OLEH KELOMPOK 5 NOVIANTI ARIF SUSI RATNA SARI ASRIDAL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) WATAMPONE 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah berperan dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing yang telah membimbing kami. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya
Watampone, Maret 2011
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Manfaat Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan seumur hidup B. Pendidikan Seumur dalam Berbagai Perspektif. C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program- Program Pendidikan dan Sasaran Pendidikan D. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup. E. Arah Pendidikan Seumur Hidup. BAB III PENUTUP A. Saran B. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, piker (rasio, intelek), kepribadian manusia seutuhnya. Untuk membina kepribadian demikian jelas memerlukan rentangan waktu yang relative panjang bahkan berlangsung seumur hidup. Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sementara itu, didalam GBHN 1993 dinyatakan pula, bahwa pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup? 2. Jelaskan pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif? 3. Jelaskan implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan dan sasaran pendidikan? 4. Jelaskan kepentingan pendidikan seumur hidup? 5. Bagaimana arah pendidikan seumur hidup? C. Tujuan Penulisan 1. Agar mengetahui konsep pendidikan seumur hidup. 2. Agar mengetahui pendidikan seumur dalam berbagai perspektif. 3. Agar mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program- program pendidikan dan sasaran pendidikan 4. Agar mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup. 5. Agar mengetahui arah pendidikan seumur hidup. D. Manfaat Penulisan Sebagai bahan literatur bagi mahasiswa yang berkepemtingan, sebagai bacaan, dan untuk memenuhi nilai mata kuliah dasar-dasar pendidikan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Seumur Hidup Dalam GBHN dinyatakan bahwa Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini berarti, masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung semur hidup. Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur. Proses pendidikan ini mncakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, didalam pekerjaan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR NO. IV/MPR 1973jo: TAP NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini: 1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang). 2. Pembangunan berlangsung seumur hidup dan didalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah. Beranjak dari ketentuan mendasar tersebut, maka dalam kebijaksanaannya. Pemerintah menetapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Pembangunan bangsa dan watak bangsa dimulai dengan membangun subjek manusia seutuhnya sebagai perwujudan manusia Pancasila. Hal ini dijadikan cita-cita pendidikan bangsa dan watak bangsa yang menjadi tanggung jawab semua warga Negara untuk mewujudkannya. 2. Pembangunan manusia Indonesia, secara khusus merupakan tanggung jawab lembaga dan usaha pendidikan nasional untuk mewujudkannya melalui institusi-institusi pendidikan. Karena itulah konsepsi manusia Indonesia seutuhnya ini merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional, seperti yang dirumuskan didalam UU Nomor 2 Tahun1989 pasal 4 sebagai berikut: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekrti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan. Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut: 1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian, secara potensial manusia diisi kebutuhannya agar berkembang secara wajar. 2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama hidup. B. Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif Cukup banyak dasar-dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar-dasar pemikiran tersebut ditinju dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Tinjauan Ideologis Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. 2. Tinjauan ekonomis Pendidikan merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk: a. Meningkatkan produktivitasnya b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya. 3. Tinjauan sosiologis Pada umumnya di negara-negara berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak- anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah, atau tidak bersekolah sama sekali. 4. Tinjauan filosofis Negar-negara demokratis menginginkan seluruh rakyatnya menyadari peningnya hak memilih dan memahai fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Hal ini menjadi tugas pendidikan seumur hidup. 5. Tinjauan teknologis Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharuhi pengetahuan dan keterampilannya, seperti apa yang terjadi di Negara- Negara maju 6. Tinjauan psikologis dan paedagogis Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makin luas dalam kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya, tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada peserta didik disekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menrus sepanjang hidupnya. C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan dan Sasaran Pendidikan Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut:
1. Pendidikan baca tulis fungsional Program ini tidak hanya penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya denga kondisi yang ada pada Negara-negara berkembang dengan alasan masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di Negara yang sudah maju sekalipun dimana radio, film, tv, komputer sampai internet telah menantang ketergantungan orang akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. 2. Pendidikan vokasional Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan Negara berkembang yang system pendidikan formalnya umumnya diambil dari Negara barat, pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya yang sedaang membangun. Oleh sebab itu, program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif menjadi sangat penting. 3. Pendidikan professional Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan professional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodelogi, perlengkapan, terminology an sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional bahkan tantangan buat mereka lebih besar 4. Pendidikan kearah perubahan dan pembangunan Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai dengan menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya mmenuntut pendidikan yang berlangsung secara kontinu. Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup. 5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaaan politik Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintahan Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup bersifat kontinu dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang Spesialisasi yang berlebihan dalam masyarakat, bahkan yang dimulai pada usia muda dalam program pendidikan formal di sekolah, membuat manusia berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta akan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakatnya sendiri. Bagaimanapun orang-orang terpelajar diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama. Sejarah, kesusastraan, filasafat hidup, seni dan musik budanya sendiri. D. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup Berikut akan dikemukakan beberapa hal perlunya pendidikan seumur hidup tersebut. 1. Pertimbangan ekonomi Tokoh pendidikan seumur hidup melihat bahwa pembentukan sistem pendidikan seumur berfungs sebagai basis untuk memperoleh keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga dan menguntungkan masyarakat. Tidak berarti menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal yang lebih penting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan dan eksploitasi.
