NIM:21011052
Mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk mengambil peran didalam tantangan
yang berupa perubahan sosial. Perubahan tersebut mengikuti zamannya seperti globalisasi
dan modernisasi sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat yaitu krisis moral.
Mahasiswa pada era globalisasi sekarang ini seperti kehilangan arah dan tujuan. Mahasiswa
terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme
dan apatisme.Sedangkan mahasiswa kerap bersikap anarkis meskipun dalam kondisi
menyuarakan kepentingan rakyat sehingga kerap mendapat stigma negatif yang seakan-
akan menyudutkan posisi mereka. Bahkan banyak masyarakat yang menganggap mahasiswa
sekarang disibukkan oleh tawuran antar sesama dan bentrokan terhadap aparat penegak
hukum.Sehingga pada akhirnya keamanan masyarakat menjadi terganggu dan kehidupan
pembelajaran di kampus tidak kondusif.Itulah kekhawatiran adanya krisis moral mahasiswa
yang seharusnya menjadi agen perubahan sosial lebih baik tetapi terhalang oleh
kebahagiaan dunia semata. Untuk itu suatu ajaran sebagai pedoman perilaku dalam upaya
membangun moralitas mahasiswa yang lebih baik yang di dalam Agama Hindu disebut
Susila.Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa).
Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari-hari. Realitas hidup
bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di
mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain
manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh
ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.Di dalam filsafat (Tattwa)
diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup
seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan budi pekerti
yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi tercapainya kebahagiaan lahir
dan batin. Kata Susila terdiri dari dua suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah,
harmonis. "Sila" berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik
terpancar sebagai cermin objektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan
lingkungannya.Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku
hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam
semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan, dan kasih
sayang.
Dalam agama Hindu, moral menempati posisi penting dalam melewati setiap keadaan dan
bidang kehidupan. Oleh karena itu, setiap usaha untuk memajukan suatu masyarakat,
mutlak membutuhkan moralitas. Seluruh komponen diharuskan bermoral, terlebih mereka
yang berada di kerucut orang-orang terpilih, seperti para ulama, akademisi, dan orang yang
diberi amanah untuk menjalankan kekuasaan. Bahkan di era reformasi popularitas
mahasiswa cenderung mengalahkan popularitas penegak moral yang lainnya, seperti ulama
dan para guru. Selain itu, setelah era reformasi, secara umum kepedulian mahasiswa
mengalami peningkatan luar biasa sebagai penegak perubahan (agent of change), kekuatan
moral (moral force), dan kekuatan intelektual (intelectual force).Namun demikian jika
berbicara tentang moral dan mahasiswa sebagai agen penegak moral, justru dewasa ini
mahasiswa-mahasiswa tersebut terjerembab dalam masalah-masalah yang menyebabkan
mereka tumbuh dan berkembang menjadi sosok mahasiswa yang pragmatis. Sehingga peran
mereka sebagai agen penegak moral tidak begitu maksimal (optimal) yang pada akhirnya
berujung pada terdegradasinya moral pada mahasiswa itu sendiri.
2.gaya hidup
3.keteladanan
5.pergerakan mahasiwa
Dalam sudut pandang filsafat masalah moralitas berada dalam ruang lingkup Aksiologi yang
dalam hal ini menjadi objek kajian dari etika. Kata etika sendiri secara etimologi berasal dari
bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa,padang rumput, kandang;
kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara berpikir.dalam bentuk jamak ta etha artinya
adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah (caraberpikir) terbentuknya istilah etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkanfilsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentangadat kebiasaan. Namun demikian, ada juga kata moral dari
bahasa Latin yang artinya sama dengan etika.Secara istilah etika mempunyai tiga arti:
pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut sistem nilai. Misalnya
etika Protestan, etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti kumpulan asas atau nilai
moral(kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kode etik peneliti, dan lain-lain.
Ketiga,etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi ilmu bila kemungkinan-
kemungkinan etis menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Di
sini sama artinya dengan filsafat moral. Dalam sudut pandang filsafat masalah moralitas
berada dalam ruang lingkup Aksiologi yang dalam hal ini menjadi objek kajian dari etika.
