Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang di lakukan
dengan maksud agar anak atau orang yang di hadapnya itu akan meningkat pengetahuannya,
kemampuannya akhlaknya, bahkan pula seluruh pertandingan.
Mengingat perkembangan zaman yang amat pesat, pendidikan sangatlah berperan
penting bagi kelangsungan hidup yang lebih baik dan terarah, bahkan kita sering
mempertanyakan bagaimana peran pendidikan dalam pembangunan. Pendidikan adalah
proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau
dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik formal atau informal meliputi
segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang diri
mereka.
Dalam kehidupan manusia sangat diperlukan apa yang namanya pendidikan, oleh
karena itu biasanya pendidikan itu dilakukan dalam bentuk pembelajaran dalam sebuah
sekolah formal maupun informal, seperti SD, SLTP, SLTA bahkan sampai perguruan tinggi.
Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan
manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia
dengan dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih
baik.
Sedangkan pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke arah yang lebih maju,
perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari yang jelek menjadi baik. Karena
pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
Hubungan dari pendidikan dan pembangunan itu sendiri yaitu pendidikan dapat mewujudkan
dan meningkatkan pembangunan Nasional. Oleh karena itulah pendidikan memiliki peran
penting dalam pembangunan, dan begitu pula sebaliknya. Pembangunan juga dapat
mendukung peningkatan pendidikan sebab pendidikan dapat dilihat sebagai hasil dari suatu
proses pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan


Pendidikan berasal dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan
adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan
pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik formal atau
informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri
dan tentang diri mereka. Dalam kehidupan manusia sangat diperlukan apa yang namanya
pendidikan, oleh karena itu biasanya pendidikan itu dilakukan dalam bentuk pembelajaran
dalam sebuah sekolah formal maupun informal, seperti SD, SLTP, SLTA bahkan sampai
perguruan tinggi. Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan
otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila
kehidupan manusia dengan dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan
terarah dan menjadi lebih baik. Dalam rencana pembangunan lima tahunan juga ditegaskan
bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga , masyarakat dan
pemerintah serta diusahakan agar dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan
kemampuan masing- masing individu.

2.2 Fungsi dan Tujuan Pendidikan


Adapun Fungsi Pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi manifes
b. Fungsi laten
Fungsi manifes sudah terdapat dalam kurikulum sedangkan fungsi laten tidak tercantum
kurikulum . menurut Paul B. Harton dan Chester L. Huni fungsi manifes yaitu :
1. Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mencari pekerjaan
2. Mengembangkan bakat seseorang
3. Sebagai tempat terjadinya sosialisasi kebudayaan kepada warga masyarakat.
Tujuan pranata pendidikan ialah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan sikap,
dan melatih keterampilan kepada warga agar warga dapat mandiri dalam mencari
pekerjaan. Oleh karena itu bekal yang disebut di atas sangat penting bagi seseorang ingin
mencari pekerjaan.
Ada anggapan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang akan
semakin besar peluang yang dicapai seseorang akan semakin besar peluang untuk
mendapatkan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan yang cukup besar dan ini bisa
membangun kehidupan yang sejahtera . tinggi rendahnya seseorang dapat di jadikan
ukuran dalam menentukan lulus sosial apa lagi di era reformasi ini, seseorang ingin
melamar pekerjaan salah satu saratnya harus mengerjakan ijazah yang dimilikinya
dengan demikian tinggal pendidikan di Indonesia masih memegang peranan penting.
Pendidikan sebagai Hak Asasi Manusia Hak
memperolehpengajarandanpendidikanmerupakansalahsatuhakasasi yang
patutdiperolehmanusia.Iniberartihakmemperolehpendidikandalamarti yang seluas-
luasnyamerupakanhaksetiapsetiapindividu yang dijaminolehundang-
undangdandilindungihukum.
DI Indonesia, secarayuridis formal perolehanhakasasimanusia di
bidanglayananpendidikantelahtermuatdalam UUD 1945, Undang-undangNomor 2 tahun
1989 tentangSistemPendidikanNasional, ataupun GBHN 1993. Berikutdokumen formal yang
memuatgarapanpendidikansebagaihakasasisegenapbangsa Indonesia, yaitu:
1. Pembukaan UUD 1945, alinea keempat yang menyatakan “.... melindungi segenap
bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, ....” Semenjak Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,
unsur “memajukan kesejahteraan umum” dan “mencerdaskan bangsa” telah merupakan
komitmen pokok sebagai pintu gerbang utama untuk meningkatkan martabat dan harkat
bangsa Indonesia.
2. Dalam bagian lain UUD 1945, yaitu pasal 31, Ayat (1), dinyatakan bahwa, “tiap warga
negara berhak mendapatkan pengajaran”. Pasal ini merupakan jaminan atas hak segenap
bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengajaran dan pendidikan.
3. GBHN 1993, antara lain mengungkapkan bahwa pembangunan pendidikan dan
pengembangan generasi muda merupakan bagian integral dari upaya pengembangan sumber
daya manusia di berbagai bidang yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan kualitas
hidup manusia dan kehidupan masyarakat yang utuh menyeluruh. Sedangkan “Pendidikan
Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani,,,”.
4. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 tahun 1989:
a. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan (Bab
III Pasal 5).
b. Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti
pendidikan agar mempeoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-
kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan tamatan pendidikan
dasar (Bab III Pasal 6).
c. Warga negara yang memiliki klainan fisik dan atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa (Bab III Pasal 8).
d. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dn kemampua serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah (Bab V Pasal 13).