2. Keadilan Meskipun tersebar keinginan untuk persamaan dalam memperoleh kesempatan pendidikan tersebut, banyak pengamat berpendapat bahwa sekolah yang ada sekarang pada pokoknya berjalan untuk mempertahankan status quo, dimana siswa dididik untuk menyesuaikan diri dengan posisi sosial tertentu untuk melestarikan tatanan yang sudah ada. 3. Faktor peranan keluarga Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memunukinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa. Dengan harapan, pengakuan pentingnya pendidikan moral dan social, serta desakan terhadap sekolah untuk melakukan peranan pendidikan yang diakukan keluarga, akan memperkuat dan menghidupkan kembali pengaruh rumah dalam proses interaksi antar beberapa factor yang berpengaruh terhadap anak. 4. Faktor perubahan peranan sosial Meskipun antara keluarga dengan keadaan sosial diluarnya mempunyai hubungan yang sangat erat, tetapi perubahan yang terjadi dan dialami keduanya cukup berbeda. Garis antara orang dewasa dengan anak-anak secara tradisional sangat jelas dalam keluarga masyarakat yang tidak maju. Sementara itu, perkembangan yang kompleks dalam hal penggunaan teknologi di masyarakat yang maju, bagaimanapun juga, menyebabkan pentingnya perluasan konsep anak. 5. Perubahan teknologi Pertumbuhan teknologi menyebabkan meningkatnya persediaan informasi, mengubah sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi, keberhasilan bidang kesehatan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya. 6. Faktor-faktor vokational Persoalan ini dimunculkan sekarang karena dinyatakan bahwa kejuruan yang diperlukan dunia dimasa mendatang secara drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang. Dalam hal ini, kemampuan system pendidikan seperti yang diorganisasi sekarang untuk membekali anak dengan keterampilan khusus yang diperlukan untuk keberhasilan dimasa mendatang tampaknya masih diragukan. Dengan demikian, anak didik perlu diberikan kemampuan untuk mereaksi secara positif terhadap perubahan, baik dalam segi meneruskan kemampuan yang secara kejuruan berguna bagi masyarakat, dan juga kemampuan untuk mempertahankan kemampuan identitas dalam menghadapi jenis pekerjaan yang sangat berbeda dengan apa yang ada sekarang. 7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa Sekarang ini orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang keterampilan yang mereka miliki, misalnya ancaman keusangan membayangi banyak pekerja, dan hal ini tidak hanya terjadi pada pekerja-pekerja kasar, tetapi justru merambah kepada orang yang sudah professional. Sebagai respon terhadap permasalahan ini, dibanyak Negara telah dikembangkan kelas-kelas untuk para orang dewasa. Oleh karena itu, system pendidikan diupayakan diorganisasi sedemikian rupa untuk membantu belajar masa dewasa diberbagai tingkatan masyarakat. 8. Kebutuhan anak-anak awal Kelompok usia anak-anak awal merupakan kelompok umur kedua diluar masa persekolahan yang normalnya tersedia. Pada dasarnya anak-anak awal sudah memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengerti meskipun belum memadai perhatian yang diberikan terhadap kenyataan ini dalam perencanaan pelayanan pendidikan. Disamping itu yang juga perlu diperhatikan bahwa penelitian kejiwaan sekarang telah menunjukkan pentingnya masa anak-anak awal sebagai fase kritis pertumbuhan dalam bidang antara lain perkembangan intelektual, perhatian, konsentrasi, kewaspadaan, pertumbuhan kognitif dan perkembangan social
E. Arah Pendidikan Seumur Hidup Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan dalam hidupnya. 1. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latyihan keterampilanbagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan. Program kegiatan, pembiayaan, dan administrasi penyelenggaraan, ada sebagian kecil yang ditangani masyarakat sendiri, tetapi di sebagian besar Negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu. Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hamper sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.
2. Pendidikan seumur hidup bagi anak Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan karena anak akan menjadi tempat awal bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar, dan kepribadian yang kuat. Sementara itu, program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan memprtinggi daya pikir anak sehinnga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis,dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus dari bayi sampai meninggal dunia. Proses pendidikan ini mncakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, didalam pekerjaan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, filosofis, teknologis, psikologis dan paedagogis. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori yaitu, Pendidikan baca tulis fungsional, Pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan kearah perubahan dan pembangunan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik dan pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang. Pentingnya pendidikan seumur hidup yaitu meningkatkan persamaan distribusi pelayanan pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternative dalam menghadapi struktur sosial yang cenderung selalu berubah, mengantarkan pada peningkatan kualitas hidup dan sebagainya. Arah pendidikan seumur hidup yaitu pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa dan pendidikan seumur hidup bagi anak.
B. Saran Dari pembahasan diatas pembaca diharapkan dapat memahami konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan seumur dalam berbagai perspektif, implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan dan sasaran pendidikan, pentingnya pendidikan seumur hidup, arah pndidikan seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta :PT Rineka Cipta,2001 Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005