Presentasi Materi
Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan momen awal
pembelajaran,. Keberhasilan pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap
inilah, guru harus berhasil memberikan motovasi pada beberapa siswa yang
kemungkinan masih belum siap.
Penyajian Gambar
Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditujukkan. Dengan gambar, pengajar akan lebih hemat energi, dan siswa juga
akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam pengemmbangan
selanjutnya, guru dapat memodifikaasi gambar atau menggantinya dengan video
atau demonstrasi kegiatan tertentu.
2.Project Based Learning
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000) Tujuan PBL adalah untuk
meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsepkonsep pada permasalahan
baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan
dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and
Schmidt).Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009)
antara lain: (1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya masalah
yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang
(illstructured); (3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-
perspective); (4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar
mandiri; (6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah. Pada PBL guru
berperan sebagai guide on the side dari pada sage on the stage. Hal ini menegaskan
pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik
mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi
dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learnig (PBL) di kelas rendah
khususnya pada muatan pelajaran Matematika diharapkan akan mencapai tujuan
pembejaran secara maksimal. Dengan menggunakan sintak PBL yang berurutan dan
sesuai akan menggugah minat belajar peserta didik untuk berpikir ke tingkat yang
lebih tinggi dan peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan belajar karena
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
3) Ketidaksiapan Pengajar
Pengajar mungkin saja tidak siap dengan cara belajar Problem Based
Learning karena terbiasa dengan pengajaran tradisional. Tugas pengajar
adalah membimbing peserta didik dalam penelitian mereka, memberi petunjuk
agar peserta didik bisa memperbaiki kesalahan secara mandiri, mengajukan
pertanyaan untuk menguji pengetahuan peserta didik, dan sebagainya. Hal-hal
seperti ini mungkin asing bagi sebagian pengajar.
Dalam Problem Based Learning, siswa belajar melalui masalah yang ada
di kehidupan nyata. Namun, mencari masalah yang bisa dipahami peserta didik
tidaklah mudah. Apalagi masalah tersebut harus dikaitkan dengan materi
pelajaran.
5) Tidak Semua Mata Pelajaran Cocok dengan PBL
Metode ini lebih cocok untuk mata pelajaran yang tidak memerlukan banyak
pengetahuan dasar peserta didik. Dalam PBL, peserta didik tidak diberikan banyak
fakta atau teori dibandingkan metode pembelajaran tradisional. Karena itulah, PBL
lebih cocok diterapkan pada pelajaran sastra atau kesenian.
3.Problem solving
Problem solving adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan yang sulit.problem solving sendiri merupakan salah satu soft
skill yang harus dimiliki oleh setiap orang karena sangat berguna saat sudah bekerja
disebuah perusahaan.Menurut buku The Executive Guide to Improvement and
Change, pengertian problem solving adalah kemampuan mendefinisikan masalah,
menentukan sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternatif-alternatif
solusi, dan mengimplementasikannya sesuai kebutuhan. Singkatnya, problem solving
adalah kemampuan menemukan masalah dan memecahkannya dengan baik.Metode
problem solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih para murid
menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama
(Alipandie, 1984:105). Menurut Sudirman (1987:146) metode problem solvingadalah
cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan
atau jawabannya oleh siswa.Menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem
solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan
penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Menurut Djamarah
(2006:92) metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Menurut Hadian ( 2008:3 ), metode problem solving dapat diartikan sebagai:
1) Tujuan ( Goal ). Sebagai tujuan, problem solving adalah target akhir dalam suatu
pembelajaran matematika, dalam arti dengan mempelajari matematika maka kita
dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan lebih bijak, sistematis, efektif, dan
efisien. 2) Proses ( Process ). Sebgai proses, problem solving diartikan sebagai proses
yang bias ditempuh untuk menyelesaikan masalah atau soal dalam matematika dengan
lebih sistematis dan akuarat. 3) Kemampuan dasar ( Basic ). Sebagai kemampuan
problem solving diartikan sebagai kemampuan dasar karena inilah dasar yang harus
dikuasai oleh kita sebagai pemecahan masalah, baik itu masalah atau soal dalam
matematika maupun maslah dalam kehiduapan sehari-hari.Oleh sebab itu, problem
solving adalah metode yang harus dikenal oleh setiap orang untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal matematika dengan lebih sistematis, terukur, dan
efisien.
Menurut Tabrani ( 2008:5 ) kelebihan metode problem solving dapat
diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Metode pemecahan masalah memungkinkan
menghubungkan pengajaran dengan kehidupan sehari-hari, karena masalah-masalah
yang diangkat dalam kegiatan belajar bias diambil dari kehidupan sehari-hari, atau
dari apa yang dialaminya. 2) Metode ini dapat merangsang kemampuan intelektual
dan daya pikir peserta didik, karena dalam berfikir menggunakan problem solving
mereka menyoroti permasalahan dari berbagai segi. 3) Metode ini dapat melatih dan
membiasakan peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara
cermat. 4) Metode ini mampu melatih peserta didik untuk berfikir secara sistematis
dan menghubungkannya dengan masalah-masalah lainnya.