LANDASAN TEORI
Anak adalah amanah dan juga karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang dalam diri anak itu melekat harkat dan juga martabat sebagai seorang
manusia yang seutuhnya. Anak juga merupakan potensi, tunas, dan juga
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran yang
penting, mempunyai ciri dan juga sifat yang khusus yang menjamin
Anak juga merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan
oleh Syamsu Yusuf, “anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang
dan sehat. Kedua orang tuanyalah yang memberikan agama kepada anak itu.
Demikian pula anak juga akan terpengaruh oleh sifat-sifat yang buruk.3
titipan dari Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai fitrah masing-masing
yang harus dijaga oleh kedua orang tuanya, dan harus diberikan sebuah
pendidikan.
1
Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 8.
2
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2013), hlm, 37.
3
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja
Rosida Karya, 2006), hlm. 10.
Islam memandang anak sebagai amanah yang harus dijaga
yaitu:5
mengenal keusilan
perbuatan negatif.
4
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 54
5
Ibid., hlm. 55
Berdasarkan dari perkembangan anak di atas, maka yang menjadi
acuan penulis dalam penelitian ini adalah anak yang tengah menjalani fase
perkembangan antara usia 7,0 sampai dengan usia 12,0 tahun. pertimbangan
penulis dalam hal ini dikarenakan pada fase itu anak mulai dapat menemukan
dengan konsep ke-Tuhanan. Selain itu, pada fase ini anak mulai mengenal
norma kesusilaan dan tata krama. Oleh karena itu, penulis menegakan bahwa
yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah anak yang berusia antara 7
samapi 12 tahun, dimana pada fase tersebut anak mulai mengenal konsep ke-
pada anak sejak lahir sampai dewasa. 6 Pendidikan adalah sebuah pengaruh,
bertanggung jawab terhadap anak didik. Dalam pendidikan ada tugas yang
itu ada sikap dari genersi muda yang antara lain adalah respektif, selektif, dan
continous. Dengan adanya sikap- sikap ini maka dalam setiap pergantian
generasi akan selalu ada inovasi, dan selalu ada perubahan dan juga
perkembangan.7
6
Yuliani Nurani Sujionio, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
Macanan Jaya Cemerlang, 2009), hlm.3.
7
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm. 71.
segala bentuk situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan juga
seumur hidup dan disetiap saat selama ada pengaruh lingkungan. 8 Pendidikan
keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan
ibu yang merupakan sosok yang sangat penting dalam pendidikan. Ayah dan
sebuah proses dengan sebuah metode- metode tertentu, sehingga orang dapat
pengetauan.10
merupakan suatu usaha pembinaan yang dilakukan pada anak dari kecil
sampai dewasa, yang dalam usaha pembinaan itu ada sebuah proses, metode-
metode tertentu sehingga seorang anak dapat menerima pemahaman, dan juga
pengetahuan.
8
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,
2012), hlm. 59.
9
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.
55.
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Rosida), hlm.
10.
Membahasa tentang pendidikan dalam keluarga, dalam hidup dan
kehidupan seseorang tidak akan bisa lepas dari keluarga, karena di sinilah
a. Keluarga kecil (nuclear family): Keluarga inti adalah unit keluarga yang
hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak,
kelompok sosial terkecil terdiri dari ayah, ibu, satu anak atau lebih, di mana
cinta/kasih sayang dan tanggung jawab dibagi secara adil agar anak mampu
mengendalikan tingkah laku, berpikir dan bersikap, serta berjiwa sosial secara
islami. Jadi, keluarga Muslim secara umum merupakan lembaga terkecil yang
unsur-unsurnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mana hubungan sosialnya
relatif tetap yang didasarkan atas ikatan darah, pernikahan secara Islam, atau
adopsi dan dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggungjawab secara
11
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 87.
12
Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam (Malang: UIN Malang Prees, 2008), hlm.
40.
menjelaskan bahwa pendidikan keluarga terdapat dua pemegang peran utama
keluarga dalam interaksi edukatif, yaitu orang tua dan anak. Keduanya
dengan cara fikir, menghayati, dan berbuat di dalam dan terhadap dunia
kehidupannya.13
yang berkaitan dengan peran hak dan kewajiban serta tanggungjawab orang
tua, baik secara psikologis, maupun sosiologis serta aktualisasi peran orang
yang ada di masyarakat, para orang tua belum banyak menyadari bahwa
Pendidikan keluarga adalah usaha yang dilakukan oleh ayah dan ibu secara
sadar melalui proses bimbingan jasmani dan rohani terhadap anak dengan
13
Subino Hadisubroto, dkk., Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 23.