Lingkungan Pendidikan
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara pusat pendidikan ada tiga macam yaitu
1. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)
2. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)
3. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)

1. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)


Pendidikan keluarga (informal) merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan
seumur hidup (Life long education). Adapun
Ciri- ciri pendidikan keluarga sebagai berikut :
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, tetapi berlangsung
antara anggota keluarga.
3. Proses pendidikan tidak terkait oleh jenjang usia
4. Proses pendidikan tidak menggunakan metode tertentu, seperti dalam pendidikan
formal
5. Proses pendidikan tanpa kurikulum tertentu.

2. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)


Pusat pendidikan formal adalah sekolah yang merupakan perangkat masyarakat, dengan di
serahi kewajiban dan menjalankan tugas- tugas pendidikan perangkat itu di kota. Dan di
kelola secara resmi mengikuti garis- garis atau kebutuhan yang pasti.
Adapun ciri- ciri pendidikan sekolah (formal) yaitu :
1. Kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di dalam kelas atau dalam ruangan .
2. Persyaratan usia dan pengelompokan usia dilakukan untuk menentukan jenjang kelas.
3. Waktu belajar diatur dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya
4. Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam silabus secara
resmi.
5. Ada sistem evaluasi belajar dan laporan hasil belajar (RAPOR)
6. Ada tanda tamat belajar ( STTB ) yang merupakan penghargaan dari pemerintah.
Contoh pendidikan formal adalah jenjang pendidikan yang diupayakan oleh pemerintah
secara resmi negeri atau swasta, seperti SD, MI, SLTP/MTs, SMU/MAN dan Perguruan
Tinggi.
Sekolah terbentuk dalam jenjang – jenjang secara konkres perjenjangan sekolah sebagai
berikut :
- Taman Kanak- Kanak (TK)
- Sekolah Dasar (SD)
- Sekolah Lanjutan Tinggi Pertama (SLTP)
- Sekolah Menengah Umum (SMU)
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
- Perguruan Tinggi seperti:
· Akademik (SO)
· Sarjana (S1)
· Pascasarjana (S1 dan S3)
Jika seorang mencapai sosial tinggi dalam masyarakat ia dapat melakukannya melalui jalur
sekolah dengan cara mengikuti sampai ke tingkat tinggi. Semakin tinggi posisi jabatan yang
akan di isi biasanya persaratan yang harus akan semakin tinggi pula misalnya untuk mengisi
jabatan manajer personalia di saratkan pendidikan S1 Hukum atau Psikologi.
Sedangkan untuk mengisi lowongan staf biasanya dibutuhkan lulusan D3 atau SMU selain
untuk menentukan saat penerimaan pekerjaan pendidikan juga berpengaruh terhadap
peningkatan posisi seseorang yang sudah bekerja sambil melanjutkan sekolahnya setelah
meraih ijazah S12 keguruan tersebut berpeluang besar menduduki misalkan posisi dalam
pekerjaannya.
3. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)
Pendidikan di lingkungan masyarakat di luar sekolah , istilah yang umum digunakan untuk
menyebut pendidikan, itu adalah non formal. Pelayanan pendidikan yang diberikan berupa
keterampilan praktis serta sikap mental fungsional yang mampu meningkatkan mutu.
Adapun ciri- cirinya adalah :
1. Program yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
2. Bahan pelajaran menjurus kepada hal yang bersifat praktis dibutuhkan oleh masyarakat
umumnya yang dapat digunakan .
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program singkat
4. Biaya relatif lebih murah apa bila di bandingkan dengan biaya formal.
5. Busana peserta berbeda – beda
6. Jenjang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang tegas.
7. Pelaksanaan kegiatan disusun dengan melalui perencanaan yang baik
8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapatkan pelajaran atau meningkatkan pendapatan
.
9. Waktu belajar serta tempat disesuaikan dengan masyarakat yang membutuhkan.
Contoh pendidikan non formal : kursus komputer, menjahit, memasak,rias dan lain- lain.

