Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN KUALITATIF

“Pendidikan Islam dalam Keluarga terhadap Perilaku Siswa”

Disusun oleh:
Iqbal Fadhil Al Hamdani (G000200208)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JL.A YANI MENDUNGAN ,PABELAN, KEC KARTASURA,KABUPATEN SUKOHARJO ,JAWA


TENGAH 57162
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan terutama dalam pendidikan agama islamIlmu pengetahuan selalu
berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Begitu banyak
perubahan yang menyangkut dalam segi aspek kehidupan dari mulai
kepribadian ,tingkah laku ,hingga rasa saling menghargai yang kini semakin jarang di
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kesempatan kali ini kami mencoba
menyusun makalah tentang implikasi nilai nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari.
Implikasi yang berarti dampak atau akibat jadi implikasi nilai nilai ibadah dalam
kehidupan sehari hari bisa di artikan apa dampak yang kita rasakan saat menjalankan
ibadah dalam kehidupan sehari hari Ibadah bisa diartikan dalam berbagai jenis
kegiatan yang wajib dimulai dari ibadah sholat yaitu kewajiban untuk setiap manusia
yang beragama islamdimanasholat adalah tiang agama lalu di ibadah yang lain
mengaji adalah kegiatan yang wajib untuk umat yang beragama islam dari kecil kita
sudah di ajarkan bagaimana cara mengaji Agar kelak sudah dewasa kita bisa
mengamalkan ilmu dari alquran yaitu kitab suci yang diyakini oleh seluruh umat
manusia yang beragama islam lalu berdzikirdimana di setiap kita berada kita
senantiasa mengingat allah agar allah akan mengingat kita juga bagaimana caranya
agar dekat dengan allah yaitu dengan berdzikir , berdzikir membuat kita merasa
aman tentram dan damai karena allah akan melindungi umatnya dikan terutama
dalam pendidikan agama islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk penerapan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga?


2. Bagaimana tingkah laku siswa dalam pendidkan Agama islam?
3. Bagaimana penerapan siswa Pendidikan Agama Islam didalam Keluarga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penerapan pendidikan agama islam didalam keluarga
2. Untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam pendidikan agama islam
3. Untuk mengetahui penerapan siswa dalam Pendidikan Agama islam didalam
keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Islam dalam Keluarga


1) Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun
2007 Bab I pasal 2 menyebutkan Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat menjelaskan pendidikan agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan ajarannya yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.Pendidikan agama
menyangkut manusia seutuhnya atau bersifat komprehensif, tidak hanya membekali anak
dengan pengertian agama atau mengembangkan intelek anak saja, tetapi menyangkut
keseluruhan pribadi anak, mulai dari latihan amalan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran
agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan alam, maupun manusia dengan dirinya sendiri.
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat menjelaskan pendidikan agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan ajarannya yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.Pendidikan agama
menyangkut manusia seutuhnya atau bersifat komprehensif, tidak hanya membekali anak
dengan pengertian agama atau mengembangkan intelek anak saja, tetapi menyangkut
keseluruhan pribadi anak, mulai dari latihan amalan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran
agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan alam, maupun manusia dengan dirinya sendiri.
Menurut Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaebani dalam Tohirin menyatakan
Pendidikan Agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-
nilai islami dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan
dalam sekitarmelalui proses pendidikan.

1) Pengertian Keluarga
kata keluarga menurut para ahli yaitu Menurut F.J. Brown Adapun kata keluarga
menurut para ahli yaitu Menurut F.J. Brown dalam Syamsu Yusuf berpendapat
bahwa“Ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu
a). dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan
yang dapat dibandingkan dengan“clan” atau marga; . Dalam arti sempit keluarga meliputi
orangtua dan anak”.Sedangkan menurut Sudardja Adiwikarta dan Sigelman & Shafferdalam
syamsu yusuf berpendapat bahwa.“ Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat
universal,artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem
sosial yang terpancang (terbentuk ) dalam sistem sosial yanglebih besar”.Berdasarkan
defenisi diatas peniliti dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil yang
bersifat universal,yang meliputi ayah, ibu, anak, nenek, dan kakek yang dapat memnuhi
kebutuhan insani(manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya.
2) Pengertian Pendidikan Agama islam dalam Keluarga
Islam dalam keluarga, ada baiknya jika terlebih dahulu penulis kemukakan mengenai
pengertian pendidikan secara umum yaitu:
 D. Marimba dalam Hasbullah menyatakan bahwa:“Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.
 Langeveld dalam Hasbullah menyatakan bahwa:“Pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, lebih tepat membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”.
 J.J. Rousseau dalam Hasbullah menyatakan bahwa:“Pendidikan adalah
memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi
kita membutuhkannya pada waktu dewasa”.
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan
terhadap perkembangan jasmani dan rohani yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hidup anak dalam bentuk sikap dan perilaku agar dapat
menghasilkan perubahan yang tepat di dalam kebiasaan tingkah luakunya,
pikirannya, dan perasaannya agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa .

