b. Pemahaman (Comprehension)
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan
mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan
menyatakan gagasan utama
· Terjemahan
· Pemaknaan
· Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk terhadap
kesehatan
c. Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang
penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan
mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone
diagram.
d. Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-
bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola
atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah
penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap
penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
e. Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau
pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di
tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas
produk.
f. Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus
mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi,
nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.
2. Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran
bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b. Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
c. Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah
laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan
ke dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk
suatu sistem nilai yang konsisten.
e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik
gaya-hidupnya.
3. Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang
dibuat Bloom.
a. Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
b. Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c. Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi
dan gerakan coba-coba.
d. Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap.
e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
f. Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan
tertentu
TERBATAS
2. Karakteristik khusus
a. Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada
pengaruh lingkungan.
c. Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja
sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pangalaman balajar dalam
hidup.
a. Kaum humanis romantic (seperti : john holt, William glasser, jonathan kozol, dan
sebagainya), dan kaum pragmatic ( seperti : john dewey, William heard Kilpatrick, dan
sebagainya) cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti maha luas, dan mengecam
praktek pendidikan di sekolah yang diselenggarakan dalam zamannya, karena di sekolah
berlangsung dehumanisasi, yaitu proses pengikisan martabat kemanusiaan. sekolah terasing
dari kehidupan nyata. Hubungan guru dan murid adalah otoriter, sehingga kurang
berlangsung perkembangan individu secara optimal.
b. Kecaman yang radikal datang dari ivan illich, yang dituangkan dalam deschooling
society (masyarakat tanpa sekolah). Ivan illich terang-terangan mengutuk pendidikan dalam
bentuk sekolah karena dia yakin bahwa sekolah dengan sendirinya tidak memadai, dan
hanya mendorong kepada mengasingkan siswa dari hidup. dan dia juga yakin bahwa tujuan
peniadaan sekolah dalam masyarakat akan menjamin siswa dapat memperoleh kebebasan
dalam belajar, tanpa harus memperjuangkan untuk memperolehnya dari masyarakat. Ivan
illich berpendapat bahwa sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu:
(1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh
sumber belajar pada setiap saat; (2) memungkinkan semua orang yang ingin memberikan
pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah untuk
melakukannya,demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya; (3) menjamin tersedianya
masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
B. DEFINISI SEMPIT
2. Karakteristik khusus
a. Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan
remaja.
c. Bentuk kegiatan. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum.
Kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga guru mempunyai
peranan yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal, tertentu waktu dan
tempatnya.
d. Tujuan. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas
pada pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu. Tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan hidup.
a. Kaum behavioris (misalnya: B. Watson, B.F.Skinner, lester frank ward, dan sebagainya)
cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti sempit. Mereka mempunyai pandangan
yang optimis terhadap peranan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, dan pesimis
atau meragukan peranan pendidikan dalam bentuk-bentuk pengalaman belajar dalam hidup
yang tidak dilembagakan. Ada tiga prinsip utama yang mendasari sekolah dalam
menyelenggarakan proses rekayasa pengubahan tingkah laku,yaitu: (1) pembentukan pola
tingkah laku seseorang sangat kuat dipengaruhi lingkungan; (2) pendidikan di sekolah
merupakan rekayasa perubahan tingkah laku yang terprogram secara cermat; dan (3) masa
depan sekolah sebagai lembaga rekayasa pola tingkah laku yang terprogram adalah cerah
karena mempunyai peranan yang besar dalam mencapai kemajuan.
1. Pendidikan adalah uasaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Pendidikan adalah pengalaman hidup
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah, dan di
luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.
2. Karakteristik khusus
c. Bentuk kegiatan. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, informal, dan non-
formal. Kegiatan pendidikan dapat berbentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Kegiatan
pendidikan berbentuk kegiatan belajar mengajar.
a. Kaum humanis realistik (misalnya Edgar faure, felipe Herrera, dan sebagainya) dan
juga kaum realisme kritis (stella van petten Henderson, dan sebagainya) cenderung
mengambil jalan tengah dari definisi pendidikan yang maha luas dan yang sempit. Dengan
menggunakan pendekatan dialektis, Edgar faure sebagai ketua, merumuskan makna
pendidikan sebagai usaha memaksimalkan peranan pengajaran di sekolah dan di luar
sekolah. Pendidikan adalah menjadikan pengajaran di sekolah makin bersifat kegiatan
belajar, dan pendidikan di luar sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju
tercapainya manusia seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya.
http://asraasry.blogspot.co.id/2012/04/
PENGERTIAN PENDIDIKAN DALAM ARTI LUAS
Dalam arti luas hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adaalah hidup(life is education dan
education is life).Maksudnya bahwapendidikan adalah segala pengalaman hidup (belajar)
dalam berbagailingkungan yang berlangsungsepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi
perrtumbuhan atau perkembangan individu.Dalam arti luas pendidikan memiliki
karakteristik sebagai berikut :a.
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan oleh orang lain.
c.Dalam hubungan yang bersifat multi dimensi itu, [endidikan berlangsungmelalui berbagai
bentuk kegiatantindakan dan kejadian, baik yang pada awalnya disengaja untuk pendidikan
maupun yang tidak disengajauntuk pendidikan.
f.Pendidikan tidak terbatas pada schooling atau persekolahan saja. Pendidikan berlangsung
di dalam keluarga,sekolah, masyarakat, dan didalam lingkungan alam dimana individu
berada. Pendidik bagi individu tidak terbatas padapendidik professional.
Dalam arti sempit, dama prakteknya identik dengan persekolahan (schooling), yaitu
pengajaran formal di bawahkondisi-kondisi yang terkontrol, hanyalah bagi yang menjadi
peserta didik. Pendidik bagi siswa terbatas pada pendidik yang professional atau guru.Dalam
arti sempit, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut :a.
Tujuan pendidikan dalam arti sempit di tentukan oleh pihak luar individu peserta didik.
Sebagaimana kitamaklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan pendidikan suatu
kegiatan belajar mengajar disekolah tidak dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya.
Ilmu pendidikan secara alternative adalah system pendidikan yang tidak selalu identik
dengan sekolahatau jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara struktur dan berjenjang. Pendidikanalternative berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan dengan penguasaan pengetahuandan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian fungsional
DEFINISI PENIDIKAN
B. Definisi Sempit
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintahan. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di masa yang
akan datang.
Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua
yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan
tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
http://makhulmathic.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-pendidikan.html