan Kami perintahkan
kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."(14) "Dan jika
keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-
Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan."(15)

9
Tafsir ibnu Katsir:
Allah Swt. menceritakan tentang nasihat Luqman kepada anaknya.
Luqman adalah anak Anqa ibnu Sadun, dan nama anaknya ialah Saran,
menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Allah Swt.
menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan yang baik, bahwa Dia telah
menganugerahinya hikmah; dan Luqman menasihati anaknya yang
merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang
yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya.
Karena itulah hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya ialah
hendaknya ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukannya
dengan sesuatu pun. Kemudian Luqman memperingatkan anaknya, bahwa:
Yakni perbuatan mempersekutukan Allah adalah perbuatan aniaya yang
paling besarImam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari
Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa ketika
diturunkan firman-Nya: Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik). (Al-An'am:
82) Hal itu terasa berat bagi para sahabat Nabi Saw. Karenanya mereka
berkata, "Siapakah di antara kita yang tidak mencampuri imannya dengan
perbuatan zalim (dosa)." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Bukan
demikian yang dimaksud dengan zalim. Tidakkah kamu mendengar
ucapan Luqman: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.' (Luqman: 13)7
Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan al-wahn ialah
penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, maksudnya ialah
kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut Ata Al-Khurrasani
ialah lemah yang bertambah-tambah.
Firman Allah Swt.: Yakni mengasuh dan menyusuinya setelah melahirkan
selama dua tahun, Maka bersyukurlah, firman Allah: Yakni sesungguhnya

7
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Niaga Swadaya, 2005), hlm. 400.

10
Aku akan membalasmu bila kamu bersyukur dengan pahala yang
berlimpah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Syaibah dan
Mahmud ibnu Gailan. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq,
dari Sa'id ibnu Wahb yang menceritakan bahwa Mu'az ibnu Jabal datang
kepada kami sebagai utusan Nabi Saw. Lalu ia berdiri dan memuji kepada
Allah, selanjutnya ia mengatakan: Sesungguhnya aku adalah utusan
Rasulullah Saw. kepada kalian (untuk menyampaikan), "Hendaklah kalian
menyembah Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Hendaklah kalian taat kepadaku, aku tidak akan henti-hentinya
menganjurkan kalian berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya kembali (kita)
hanya kepada Allah, lalu adakalanya ke surga atau ke neraka sebagai
tempat tinggal yang tidak akan beranjak lagi darinya, lagi kekal tiada
kematian lagi.
Jika keduanya menginginkan dirimu dengan sangat agar kamu
mengikuti agama keduanya (selain Islam), janganlah kamu mau menerima
ajakannya, tetapi janganlah sikapmu yang menentang dalam hal tersebut
menghambatmu untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu selama di
dunia.
Imam Tabrani mengatakan di dalam Kitabul 'Isyarh-nya, telah
menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman Abdullah ibnu Ahmad
ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ayyub ibnu
Rasyid, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Alqamah, dari
Daud ibnu Abu Hindun, bahwa Sa'd ibnu Malik pernah mengatakan bahwa
ayat berikut diturunkan berkenaan dengannya, yaitu firman-Nya: Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. (Luqman: 15), hingga akhir ayat.
Asbabun nuzul:

