Anda di halaman 1dari 22

OM

SWASTYASTU
AJARAN SUSILA HINDU DALAM
MEMBANGUN MORALITAS
MAHASISWA HINDU
KELOMPOK 4

Ni Komang Widya Ni Made Rai Ni Ketut Dian Ni Made Ari Putri


Tari Juniantari Sulistyaningsih Handayani
No Absen : 19 No Absen : 21 No Absen : 25 No Absen : 33
LATAR BELAKANG

GL OB AL ISASI MORALI TAS MAHASI SWA


RUMUSAN MASALAH

1 B a g a i ma na ko nsep da n ag ensi a ja ran Susi l a Hi nd u


d a l a m me mb ang un mo ral i t as Aga ma Hi nd u ?

M e ng a pa aj aran Sus il a Hi n du di pe rl u kan da la m


2 me mb a n gun mora li t as ma hasi swa Hi nd u ?

Ba ga i ma n a ca ra meng et ahu i sum ber t eo lo gi s d an


3 fi l os ofis t ent an g aj ara n Susi l a Hi nd u d ala m
me mba ngu n mo ral it as maha si swa Hin du ?
TUJUAN MASALAH

1 M e ng e t a hu i ko nsep da n ag ensi a j ara n Susi l a Hi nd u


d a l a m me mb ang un moral i t as mah asi swa Hi nd u.

M e nj e l a sk an meng apa aj aran Susi l a Hin du


2 d i pe rl uk a n d al am me mb an gun mora li t as ma hasi swa
Hi nd u.

Me n ge t a h ui ca ra sumb er t eol o gi s da n fi l oso fi s


3 te nt a ng a j aran Susi la Hin du da la m memb ang un
mo ra l i ta s mah asi swa Hin du .
A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Ajaran Susila
Hindu Dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu
PEDOMAN AGAMA HINDU
Pedoman perilaku dalam upaya membangun moralitas mahasiswa yang
lebih baik yang di dalam Agama Hindu disebut Susila. Susila merupakan
kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa).
SUSILA
Kata Susila terdiri dari dua suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik,
indah, harmonis. "Sila" berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah
tingkah laku manusia yang baik terpancar sebagai cermin objektif
kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
PENGERTIAN SUSILA
Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku
hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia
dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci
(Yadnya), keikhlasan, dan kasih sayang.
A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Ajaran Susila
Hindu Dalam Membangun Molaritas Mahasiswa Hindu
Lanjutan :
• Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan dan gejolak, di
samping dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang berasal
dari dalam diri kita sendiri (internal) yaitu: Sad Ripu, Sad
Atatayi, dan Sapta Timira, juga dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi dari luar kita sendiri (external) seperti: 4 (empat)
zaman/yuga/masa/era dunia yang disebut Catur Yuga,
meliputi Krta Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga, dan Kali Yuga.

• Zaman Kali Yuga adalah zaman di mana keadaan tidak menentu,


kacau atau tidak harmonis, bingung, dan pada saat yang sama
penerapan ajaran agama mendapat porsi yang sangat sedikit
• Nama Zaman Besi ini bukan diambil dari bahan-bahan senjata dan
perkakas yang dibuat di waktu itu, melainkan adalah pencerminan
dari sifat-sifat manusianya pada zaman-zaman tersebut.
B. Alasan Mengapa Ajaran Susila Hindu Diperlukan
Dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu

Dalam agama Hindu, moral menempati posisi penting dalam melewati setiap
keadaan dan bidang kehidupan. Oleh karena itu, setiap usaha untuk memajukan
suatu masyarakat, mutlak membutuhkan moralitas

Seluruh komponen diharuskan bermoral, terlebih mereka yang berada di kerucut


orang-orang terpilih, seperti para ulama, akademisi, dan orang yang diberi amanah
untuk menjalankan kekuasaan.

Mahasiswa sebagai agen penegak moral, justru dewasa ini mahasiswa-mahasiswa


tersebut terjerembab dalam masalah-masalah yang menyebabkan mereka tumbuh
dan berkembang menjadi sosok mahasiswa yang pragmatis.Sehingga peran mereka
sebagai agen penegak moral tidak begitu maksimal (optimal) yang pada akhirnya
berujung pada terdegradasinya moral pada mahasiswa itu sendiri.
Penyebab degradasi atas moral mahasiswa tersebut
Dapat dilihat dari berbagai sisi seperti berikut :

1 Keluarga, Perguruan Tinggi, dan Lingkungan


Keluarga adalah sebuah unit sosial terkecil, walau dikatakan sebagai unit sosial
terkecil, namun unit ini memegang peran yang sangat vital dalam pembentukan
karakter seorang mahasiswa.

