Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PANDANGAN AGAMA MENGENAI PENDIDIKAN ANAK

MATA KULIAH: ILMU PENDIDIKAN ANAK

DISUSUN:

MUTIARA AURELIA TARIGAN

NIP:211424009

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA

JURUSAN ANAK USIA DINI

2022
1. PENGERTIAN ANAK

Anak dalam bahasa Inggris disebut child. Dalam kamus lengkap psikologi karangan J.P.

Chaplin, child (anak; kanak-kanak) adalah seorang anak yang belum mencapai tingkat

kedewasaan bergantung pada sifat referensinya, istilah tersebut bisa berarti seorang individu

di antara kelahiran dan masa puberitas, atau seorang individu di antara kanak-kanak (masa

pertumbuhan, masa kecil dan masa puberitas) Anak adalah keturunan yang kedua manusia,

orang yang lahir dari rahim ibu, baik laki-laki maupun perempuan atau khuntsa, sebagai hasil

dari persetubuhan antara dua lawan jenis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia anak

adalah manusia yang masih kecil yang belum dewasa dan sedang dalam masa pertumbuhan

dan perkembangan. Sebagai manusia kecil yang belum dewasa, ia membutuhkan

bimbingan dan pendidikan dari orang tua dan pendidiknya dalam perkembangannya menuju

kedewasaan.

Muhammad Sa’id Mursi menjelaskan bahwa, anak-anak memiliki karakteristik;

banyak bergerak dan tidak mau diam, sangat sering meniru, suka menentang, tidak dapat

membedakan antara yang benar dan yang salah, banyak bertanya, memiliki ingatan yang

tajam dan otomatis, menyukai dorongan semangat, suka bermain dan bergembira, suka

bersaing, berfikir khayal, senang mendapatkan ketrampilan, perkembangan bahasanya cepat,

suka membuka dan menyusun kembali, berperasaan tajam. Beberapa ahli psikologi

membagai tentang anak menjadi dua kelompok yaitu anak awal dan anak akhir. Masa awal

anak-anak adalah masa secara umum kronologis ketika seseorang berumur antara 2-6 tahun.

Kehidupan anak pada masa ini dikategorikan sebagai masa bermain, karena hampir seluruh

waktunya digunakan untuk bermain. Masa akhir anak-anak, yakni antara usia 6-12 tahun, di

mana masa ini sering disebut sebagai masa sekolah.37Berikut pengertian anak yang peneliti

batasi pada fase usia 6 sampai 12tahun atau fase anak sekolah dasar. Elizabeth B. Hurlock

menyebutkan “ akhir masa kanak-kanak (late childhood) yang berlangsung dari usia enam
tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya,

masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian

pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa, perlu mendapat pendidikan yang baik

sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan tumbuh

menjadi manusia yang memiliki kepribadiian yang tangguh dan memiliki berbagai macam

kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi keluarga,

lembaga-lembaga pendidikan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai

macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga akan tercipta generasi penerus yang

tangguh.

Pentingnya nilai agama dan moral bagi anak usia dini. dalam hal ini tentu orang tualah yang

paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan

dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai persekutuan sosial, tetapi

juga merupakan lembaga pendidikan. oleh sebab itu kedua orang tua bahkan semua orang

dewasa berkewajiban membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak yang

belum dewasa di lingkungannya dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai

kedewasaan masing-masing dan dapat membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini

adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan

agama.

Peran orang tua juga sangat berpengaruh bagi tingkat keimanan anak melalui bimbingan

orang tua anak dapat dibimbing untuk mengenal siapa itu Tuhan, sifat-sifat Tuhan,

bagaimana kewajiban manusia terhadap tuhan.

Perkembangan nilai-nilai moral dan agama adalah kemampuan anak untuk bersikap dan

bertingah laku. Islam telah mengajarkan nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya pengembangan pembelajaran terkait nilai nilai
moral dan agama. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam ajaran Islam telah dijelaskan

bagaimana proses pengembangan nili-nilai agama dan moral pada anak usia dini dapat

diterapkan dengan benar

2. PANDANGAN AGAMA MENGENAI PENDIDIKAN ANAK

Mendidik anak merupakan sebuah ibadah yang layak mendapat pahala dalam islam , karena

anak adalah anugerah dari Allah yang sudah sepatutnya sebagai orangtua harus benar-benar

memberikan pendidikan yang terbaik bagi masa depan anak. Maka dari itu kewajiban

orangtua yang pertama adalah mendidik anak dengan agama dini.

Agar anak lebih dahulu mengenal Tuhan-Nya, sebelum masuk pada pembelajaran yang

mengasah jiwa dan rohaninya. Mengapa pendidikan agama juga penting bagi anak?

Jawabannya adalah agar kehidupan anak terarah sejak dini, anak tau bahwasanya hidup itu

juga ada aturan dan tujuan.

