Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama yang memiliki peranan

penting yang sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya, sebab pendidik

dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik,

baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa). 1 Dalam

rangka mewujudkan tujuan dari Pendidikan perlu adanya dukungan dari beberapa

komponen pendukung, salah satunya adalah keluarga. Keluarga merupakan

lingkungan utama yang memberikan pengajaran dalam segala sesuatunya dan

nantinya akan diperkuat dalam pengajaran di sekolah. Keluarga dalam hal ini

adalah orang tua yang memiliki andil yang besar dalam keberhasilan belajar anak.

Keluarga merupakan peranan yang sangat penting bagi pendidikan anak, karena

keluargalah terutama orang tua adalah lingkungan serta orang yang pertama kali

dikenal oleh anak. Sehingga pendidikan dasar merupakan tanggung jawab orang

tua.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُقٓو ْا َأنُفَس ُك ۡم َو َأۡه ِليُك ۡم َناٗر ا َو ُقوُد َها ٱلَّن اُس َو ٱۡل ِحَج اَر ُة َع َلۡي َه ا َم َٰٓلِئَك ٌة‬
‫د اَّل َيۡع ُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَم َر ُهۡم َو َيۡف َع ُلوَن َم ا ُيۡؤ َم ُروَن‬ٞ‫ظ ِش َد ا‬ٞ ‫ِغ اَل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim/66: 6).2

1
H. Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, 1996. hal. 86
2
Depag, Al-Qur’an Terjemah, (Bandung: Diponegoro ,2006), hlm. 448
Peran orang tua adalah suatu aktivitas yang tertuju pada suatu hal dalam

hal ini adalah aktivitas anak dalam belajar yang dilakukan oleh orang tuanya.

Orang tua terdiri dari ayah dan Ibu atau wali dalam keluarga yang bertanggung

jawab atas pendidikan anaknya, perhatian, kasih sayang dan materi harus

seimbang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Orang tua perperan sebagai

pendidik dan pembimbing yang bertanggung jawab untuk memperhatikan

kegiatan belajar anak ketika di rumah. Orang tua pastinya menginginkan anaknya

tumbuh, pintar dan cerdas. Untuk mencapai hal tersebut, peran orang tua

merupakan faktor yang sangat penting.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan bahwa orang tua yang

kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak

acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali. 3 Kepentingan

dan kebutuhan anaknya dalam belajar, Seperti tidak mengatur waktunya belajar,

tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah

anaknya belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar

anaknya, kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, hal itu dapat

menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.

Perhatian merupakan suatu hal yang sangat penting diperlukan oleh anak

karena perhatian orang tua memiliki pengaruh pada perkembangan anak.

Perhatian orang tua sangat diperlukan sebagai penguatan dalam proses

pembelajaran anak, perhatian ini bisa dilakukan dengan cara mendampingi anak

dalam kegiatan belajar di rumah, memberlakukan jam belajar anak di rumah dan
3
Siti Nur Qomariyah, Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar
Menjahit pada Siswa SMPN 2 Mojogedeng Kabupaten Karangayar, Jurnal KELUARGA 1, no. 1
Tahun 2015, hal. 55-61
menanyakan anak tentang kegiatan belajar di sekolah. Perhatian orang tua tersebut

akan sangat berkesan pada anak sehingga semangat belajar anak lebih tinggi.

Perhatian yang terlalu disiplin juga bukan hal baik yang harus diterapkan dalam

keluarga karena akan menimbulkan sikap berontak pada anak karena anak merasa

tertekan dan tidak bisa mengungkapkan pendapatnya.4

Pendidik juga mempunyai arti sebagai orang dewasa yang bertanggung

jawab memberi pertolongan kepada peserta didiknya dalam perkembangan

jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri

dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu melakukan tugassebagai makhluk

individu yang mandiri dan sekaligus sebagai makhluk social, serta mampu dalam

memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah (penguasa) Allah SWT dimuka

bumi.

Sebagai seorang pendidik utama dan pertama, orang tua wajib

memberikan pendidikan yang baik dalam keluarga. Pendidikan keluarga yang

baik adalah yang mau memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk

mendapatkan pendidikan agama.5 Sebab pendidikan agama merupakan bagian

pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek –aspek sikap dan

nilai.

