Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pendidikan suatu Negara memiliki peran yang sangat

penting pada pendidikan yang diterapkan dalam keluarga, sekolah dan

lingkungan. Kerjasama diantara ketiga unsur pendidikan sangat dibutuhkan

dalam memajukan pendidikan dimana ketiga unsur tersebut memiliki

tanggungjawabnya masing-masing. Unsur keluarga memiliki tanggung

jawabnya yaitu orang tua, unsur sekolah memiliki tanggung jawabnya yaitu

pemerintah, sedangkan unsur lingkungan memiliki tanggung jawabnya yaitu

masyarakat.

Pendidikan adalah masalah yang sangat penting untuk diperhatikan

bersama oleh semua pihak, baik orang tua, maupun masyarakat. Di Indonesia

setiap Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan

pengajaran. Hal tesebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,

sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia, yang

berbunyi:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa,


mengembangankan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.1

1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 62.
Zakiah Darajat dalam bukunya Pendidikan Islam dalam Keluarga dan

Sekolah mengemukakan bahwa kebutuhan jiwa yang paling pokok adalah rasa

kasih sayang. Anak yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang oleh

orangtuanya akan mendapatkan penderitaan di hatinya yang nantinya akan

berdampak pada kesehatan, kecerdasan, dan sikapnya.2

Tujuan pendidikan di samping menekankan keimanan kepada Allah,

juga menciptakan seorang Muslim yang benar. Menurut Naquib al Attas,

tujuan pendidikan adalah mengembalikan manusia kepada fitrah

kemanusiaannya bukan pengembangan intelektual atas dasar manusia sebagai

warga negara, yang kemudian identitas kemanusiaannya diukur sesuai dengan

perannya dalam kehidupan bernegara. Menurutnya, konsep pendidikan Islam

pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia yang baik, manusia yang

sempurna sesuai dengan fungsi utama diciptakannya. Manusia itu membawa

dua misi sekaligus, yaitu sebagai hamba Allah (abdullah) dan sebagai khalifah

di bumi.3

Mendidik anak bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dilaksanakan

jika harus dilakukan dengan baik dan benar. Namun dalam kenyataannya di

Indonesia saat ini, sebagian orang tua mendidik anak berdasarkan pengalaman

yang diperoleh dari orang tuanya dahulu. Jika mereka merasakan itu baik,

maka pasti akan diterapkannya dalam keluarganya. Hal ini dibuktikan bahwa

sebagian orang tua sebelum pernikahan tidak memiliki bekal untuk menjadi

2
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Bandung: PT
Rosdakarya, 1993), hlm. 23
3
Tujuan Pendidikan Islam ”(On-line), tersedia di:
https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2017/03/21/113578/tiga-tujuan utama-
pendidikan-islam.htm. Di akses pada 18 September 2023 pukul 23.16.
guru atau pendidik bagi anaknya. Sedangkan untuk mendidik anak

berdasarkan pengalaman saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, untuk mendidik

anak orang tua perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya

melalui pendidikan.4

Dalam sebuah keluarga Pendidikan yang utama adalah orang tua

sendiri, maka mereka bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan

anak kandungnya, karena suskes atau tidaknya anak bergantung pada

perhatian dan pendidikannya5

Keluarga yang berstatus ekonomi kebawah pada umumnya akan

mengalami kesulitan dalam melaksanakan pendidikan islam untuk anak-

anaknya. Akan tetapi, bukan hanya keluarga yang berstatus ekonomi rendah

saja yang akan mengalami kesulitan dalam mendidik anak, anak yang berasal

dari keluarga yang berstatus ekonomi tinggi pun jika tidak dididik secara

tepat, maka akan menghasilkan anak dengan tidak tepat pula. Maka dari itu,

pentingnya keluarga dan orang tua memperhatikan serta membina pendidikan

Islam bagi anak.6

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling awal dan utama

bagi anak. Bentuk pendidikan yang diberikan dalam keluarga akan selalu

mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya akhlak dan kepribadian seorang

anak. Jika bentuk pendidikan yang diberikan dalam keluarga itu baik, maka

4
Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis (Bandung: PT Rosdakarya,
2014), hlm. 2
5
Miftahul Taubah, “Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam”. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol. 03 No. 01 (Mei 2015), hlm. 110-136. Di akses pada 19
September 2023 pukul 01. 25.
6
Ibid, hlm. 3.
akan menghasilkan anak baik. Maka dari itu dibutuhkan pendidikan yang baik

dalam keluarga. Selain itu, suasana yang dibangun dalam sebuah keluarga

juga merupakan hal yang dapat membentuk kepribadian seorang anak. Jika

suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka kepribadian anak

akan tumbuh menjadi kepribadian yang menyenangkan. Hal ini membuktikan

bahwasanya peran dari kedua orang tua sangatlah besar terhadap pendidikan

anak.7

Di dalam Pendidikan Agama Islam, keluarga memiliki peranan yang

sangat penting dalam membentuk manusia yang berkualitas, beriman dan

bertakwa kepada Allah Swt. Seperti yang telah tertulis dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 10 ayat 5 mengenai strategis jalur

pendidikan keluarga yaitu disebutkan bahwa pendidikan keluarga merupakan

bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam

keluarga, memberikan keyakinan agama, nilai budaya, moral, dan

keterampilan.8

Orang tua merupakan pribadi yang pertama untuk hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perlakuan orang tua terhadap anak

tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya

dalam pribadi anak. Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya dari pada

perlakuan lembut ke dalam pribadi anak.

