Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN SEBAGAI BENTUK

KARAKTER ISLAMI

NAMA : AZHARA ROMADHONA

NIM : 220102110045

FAKULTAS /PRODI : FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN /PENDIDIKAN


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok


orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian.

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan
berarti kegiatan “menuntun ke luar” (EDUCARE).

Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf
hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses
pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis
dalam berpikir.

Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan
dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.

Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan secara formal
diperoleh dengan mengikuti program-program yang telah direncanakan, terstruktur oleh suatu
insititusi, departemen atau kementtrian suatu negara seperti di sekolah pendidikan memerlukan
sebuah Kurikulum untuk melaksanakan perencanaan penganjaran. Sedangkan pendidikan non
formal adalah pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman
baik yang dialami atau dipelajari dari orang lain.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifes) dari sebuah pendidikan berikut:

 Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.


 Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan
masyarakat.
 Melestarikan kebudayaan.
 Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

 Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan
tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
 Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan
nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan
antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap
terbuka.
 Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat
mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese,
dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas
siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
 Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa
seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:

 Transmisi (pemindahan) kebudayaan.


 Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
 Menjamin integrasi sosial.
 Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
 Sumber inovasi sosial.

Dikatakan didalam sebuah tulisan, pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara


(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia): Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian
pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan sendiri memiliki Memiliki tujuan bahkan telah di rancang didalam UUD, dan
bahkan UNESCO pun telah memiliki rancangan dan arah pendidikan.

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsadan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.

Berdasarkan MPRS No. 2 Tahun 1960 bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk pancasilais
sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi
UUD 1945.

Pendidikan dalam pembentukan karakter Islam dapat diartikan sebagai kependidikan


yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW. Dalam pendidikan Islam, proses penghayatan yang sebenarnya terhadap
moralitas menjadi tolak ukur keberhasilan.

Memahami moralitas belum tentu secara otomatis menghayatinya. Pemahaman terhadap


moralitas berarti segala sesuatu tentang moralitas sudah jelas baik dan pentingnya untuk dimiliki
setiap siswa. Jika seorang siswa dalam pendidikannya memperoleh pengetahuan agama yang
baik, bahkan ia mengerti dan paham terhadap pengetahuan yang diperolehnya, maka besar
kemungkinan siswa tersebut akan mapu mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya tersebut.

Terlebih lagi jika seorang siswa memiliki pemahaman agama yang baik, mengetahui hal-hal
yang baik dan yang buruk, hal yang menjadi perintah dan yang menjadi larangan, hal-hal yang
haram dan yang halal, hal-hal yang harus dilakukan dan harus dijauhi. Dan berbagai hal yang
diajarakan dalam agama dengan senantisa berpeodoman pada Al-qur‟an dan hadits. Maka itu
akan dapat berpengaruh terhadap akhlak, moral dan tingkah laku anak tersebut yang akan
menciptakan karakter generasi islam yang unggul dan bergenerasi ulul albab.

Anda mungkin juga menyukai