2 Gaya Hidup
Gaya hidup sebagian besar mahasiswa yang kian hari kian jauh dari nilai-nilai
agama dan sosial, kini menjerumuskan diri mereka ke dalam lubang sekulerisme,
hedonisme, pragmatisme, dan konsumerisme yang kemudian melahirkan
sikapsikap dan konsep-konsep hidup yang tak agamis dan sosialis lagi.
3 Keteladanan
Berakar pula dari dua poin di atas, dewasa ini pertumbuhan sosok-sosok yang mampu
diteladani di negeri ini pun makin mandul. Contohnya saja yang sering kita saksikan di
layar kaca, yakni para dewan yang katanya mewakili aspirasi rakyat. Tidak sedikit dari
mereka yang mengkhianati komitmen mereka sendiri sebagai pelayan rakyat hanya
karena kepentingan pribadi mereka semata.
Penyebab degradasi atas moral mahasiswa tersebut
Dapat dilihat dari berbagai sisi seperti berikut :

Penyalahgunaan substansi teknologi dan asupan


4 negatif oleh media

Perkembangan teknologi dan media yang makin pesat ternyata


tidak hanya membawa dampak positif bagi konsumennya,
melainkan perkembangan tersebut juga membawa dampak
negatif. Sudah bukan menjadi hal yang asing lagi ditelinga kita
ketika mendengar anak-anak di bawah umur 10 tahun telah
mampu mengakses produk audio visual yang seharusnya
menjadi konsumsi orang dewasa, dan tak jarang anak-anak
tersebut mengalami kecanduan dengan hal-hal demikian.
Penyebab degradasi atas moral mahasiswa tersebut
Dapat dilihat dari berbagai sisi seperti berikut :

5 Pergerakan Mahasiswa
Masalah-masalah bagi mahasiswa yang menyebabkan degradasi
moral dari sisi pergerakan mahasiswa, yakni;
1. Terjadinya hegemonisasi politik.
2. Terjadinya kebebasan dan demokrasi aktivitas politik
menyebabkan pergerakan mahasiswa semakin pragmatis.
3. Politisasi gerakan mahasiswa oleh berbagai lembaga dan
institusi, yang menyebabkan primordialisme radikal dan fokus
gerakan hanya pada masalah elementer dan temporal.
4. Visi yang jelas mengenai visi perjuangan mahasiswa hanya
dimiliki oleh segelintir orang, penyebabnya mahasiswa hanya
fokus pada pergerakan tanpa diiringi penambahan ilmu
pengetahuan.
5. Rendahnya pengenalan sebagian mahasiswa terhadap arah
politik global, sehingga sebagian gerakan mereka terjebak dalam
kepentingan politik global.
Kajian terhadap dasar-dasar moralitas dalam Agama Hindu
(termasuk yang disampaikan dalam bab ini) diangkat dari kitab
Bhagavadgita. Adapun dasar pertimbangan sebagai berikut:

Kitab ini adalah salah satu dari prasnatraya (tiga kitab sumber
inspirasi para pemikir Hindu dalam mengembangkan pandangan
filosofisnya, terutama tentang filsafat ketuhanan.

Kitab ini adalah bagian dan atau dipandang sebagai inti dari kitab
Mahabharata yang telah memasyarakat sejak zaman jayanya
agama Hindu di Indonesia.

Teks Bhagavadgita yang menjadi pusat dialog antara Sri Krsna


dengan Arjuna adalah kristalisasi dari nilai perjuangan manusia
untuk menemukan Jati Diri di tengah-tengah konflik moral dan
kemanusiaan (perang di medan Kuru).
Menggali Sumber Teologis dan Filosofis Tentang Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu

