Oleh:
Lituhayu Leilani
(20101157510020)
FAKULTAS PSIKOLOGI
PADANG 2022
HASIL WAWANCARA:
1. Menurut saudara, bagaimana perkembangan jiwa keagamaan pada dewasa dan lansia?
2. Menurut saudara, apa sikap keagamaan pada dewasa dan lansia?
3. Menurut saudara, apa pandangan islam mengenai lansia?
Narasumber 1:
1. Menurut saya, pada saat dewasa remaja masih mencari jati dirinya sehingga kebanyakan
remaja masih bersikap labil. Perkembangan jiwa keagamaan pada masa ini masih dipengaruhi
oleh lingkungannya dalam bergaul
2. Terdapat banyak sikap, salah satu nya yaitu semakin tumbuhnya rasa kemanusiaan di dalam
diri orang tersebut
3. Di islam, mengajarkan kita bahwa selalu menghormati yang tua, sehingga untuk lansia kita
sebagai yang muda sewajibnya menjaga yang sudah tua
Narasumber 2:
1. Perkembangan jiwa pada remaja masih belum stabil dan masih memerlukan bimbingan, untuk
lansia jiwa keagamaan pada diri mereka sudah melekat sehingga kebanyakan orang tua lebih
mengejar amal untuk bekal di akhirat nanti
2. Pada anak remaja, sikap nya yaitu dapat menghormati yang tua dan menghargai yang kecil,
sedangkan untuk lansia mereka lebih mencoba untuk mendekatkan diri dengan allah, artinya
lebih mencari amal seperti melakukan sedekah, dll
3. Islam mengajarkan kita untuk menghargai yang sudah tua, sehingga hendaknya ketika orang
tua kita telah menuju usia tua, kita seharusnya menjaganya, tidak malah mengirimnya ke panti
jompo.
TEORINYA:
Isi kebudayaan menurut Koentjaraningrat terdiri atas tujuh unsure, yaitu: bahasa,
system teknologi, system ekonomi, organisasi social, system pengetahuan, religi, dan
kesenian. Dengan demikian, dilihat dari bentuk dan isi, kebudayaan dasarnya merupakan
suatu tatanan yang mengatur kehidupan suatu masyarakat. Kebudayaan merupakan
lingkungan yang terbentuk oleh norma-norma dan nilai-nilai yang dipelihara oleh masyarakat
pendukungnya. Nilai-nilai serta norma-norma yang menjadi pedoman hidup berkembang
dalam berbagai kebutuhan masyarakat, sehingga terbentuk dalam satu system social. Dari
system ini selanjutnya terwujud pula benda-benda kebudayaan dalam bentuk benda fisik.
Dalam kaitannya dengan pembentukan tradisi keagamaan secara konkret, pernyataan
Koentjaraningrat dapat digambarkan melalui proses penyiaran agama, hingga terbentuk suatu
komunitas keagamaan. Contoh, masuknya agama-agama ke Nusantara sejak abad keempat
(hindu Budha), ketujuh (Islam), dan k e-16 (Kristen). Meskipun keempat agama disiarkan ke
Nusantara dalam kurun waktu yang berbeda, namun pengaruhnya terhadap perilaku
masyarakat pendukungnya di Indonesia masih terlihat nyata.
Tradisi keagamaan dan sikap keagamaan saling mempengaruhi. Sikap keagamaan
mendukung terbentuknya tradisi keagamaan sedangkan tradisi keagamaan sebagai lingkungan
kehidupan turut member nila-nilai, norma-norma pola tingkah laku keagamaan kepada
seseorang. Dengan demikian tradisi keagamaan member pengaruhdalam membentuk
pengalaman dan kesadaran agama sehingga terbentuk dalam sikap keagamaan pada diri
seseorang yang hidup dalam lingkungan tradisi keagamaan tertentu.
3) Kebudayaan Dalam Era Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Jiwa Keagamaan
Era globalisasi umumnya digambarkan sebagai kehidupan masyarakat dunia yang
menyatu. Karena kemajuan teknologi, manusia antar Negara menjadi mudah berhubungan
baik melalui kenjungan secara fisik, karena alat transportasi sudah bukan merupakan
penghambat bagi manusia untuk melewati keberbagai tempat di seantero bumi ini, ataupun
melalui pemanfaatan perangkat komunikasi.
Dalam kaitannya dengan jiwa keagamaan, dampak globalisasi dapat dilihat melalui
hubungannya dengan perubahan sikap. Prof. Dr. Mar’at mengemukakan beberapa teori
tentang perubahan sikap. Menurut teori yang dikemukakan oleh Osgood dan Tannen-baum
perubahan sikap akan terjadi jika terjadi persamaan persepsi pada diri seseorang atau
masyarakat terhadap sesuatu. Hal ini berarti bahwa apabila pengaruh globalisasi dengan
segala muatannya dinilai baik oleh individu maupun masyarakat, maka mereka akan
menerimanya. Selanjutnya, menurut teori Festinger, bahwa perubahan seakan terjadi apabila
terjadi keseimbangan(consonance) kognitif(Pengetahuan) terhadap lingkungannya. Dengan
demikian, perubahan sikap dari seseorang atau masyarakat akan terjadi apabila menurut
pengetahuan mereka kemajuan teknologi yang dialaminya di era globalisasi sejalan dengan
pengetahuan dan pemikirannya. Hal ini akan member dampak penerimaan pengaruh yang
dating. Sedangkan, menurut teori Reactance, manusia akan menerime sesuatu dengan
mengubah sikap yang sebelumnya menentang, apabila menurut penilaiannya sesuatu itu akan
mengarah kepada aktivitas yang lebih aktif. Teori ini menyiratkan bahwa penerimaan
terhadap sesuatu didasarkan atas manfaat pada aktivitas seseorang. Sebaiknya dalam teori
fungsional dikemukakan bahwa perubahan sikap tergantung dari pemenuhan kebuutuhan.
Perubahan sikap ini dalam pendekatan psikolodi adalah berupa kecenderungan yang besar
untuk menyenangi sesuatu. Jadi, apabila seseorang merasa sependapat dengan sesuatu maka
akan timbul simpati. Pada garis besarnya, proses perubahan sikap tersebut dapat digambarkan
melalui dua jalur, yaitu proses rasional dan proses emosional. Proses rasional diawali adanya
perhatian, pemahaman, penerimaan, dan berakhir pada keyakinan. Sedangkan proses
emosional berawal dari perhatian, simpati,menerima dan berakhir pada minat.
Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara menyeluruh
dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan yang wajar. Era global ditandai
oleh proses kehidupan mendunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam
bidang transportasi dan komunikasi serta terjadinya lintas budaya. Kondisi ini mendukung
terciptanya berbagai kemudahan dalam hidup manusia. Mobilitas menjadi cepat oleh adanya
kemajuan bidang transportasi. Kemdian dengan dukungan teknik kimunikasi yang canggih,
manusia dapat dengan mudah berhubungan dan memperoleh informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Munib, A.(2020).5 Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli.Diakses pada 16 April 2022,
dari https://www.journalextract.com/2020/09/5-pengertian-pendidikan-menurut-ahli.html
Langeveld.(2013). Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli.Diakses pada 16 April 2022, dari
https://definisi.org/definisi-pendidikan-menurut-para-ahli
Narasumber 2: Ridwan