Anda di halaman 1dari 9

Kapita selekta pendidikan

(peranan pendidikan agama dalam pembinaan


masyarakat)

 Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Masyarakat


A.)Pengertian Pendidikan
Sebelum kita membahas lebih dalam lagi mengenai isi makalah ini ada baiknya
kita mendudukkan apa itu arti”pendidikan” . ditinjau dari asal katanya, ada dua
istilah yang akrab dengan pendidikan, yaitu “paedagogia” dan” paedagogiek”.
Istilah” paedagogie” diartikan” pendidikan” sedangkan “paedagogiek” diartikan
“ilmu pendidikan”.
Menurut Purwanto(1985), secara etimologis paedagogiek berasal dari bahasa
Yunani yaitu Paedagogia yang berarti” pergaulan deng1an anak-anak” sedangakn
paedagogos ialah seorang pelayan atau lajang/budak dalam zaman yunani kuno yang
pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan kesekolah.
Secara istilah pendidikan ialah suatu proses yang dilakukan oleh seorang
individu kepada individu lainnya untuk memproleh suatu perubahan baik secara
intelektual, emosional dan spritualnya demi menuntun masa depan anak
B.)Pendidikan Agama Islam
Depenisi pendidikan Agama Islam banyak para pakar pendidikan Islam
mendepenisikan antara lain:
 Menurut Zuhairini dkk.(1978) Ialah usaha-usaha secara sitematis dan pragmatis
pembentukan anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.
 Menurut Marimba (1985) pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani –rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada pembentukan keperibadian
utama menurut ukuran-ukuran islam.
Jadi, pendidkan islam ialah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu
kepada individu lainnya untuk memproleh pengetahuan(knowladge) atau bimbingan
baik berupa emosional, spritual, dan intelektualnya. Sesuai dengan jalur Islam.(Al-
Qur’an dan Al-hadits).

2
C.)Pengertian masyarakat

1
Syafaruddin, Ilmu pendidikan,(Bandung, Citapustaka Media,2005) hal.41
2
Syafaruddin, Ilmu pendidikan,(Bandung, Citapustaka Media,2005) hal.46
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat
hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin
antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara
anggota-angota nya.
o Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan agama islam bukan hanya menjadikan manusia yang
pintar dan trampil, akan tetapi jauh daripada itu adalah untuk menjadikan manusia
yang memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang
dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.
Para ahli pendidik Islam telah sefakat bahwa maksud dari pendidikan dan
pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik tetapi maksudnya adalah mendidik
akhlak dan jiwa mereka, dengan kesopanan yang tinggi, rasa fadilah (keutamaan),
mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang seluruhnya ikhlas dan jujur.
Pada akhirnya tujuan pendidikan Islam itu tidak terlepas dari tujuan nasional
yang menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, seimbang kehidupan duniawi dan
ukhrawi. Dalam al-Qur’an sudah terang dikatakan bahwa manusia itu diciptakan
untuk mengabdi kepada Allah Swt. Hal ini terdapat dalam Al-qur’an Surat Adz-
zariyat : 56,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
menyembah-Ku”.
Pendidikan agama yang menyajikan kerangka moral sehingga seseorang dapat
dapat membandingkan tingkah lakunya. Pendidikan agama yang terarah dapat
menstabilkan dan menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini.
Pendidikan agama menawarkan perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi para
siswa dalam menghadapi lingkungannya.
Agama merupakan salah satu faktor pengendalian terhadap tingkah laku anak-
anak didik hari ini. Hal ini dapat dimengerti karena agama mewarnai kehidupan
masyarakat setiap hari.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembinaan dan bimbingan melalui


pendidikan agama sangat besar pengaruhnya bagi para siswa sebagai alat pengontrol
dari segala bentuk sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, artinya
nilai-nilai agama yang diperolehnya menjadi bagian dari pribadinya yang dapat
mengatur segala tindak tanduknya secara otomatis.

Kaitannya dengan meminimalisir dekadensi moral sangat besar sekali.


Pendidikan agama mengarahkan kepada setiap siswa untuk komitmen terhadap ajaran
agamanya. Tidak terbuai dengan lingkungan yang tidak baik. Tidak berprilaku buruk
dalam setiap aktivitasnya. Pendek kata, dengan pendidikan agama prilaku siswa dapat
diarahkan.

Masyarakat harus segera disadarkan bahwa ancaman global khususnya


kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi kalau tidak dibarengi dengan benteng
ilmu agama akan berakibat fatal terhadap lajunya prilaku dekadensi moral. Rendahnya
kemampuan memfilter mana yang baik dan mana yang tidak baik inilah yang akan
memunculkan berbagai tindakan penyimpangan anak-anak didik.

