Anda di halaman 1dari 8

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong
siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.
Problem Based Learning (PBL) diterapkan di perguruan tinggi pertama kali oleh Prof. Howard
Barrows sekitar tahun1969 di McMaster University Canada untuk pembelajaran bidang
kedokteran. Selanjutnya pada tahun 1974, PBL diterapkan di Maastrich University untuk
pembelajaran seluruh bidang ilmu yang diajarkan di universitas tersebut. Pada tahun tahun
berikutnya PBL menjadi pilihan pendekatan pembelajaran di berbagai negara.
1. Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan
untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
2. Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata)
sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh
kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.
3. Glazer (2001,h.89 ), mengemukakan Problem Based Learning merupakan suatu strategi
pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi
yang nyata.
4. Barrows & Tamblyn, 1980 menyatakan bahwa pembelajaran dalam PBL terjadi
ketika mahasiswa memahami dan menyelesaikan masalah ..
5. Boud 1985 menjelaskan bahwa prinsip penting dari PBL adalah bahwa pemicu
belajar harus dalam bentuk problem(masalah) yang merupakan puzzle atau
persoalan yang kompleks yang yang harus difahami, dikaji dan diselesaikan.
6. Dolmans 1994 menjelaskan bahwa pada institusi yang menerapkan pendekatan
PBL, tujuan institusi, standar kompetensi yang ingin dicapai harus dapat
dijabarkan menjadi masalah. Masalah harus berupafenomena yang membutuhkan
penjelasan. Mahasiswa belajar dalam kelompok kecil untukmenganalisis masalah
guna memahami prinsip-prnsip atau proses-proses yang harus dipelajari dari
masalah tersebut. selama diskusi, pertanyaan yang masih belum terjawab
diidentifikasi. Pertanyaan tersebut (learning issue) selanjutnya berfurngsi untuk
memberikan arahan bagi kegiatan belajar mandiri dan self-directed learning.
Dari beberapa uraian mengenai Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa Problem
Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia
nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif.
Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan yang berpusat pada peserta
didik yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian,
mengintegrasikan teori dan praktik, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang telah didefinisikan
(Imafuku, 2014). Small group discussion merupakan elemen utama dalam pelaksanaan
metode pembelajaran problem based learning (PBL) dan salah satu metode
pembelajaran kolaboratif.
Kurikulum Problem Based Learning (PBL) disusun berdasarkan masalah praktik
atau kasus yang disajikan kepada mahasiswa sebelum pengajaran formal terperinci
tentang topik tersebut. Mahasiswa berperan aktif, bekerja salam kelompok kecil.
Mereka bertanggung jawab untuk mencari informasi yang mereka anggap relevan
dengan kasus yang telah disajikan dan kemudian membagikannya dalam kelompok
untuk mencapai pemahaman yang lebih baik (Reynolds, 2003).
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan
pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem
Based Learning diharapkan siswa dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah daripada hanya menghafal pengetahuan. Berbagai ketrampilan dapat
dikembangkan melalui PBL, antara lain adalah:
 Ketrampilan memecahkan masalah
 Ketrampilan berpikir kritis
 Ketrampilan bekerja dalam kelompok
 Ketrampilan interpersonal
 Ketrampilan komunikasi
 Ketrampilan pencarian dan pengolahan informasi
 Ketrampilan kepemipinan dan managemen kelompok

Savery, Duffy, dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam
menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang
akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah
itu nyata ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Pendekatan pembelajaran menggunakan Problem Based Learning lebih mengutamakan proses


belajar. Tugas pengajar harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan
belajar sepanjang hayat dan menjadi pembelajar yang mandiri dan mampu mengatur kegiatan
belajarnya sendiri. Tutor dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah, penanya, berdialog,
membantu menemukan masalah dengan membuat pertanyaan yang mendorong mahasiswa
mempelajari pengetahuan secara mendalam (deep learning), membantu mahasiswa untuk
mengaitkan berbagai konsep yang telah dipelajari dengan topik yang didiskusikan dan pemberi
fasilitas pembelajaran. Selain itu, tutor harus dapat memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika tutor
dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.

B. Tujuan dan Manfaat PBL


Pendekatan PBL merupakan model pembelajaran konstruktivis yang berpusat pada
peserta didik (student-centered) yang melibatkan permasalahan di kehidupan nyata. Model ini
dapat melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah,
berkomunikasi dan berkolaborasi, serta memungkinkan memecahkan berbagai permasalahan
dalam sudut pandang yang berbeda-beda (Etherington, 2011). Perspektif modern tentang belajar
menunjukan bahwa kolaborasi di antara mahasiswa selama belajar memungkinkan adanya efek
positif yang kuat pada perolehan pengetahuan mereka (Istadi, 2011).
Menurut Rusman (2012) tujuan model pembelajaran PBL:
1. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir dan memcahkan
masalah;
2. Belajar berbagai peran orang lain melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman
nyata;
3. Menjadikan peserta didik yang otonom dan mandiri (self directed learner)