Untuk apa sebenarnya manusia itu diciptakan bukan hanya untuk beribadah kepada Allah.

Juga agar kelak anak menjadi sosok anak yang berbakti kepada kedua orantuanya dan

menjadi peribadi yang shaleh-shalehah.

Setiap anak yang lahir ke dunia adalah dalam keadaan fitrah (muslim), namun tergantung

bagaimana orangtua menjadikan anak tersebut menjadi islam atau bahkan keluar dari itu.

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ath-Tabharani dalam Mu'jamul

Kabir. Al-imam Muslim rahimahullah meriwayatkan :

“setiap manusia dilahirkan di atas fitrah. kedua orangtuanya yang merupakan Yahudi,

Nasrani, Majusi”. Makna dari hadits menjelaskan bahwasanya manusia memiliki pembawaan

sejak lahir yang kokoh di atas islam.

Akan tetapi tentunya juga harus ada tindakan, serta usaha dari orangtua untuk mencetak anak

yang shaleh-shalehah sesuai syariat islam. Berikut merupakan poin penting pendidikan anak

usia dini dalam konsep islam.


1. Memberi contoh yang baik

Pendidikan anak usia dini dalam islam dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, sebagai

orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik kepada anak agar ditiru oleh anak. Ketika

anak masih kecil mereka selalu mengingatkan bahwa orangtua adalah manusia yang selalu

benar.

Untuk itu anak akan mencontoh apa saja yang dilakukan orang tua tanpa terus banyak

bertanya. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan contoh tentang indahnya berbagi terhadap

sesama.

Yaitu dengan cara memberikan sedekah kepada orang yang kurang mampu, atau berbagi

rezeki kepada teman-teman anak. Maka anak pun akan meniru perbuatan orang tua tersebut

meskipun tidak secara langsung. Karena dalam menerapkannya anak juga butuh proses yang

tidak instan.

2. Membiasakan anak untuk beribadah

Beribadah merupakan hal yang wajib bagi seluruh ummat islam di dunia ini. Dalam

mengajarkan tentang pentingnya beribadah kepada Allah sejak dini hari adalah dengan cara

mengajarkan kepada anak tentang tata cara shalat yang benar itu seperti apa, tata cara kepada

mereka, serta ibadah-ibadah sunnah lainnya.

Tidak hanya mengajarkan tentang tata cara beribadah saja, tetapi anak juga harus menerapkan

dalam menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Jika anak mulai malas atau kerap kali lupa

orang tua bisa memberikan teguran atau hukuman yang tidak memberatkan anak.

3. Berikan lingkungan yang baik

Anak-anak sangat mudah sekali untuk meniru orang lain. Jika anak dibiarkan berada di

lingkungan yang tidak mendukungnya untuk menjadi pribadi yang baik, bukan tidak mungkin

anak akan memiliki sifat yang buruk.


Mungkin anak akan bersifat suka memarahi sekitarnya, atau membakang terhadap orang tua,

jika sudah seperti ini kewajiban orang tua seperti halnya lingkungan seperti itu

4. Mengajarkan nilai-nilai islam dan menguatkan akhlak.

Salah satu penyebab tersebesar anak tidak taat terhadap agama dan orang tuanya adalah

karena kurangnya nilai islam dalam diri anak. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban orang

tua untuk meningkatkan akhlak anak secara pelan tapi pasti, serta terus memberikan motivasi

dan dukungan terhadap anak.

Ketika memiliki waktu luang orang tua bisa melakukan sebuah hal yang dapat memberikan

nilai-nilai Islam kepada anak secara universal dan tentunya dapat diterima oleh anak.

Contohnya seperti : membacakan kisah keteladanan nabi dan sahabat di masa lalu. Kemudian

nilai-nilai islam juga dapat dipupuk melalui film islam yang mendidik. Yang di dalamnya

anak bisa mengambil pesan singkat sehingga selain menonton anak juga bisa belajar.
Referensi

J.P. Chaplin Kamus lengkap Psikologi, terj dari Dictionary of psychology, oleh Kartini

Kartono, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004). Cet. Ke-9, h. 83

Tim Penyusun Ensiklopedia Hukum Islam, Ensklopedi Hukum Islam 1, (Jakarta : PT

Ictiar Baru Van Hoeve, 1996), Cet. 1, h. 112

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 32

Muhammad Said Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah, terj. Dari Fan Tarbiyah alAulad fi

al-Islam Oleh Ali Yahya, (Jakarta: Cendekia, 2001), h. 16

Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam di Sedolah Dasar,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.2, h. 6

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: Erlangga, 1980), h. 146

. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah

dan keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang: 1978), Cet. IV, h. 80

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam Islam, (Jakarta Pustaka Amani,

1995), Cet. I, h.65

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam Islam…, h. 66

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam Islam..., h. 70

Anda mungkin juga menyukai