Setiap anak lahir dengan dorongan berbuat baik ia mencintai kebaikan

secara naluriah ingin menjaga diri dari kebaikan. Tetapi, pada saat lahir mereka

belum bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan. Orang tuanyalah yang

4
Eka Setiawati, Pengaruh Perhatian Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi
PAI Siswa SMPN 5 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018, Skripsi (2017).
5
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
h.319.
memberi keliru tepuk tangan pada keburukannya, sementara saat berbuat baik

justru kita mengabaikannya.6

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tak bisa lepas dari

kehidupan manusia seperti yang telah dijabarkan di dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1

menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana

untuksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.7

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu peran aktif seluruh elemen

masyarakat dalam membentuk generasi-generasi penerus yang berkualitas di

mulai dari usia muda. Menanggapi hal tersebut bayak ahli pendidikan yang

sepakat mengatakan bahwa pendidikan pada anak muda itu sangat penting dan

harus dilakukan sejak anak dilahirkan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang

membuktikan bahwa pemberian pendidikan sejak dini akan mempengaruhi

perkembangan otak anak, kesehatan anak, kesiapan anak bersekolah, kehidupan

sosial dan ekonomi yang lebih baik dimasa selanjutnya, jika dibandingkan dengan

anak-anak yang kurang terdidik pada usia dini.

Dewantara menyebutkan bahwa anak memperoleh pendidikan untuk

mencerdaskan (mengembangkan) pikiran, mencerdaskan hati (kepekaan hati

nurani), dan meningkatkan keterampilan. Peranan orangtua dalam pendidikan


6
M. Faudzilm Adzim, Positive Parenting, (Jakarta : Mizan Utama, 2006), hal.137
7
UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra
Umbara, 2010), hlm. 2-3.
pada anak usia dini tidak semua dilaksanakan disebabkan karena kesibukan orang

tua dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan dasar

lainnya. Oleh karena itu, orang tua membutuhkan lembaga pendidikan untuk

meneruskan kebutuhan pendidikan untuk anak-anaknya.

Lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah umum, pondok

pasantren dan semacamnya menjadi pilihan terbaik untuk mengisi dahaga

pendidikan yang dibutuhkan oleh sang anak. Maka oleh karena itu, orang tua

mengantarkan anak-anaknya untuk sekolah, masuk pasantren dan menaruh

harapan besar pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut agar kelak anak-

anaknya dapat menjadi insane berguna yang terdidik, sukses dunia dan akhirat.

Keberhasilan peserta didik dalam menempuh Pendidikan di Pondok

Pesantren turut serta dipengaruhi oleh peranan orang tua yang turut aktif

mengawasi Pendidikan anaknya. Santri dengan berbagai latar belakang back

ground sebelumnya tentu menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi tenaga pendidik

untuk mencapai tujuan Pendidikan yang telah diprogramkan. Hal ini dapat dilihat

dari masih banyaknya santri yang sering melakukan pelanggaran aturan yang telah

ditetapkan oleh Pondok Pesantren. Permasalahan ini tentunya menjadi sesuatu

perlu dipertanyakan mengapa demikian terjadi? Apakah ada kaitannya dengan

peran orang tua, sehingga dapat membantu santri dalam mengoptimalisasikan

Pendidikannya di Dayah.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengeksplor lebih dalam

terkait peranan yang dimainkan oleh orang tua dalam Pendidikan yang ditmpuh

anak pada Dayah atau Pondok Pesantren. Oleh karenanya, penulis melakukan
penelitian terkait tersebut dengan merumuskan Judul “Peran Orang Tua

Terhadap Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Singkil”.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran para orang tua di Gampong Tanah Merah terhadap

pendidikan anaknya di Dayah Kabupaten Aceh Singkil?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi para orang tua Gampong Tanah

Merah untuk memondokkan anaknya di Dayah Kabupaten Aceh Singkil?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran para orang tua di Gampong Tanah Merah

terhadap pendidikan anaknya di Dayah Kabupaten Aceh Singkil.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi para orang tua Gampong

