ARTIKEL
Disusun Oleh :
A. AKHLAK
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat.Istilah akhlak berasal dari bahasa arab akhlaq yang
merupakan bentuk jamak dari kata khulqu yang berarti perangai, budi, tabiat serta
adab. Secara istilah, pengertian akhlak juga berarti sifat yang ada dalam diri seseorang
untuk berbuat baik maupun berbuat buruk, bagus maupun jelek. Sedangkan secara
terminologi, kata akhlak dapat diartikan sebagai salah satu tingkah laku seseorang
untuk mendapatkan dorongan atau keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang
tersebut secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan tersebut. Secara garis besar
akhlak terdiri dari dua sifat, yaitu:
1. Akhlak terpuji atau sering disebut juga Al-Akhlaku Mahmudah yaitu akhlak
yang diridai oleh Allah SWT, akhlak terpuji dapat berupa pendekatan diri
hamba dengan sang pencipta dengan cara mentaati atau menjalankan perintah-
Nya dan meninggalkan semua yang di larang-Nya, mengikuti semua ajaran
yang diajarkan oleh Rosulullah, serta mendekatkan diri kepada perbuatan
ma’ruf dan menjahui hal-hal yang mungkar. Menurut Imam Ghazali akhlah
mulia mempunyai empat perkara yang diantaranya ; Berperilaku bijak,
menghindari dari sesuatu yang buruk atau tercela, keberanian untuk melawan
hawa nafsu, dapat bersifat adil.
2. Akhlak tercela atau buruk sering disebut juga dengan Al-Akhlakul
Mazmummah yang merupakan sumber penyakit hati yang keji dan
menimbulkan iri hati, dengki, sombong, hasut, berprasangka buruk, dan
penyakit hati lainya. Dimana akhlak tercela tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan pada diri manusia, orang lain hingga masyakat sekitarnya.
Demikian sedikit artikel tentang pengertian akhlak, semoga bermanfaat.
B. PENDIDIKAN
- Pendidikan Secara Umum
Pengertian PendidikanMenurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau
memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Pendidikan umumnya dibagi menjadi
tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, atau universitas.
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi
dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali
lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga
berjalan secara tidak resmi.
- Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta
didik setelah diselenggatan kegiatan pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara
Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna
hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya
(kodratnya) dan masyarakatnya.Sementara itu, Negara Indonesia memiliki tujuan
pendidikan yang diatur dalam UUD 1945 dan Undang-Undang No.20 Tahun 2003.
Menurut UUD 1945, tujuan pendidikan nasional diatur dalam pasal 31 ayat 3 dan
pasal 31 ayat 5. UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan “Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Sementara UUD 1945 Pasal 31 ayat 5
menyebutkan “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia”.
- Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan yang sering disebutkan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Fungsi tersebut adalah fungsi umum yang sesui dengan tujuan nasional. Pada
prinsipnya, terdapat empat fungsi utama pendidikan:Sosialisasi, integrasi sosial,
penempatan sosial, inovasi sosial.
>Sosialisasi
Ketika anak-anak diharapkan untuk dapat hidup mandiri di tengah-tengah
masyarakat nantinya, maka nilai dan norma yang berlaku di masyarakat harus
diturunkan pada anak-anak. Di sini anak didik dituntut untuk mempelajari nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat. Proses mempelajari nilai dan norma yang
berlaku ini disebut sebagai sosialisasi. Insitusi sosial seperti keluarga dan sekolah
memiliki fungsi untuk menjalankan fungsi ini.
>Penempatan sosial
Anak didik yang menjalani proses pendidikan diidentifikasi oleh pendidik
mengenai kepribadian, karakter, keterampilan dan keahliannya. Proses
identifikasi ini menentukan penempatan di posisi sosial mana anak didik kelak
berlabuh.
>Inovasi sosial
Fungsi pendidikan sebagai inovasi sosial terkait erat dengan segala macam
penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan
sosial. Kita tidak bisa berharap adanya penemuan-penemuan baru yang mengubah
dunia baik dalam skala kecil atau pun besar apabila individu yang terlibat dalam
penemuan tidak mengalami proses pendidikan terlebih dahulu.
Emosi negatif seperti rasa malu dan rasa bersalah ternyata lebih berdaya guna
daripada emosi positif ketika seseorang belajar mengubah perilakunya. Manurut
Lawrence (1997), ada bermacam-macam emosi negatif yang memotivasi anak-anak
untuk belajar dan mempraktekkan perilaku-perilaku prososial, termasuk:
a. Takut dihukum;
b. Kekhawatiran tidak diterima oleh orang lain;
c. Rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan seseorang;
d. Malu bila ketahuan berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima oleh orang lain
(Shapiro, 1997).
Dampak positif dari rasa malu dapat muncul karena, ketika seseorang
menempatkan perasaan malunya di tempat yang tepat, ia akan termotivasi untuk
selalu melakukan akhlak-akhlak mulia dan memiliki sifat-sifat yang terpuji,
sebaliknya, ia pun akan berusaha meninggalkan akhlak-akhlak yang buruk karena
malu terhadap Allah, yang telah memberinya kehidupan dan nikmat yang begitu
besarnya.
Dengan rasa malu seseorang akan membersihkan mulutnya dari kata-kata kasar,
keji, makian, ataupun celaan, serta ia pun hanya akan berbicara secukupnya saja.
Karena tidak sepatutnya seorang muslim bertutur dengan kata-kata yang buruk dan
berlebihan.
Kesimpulannya, akhlak malu jika diletakkan pada tempat yang tepat, akan
mengantarkan orang kepada perbuatan-perbuatan yang mulia, dan mengantarkan
orang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk. Sehingga jangan sampai rasa
malu menghalangi seseorang dari perbuatan kebaikan karena itu sikap yang keliru.