2. Pengertian Pembangunan
Pembangunan memiliki beberapa arti dan konotasi. Pembangunan dapat diartikan sebagai
pemanfaatan sumber yang ada dan dapat diadakan untuk mengembangkan sesuatu menjadi
lebih baik. Pembangunan dapat pula diartikan sebagai perbaikan untuk menuju ke arah yang
lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari yang jelek menjadi
baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki. Dalam pengertian ini berarti
setiap orang pasti berkeinginan untuk melakukan pembangunan baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat dan negara.
Pembangunan memiliki banyak arti yang ditafsirkan sesuai dengan kebutuhan dari politik,
sosial dan ekonomi yang berbeda pula. Pembangunan juga sering dibayang-bayangi oleh
pengaruh politik dan ideologi. Atas dasar ini maka konsep pembangunan sering disamakan
arti dan penggunaannya dengan istilah perubahan sosial, pertumbuhan, evolusi, kemajuan,
peningkatan serta modernisasi.
Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia maka landasan pelaksanaan pembangunan nasional Pancasila
dan UUD 1945.
Pembangunan nasional bertujuan untuk menjadikan satu masyarakat yang adil dan makmur
yang merata bermaterial maupun spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan republik Indonesia yang merdeka , berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana berkehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka bersahabat tertib dan tenteram.

3. Peran Pendidikan Dalam Pembangunan


Pendidikan dan pembangunan sangatlah berkesinambungan , karena apabila orang yang
berpendidikan itu pasti dia mempunyai jiwa pembangun baik bagi diri sendiri maupun bagi
masyarakat dan negara. Dalam hal ini berarti peran pendidikan dalam pembangunan
sangatlah penting , karena apabila tidak ada orang yang berpendidikan maka tidak ada pula
orang yang berjiwa pembangun, jadi apabila dalam suatu masyarakat maupun negara tidak
ada orang yang sekolah atau tidak ada yang melakukan pendidikan maka masyarakat itu akan
fakum dan tidak akan berkembang maju dan kemungkinan masyarakat atau negara itu akan
mengalami kemerosotan moral, mental dan spiritual.
Berdasarkan pengertian pembangunan sebagai pemanfaatan sumber yang ada, dalam
hubungan ini pendidikan dapat diartikan sebagai cara dalam membangun dilihat dari
pengembangan sumber-sumber, baik dilihat dari sumber daya manusia yang menyangkut
kemampuan diri maupun pengembangan kemampuan untuk mengembangkan sumber daya
alam. Pada hal lain pendidikan dapat dilihat sebagai hasil dari suatu proses pembangunan
terutama dilihat dari produk kemampuan manusia untuk mengembangkan dan mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari sumber daya alam maupun kelembagaan/budaya untuk
kehidupan dan peradaban.

4. Strategi Pendidikan Untuk Pembangunan


Tiap aliran dalam masyarakat memiliki asumsi yang berbeda mengenai pendidikan
untuk pembangunan. Akibatnya strategi yang diambil tiap-tiap aliran akan berbeda pula
sesuai dengan asumsi dasar yang dikembangkan oleh aliran tersebut. Untuk memberikan
gambaran sederhana tentang keberadaan berbagai aliran berikut ini akan digambarkan empat
aliran teori meliputi: aliran evolusi, aliran modernisasi, aliran ketergantungan dan aliran
Mark.
Aliran Evolusi, berangkat dari asumsi bahwa pendidikan yang berlangsung saat ini tidak
lagi bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang bergerak menuju tahapan pengembangan
sosial dan ekonomi baru.
Aliran modernisasi, berangkat dari asumsi nilai-nilai, sikap dan keyakinan belum modern
yang dianut masyarakat, dipandang mengganggu pengembangan sosial dan teknologi.
Teori ketergantungan, berangkat dari asumsi terdapat ketergantungan ekonomi, sosial dan
budaya.
Teori Mark, berangkat dari asumsi perlunya dikembangkan subordinate ang bisa
memenuhi kepentingan pihak pemilik modal, perlunya pengembangan tenaga kerja dan
peningkatan kesadaran untuk melakukan perubahan.
Dari paparan di atas telah digambarkan pembangunan secara konsepsional serta
pendidikan yang menunjang pada proses pembangunan yang berdasar pada asumsi tertentu
dari kondisi awal serta upaya-upaya yang harus dilakukan melalui pendidikan berikut
keluaran dari proses pendidikan.

BAB III
PENUTUP

Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju


kecerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik
formal atau informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang
dirinya sendiri dan tentang diri mereka. Sedangkan pembangunan berarti perbaikan untuk
menuju ke arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari
yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya,dapat disimpulkan bahwa peran pendidikan dalam
pembangunan itu sangatlah penting karena pembangunan tidak akan terjadi apabila proses
pendidikan tidak berjalan, begitu pula sebaliknya apabila pendidikan berjalan dengan baik
maka pembangunan pun akan berlangsung dengan sendirinya. Dalam hal ini pendidikan
dilihat sebagai hasil dari suatu proses pembangunan terutama dilihat dari produk kemampuan
manusia untuk mengembangkan dan mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari sumber
daya alam maupun kelembagaan/budaya untuk kehidupan dan peradaban.

Anda mungkin juga menyukai