Tanah Merah untuk memondokkan anaknya di Dayah Kabupaten Aceh

Singkil.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya yang

menyangkut perananan orang tua terhadap pendidikan agama Islam pada anak dan

lembaga pendidikan pondok pasantren.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis; dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan yang konkrit dalam

dunia pendidikan.
b. Bagi instasi; dapat menjadi bahan masukan yang dapat dijadikan referensi

agar lebih baik lagi kedepannya

c. Bagi masyarakat; dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai koreksi dan

pedoman dalam melakukan pembinaan terhadap pendidikan agama Islam

pada anak.

E. Definisi Operasional

1. Peranan

Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang yang berkedudukan. 8

Kedudukan atau status seseorang menentukan posisi seseorang dalam struktur

sosial. Status inilah yang mempengaruhi peran seseorang. Jadi peranan adalah

konsekuensi akibat kedudukan atau status seseorang.

2. Orang Tua

Orang Tua adalah ayah dan ibu.9Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi

pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan prilaku ayah dan

ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran

dan perilaku anak.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati

8
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press,
1991), hlm.656.
9
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 80.
penganut agama lain hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10

F. Kajian Terdahulu

Dalam melakukan sebuah penelitian maka dibutuhkan panduan yang dapat

menjadi referensi untuk melancarkan proses penelitian hal itu berupa beberapa

penelitian yang sudah diteliti terdahulu dan pembahasannya berkaitan dengan

topik permasalahan yang sedang diteliti. Beberapa referensi penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan topik permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal penelitian yang disusun oleh Mohammad Ilham Nudin, O.

Abdurakhman, dan Syukri Indra, dengan judul penelitian yaitu “Peran

Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai Sarana Pendidikan”.11

Penelitian ini meneliti mengenai motivasi orang tua dalam memasukan

anaknya ke pondok pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al- Fitroh

Perguruan Yaspida Sukabumi. Penelitian ini meneliti mengenai motivasi

orang tua secara umum dalam memilih pondok pesantren sebagai sarana

pendidikan yang terbagi dalam dua bentuk yaitu motivasi intristik dimana

motivasi datang dari dalam diri orang tua seperti menginginkan anaknya

memahami agama, ingin anaknya menjadi anak yang baik dan sopan,

mandiri, memiliki pegangan hidup, dan sebagianya. Dan motivasi

ekstrinsik adalah motivasi datang dari luar yang mempengaruhi orang tua

memilih pondok pesantren sebagai sarana pendidikan anak seperti alumni

10
Zuhaerini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm.
27.
11
Mohammad Ilham Nudin, dan O. Abdurakhman, dan Syukri Indra, “Motivasi Orang
Tua Memilih Pondok Pesantren Sebgai Sarana Pendidikan”, E-Journal Skripsi: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3 (1), 1-27 Februari 2020
pondok yang mengaplikasikan didikan pondoknya ke masyarakat, pondok

dapat membentuk moral, akhlak, dan ajaran agama yang baik. Perbedaan

dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan datang terdapat pada

topik pembahasan yang mana topik pembahasan dalam penelitian ini yaitu

motivasi secara umum sedangkan pada penelitian yang akan datang topik

pembahasan mengenai peran orang tua secara khusus dalam memberikan

pendidikan kepada anaknya dengan cara mengantarkannya ke pondok

pasantren dan orang tua ikut berperan dalam berkontribusi terhadap

perkembangan pondok pasantren tersebut

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Saputri, Hambali, dan Gimin dengan