2. Tingkah laku Siswa dalam Kehidupan Sehari-Hari


 Dalam Didalam pergaulan sehari-hari kata ‘perilaku’ seringkali digumakam
dalam arti yang salah atau kurang tepat misalnya murid itu dihukum oleh gurunya
karena bersikap kurang ajar.Sikap atau dalam bahasa inggris disebut attitude adalah
suatu carabereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi
dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang
dihadapi.Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan baik
mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi yang mengenai dirinya.
Contohnya : Pak amin bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan yang menyangkut
keluarganya dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu
perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respon terhadap sesuatu
rangsangan/stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu.
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab)adalah bentuk
jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti,
perangai, atau tingkah laku. Di dalam Da’iratul ma’arifdikatakan : “akhlak ialah sifat-
sifat manusia yang terdidik,”
Sedangkan dalam kamus Shahih kata khuluq berarti tabiat atau perangai.Qurtubi
dalam tafsirnya menjelaskan. “khuluq dalam bahasa arab artinya
adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap atau
bertindak”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Akhlak ialah sifatsifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada pada
dirinya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuaatan baik, yang disebut akhlak mulia, atau
perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela. Semua itu tergantung dari
bagaimana cara pembinaannya.Menurut Ellis dalam Ngalim Purwanto yang sangat
memegang peranan penting didalam sikap ialah faktor perasaan atau emosi, dan
faktor kedua adalah reaksi/respons, atau kecenderungan untuk bereaksi. Jadi sikap
merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka
sikap selalu berhubungan dengan dua alternative, yaitu senang atau tidak senang,
menurut dan melaksanakannya atau menjauhi/menghindari sesuatu. Tiap orang
mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan
oleh berbagai faktor yangada pada individu masing-masing seperti adanya
perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan, dan
juga situasi lingkungan. Demikian pula sikap pada diri seorang terhadap sesuatu atau
perangsang yang sama mungkin juga tidak selalu sama.
Berarti dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah perbuatan, kelakuan, cara
menjalankan, atau berbuat. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia terteng
yang belajar baik secara kelompok atau perorangan, siswa juga disebut murid atau
pelajar. Jadi perilaku siswa adalah semua tindakan atau perbuatan yang dilakukan
oleh siswa didalam lingkungan sekolah.
 Peran dan fungsi Sholat
Shalat adalah suatu ibadah yang mengandung beberapa ucapan dan
perbuatan tertentu,yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat adalah tiang agama,barangsiapa yang ,menegakkannya maka dia telah
menegakkan agama barangsiapa yang menghancurkannya dia
menghancurkan agama. Implikasi nilai ibadah sholat dalam kehidupan sehari
hari yaitu :
 Shalat dapat memberikan ketentraman dan ketabahan hati,
sehingga orang tidak mudah kecewa/gelisah mentalnya
 Jiika menghadapi musibah,dan tak mudah lupa daratan jika mendapat
kenikmatan/kesenangan,
 Mencegah seseorang melakukan perbuatan keji dan
munkar,sebagaimana
 Menumbuhkan Disiplin Pribadi Dalam shalat kita dituntut untuk fokus
dan selalu tepat waktu sehingga akan menumbuhkan rasa disiplin bagi
setiap individu yang melaksanakan shalat.
Ternyata Manfaat dan Fungsi Ibadah dalam Kehidupan tak hanya berupa
manfaat ruhani tapi, manfaat shalat juga berupa manfaat fisik. Telah banyak
penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyatakn bahwa posisi dalam
shalat sangat berguna untuk kesehatan fisik. Salah satunya adalah posisi
badan ketika sujud yang dapat memperlancar darah masuk ke otak sehingga
otak lebih banyak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi.

