1. Jelaskan pengertian model pembelajaran berbasis masalah
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa problem based learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129). Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah. Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia. Lalu “masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup. Mengapa? Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali tepuk. 2. Jelaskan landasan teori model pembelajaran berbasis masalah Teori yang menjadi landasan pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem-Based Learning (PBL) adalah Teori Perkembangan Piaget, Teori Belajar Sosial- konstruktivisme Vygotsky, Teori Bruner dan Discovery Learning, dan Teori John Dewey. 3. Jelaskan tujuan pembelajaran berbasis masalah Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang menyatakan bahwa model problem based learning berusaha untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan. 4. Jelaskan unsur unsur dasar dalam pembelajaran berbasis masalah 1. Integrated Learning Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung 2. Contextual Learning Anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya 3. Constructivist Learning Anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience Learning by doing 4. Active Learning Anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi (Plan-Do-Review) 5. Learning Interesting Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah. 5. Jelaskan aspek aspek pembelajaran berbasis masalah 1. bahan ajar untuk penyelesaian masalah 2. petunjuk bagaimana membangun situasi di kelas yang mendukung untuk penyelesaian masalah, mengelompokkan murid untuk pembelajaran dan mengevaluasi kemampuan mereka 3. strategi pembelajaran untuk penyelesaian masalah yang dapat meningkatkan kemampuan murid dalam memahami dan merencanakan strategi penyelesaian suatu masalah. 6. Bagaimanakah tahap pelaksanaan / sintaks model pembelajaran berbasis masalah Langkah pembelajaran problem based learning menurut Shoimin (2017, hlm. 131) adalah: 1. menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih, 2. membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, 3. mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah, 4. membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang sesuai seperti laporan, 5. guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka. 7. Jelaskan perbedaan jenis jenis model pembelajaran berbasis masalah 1. Mengumpulkan informasi Siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. 2. Menalar / negosiasi Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. 3. Mengamati Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. 4. Menanya Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. 8. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi: 1. mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada dunia nyata, 2. membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar, 3. mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan, 4. terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa, 5. kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil pekerjaan, 6. melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual dapat diatasi. Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain: 1. tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL, guru harus tetap berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas gemuk); 2. keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam pembagian tugas berdasarkan masalah nyata. 9. Buatlah contoh penerapan salah satu jenis model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran tata boga Misalkan ada resep yang salah saat praktek, tetapi sudah terlanjur dilakukan, maka siswa diharuskan belajar untuk memperbaiki sendiri kesalahan tersebut. Hal ini sudah termasuk metode belajar berbasis masalah.