Kata etika sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat
tinggal yang biasa,padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara
berpikir.dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah
(caraberpikir) terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentangadat
kebiasaan. Namun demikian, ada juga kata moral dari bahasa Latin yang Secara istilah etika
mempunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut
sistem nilai. Misalnya etika Protestan,etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti
kumpulan asas atau nilai moral(kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kode etik
peneliti, dan lain-lain. Ketiga,etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi
ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis menjadi bahan refleksi bagi suatu
penelitiansistematis dan metodis. Di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Jika ketiga hal diatas dapat dikendalikan dengan baik dan benar, maka dengansendirinya
kerukunan sesama makhluk ciptaan Tuhan itu dapat diwujudkan dalamhidup ditengah-
tengah masyarakat yang majemuk.
Ajaran Susila adalah ajaran tentang baik-buruk perbuatan manusia dengan berpedoman
pada nilai-nilai agama Hindu. Ajaran ini menempati posisi penting dalam melewati setiap
keadaan dan bidang kehidupan. Oleh karena itu, setiap usaha untuk memajukan suatu
masyarakat Hindu, mutlak membutuhkan ajaran susila ini.Dalam hal ini mahasiswa adalah
salah satu agen penegak moral yang seharusnya mereka sudah memiliki cukup moral yang
baik. Namun, pada kenyataannya kini banyak mahasiswa tersebut justru terjerumus dalam
keadaan yang mendegradasi moral mereka. Ajaran susila memberikan petunjuk,
pertimbangan, dan tuntunan untuk berbuat dengan penuh rasa tanggung jawab, karena
pada dasarnya moral adalah bagian dari kepribadian (personality). Manusia yang bermoral
adalah manusia yang dapat memfungsikan ketiga potensi cipta (pikiran), rasa (perasaan),
dan karsa (kehendak)secara baik. Perilaku bermoral seperti jujur, adil, dan kasih sayang
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan menumbuhkan
ketentraman,kedamaian, dan kesejahteraan antara manusia. Namun sikap bermoral
tidaklah lebih mudah mengatakannya daripada melakukannya, realitasnya banyak dari
masyarakat kita yang lebih senang bertindak amoral tetapi mendatangkan keuntungan
dibandingkan bermoral yang tidak membuat keadaan lebih baik. Timbulnya tindakan
kriminal seperti perampokan, pengeboman, pemerkosaan, pembunuhan, korupsi yang
setiap hari menghiasi Media Massa maupun media elektronik.Dalam ajaran susila dikatakan
bahwa Ahimsa adalah kebajikan tertinggi, perbuatan dharma, pengendalian diri tertinggi
dan kebenaran tertinggi. Ahimsa adalah perjuangan tanpa kekerasan, termasuk tanpa
menentang hukum alam. Jika melanggar hukum alam maka akan mengundang reaksi keras.
Mereka harus belajar memelihara dan melindungi lingkungan sendiri, agar tercipta
kehidupan yang harmonis dan selaras dengan lingkungannya sendiri. Jadi ahimsa,
mengandung pengertian tidak melakukan kekerasan dalam bentuk tidak membunuh-
bunuhmakhluk hidup apapun, ahimsa juga dimaksudkan tidak melakukan kekerasan agar
tidak menyakiti hati orang lain. Bertentangan dengan ahimsa karma, perbuatan membunuh-
bunuh adalah adharma, bertentangan dengan agama.Lebih lanjut, nilai moral dapat dilihat
dalam ajaran tentang karma Phala. Keyakinan tentang Karma Phala tertuang dalam Sradha
yang kelima dari lima Sradha dalam ajaran hindu. Apa yang diperbuat oleh manusia akan
menghasilkan akibat dari perbuatannya. Ada akibat yang baik dan ada akibat yang buruk.
Akibat dari perbuatan yang baik memberikan rasa senang dan akibat yang buruk
memberikan kesusahan ataupun penderitaan. Oleh karena itu ajaran Hindu mengajarkan
kepada umatnya untuk selalu berbuat yang baik. Karma Phala sebagai hukum sebagaiakibat
dapat dijadikan suatu pedoman dalam menjalin kerukunan.
BAB VII