7
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 47.
8
Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung: Angkasa, 2003), hlm. 66.
Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan

anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada

kegiatan belajar anaknya. Perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan anak dalam belajar dan merupakan faktor yang paling penting

dalam meningkatkan pendidikan anak. Hal ini mendorong orang tua untuk

berupaya memperhatikan anaknya dalam belajar, sehingga anak merasa

diperhatikan sehingga menimbulkan semangat belajar anak.

Maka dapat dipahami maka orang tua harus banyak mengarahkan

anak-anaknya, dalam artian memberikan bimbingan, dorongan, saran dan

nasehat-nasehat dan tidak membiarkan anak-anak berbuat sewenang-wenang

diluar jalur agama. Hal ini dimaksudkan agar anak-anaknya nanti menjadi

orang yang shaleh dan berakhlakul karimah yang memang merupakan tugas

dan tanggung jawab orang tua. Dalam keluarga setiap anggotanya memiliki

peran masing-masing yang mengimplikasikan kewajiban dan hak.9

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak

untuk menjadi manusia yang memiliki bakat dan potensi yang dimanfaatkan

sesuai dengan aturan-aturan Islam. Hal ini dipertegas oleh Allah Swt dalam

firman Nya Q.S At-Tahrim ayat 6 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
9
Latif, Abdul. Pendidikan Berbasis Nilai Masyarakat. (Bandung : PT. Refika
Aditama, 2009), hlm. 23.
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.10

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang beriman agar

menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Menjaga diri dengan

menunaikan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta bertaubat dari

perbuatan yang membuat Allah murka dan mengundang azab serta menjaga

keluarga dan anak- anak dengan cara mendidik, mengajarkan serta memaksa

mereka untuk menunaikan perintah Allah.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 2 Tahun 2013 mengatur

tentang pendidikan gratis yang dilaksanakan di Kabupaten Pasaman. 11

Walaupun pemerintah banyak meluncurkan program bantuan seperti PKH,

BNT, BLT,Baznas bantuan anak sekolah, dan masih banyak lagi jenis bantuan

lainnya, namun pada saat ini masih banyak anak yang tidak sekolah atau putus

sekolah.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa beberapa anak di

Kampung tanjung kurang mempedulikan pendidikannya. Ada anak yang tidak

lagi melanjutkan pendidikannya karena keasyikan bermain bersama teman

sebaya lainnya yang juga tidak bersekolah. Selain itu semangat dan motivasi

anak terhadap pendidikan yang kurang dan bahkan juga ada yang tidak

memiliki motivasi. Dugaan penulis ini terjadi karena anak tidak mendapatkan

perhatian yang cukup dari orang tuanya karena orang tua sibuk mencari
10
Departemen Agama RI, Alquran Terjemah As-Salaam, (Depok: Al-Huda, 2015),
hlm. 561.
11
Siti Asyiah, dkk., Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Di
Kabupaten Pasaman. Journal of Public Sector Innovations, Vol. 2, No. 1, November Tahun
2017, hlm. 1.
nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga karena tuntutan

ekonomi yang mengharuskan orang tua bekerja di sawah sehingga kurang

memperhatikan lagi anaknya, dan ini kebanyakan terjadi pada orang tua yang

memiliki ekonomi yang rendah sehingga waktu dan perhatian mereka terfokus

pada kebutuhan ekonominya. Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang tidak

mendukung baik faktor internal yang berasal dari dalam keluarga maupun

faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan.

Dari paparan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

melihat lebih lanjut di dalam sebuah penelitian dengan judul “Pendidikan

anak dalam keluarga study kasus di Kampung tanjung Jorong I Sungai

Pandahan”.

B. Fokus Masalah

Dari sekian masalah yang di identifikasi, maka sebagai fokus masalah

dakam penelitian ini adalah:

1. Cara orang tua mendidik anak dalam keluarga

2. Hambatan orang tua mendidik anak dalam keluarga

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan

dikaji adalah bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak di Kampung

Tanjung Jorong I Sungai Pandahan?

D. Tujuan Penelitian

Sehubung dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

pelaksanaan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui cara orang tua dalam mendidik anak di Kampung

Tanjung Jorong I Sungai Pandahan

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan orang tua dalam mendidik anak di

Kampung Tanjung Jorong I Sungai Pandahan

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat atau kegunaan teoritis

a. Bagi penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan Sarjana Strata 1 ( S1 ) pada program studi Pendidikan

Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam-YDI Lubuk Sikaping.

b. Sebagai karya ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai

problematika keberlangsungan pendidikan anak.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat atau kegunaan praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai problematika keberlangsungan

pendidikan anak.

b. Dapat dijadikan bahan untuk mengatasi problem besarnya putus

sekolah, khususnya di Kampung Tanjung Jorong I Sungai Pandahan.

c. Sebagai pendidik maka pengetahuan dan pengalaman selama

mengadakan penelitian dapat di transformasikan kepada peserta didik

dan pada masyarakat umumnya.

F. Defenisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah

dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “pendidikan anak

dalam keluarga di Kampung Tanjung”. Maka definisi operasional yang perlu

dijelaskan, yaitu :

Pendidikan : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekeuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.12

Anak : Seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

termasuk anak yang masih dalam kandungan. 13 Anak yang

dimaksud adalah anak usia wajib belajar 6-14tahun.

Keluarga : Unit terkecil dalam struktur masyarakat yang dibangun di

atas perkawinan atau pernikahan yang terdiri dari

ayah/suami, ibu/istri, dan anak.14

12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, hlm. 1.
13
UU RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU No 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak, hlm. 3.
14
Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang:UIN
Press), hlm. 37-38.

Anda mungkin juga menyukai