Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI ERA DIGITAL


Disusun Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Gasal
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Oleh :
Yuli Sawitri (1901110010)

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Januari 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pendidikan Anak Usia Dini di Era
Digital”. Makalah ini disusun sebagai tugas ujian akhir semester 1 mata kuliah
Pengantar Pendidikan.
Makalah ini telah kami susun sebaik mungkin dan tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah memperlancar dalam penyusunan makalah
ini. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih juga kepada Bu Tatik Ariyati, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah pengantar pendidikan yang telah membimbing
dan memberikan banyak ilmu selama 1 (satu) semester perkuliahan. Besar
harapan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bisa
menambah pembendaharaan ilmu serta dapat diamalkan dan disebarluaskan
kepada orang lain.
Meskipun demikian, kami menyadari bahwa susunan dan materi dalam
makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala saran dan kritik
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi saat ini makin pesat ke arah serba digital.
Era digital telah membuat manusia memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa
dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang
membantu kebutuhan manusia. Dengan teknologi apapun dapat dilakukan
dengan lebih mudah. Begitu pentingnya peran teknologi inilah yang mulai
membawa peradaban memasuki ke era digital.
Perubahan peradaban ini didukung oleh perkembangan dunia yang telah
memasuki industry 4.0 dimana teknologi menjadi hal yang paling mendasar
didalamnya. Ketika dunia mengalami perubahan era, ada banyak hal yang juga
mengikutinya atau dengan kata lain, perubahan terjadi pada beberapa sector
kehidupan. Namun, bukan sekedar perubahan yang terjadi namun tantangan
pun ikut mengiringinya. Tidak terkecuali dalam sector pendidikan.
Semakin beragamnya tantangan pendidikan di era digital ini tidak diikuti
dengan pemahaman digital dari masyarakat. Sebagian besar pengguna internet
masih berfokus pada pemanfaatan media social, belum didominasi dengan
pemahaman yang lebih maju bahwa dunia digial bisa dioptimalkan lebih
maksimal, tidak saja untuk berkomunikasi dalam kapasitas pergaulan dan
persahabatan, tetapi bisa juga untuk saling berbagi pengetahuan, aktualisasi
diri, hingga motif bisnis dan ekonomi. Kurangnya pemahaman masyarakat ini
menyebabkan banyak terjadi penyalahgunaan internet oleh kalangan pelajar
yang dapat menimbulkan efek tidak baik bagi anak.
Tantangan – tantangan di dunia pendidikan perlu disikapi serius dan
diperhatikan dengan lebih oleh semua kalangan. Tidak terkecuali oleh tenaga
kependidikan di lembaga pendidikan anak usia dini. Pendidikan yang
diberikan untuk anak usia dini perlu mengantisipasi dampak baik dan buruk
era digital karena anak usia 0 – 6 tahun inilah yang akan menjadi tulang
punggung pembangunan bangsa pada 25 hingga 30 tahun mendatang. Anak
perlu diarahkan dan diajarkan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi

1
namun juga harus bersifat bijak dan kreatif dalam menggunakannya agar
terhindar dari penyalahgunaan media digital atau teknologi.
Fakta saat ini anak-anak sudah akrab dengan perubahan di era digital,
terutama dengan penggunaan internet. Penelitian yang dilakukan di Surabaya
pada anak usia 6-12 tahun menyebutkan bahwa responden yang paling banyak
menggunakan internet pertama usia 8 tahun (27%), dan yang menarik adalah
beberapa respondennya telah mengenal internet sejak balita yakni sejak 5
tahun (12%), 4 tahun (4%) dan 3 tahun (1%). Hal ini tentunya harus
diperhatikan oleh orangtua, karena selain mencari informasi, anak-anak usia
10-14 tahun sering menonton video, salah satunya di situs YouTube yang
menghasilkan prestasi luar biasa, yakni selama 12 tahun tidak kurang 300 juta
video diunggah setiap menitnya dengan jumlah penonton mencapai 2 milliar
perbulan. Selain itu, media sosial merupakan jenis konten internet yang paling
sering diakses yakni mencapai 97,4% atau 129,2 Juta pengguna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan dan era digital?
2. Apa saja tantangan pendidikan di era digital?
3. Bagaimana seharusnya pendidikan anak usia dini menghadapi tantangan
pendidikan di era digital?
4. Bagaimana saja model pendidikan yang dapat diterapkan untuk anak usia
dini?