2. Urgensi Pendidikan Anak
mendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya demi kehidupan anak itu
sendiri. Baik atau buruk tingkah laku anak, ditentukan dari bagaimana
pendidikan anak dalan sebuah keluarga itu.Maka dari itu, urgensi pendidikan
a. Jika disoroti dalam segi anak pendidikan itu penting, karena anak adalah
makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali
untuk anak karena mulai anak sejak kecil atau bayi belum dapat melakukan
b. Jika disoroti dari segi orang tua, pendidikan itu karena adanya sebuah
dorongan orang tua yaitu dari hati nuraninya untuk mendidik anaknya
tersebut yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat
Salah satu bentuk perbuatan baik kedua orang tua terhadap anaknya
adalah dengan mendidik anka dengan diberikan ilmu yang baik dan juga
bermanfaat untuk anak. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surah At-
Tahrim ayat 6:
14
Ibid., hlm. 11
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.15
pendidikan pada anaknya, karena nanti diakhirat kelak kedua orang tua akan
pendidikan pada anaknya pun juga harus pendidikan yang baik, karena ketika
seseorang menanam kebaikan maka kebaikan itu akan kembali pada orang itu
sendiri.
anak itu penting karena anak merupakan makhluk yang sedang tumbuh dan
Islam pun keluarga juga dianjurkan untuk mendidik anaknya, seperti dalam
pendidikan dalam keluarga itu antara lain adalah proses sosialisasi, bimbingan,
minat dan juga sifat-sifat yang diinginkan oleh anggota keluarga dan merubah
zaman modern saat ini, termasuk masyarakat Islam sendiri, tetapi keluarga
sebagian tugasnya dalam fungsi umum ini yaitu menyiapkan sifat cinta-
dapat berlangsung terus menerus karena masyarakat itu taat dan patuh
c. Untuk menyiapkan tenaga kerja produktif. Dalam hal ini, yang perlu
dalam arti ekonomi saja, tetapi dalam arti keberagaman, sosial dan juga
kultural
positifnya akan ada pada anak itu juga karena anak sudah mendapat bekal
sangat berbekas pada anak, karena keseharian anak akan dihabiskan dengan
keluarganya.
pembinaan mengenai dasar-dasar moral dan juga tingkah laku yang harus
Keluarga harus dapat mengembangkan dan juga membina fisik anak agar
kelak anak menjadi anak yang sehat, tangguh, cerdas dan juga pemberani.
manfaat.
Dalam hal ini, keluarga harus dapat menanamkan adab sosial dan cara
dijalankan tanggung jawab itu maka akan berdampak pada anak itu sendiri.
18
Andi Syahraeni, “Tanggung Jawab Keluarga dalam Pendidikan Anak, “Al Irsyad
Al- Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Vol. 2 No. 1, Desember 2015. Di akses pada
19 September 2023 pukul 20.14.
Maka dari itu, keluarga harus dapat menjalankan tanggung jawab itu kepada
anaknya.
atau dapat disebut juga sebagai metode merupakan suatu cara yang dilakukan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri sebagai salah satu
komponen penting dalam proses pendidikan. Pola atau metode dituntut untuk
Pola atau metode pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh
sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
Qurani, yang disebut metode pendidikan Qurani ialah salah satu metode
berikut:20
a. Pendidikan Keteladanan
contoh yang baik kepada anak didik, baik dalam ucapan maupun
karena dalam dirinya telah ada keteladanan yang mencerminkan ajaran al-
Quran.
ulung. Segala informasi yang masuk pada diri anak, baik melalui
tua akan membentuk karakter anak tersebut. Apalagi anak yang berumur
20
Syahidin, Aplikasi Pendidikan Qur’ani (Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suralaya,
2005), hlm. 59.