Contoh, rasa ingin tahu anak didik akan membuatnya mencari informasi
melalui media komunikasi (internet). Manakala jiwanya gersang dari agama maka
akan membuat anak didik justru melihat hal-hal yang berbau pornografi/aksi. Di saat
itu pikirannya teransang dan dikuasai nafsu syahwat yang akan mendorongnya untuk
mencoba-coba apa yang disaksikannya. Akhirnya, tindakan amoral/asusila pun terjadi
dan sering dilakukan oleh anak-anak yang masih berumur dini.

Bila ditarik titik permasalahan yang signifikan terhadap munculnya dekadensi


moral anak-anak hari ini adalah tidak maksimalnya pendidikan agama diajarkan
kepada para siswa khususnya sejak usia di Sekolah Dasar (SD). Muatan pelajaran
agama di Sekolah Dasar (SD) sangat minim untuk menjadi bekal mereka menghadapi
kacau dan semrawutnya hiruk pikuk dunia ini. 3
3
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam,(Jakarta; PT.Bumi Aksara.,2010), hlm.29-31
Apalagi tenaga pengajar agama hanya mampu mengajar namun sedikit
semangat dalam mendidik. Dalam artian, pemberian pendidikan agama hanya
berbentuk kajian teoritis namun tidak diupayakan dalam bentuk praktis. Apa yang
dilakukan para siswa di luar sekolah ini tidak menjadi perhatian para pendidik agama.

Dengan demikian, upaya praktis dalam mewujudkan nilai-nilai moral yang


islami lewat pendidikan agama harus senantiasa diupayakan agar penanaman
pendidikan agama betul-betul maksimal.

Adapun peranan pendidikan agama dalam membina masyarakat setidaknya tebagi


kepada tiga diantaranya :
1. Dalam hal Moral
2. Dalam hal Etika
3. Dalam hal Akhlak

Dalam hal Moral


Kata moral berasal dari bahasa latin , yaitu mos. Kata mos adalah bentuk kata
tunggal dan jamak adalah mores. Yang berarti kebiasaan, susila. Adat kebiasaan
adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide ide umum tentang byang baik dan
tidak baik yang diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, moral adalah prilaku yang
sesuai dengan ukuran- ukuran tindakan sosial atau lingkungan tertentu yang diteriam
oleh masyarakat.
Adapun moral bisa bererti sistem nilai yang menjadi asas –asas prilaku yang
bersumber dari al-Qur’an, as-sunnah, serta nilai- nilai alamiah(sunnatullah) dan juga
dapat berarti sistem nilai yang bersumber dari kesepakatan manusia pada waktu dan
ruang sehingga dapat berubah-ubah.
Oleh karena itu , nilai moral yang merupakan nialai etika dapat berubah –ubah
sesuai denagn persetujuan dan perumusan deskripsi dari nilai –nilai dasar yang
dipandang sebagai nilai alamiah( universal)
sebagai contoh pak Ahsan adalah seorang dosen yang buruk, karen ia selalu hanya
membacakan teks bukunya saja sehingga para mahasiswa pasti akan ngantuk. Akan
tetapi, ia sekali gus seoarang manusia yang baik. Artinya, pak Ahsan selalu membantu
para mahasiswa; ia jujur dan dapat dipercaya; ia tidak akan mengatakan yang tidak
benar dan selalu bersika adil. Penilaina pertama tentang pak Ahsan sebagia dosen
bukan penilaian moral, sedangakan penilaian yang kedua bersifat moral begitu pula
sebaliknya.
Menurut Sayyid Abul A’la al-Maududi, ada tiga ciri-ciri moral yang sempurna:
 Kerihoan Allah merupakan tujuan hidup seorang muslim. Dan keridoan Allah ini
menjadi jalan bagi evolusi moral kemanusiaan
 Kehidupan manusia senantiasa di tegakkan diatas moral islami sehinngga moralitas
islami berkuasa penuh atas semua urusan kehidupan manusia, sedangkan hawa nafsu
dan vested interest ficik tidak di beri kesempatan menguasai kehidupan manusia.
 Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas
norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan.