 Pembinaan kejiwaan keagaamaan pada anak

Pendidikan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga,adalah pendidikan


yang berjiwa Agama, seiring dengan perkembangan kognisi, emosi, dan
bahasa
anak maka untuk membantu perkembangan kesadaran beragamanya
orangtua sebagai lingkungan pertama bagi anak dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut:
 Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai Agama kepada anak
melalui bahasa misalnya pada saat anak makan orangtua harus
mengingatkan kepada anaknya untuk terlebih dahulu membaca doa,
agar anak terbiasa dalam mengaplikasikannya setiap hari.
 Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang, hal ini penting
karena pada usia ini belum berkembang pemahaman akan kasih
sayang tuhan, atau lebih jauhnya konsep kehidupan beragama.
Melalui kasih sayang orangtuanya, anak akan menaruh sikap percaya
kepada orang tuanya, dan bersikap positif terhadap apa yang
disampaikan orangtuanya. Sikap-sikap ini akan memberi pengaruh
yang cukup besar terhadap kesadaran beragama anak. Pada diri anak
akan berkembang bahwa agama itu adalah sesuatu yang
menyenangkan.
 Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran Agama secara
baik.Anak memiliki kemampuan untuk mengimitasi penampilan atau
perbuatanorang lain, dalam hal ini orangtuanya. Oleh karena itu,
orangtua lah yangberperan penting sebagai figure yang memberikan
teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Agama kepada anak.
Keteladanan itu seperti dalam aspek: mengamalkan sholat, berdoa,
memelihara hubungan yang harmonis antara anggota keluarga,
bertutur kata yang sopan, dan kebersihan. Meskipun anak belum
mampu meniru perbuatanitu secara utuh, namun perilaku orangtua
tersebut merupakan iklim yangsangat kondusif bagi perkembangan
kesadaran beragama anak.individu yang sejak kecilnya dibimbing
dengan pendekatan Agama secara terus menerus mengembangkan
diri dalam keluarga beragama cenderung akan mencapai kematangan
beragama. Kematangan beragama ini berkaitan dengan kualitas
pengalaman ajaran Agama dalamkehidupan sehari-hari, baik yang
menyangkut aspek hablumminallah maupun maupun
hablumminannaas.