Rasa imitasi dari anak yang begitu besar, sebaiknya membuat
orang tua harus ekstra hati-hati dalam bertingkah laku, apalagi di depan
jangan berharap anak akan menurut apa yang diperintahkan. Oleh karena
terutama ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam
arah dan dorongan serta bimbingan agar anak tambah berani dalam
menghadapi kehidupan.
Teladan yang baik dari orang tua kepada anak (sekitar umur 6
dilihatnya akan ia tirukan dan lama kelamaan akan menjadi tradisi bagi
anak. Hal ini sesuai firman Allah SWT QS. al-Ahzab (33): 21;
pemberi nasihat juga bisa memberi keteladanan. Sebab nasihat saja tidak
cukup bila tidak diikuti dengan keteladanan yang baik. Anak tidak akan
tersebut juga tidak melaksanakannya. Anak tidak butuh segi teoretis saja,
tapi segi praktislah yang akan mampu memberikan pengaruh bagi diri
jiwa terdapat pembawaan yang biasanya tidak tetap, dan oleh karena itu
yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. al-
Baqarah: 44
memberikan nasihat yang baik juga ditunjang dengan teladan yang baik
kehidupan seharihari dari pagi hari sampai sore hari. Nasihat juga harus
anak sudah bersosial dengan teman sebayanya. Agar apaapa yang telah
diberikan dalam keluarganya tidak mudah luntur atau tepengaruh dengan
lingkungan barunya.
ruhani. Diantara kebutuhan anak yang bersifat ruhani adalah anak ingin
bersama dengan anak, sehingga wajar bila kecenderungan anak lebih dekat
dengan para ibunya. Untuk itu ibu diharapkan mampu berkiprah dalam
jembatan emas menyatukan anak dan orang tua dalam hubungan yang
selayak mungkin, tidak terlalu berlebihan dan juga tidak terlalu kurang.
pertumbuhan anak. Apabila orang tua mampu bersikap penuh kasih saying
Namun pangkal dari seluruh perhatian yang utama adalah perhatian dalam
akidah.
dapat merubah tingkah laku anak, atau dengan kata lain cara hukuman
perilaku anak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebab hukuman
orang dengan teladan dan nasihat saja sudah cukup, tidak memerlukan
menyikapinya agar tidak terjadi trauma pada anak yang dapat mematahkan
daya kreatif dan inovasinya. Sebenarnya tidak ada pendidik yang tidak
sayang kepada siswanya. Demikian juga tidak ada orang tua yang merasa
orang tua sebenarnya merasa kasihan terhadap anaknya yang tidak mau
melaksanakan ajaran Islam. Karena salah satu fungsi dari hukuman adalah
anak, maka hukuman biologislah yang dijatuhkan tatkala anak sampai umur
10 tahun tidak ada perubahan pada sikapnya. Hal ini dilakukan supaya anak
jera dan tidak meneruskan perilakunya yang buruk. Sesuai sabda Rasul
21
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Kepemimpinan
Pendidikan). (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hl. 32-33
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membimbing
kewajiban orang tua. Hal ini tersirat dalam Al Qur,an dalam surah An
dengan jalan memberikan pengawasan, baik itu terhadap individu anak itu
yang negatif.
telah mengajarkan bahwa sejak anak berusia 7 tahun harus sudah dilatih
juga mengerjakan shalat maka sebagai orang tua boleh memukulnya. Akan
orang tua juga harus mau shalat, apabila anak belum juga mau shalat,
pengertian kepada anak supaya dia mau shalat, karena pada dasarnya sikap
jiwa anak. Misalnya anak yang sering bergaul dengan lingkungan (teman,
orang tua, masyarakat) yang sering ke masjid, maka dia akan terpengaruh
22
Amir Daien Indrakusuma. Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.
144.
untuk aktif pergi ke masjid baik itu saat berjamaahnya, mengajinya, atau
pergaulan liar dengan anak nakal, maka sedikit banyak juga akan terkena
brutal dan tidak mengikuti nasehat orang tua. Oleh karena itu sebagai
bahwa segala gerak-gerik dan sikap orang tua harus berhati-hati dalam
tindakan pasti disadari atas adanya dorongan, baik dorongan itu berasal
dari hati nurani maupun berasal dari lingkungan sekitar misalnya teman,
saudara, orang tua, maupun guru. Dalam masalah perhatian orang tua
balik. Pertama dalam diri orang tua terdapat dorongan untuk melakukan
kelak anaknya menjadi anak yang shaleh. Kedua akibat dari adanya
perbuatan tertentu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang tuanya
baik itu dilakukan dengan terpaksa maupun suka rela. Tanpa adanya
dapat menjadi orang pintar, kalau sudah pintar akan mudah mencari
pekerjaan, kalau sudah mempunyai pekerjaan tentu saja akan banyak uang.