judul penelitian yaitu “Analisis Tentang Motivasi Orang Tua Memilih

Pondok Pesantren Sebagai Sarana Pembinaan Moral di SMA Pondok

Pesantren Babussalam Pekanbaru”. Penelitian di atas meneliti tentang

motivasi orang tua dalam bentuk motivasi intrinsik maupun ekstrinsik

dalam memilih SMA pondok pesantren Babussalam sebagai sarana

perkembangan moral.12 Penelitian yang akan dilakukan membahas tentang

peran orang tua memilih pondok pesantren sebagai perkembangan

pendidikan anak dimana peran yang dimaksud dalam penelitian yang akan

datang yaitu kontribusi orang tua terhadap pendidian si anak di Pondok

Pasantren dan peran orang tua terhadap pondok pasantren tersebut. Selain

itu pada penelitian yang akan datang juga membahas bagaimana tanggapan

12
Rika Saputri ,dan Hambali, dan Gimin,”Analisis Tentang Motivasi Orang Tua Memilih
Pondok Pesantren Sebagai Sarana Pembinaan Moral di SMA Pondok Pesantren Babussalam
Pekanbaru” Jurnal Online Mahasiswa Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Volume 5 Nomor
01, 2018
orang tua setelah anaknya melalui pendidikan di pondok pesantren. Tidak

hanya itu perbedaan tempat penelitian juga menjadi salah satu perbedaan

dari penelitian diatas dengan penelitian yang akan datang.

3. Penelitian yang diteliti oleh Ahmad Noor Muhib Hidayatulloh

(2016) dengan Judul “Motivasi Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai

Sarana Pembinaan Moral Anak (Studi Kasis Wali Santri Di Pondok Pesantren

Wasilatul Huda Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal)”. Penelitian ini

membahas tentang mengapa orang tua lebih memilih pondok pesantren Wasilatul

Huda sebagai pengembangan akhlak dan bagaimana cara pondok pesantren

Wasilatul Huda dalam membina moral santri dan apa saja hambata pondok

pesantren Wasilatul Huda dalam membina moral santri. 13 Objek yang diteliti pada

penelitian terdahulu lebih condong pada pengurus pondok pesantren Walimatul

Huda dikarenakan pada penelitian ini lebih banyak membahas mengenai

bagaimana cara pembinaan moral serta hambatan yang ada di pondok pesantren

Walimatul Huda. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan di tulis atau di teliti

adalah pada penelitian yang akan di teliti lebih memfokuskan pada peran orang

tua Gampong Tanah Merah terhadap pendidikan anaknya di beberapa pondok

pesantren yang ada di Kabupaten Aceh Singkil di antaranya Dayah Darul

Muta’allimin, Dayah Az-Zamzamiyah Lae Ijuk dan Dayah Abu Musa Al-Asy’ari.

Untuk mengembangkan akhlak anak, dalam penelitian yang akan datang juga

membahas mengenai kriteria khusus atau perefersensi khusus memilih pondok

pesantren yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Kemudian penelitian yang akan
13
Ahmad Noor Muhib Hidayatulloh, Skirpsi: “Motivasi Orang Tua Memilih Pondok
Pesantren Sebagai Sarana Pembinaan Moral Anak (Studi Kasus Wali Santri di Pondok Pesantren
Wasilatul Huda Kecamatan Gemuh Kabupatem Kendal)” (Salatiga: IAIN, 2016)
datang juga memfokuskan pada bagaimana kontribusi orang tua setelah anaknya

menempuh pendidikan di pondok pesantren di Kabupaten Aceh Singkil.

Berdasarkan beberapa referensi kajian terdahulu yang penulis lakukan, maka

menurut hemat pandang penulis, penelitian yang akan penulis lakukan ini masih

sangat relevan untuk dilanjutkan, mengingat tulisan dan penelitian yang

menyangkut terkait peran orang tua terhadap pendidikan anaknya di Dayah masih

sangat terbatas.

G. Metode Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kajian lapangan yaitu penelitian kualitatif yang

merupakan suatu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan

dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. 14 Tujuan kajian lapangan adalah

untuk memahai kondisi dunia pendidikan yang meliputi peikiran, pengalaman,

pemahaan, persepsi dan buday yang berkaitan dalam upaya peningkatan dan

pengebangan mutu pendidikan. Penelitian kualitatif merupakan jenis penyelidikan

yang bertujuan untuk memahai peranan kelompok atau interaksi pada situasi

sosial tertentu.

Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif merupakan suatu penelitian yang tujuan utamanya dimaksudkan untuk

memaparkan keadaan yang terjadi. Namun secara metodologis penelitian ini

termasuk dalam lingkup penelitian lapangan, yaitu untuk mendeskripsikan tentang

pendekatan dan langkah yang digunakan dalam proses untuk mengetahui peran

14
Moch Ainin, Metodologi Penelitian Bahasa Arab (Malang: Hilal Pustaka, 2007), hlm.
12.
orang tua atau wali murid Gampong Tanah Merah terhadap pendidikan anaknya di

beberapa Dayah Kabupaten Aceh Singkil.

Deskripsi tersebut dijelaskan dalam bentuk uraian narasi. Untuk itu akan

dilakukan analisis terhadap sumber data dan disajikan secara sistematis.

Sebagaiman yang dikemukakan oleh Sukardi bahwa penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasikan obyek sesuai dengan yang terjadi di lapangan.15

Dalam hal ini, secara lebih detail, Nazir menggambarkan metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia. Suatu obyek, suatu

kondisi, atau sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

atau hubungan antar fenomena yang diselidiki.16

Langkah yang ditempuh dalam memberi deskripsi analisis kualitatif,

adalah dengan menfasirkan data berdasarkan sudut pandang objek kajian

penelitian.17 Oleh karena itu, kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data

yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana

adanya, bukan data yang sekedar terlihat atau terucap, tetapi data yang

mengandung makna di balik yang terliat dan terucap tersebut.18

2. Sumber Data Penelitian

15
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 157.
16
M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 157.
17
Lexy J. Meleong, Metode Peneltian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm. 9.
18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber

data.19Pertama, sumber data primer, yaitu data-data pokok yang penulis dapatkan

pada saat melakukan penelitian di lapangan yang dilakukan melalui wawancara

dan observasi pada gampong Tanah Merah dan beberapa Dayah yang ada di

Kabupaten Aceh Singkil. Kedua, sumber data sekunder, yaitu sumber data lain

yang penulis anggap termasuk ke dalam ranah penelitian, seperti informasi

tambahan yang penulis terima dari berbagai pihak juga terkait yang menyangkut

dengan penelitian terkait.

3. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Gampong Tanah Merah Kabupaten Aceh

Singkil. Alasan memilih lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa:

a. Anak-anak yang ada di Gampong Tanah Merah relative banyak

menempuh Pendidikan di beberapa Dayah di Aceh Singkil.

b. Keragaman tempat Pendidikan yang di tempuh oleh beberapa anak yang

ada di Gampong Tanah Merah, padahal di Gampong Tanah Merah sendiri

terdapat dayah yang tertua di Kabupaten Aceh Singkil.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan suatu yang kedudukannya sangat sentral,

karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan

19
Data dari bahasa Latin tunggal, pemberian, karunia, sajian, data jamak, hadiah-hadiah,
sajian-sajian. 1. Informasi aktual (pengukuran atau statistik) yang digunakan sebagai dasa untuk
penelaahan, diskusi atau pehitungan. 2. Kenyataan-kenyataan muni yang belum ditasirkan, diuba
atau dimanipulasikan, tetapi telah tesusun dalam sistematika tertentu. Lihat Komaruddin dkk,
Kamus Istilah Karya Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksaa, 2000), hlm. 43.
diamati oleh peneliti20. Subjek penelitian ini adalah perwakilan beberapa orang tua

murid yang nyantri di beberapa Dayah yang ada di Kabupaten Aceh Singkil.

Objek penelitian ini adalah peran dan kontribusi orang tua terhadap pendidikan

anaknya dan terhadap Dayah-Dayah tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di

lapangan (observasi partisipan), wawancara, dan metode dokumenter.

a. Observation (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik

terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. 21 Dalam kajian

ini peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap peran dan

kontribusi orang tua terhadap pendidikan anaknya di Dayah yang ada di

Kabupaten Aceh Singkil.

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah metode yang berkaitan dengan tanya jawab dalam

kegiatan dan pengumpulan data yang sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penyelidikan.22 Penelitian lapangan ini dihadapkan dengan interview secara

intensif untuk menggali informasi dari narasumber secara mendalam. Oleh karena

itu peneliti harus mempersiapkan diri baik secara mental maupun pertanyaan-

pertanyaan yang akan ditanyakan, supaya pokok pertanyaan terfokus. Hal tersebut

20
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet. Kelima (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hlm. 119.
21
Rudin Pohan, Metodologi Penelitian Islam (Banda Aceh: Ar-Rijal Institute, 2007), hlm.
71.
22
Sutrisno Hadi, Metode Research (Yokyakarta: Adi Offiset, 2007), hlm. 4.
dilakukan untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yyang tidak sesuai dengan

pokok permasalahan.