Dalam hal Etika


Etiak adalah berasal dari bahasa yunani yang berarti adat kebiasaan sama dengan
akhlak. Dalam arti bahasa.artinya etika adalah sebuah pranata prilaku seseorang atau
sekelompok orang yang tersusun dari sistem nilai atau norma yang diambil dari (di
generalisasikan) dari gejala-gejala alamiah masyarakat kelompok tersebut. Sifat baik
yang terdapat pada pranata ini adalah merupakan persetujuan sementara dari
kelompoknmyang menggunakan pranata prilaku tersebut dengan perkataan lain nilai
moral yang merupakan nilai etika tersebut bersifat berubah-ubah sesuai denagnan
peretujuan dan perumusan diskriptif dari pada nilai-nilai dasr yang dipandang sebagai
nilai alamiah(universal).
Jelas tampak pada kita bahwa sistem etika , dapat bersifat bebas nilai(value free)
khususnya nilai sakral dan oleh karena itu sistem etika seperti ini sama sekalintid 4ak
ada hubungannya dengan hablumminallah. Ukuran baik dan buruk dalam sistem etika
ini, subyektif bergantung kepada pengaruh yang kuat dari pemikir-pemikir yang
sangat heterogen.

Dalam hal Akhlak

4
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; PT. Bumi Aksara., 2000), hlm.142
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Khuluk , yang berarti tingkah
laku, perangai, tabiat.
Sedangkan menurut istilah akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri
seseorang secara spontan yang diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
Ruang lingkup akhlak terbagi tiga:
1. Akhlak kepada Allah( Vertikal)
2. Akhlak kepada sesama manusia(Horizontal)
3. Akhlak kepada lingkungan hidup(millieu)
Akhlak kepada Allah yaitu beribadah kepada Allah, berzikir kepada Allah,
Do’a kepada Allah , tawakkal, tawadhu’.
Akhlak kepada manusia yaitu :
 akhlak kepada diri sendiri antara lain; sabar, syukur, tawadhu’.
 akhlak kepada ibu bapak antara lain; berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul wa
lidain) dengan ucapan dan perbuatan.
 Akhlak kepada keluarga antara lain; mengembangkan kasih sayang diantara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga
diungkapkan dalam bentuk perhatian baik melalui kata-kata, isyarat-isyarat, maupun
perilaku.
Akhlak pada lingkungan hidup yaitu mengembangkan rahmat bukan hanya kepada
manusia tapi juga kepada alam dan lingkigan hidup. Memakmurkan alam adalah
mengelola sumber daya sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia
tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakn bumi yang subur ini untuk di
sikapi oleh manusia dengan kerja keras mengolah dan memeliharanya sehingga
melahirkan nilai tambah yang tinggi.
Setelah pendidikan mampu membina dan membingbing para peserta didik
maka proses pendidikan tidak akan gagal dalam mebina dan membentuk masyarakat
yang akan trampil dan berakhlak mulia dan mampu mengikuti arus perkembngan
zaman.
Dan tujuan pendidikan Nasional akan dapat diwujudkan. Sesuai dengan
kualitas dan kuantitas anak didik dari lulusan sekolah(out put). Yang akan mampu
bersaing di dalam dunia nasional(sekolah umum) maupun tingkat internasional
sebagai harapan penerus bangsa. Yang beriman dan mempunyai skill (kemampuan)
yang handal.
Jika pendidikan telah mempengerahi peserta didik maka secara otomatikly
pendidikan telah mempengaruhi masyarakat. Sebab peserta didik adalah bagian dari
masyrakat itu sendiri.
5

KESIMPULAN
1. Pendidikan islam ialah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu kepada
individu lainnya untuk memproleh pengetahuan(knowladge) atau bimbingan baik
berupa emosional, spritual, dan intelektualnya. Sesuai dengan jalur Islam.(Al-Qur’an
dan Al-hadits).
2. Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat.

5
Abu AhmadI dan Noor Salimi, Dasar –dasar Pendidikan Agama Islam,(Jakarta, PT.Bumi Aksara.,2008)
hlm.201-202
3. Pelaksanaan pendidikan agama islam bukan hanya menjadikan manusia yang pintar
dan trampil, akan tetapi jauh daripada itu adalah untuk menjadikan manusia yang
memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang
dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.
4. Adapun peranan pendidikan agama dalam membina masyarakat antara lain:
1. Dalam hal Moral
2. Dalam hal Etika
3. Dalam hal Akhlak

DAFTAR PUSTAKA

1) Ali Zainuddin, Pendidikan Agama Islam, PT.Bumi Aksara. Jakarta, 2010


2) Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara.Jakarta, 2000
3) Abu AhmadI Abu dan Salimi Noor, Dasar –dasar Pendidikan Agama Islam, PT.
Bumi Aksara.Jakarta, 2008
4) Azra Azyumardi dkk, Buku Teka Pendidikan Agama Islam, Depag, Jakarta 2002

Anda mungkin juga menyukai