Dengan adanya dorongan inilah anak akan menjadi lebih giat belajar.
d. Pembiasaan
baik harus juga ditanamkan kepada anaknya sejak kecil. Karena adat atau
yang tepat. Maka seorang anak yang biasanya dengan akhlak yang baik
niscaya di hari tuanya akan manusia yang baik. Dalam masalah kebiasaan
ini, seorang filosof kenamaan Charles Reade, berkata : “Sow athoughy and
you reap a habit, sow a habit and you reap a character, sow a character
and you reap a destiny” yang artinya: Bila kita telah yakin akan sesuatu
perbuatan, nanti anda akan menuai atau mendapat hasil yang bernama
tingkah laku.23
belajar yang memadai dan peralatan belajar yang cukup akan sangat
ingin agar anaknya semangat belajar, maka orang tua menyediakan waktu
norma yang bisa menjamin kelangsungan hubungan yang ada baik dalam
keluarga itu. Baik aturan itu bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Salah
kepada anak yang menjadi asuhan kita dengan maksud supaya penderitaan
kesalahan dan usia anak, dan hukuman itu tidak boleh berakibat fatal tetapi
kesan bahwa kalau orang tua menghukumnya karena perasaan benci tetapi
yang harmonis sehingga anak akan merasa senang dan bersemangat dalam
mendapat perhatian yang cukup dari orangtuanya, sebaliknya anak kurang giat
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai orang tua mempunyai tugas
tentang ilmu-ilmu yang meliputi bekal untuk hidup di dunia dan akhirat,
dengan kedua ilmu itu akan dapat diraih kehidupan dunia yang makmur dan
24
Maftukhah, Perhatian Orang Tua Terhadap pendidikan Anak. (Semarang :
UNNES, 2007).
Dalam hal itu orangtua tidak hanya melahirkan anak, melainkan juga orangtua
peran orang tua dalam mendidik anak adalah kunci keberhasilan orang
tua dalam membentuk kepribadian anak. Orang tua diharapkan berperan aktif
C. Kerangka Pikir
umur baik anak yang baru lahir maupun orang yang sudah berusia lanjut. Hal
ini menunjukan bahwa pendidikan itu berlangsung sumur hidup (long life
segala proses pendidikan untuk anak tidak lepas dari peran orang tua sebagai
kepribadian anak akan otomatis terbentuk karena adanya daya interaksi yang
25
Riesta Rahmadian, Pendidikan Anak Dalam Keluarga. (Lampung: IAIN Metro
Lampung, 2022).
26
Muhammad Ari Akbar, Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak.
(Semarang: UNNES, 2025).
intim diantara anggota keluarga. Anak akan tumbuh besar dan berkembang
dengan baik dimulai dari lingkungan keluarga. Anak mulai belajar segala
sesuatu juga dimulai dari lingkungan keluarga. Anak yang tumbuh besar dan
berkembang dalam keluarga yang baik dan mendukungnya dalam belajar akan
tua mendukung untuk belajar maka anak akan mendapat prestasi belajar yang
baik.
maupun masa depan anak. Dalam hal ini orang tua berperan untuk mendidik
Setiap orang tua tentu harus berperan langsung dalam proses pendidikan
anaknya. Dirumah orang tua berperan untuk mengasuh dan mendidik anaknya
anaknya.
atau non formal bagi anaknya. Bagi orang tua yang sadar akan pentingnya
anaknya. Hal ini tentu juga didukung dengan kondisi social maupun ekonomi
dari orang tua tersebut. Namun tidak semua orang tua dapat mendidik anaknya
Salah satu faktornya adalah bentuk perhatian yang diberikan orang tua pada
anak. Orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya dengan baik, maka
maka anak akan acuh dan malas dalam belajar. Hal ini memang sudah menjadi
tertentu yang sangat menyita waktu orang tua hingga tidak memiliki waktu
untu anaknya.