Adapun responden yang akan diwawancarai adalah:

1. Perwakilan Orang Tua/Wali Santri yang mondok di beberapa Dayah di

Kabupaten Aceh Singkil.

2. Bidang sarana dan prasarana dayah di beberapa Dayah Kabupaten

Aceh Singkil.

Wawancara ini dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

kepada informan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum ke lapangan,

akan tetapi cara penyampain pertanyaan tersebut dilakukan secara bebas. Dengan

demikian sekalipun pewawancara telah terikat dengan pedoman wawancara, tetapi

pelaksanaanya dapat berlangsung dalam suasana tidak formal.

c. Dokumentasi

Suarsimi Arikunto dalam bukunya yang berjududl Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek, menyebutkan bahwa pengertian metode dokumentasi

adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa

catatan, transkip, prasasti, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. 23

Dokumentasi yang peneliti maksud di sini yaitu pengumpulan data yang peneliti

peroleh melalui sumber seperti buku-buku primer ataupun sekunder, majalah,

diktat dan sumber data lain yang dapat dijadikan pedoman dalam penelitian

5. Teknik Analisis Data

23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. XIII (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 188.
Sesuai dengan sifat pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pendekatan kualitatif, maka dalam analisis data akan melalui tiga tahapan, yaitu

tahap reduksi data, display data dan verifikasi data.

Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya dianalisis dalam

rangka menemukan makna temuan. Menurut Lexy J. Moleong analisis data ialah

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satu

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.24

Data yang ditemukan terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui

observasi, wawancara dan telaah dokumentasi dianalisis terlebih dahulu agar

dapat diketahui makna dan hubungannya dengan menyusun data, menghubungkan

data, mereduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini termasuk pola penelitian kualitatif, maka

untuk mengolah data penulis menggunakan teori Miles dan Huberman yaitu:

reduksi data, display data dan verifikasi data. 25 Tehnik pengolahan data dan

penafsiran data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya.26 Penulis menelaah kembali seluruh catatan yang

diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan telaah dokumentasi, kemudian

24
Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif.., hlm. 10
25
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep
Rohindi, (Jakarta: UI Pers, 1992), hlm. 15
26
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2002), hlm. 82
data yang diperoleh disusun dalam satuan-satuan yang teratur dengan cara

meringkas dan memilih, mencari sesuai tipe, urutan dan pola.

b. Penyajian data

Miles dan Huberman mengatakan yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam proses penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.27 Penulis merangkum hal-hal pokok dan kemudian penulis

menyusun dalam bentuk deskriptif yang naratif dan sistematik sehingga dapat

memudahkan untuk mencari tema sentral tentang peran dan kontribusi orang tua

terhadap pendidikan anaknya dan terhadap Dayah Darul Muta’allimin Aceh

Singkil sesuai dengan fokus atau rumusan masalah. Data yang yang sudah

direduksi dan diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti dapat

memudahkan menarik kesimpulan.

c. Menarik kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas.28 Makna-makna yang muncul dari data harus diuji

validitasnya. Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan berdasarkan

tema untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan.

D. Sistematika Pembahasan

Sebagai gambaran awal dan agar lebih mempermudah pembahasan tesis

ini secara sistematis, maka peneliti merumuskan sistematika pembahasan bahwa

27
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif…, hal. 95
28
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif…, hal. 99
dalam penelitian ini peneliti membuat laporan dalam bentuk tesis menjadi lima

bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, dan sebelum memasuki bab

pertama terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa bagian permulaan secara

lengkap yang sistematikanya meliputi halaman sampul, halaman judul, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan abstrak dalam tiga bahasa (Indonesia-

Inggri dan bahasa Arab).

Anda mungkin juga menyukai