11
Terkait dengan asbabun nuzul dari diturunkannya QS. Luqman,
Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa ada orang Quraisy yang datang
kepada Rasulullah yang meminta dijelaskan mengenai kisah Luqman dan
anaknya. Rasulullah pun membacakan surat Luqman. Kisah Luqman
merupakan potret ayah dalam mendidik anaknya dengan ajaran keimanan.
Luqman dianggap sebagai role model pendidik yang bijaksana sehingga
Allah SWT mengabadikannya dalam al-Qur’an dengan tujuan agar
menjadi ibrah bagi para orangtua khususnya para ayah.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan anak menurut Al-Qur'an adalah bimbingan,
pemeliharaan, pembinaan, pengasuhan terhadap potensi yang dimiliki oleh
anak, agar ia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan ajaran (konsep) Al-
Qur'an. Pendidikan anak merupakan bentuk pekerjaan yang mesti
dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan pekerjaan gampangan, apalagi
dengan sambil lalu. Dalam prakteknya tidak sedikit para orangtua yang
kerap melakukan kesalahan dalam upayanya mendidik putra-putrinya, baik
karena ketidakpedulian, sikap meremehkan, maupun kelalaian.
Metode Luqman dengan anaknya dinisbatkan oleh ulama ilmu jiwa
modern dengan “metode pendidikan dengan nasehat.” Mereka berpendapat
bahwa metode ini harus diiringi dengan cara lannya, yaitu metode
“pendidikan ketauladanan” karena nasehat walaupun mampu
membangkitkan jiwa, akan tetapi membutuhkan unsur penggerak
semangat jiwa yang mampu mengarahkan dengan sempurna.
Adapun pendidikan anak yang diambil dari kisah Luqman yaitu:
1. Pendidikan Akidah
2. Pendidikan Akhlak
3. Pendidikan Ibadah
Adapun ringkasan tafsir QS. Luqman ayat 13-15 yaitu Isi
kandungan kedua ayat di atas dapat dinukil dari tafsir Ibnu Katsir dan Al
Quran Kementerian Agama (Kemenag). Untukm surat Luqman ayat 13,
ayat ini menekankan tentang larangan mempersekutukan Allah SWT.
Sebab, perilaku ini disebut sebagai bentuk kezaliman yang besar.
Kemudian, setelah menasihati anaknya agar menyembah Allah semata,
Luqman melanjutkannya dengan nasihat berbakti kepada kedua orang tua.
Hal ini sejalan dengan ayat Al Quran yang kerap kali menggandengkan
perintah menyembah Allah dengan berbakti kepada orang tua. Selain

13
menjelaskan tentang perintah berbakti pada orang tua, surat Luqman ayat
14 lebih menekankan tentang perintah berbakti kepada seorang ibu. Hal ini
menjadi bukti bahwa Allah SWT juga menjelaskan perjuangan tanpa batas
seorang ibu dalam melahirkan dan menyusui anaknya. Pada ayat ke 15,
Jika keduanya menginginkan dirimu dengan sangat agar kamu mengikuti
agama keduanya (selain Islam), janganlah kamu mau menerima ajakannya,
tetapi janganlah sikapmu yang menentang dalam hal tersebut
menghambatmu untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu selama di
dunia. Orang tua tidak bisa menekankan kehendaknya kepada anak, dan
jika itu teentang agama anak bisa menolak permintaan orang tua ketika
menyuruh anak untuk pindah agama selain islam.
B. Saran
Anak dan orang tua adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
Orangtua adalah Pendidik pertama bagi anak. Dalam hal mendidik orang
tua seharusnya mencontoh pendidikan anak dalam al-Qur’an dalam surah
luqman dan kita sebagai anak juga wajib mematuhi orang tua, tapi tidak
ketika kita dipaksa keluar dai Islam. Makalah yang penulis susun dengan
judul pendiidkan anak ini, diharapkan dibaca dana dipahami pembaca.
Karena materi makalah ini akan berguna bagi kita. Terima Kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA
Azhari. Pendidikan Anak dalam Dimensi Islam: Sebuah Tinjauan Kritis Konsep
Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Anak. Kalimantan Timur: Absolute
Media. 2013.
Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Niaga Swadaya. 2005.
Moh. Toriqul Chaer dan Fitriah M. Suud. “Pendidikan Anak Perspektif Hamka
(Kajian QS. Luqman/31: 12-19 Dalam Tafsir Al-Azhar).” Southeast Asian
Jurnal of Islamic Education Vol. 2. No. 2 (2020).
Saat, Sulaiman. “Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an.” Lentera Pendidikan:
Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol. 13, No. 1 (Juni 2010).
https://doi.org/10.24252/lp.2010v13n1a5.
Syarifuddin, Ahmad. Mendidik anak: membaca, menulis dan mencintai Al-Quran.
Jakarta: Gema Insani. 2020.
Wiyani, Novan Ardy. “Epistemologi Pendidikan Anak bagi Ayah menurut
Luqman.” Yinyang Jurnal Studi Islam, Gender dan Anak Vol. 14.No. 2
(Desember 2019).
Zubaedy, M. “Konsep Pendidikan Anak Menurut Al-Qur’an Surat Luqman Ayat
13-19.” Didaktika Jurnal Kependidikan Vol. 12. No. 2 (Desember 2018).

15

Anda mungkin juga menyukai