Anda di halaman 1dari 3

Nama: Syifa Indah Suci Ati

Kelas : Biologi C 2019

Nim : 1909963

LAPORAN BACA

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pada artikel ini membahas mengenai pendidikan seumur hidup yang dilakukan manusia
sebagai makhluk hidup yang memiliki akal. Dengan adanya pendidikan seumur hidup, manusia
dari berbagai usia dapat mengembangkan segenap potensi dan sumber daya yang dimilikinya
demi kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, melalui praktik maupun studi maka pendidikan
itu akan terus berlangsung hingga manusia tersebut tidak lagi bernapas.

Pada pembahasan pertama dinyatakan, bahwa proses pendidikan seumur hidup dilakukan
secara kontinyu,tidak terbatas oleh waktu, diberbagai tempat melalui pendidikan formal maupun
non formal. Sehingga pendidikan ini mencakup seluruh lapisan masyarakat. Pada hakikatnya,
pendidikan seumur hidup dilihat dari berbagai perspektif. Menurut perspektif filosofis bahwa
sebagai makhluk individual merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, manusia pun
sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain. Oleh sebab itu manusia
perlu dididik dan mendidik sesuai dengan kematangan usianya. Menurut perspektif potensial-
idealitas, pendidikan seumur hidup dapat mengembangkan potensi yang sesuai dengan
kebutuhan hidupnya. Menurut perspektif ekonomi, pendidikan seumur hidup dapat membawa
manusia menuju arah yang optimal dan meningkatkan produktifitas untuk kehidupan yang lebih
sejahtera. Menurut perspektif sosiologis bahwa pendidikan seumur hidup dapat membantu anak-
anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal terutama di negara yang belum
berkembang. Dari perspektif teknologi pun menuntut manusia agar memiliki pengetahuan yang
luas dikarenakan pesatnya perkembangan informasi dan teknlogi di era modern ini. Sedangkan
adapula perspektif pedagogis dikarenakan pesatnya ilmu pengetahuan dan manusia teknologi
yang mempengaruhi pendidikan, sehingga dituntut adanya kecakapan literasi data, literasi
teknologi, dan literasi manusia (Suwardana,2017,hl.107; Yahya, 2018, hal.13-14). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang berlangsung seumur hidup.

Dasar pendidikan seumur hidup ada sebelum dicetuskannya PBB, melainkan berdasarkan
hadist dari Abu Hurairah R.A dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: “Tuntutlah ilmu oleh
kalian mulai dari buaian hingga liang lahat. HR Muslim. Cornenius menceuskan konsep bahwa
pendidikan adalah membuat persiapan yang lebih berguna hari akhir nanti.(Crospley, 2001,
hlm.67). PBB mencetuskan melalui UNESCO pada tahun 1972, bahwa untuk mengantisipasi
dunia pendidikan di masa depan, adalah pendidikan sepanjang hayat. (UNESCO dalam
Jawed,1996,hlm.53-54). Secara yuridis di negara Republik Indonesia pada tahun 1978 telah
dinyatakan bahwa Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan dilakukan dalam keluarga
sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Hal ini juga tercantum dalam pasal 1 ayat 1 UU no.20 tahun 2003,
pasal 5 ayat 5, dan dalam pasal 13 ayat (1). Secara keseluruhan bahwa setiap masyarakat berhak
dan wajib atas pendidikan baik itu yang pendidikan formal, informal, maupun non formal yang
berdasarkan keyakinan bahwa proses pendidikan berlangsung seumur hidup.