Karakteristik Model Problem Based Learning Ciri yang paling utama dari model pembelajaran
Problem Based Learning yaitu
a. Ada masalah sebagai pemicu pembelajaran. Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68 ),
berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
Syarat problem/masalah:
- Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada
berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
- Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah
baru bagi siswa yang pada akhirnyasulit untuk difahami dan diselesaikan oleh
pembelajar
- Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
- Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencakup
seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber
yang tersedia.
- Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah masalah
dan pengajar/dosen sebagai pembuat masalah.
- Integrasi antar disiplin ilmu. Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai
disiplin ilmu. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari
beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
KarakteristikPBL:
b. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
c. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara
mengambang.
d. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa
menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah
diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
e. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah
pembelajaran yang baru.
f. Sangat mengutamakan belajar mandiri (independent learning).
g. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.
h. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam
kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses Problem Based Learning dapat
disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses Problem Based Learning yaitu adanya
suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil.

C. Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki beberapa


kelebihan, diantaranya :
- Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
- Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
- Membantu siswa dalam membangun pengetahuan
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mentransfer pengetahuan yang telah
dimilikinya kepada siswa lain melalui kegiatan diskusi, tanya jawab dan klarifikasi
- Membantu siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
- Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri baik terhadap hasil maupun proses
belajarnya.
- mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki untuk penyelesaian masalah pada dunia nyata.
- Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
- Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah
menurutcara-cara atau gaya belajar individu masing-masing. Dengan cara mengetahui
gaya belajar masing-masing individu, kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan
dengan pendekatan yang kitapakai dalam pembelajaran.
- Peserta didik dilatih untuk mengembangkan cara-cara menemukan (discovery),
bertanya(questioning), mengungkapkan (articulating), menjelaskan atau
mendeskripsikan (describing) mempertimbangkan atau membuat pertimbangan
(considering), dan membuat keputusan (decision-making).
- Meningkatkan kemampuan belajar dan meningkatkan kapabilitas longterm memory
pembelajar. enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners

D. Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki kelemahan,


diantaranya:
- Manakala siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran teacher centered dimana
materi telah disediakan oleh dosen dan tinggal dipelajari oleh mahasiswa.
- Mahasiswa tidak memiliki minat belajar mandiri
- Perlu ditunjang oleh sumber belajar, buku yang dapat dijadikan sumber belajar dalam
kegiatan belajar mandiri.
- Membutuhkan dana yang besar.
E. Faktor -faktor yang mempengaruhi PBL
Menurut (Pu et al., 2019) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran PBL antara lain kualitas skenario,
jenis bahan pembelajaran, perilaku tutor atau fasilitator, dan partisipasi anggota
kelompok. Kenyataanya yang paling penting dari PBL adalah motivasi internal
pelajar.
Critical thinking dipandang sebagai konsep filosofis, yang merujuk pada
karakteristik individu, ciri-ciri kepribadian atau kebiasaan pikiran. Konsensus
mencirikan Critical thinking sebagai proses penyesuaian diri untuk menilai apa yang
harus dipercaya dan apa yang harus dilakukan dalam konteks tertentu. Disposisi
terhadap critical thinking merupakan motivasi internal yang konsisten untuk terlibat
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. World Federation for Medical
Education telah mempertimbangkan critical thinking sebagai salah satu standar
pelatihan medis (Pu et al., 2019). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hamidy & Asni
(2010) menjelaskan bahwa terdapat faktor lain yang berhubungan dengan partisipasi
mahasiswa dalam proses tutorial adalah jenis kelamin. Hal ini disebabkan secara
psikologis dan fisik laki-laki lebih aktif daripada perempuan.
Tutor memberikan wawasan yang berharga tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlibatan siswa yang akan membantu dalam meningkatkan motivasi
mahasiswa dan hasil PBL yang sukses. Peran tutor atau fasilitator sebagai pengelola
dinamika kelompok, pengembangan kepercayaan dalam bimbingan belajar dengan
pengalaman dan kemauan untuk belajar dari teman sebaya untuk meningkatkan
praktik (Doherty et al., 2018).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi PBL adalah kepribadian dan pilihan
model belajar. Menurut (Bate et al., 2014) setiap siswa memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Kepribadian seseorang dapat dikaitkan dengan perilaku mereka dalam
pengaturan kelompok. Oleh karena itu, dalam lingkungan pendidikan mungkin penting
untuk memenuhi kekuatan belajar dan lingkungan yang disukai untuk setiap siswa
dalam kelompok. Selain kepribadian yang berbeda, masing masing siswa di PBL
memiliki gaya belajar yang berbeda dan menggunakan berbagai cara untuk memproses
informasi baru dan menginternalisasikannya. Karakteristik kognitif, afektif, dan
fisiologis pelajar menentukan bagaimana orang itu memandang, berinteraksi dengan
dan menanggapi lingkungan belajar.

Karena kualitas interaksi dalam PBL dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kualitas skenario atau
problem, jenis bahan pembelajaran, perilaku tutor, partisipasi anggota kelompok, dan motivasi
internal mahasiswa maka keberhasilan kolaborasi dan konstruksi dalam PBL dapat berbeda-beda
(Singaram et al, 2011).

Anda mungkin juga menyukai