Kata Etika sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat;
watak; perasaan, sikap, cara berpikir. dalam bentuk jamak ta etha artinya adat
kebiasaan.
Dalam arti terakhir inilah (cara berpikir) terbentuknya istilah etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Namun demikian,
ada juga kata moral dari bahasa Latin yang artinya sama dengan etika. Secara
istilah etika mempunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya
Amoral berarti tidak berkaitan dengan moral, netral etis. Immoral berarti tidak
bermoral, tidak etis. Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari
kata Inggris etiquette, yang berarti sopan santun.
Menggali Sumber Teologis dan Filosofis Tentang Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu
Lanjutan : Perbedaan keduanya cukup tajam, antara lain: etiket menyangkut cara suatu perbuatan
harus dilakukan, etika menunjukkan norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku
dalam pergaulan, etika berlaku baik baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan
lingkup sosial.
Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang mengandung nilai
tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, bertingkah laku
agar masyarakat tertib, teratur, dan aman
Norma-norma yang berada di masyarakat yaitu norma agama, norma kesopanan, norma
kesusilaan, dan norma hukum. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral.
Norma moralitas adalah aturan, standar, ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
kebaikan atau keburukan suatu perbuatan
Moral berasal dari kata bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini
mempunyai sinonim; mos, moris, manner mores atau manners, morals (Poespoprodjo,
1986: 2). Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup.
Menggali Sumber Teologis dan Filosofis Tentang Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu
Lanjutan :
Mengatakan moral adalah suatu ajaran wejangan-wejangan, patokan-
patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia
yang baik.

(Kaelan. 2001: 180), mengatakan moral adalah suatu ajaran wejangan-


wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun
tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar
menjadi manusia yang baik. Sedangkan Kohlberg (Reimer,1995: 17),
Moralitas bukanlah suatu koleksi dari aturan-aturan, normanorma atau
kelakuan-kelakuan tertentu tetapi merupakan perspektif atau cara
pandang tertentu. Dengan demikian, dari ketiga pendapat tersebut dapat
disimpulkan moral adalah ajaran atau pedoman yang dijadikan landasan
untuk bertingkah laku dalam kehidupan agar menjadi manusia yang baik.
Menggali Sumber Teologis dan Filosofis Tentang Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Moralitas Mahasiswa Hindu

Lanjutan :
Terdapat dua aliran dalam kajian nilai (values) yakni aliran
naturalisme dan non naturalisme. Dalam pandangan
naturalisme, nilai adalah sejumlah fakta yang dapat diuji secara
empiris.

Berbeda dengan naturalisme, aliran non naturalisme


memandang bahwa nilai bukanlah sekedar fakta tetapi lebih
bersifat normatif dalam menentukan sesuatu apakah ia baik
atau buruk, benar atau salah
Ajaran Susila Dalam Agama Hindu

Dalam agama Hindu permasalahan moralitas (etika) menjadi ruang


lingkup ajaran susila, yang berasal dari dua suku kata, su yang berarti
baik, dan sila berarti kebiasaan atau tingkah laku perbuatan manusia
yang baik

Dalam hal ini maka etika dalam agama Hindu dikatakan sebagai ilmu
yang mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu
perbuatan manusia, mengenai apa yang harus dikerjakan dan apa yang
harus ditinggalkan, sehingga dengan demikian akan tercipta kehidupan
yang rukun dan damai dalam kehidupan manusia.
Ajaran Susila Dalam Agama Hindu

Lanjutan : Adapun Tujuan Ajaran Susila dalam Agama


Hindu antara lain:

1 Untuk membina agar umat Hindu dapat memelihara hubungan baik, hidup
rukun dan harmonis di dalam keluarga maupun masyarakat.

2 Untuk membina agar umat Hindu selalu bersikap dan ber tingkah laku yang
baik, kepada setiap orang tanpa pandang bulu.
3 Untuk membina agar umat Hindu dapat menjadi manusia yang baik dan
berbudi luhur.
4 Untuk menghindarkan adanya hukum rimba di masyarakat, di mana yang
kuat selalu menindas yang lemah. Dengan tujuan-tujuan tersebut
diharapkan umat Hindu menjadi manusia yang berbudi luhur, cinta
kedamaian, dan hidup rukun dalam negara dan bangsa.
Dasar-Dasar Moralitas Dalam Bhagavadgita

Bhagavadgita merupakan Upanisad yang terdiri


atas Brahmavidya dan Yogasastra, seperti
dijelaskan pada setiap akhir bab yang
membahas suatu topik secara khusus.
Walaupun kitab ini terdiri atas 18 bab dan 700
sloka, tetapi pada intinya mengandung lima
tema ajaran, yaitu tentang (1) Brahman (Tuhan),
(2) Atman (hidup), (3) Prakrti (material), (4)
Kala (waktu), dan (5) Karma (perbuatan).
Any Question ??
Om Shanti Shanti Shanti Om

Anda mungkin juga menyukai