Pentingnya pendididikan seumur hidup dilakukan dikarenakan adanya keterbatasan


kemampuan pendidik sekolah karena berbagai instrumental sekolah, proses pendidikan, maupun
pendidik yang bersifat konservatif karena menutup diri dari kemajuan teknologi serta
memadukan sistem dengan luar negeri yang saling menunjang. Adapula disebabkan perubahan
masyarakat dan peranan sosial, sehingga pelaksanaan pendidikan demi efektifinya siswa dan
lulusan menyesuaikan diri kepada perubahan lingkungan yang terjadi agar siap dalam dunia
kerja. Terakhir hal yang penting dalam pendidikan seumur hidup karena pendayagunaan sumber
yang masih belum optimal sehingga melalui pendidikan dapat membantu agar potensi siswa
yang terpendam dapat tumbuh, berkembang, dan meningkatkan kemampuan nyata yang dapat
digunakan dalam kehidupannya. Pendidikan seumur hidup bertujuan untuk mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya agar dapat berkembang
seoptimal mungkin.

Karakteristik pendidikan seumur hidup,antara lain:

1. Keterpaduan Vertikal (Dimensi Waktu), bahwa pendidikan tidaklah berakhir semasa


sekolah saja melainkan hingga ajal menjemput.
2. Keterpaduan Horisontal (Dimensi isi/konten), artinya pendidikan berlangsung dalam
setiap tahap hidup seseorang untuk mengembangkan aspek fisik, intelektual, afektif, sdan
spiritual. Dapat pula diartikan pendidikan seumur hidup mencakup pendidika umum dan
pendidikan profesional yang saling melengkapi dan menunjang.
3. Keterpaduan Ekologis(dimensi tempat/lingkungan), bahwa keseluruhan manusia
merupakan ekologi atau lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan yang tidak hanya
terbatas melalui program tetapi pengalaman yang tidak terduga.
4. Keragaman dan Kelugasan Program dalam Pendidikan, pendidikan tidak bersifat satu
jalur pengalaman belajar tetapi disesuaikan dengan minat seseorang. Dalam
pembelajarannya pun dapat menggunakan cara belajar baru untuk melengkapi cara
belajar lama.

Pendidikan bersifat universal sehingga adanya kesamaan kesempatan pendidikan untuk


semua orang dalam setiap tahap hidupnya. Tiga pokok pendidikan seumur hidup yaitu
kesempatan untuk belajar, motivasi belajar, dan kemampuan belajar untuk mengambil
keuntungan dari proses belajar melalui berbagai keterampilan dan sikap percaya diri.
Menurut Umar T Raharja, ciri-ciri pendidikan seumur hidup, yakni:

1. Memisahkan tembok pemisah anatar pendidikan sekolah dengan lingkungannya nyata


luar sekolah.
2. Pendidikan seumur hidup menempatkan belajar bagian integral dari proses hidup
3. Pendidikan seumur hidup lebh mengutamakan pembekalan hidup dan metode dari pada
isi pendidikan.
4. Pendidikan seumur hidup menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi
pelaku utama di dalam proses pendidikan yang menyuruh pada pendidikan diri sendiri,
atau memiliki kepribadian yang aktif kreatif, tekun, bebas, dan bertanggung jawab, tabah
dan tahan banting serta yang sejalan dengan peciptaan masyarakat gemar membaca.

Sasaran pendidikan seumur hidup yaitu orang dewasa dan anak/remaja. Pada orang dewasa
diarahkan dalam rangka “self interest” yang meupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa.
Bagi anak/ remaja untuk memberi pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang
besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung
beban hidup yang lebih ringan dengan metode mengajar.

Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan sepeerti


pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan ke
arah perubahan dan pembangunan, pendidikan kewarganegaraan negara dan kedewsan politik,
dan pendidikan kultural dan pengisian waktu luang. Adapula implikasi seumur hidup pada
pendidikan sekolah yang berdasarkan pada fungsi dan tujuan sekolah serta program pndidikan
sekolah

Pada artikel ini mencakup informasi yang lengkap mengenai pendidikan seumur hidup
hingga mendetail sehingga keseluruhan artikel ini baik dan informatif. Artikel ini pun sangat
diancurkan dibaca karena diperjelas dengan contoh yang sering terjadi di masyarakat walaupun
bahasa yang digunakan berbelit-belit sehingga membuat kebingunan dalam beberapa kalimatnya.

Anda mungkin juga menyukai