3. Penerapan Siswa Pendidikan Agama Islam didalam Keluarga


Fungsi keluarga Dalam perspektif pendidikan, terdapat tiga lembaga utama yang
sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seorang anak yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang selanjutnya dikenal dengan
istilah Tripusat Pendidikan. Juga dikenal istilah pendidikan formal, informal, dan non-formal.
Pendidikan formal biasanya sangat terbatas dalam memberikan pendidikan nilai budi
pekerti. Hal ini disebabkan oleh masalah formalitas hubungan antara guru dan siswa.
Pendidikan non formal dalam perkembangannya saat ini tampaknya juga sangat sulit
memberikan perhatian besar pada pendidikan nilai. Hal ini berhubungan dengan proses
tranfornmasi budaya yang sedang terjadi dalam masyarakat kita
Lembaga keluarga merupakan tempat pertama untuk anak menerima pendidikan dan
pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah mengkhususkan diri untuk kegiatan
pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari “ruang hampa”. Sekolah menerima anak setelah
melalui berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh banyak pola tingkah laku dan
keterampilan yang diperolehnya dari lembaga keluarga.Dalam hubungannya dengan
perkembangan seseorang, keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam
perkembangan seseorang. Dikatakan tempat pertama karena seseorang pertama kali belajar
bersosialisasi dan berkomunikasi dalam lingkungan keluarga. Sejak masih dalam kandungan,
kelahiran, masih bayi, masa kanak-kanak, remaja, sampai masa dewasa, seseoranng tentu
berinteraksi secara intensif dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga baru mulai terbagi
ketika seseorang telah mengikatkan diri dengan orang lain dalam suatu perkawinan. Itu saja
hubungan keluarga pasti tidak terputus seratus persen.Dalam konteks konseling terhadap
para remaja di SMU diketahui bahwa kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah budi
pekerti anak biasanya dapat dilacak dari latar belakang keluarganya. Misalnya saja anak
yang mempunyai penyimpangan pergaulan biasanya latar belakang ketidakharmonisan
keluarga. Atau ada anak yang kecanduan narkoba karena kurangnya kasih sayang dari orang
tua mereka.pihak yang masih dapat diharapkan adalah pendidikan informal yang terjadi
dalam keluarga.
Pendidikan dalam keluarga sebenarnya menjadi sangat penting dalam konteks
pendidikan nilai budi pekerti, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi seseorang
untuk berinteraksi dan memperoleh dasar-dasar budi pekerti yang baik. Proses pendidikan
dalam keluarga terjadi secara wajar melalui tranformasi nilai ini terjadi secara perlahan-
lahan tetapi sistematis. Hal ini berhubungan dengan hakikat nilai yang bukan pertama-tama
merupakan kebiasaan- kebiasaan yang mengarah pada kebaikan.Yang menjadi
permasalahan saat ini adalah bagaimana keluarga berperan dalam memberikan pendidikan
budi pekerti pada anak didik. Hal ini tentu tidak mudah mengingat kondisi keluarga di
negara kita sangat bervariasi. Secara umum kondisi keluarga di Indonesia dapat
dikelompokkan ke dalam tiga variasi. Pertama, keluarga harmonis, yaitu keluarga yang tidak
memiliki masalah yang begitu berarti baik dari segi masalah hubungan antarpribadi maupun
masalah finansial. Kedua, keluarga bermasalah, yaitu keluarga yang memiliki masalah, baik
masalah hubungan antar pribadi atau masalah finansial. Ketiga, keluarga gagal, yaitu
keluarga yang mengalami kegagalan dalam membangun keluarga sehinmgga keluarga
menjadi terpecah belah Dalam kehidupan manusia, keperluan dan hak kewajiban, perasaan
dan keinginan adalah hak yang komplek. Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari
keluarga sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan diri seseorang, dan akan
binasalah pergaulan seseorang bila orang tua tidak menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu
masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan
oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bentuk penerapan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa.Bentuk
penerapan Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan dengan cara melakukan hal-hal
yang sederhana tetapi merupakan bagian dari ilmu keagamaan, seperti member
contoh akhlak terpuji, mengajarkan anak sholat lima waktu, mengaji, patuh dan
menghormati orangtua,membimbing untuk berakhlak baik ,serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
dalam keluarga sangat penting terhadap perilaku siswa, orangtua yang mendidik
anaknya Pendidikan Agama Islam dengan baik maka anak tersebut akan berakhlak
yang mulia, jujur, berkata baik dan benar, berlaku baik kepada keluarga serta hal-hal
yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan.begitupun sebaliknya jika orangtua
mendidik anaknya dengan kekerasan, kurang perhatian kepada anak, kurang akrab
antara orangtua dengan anak, serta orangtua sering bertengkar antara satu sama
lain (ibu, bapak) maka si anak akan berkembang menjadi anak yang kurang pandai
bergaul, kurang disiplin,serta kurang pengetahuannya tentang Agama.
B. Saran
1. Bagi orangtua selaku pendidik agar kiranya senantiasa memberikan motivasi ,serta
perhatian kepada anak agar lebih giat belajar dan terus memberikan bimbingan dan
Pendidikan Agama islam kepada anak-anak agar tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan baik.
2. Demikian yang dapat penyusun paparkan, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya oleh karena terbatasnya pengetahuan dan kurangya referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun, demi kesempurnaan makalah.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun dan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://stitmakrifatulilmi.ac.id/2021/02/06/pengertian-pendidikan-agama-islam/
https://books.google.co.id/books?
id=Mv3_CAAAQBAJ&pg=PA237&dq=Penerapan+pendidikan+agama+islam+dikel
uarga&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ve
d=2ahUKEwjpuYuIhfT6AhU2CLcAHc3WBBYQ6AF6BAgHEAM#v=onepage&q=Pene
rapan%20pendidikan%20agama%20islam%20dikeluarga&f=false
Arifin, M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan
keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Amini, Ibrahim, Agar tidak Salah Mendidik Anak, Jakarta: Al Huda, 2006
Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bima Aksara1998
Al-Abrasy, Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1993
Al Hasan, Yusuf Muhammad, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Darul Haq,
1998
Alwasilah, A. C., Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya, 2008

Anda mungkin juga menyukai