C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami yang dimaksud dengan pendidikan dan era
digital.
2. Mampu memahami tantangan – tantangan pendidikan di era digital.
3. Mengetahui bagaimana pendidikan anak usia dini dalam menghadapi
tantangan pendidikan di era digital.
4. Mengetahui model pendidikan yang dapat diterapkan dalam pendidikan
anak usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Era Digital


1. Pengertian Pendidikan
Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan,
atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti
kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan.1
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.2
Pendidikan menurut Ibnu Sina adalah Pendidikan atau pembelajaran
berkaitan dengan seluruh aspek yang ada pada diri manusia, mulai dari
fisik, mental ataupun moral. Pendidikan dilarang mengabaikan
perkembangan fisik dan apapun yang memiliki pengaruh terhadap
perkembangan fisik seperti olahraga, meinuman, makanan, kebersihan dan
tidur. Jadi pendidikan tidak hanya memperhatikan aspek moralnya saja
namun juga membentuk individu yang menyeluruh termasuk jiwa,
karakter dan fikiran. Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan diakses 1 Januari 2020
2
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3
pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-
tingginya.
Sedangkan, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada pasal 28 menyebutkan bahwa: (1) Pendidikan anak usia
dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan
anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal
(RA), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman
penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pengertian Era Digital


Istilah “era digital” merupakan perkembangan dari dunia teknologi
yang terdiri atas seperangkat media yang tidak akan berfungsi jika berdiri
sendiri. Sedangkan media digital adalah sebuah bentuk media elektronik
dimana data disimpan dalam format digital. Kata digital/di.gi.tal/
berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu, dan
berhubungan dengan penomoran.
Digital berasal dari kata digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari
jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini diakses 1 Januari 2020

4
sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh
karena itu digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan
yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua
system komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat
disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).
Era digital adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital,
jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer. Media baru Era
Digital sering di gunakan untuk menggambarkan teknologi digital.Media
ini memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau
internet, selain internet seperti media cetak, telivisi, majalah, koran dan
lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru. Media massa
Beralih ke media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam
sebuah penyampaian informasi. Kemampuan media era digital ini lebih
memudahkan masyarakat dalam menerima informasi lebih cepat dalam hal
ini internet yang membuat media massa berbondong-bondong pindah
haluan.
Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak dampak yang
dirasakan dalam era digital ini, baik dampak postif maupun dampak
negatifnya. Dampak positif era digital antara lain:
a. Informasi yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam
mengaksesnya.
b. Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada
teknologi digital yang memudahkan proses dalam pekerjaan kita.
c. Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik
sebagai sumber pengetahuan dan informasi masyarakat.
d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media
pembelajaran online,diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan.
f. Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai
barang kebutuhan dan memudahkan mendapatkannya.

5
Adapun dampak negatif era digital yanga harus diantisapasi dan
dicari solusinya untuk mengindari kerugian atau bahaya, antara lain:
a. Ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses
data yang mudah dan menyebabkan orang plagiatis akan melakukan
kecurangan.
b. Ancaman terjadinya pikiran pintas dimana anak-anak seperti terlatih
untuk berpikir pendek dan kurang konsentrasi. Akibat kemudahan
yang diberikan oleh media online untuk mengakses berbagai informasi,
anak-anak cenderung untuk berpikir secara pintas dan bergantung pada
media online. Berbagai hal yang membutuhkan pemikiran mendalam
serta tenaga untuk memecahkan masalah kurang diminati anak karena
terbiasa disuguhkan dengan hal-hal yang praktis dan tidak
membutuhkan usaha lebih mendapatkannya melalui media online.
c. Menyebabkan kecanduan menggunakan media digital. Beberapa gejala
seperti keresahan, cemas, tidak nyaman, mengamuk dan berteriak
ketika dijauhkan dari Gadget, pola tidur yang terganggu, serta
gangguan terhadap rutinitas sehari-hari adalah beberapa tanda anak
ketergantungan terhadap Gadget
d. Terjadi berbagai gangguan pada aspek perkembangan anak. Seperti
perkembangan social dan emosional anak.
e. Ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak
pidana seperti menerobos sistem perbankan, dan lain-lain
(menurunnya moralitas).
f. Tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media atau sarana
belajar, misalnya seperti selain men-download e-book, tetapi juga
mencetaknya, tidak hanya mengunjungi perpustakaan digital, tetapi
juga masih mengunjungi gedung perpustakaan, dan lain-lain.

B. Tantangan Pendidikan di Era Digital


1. Harus mengikuti perkembangan zaman
Pendidikan terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring
perkembangan zaman. Memasuki era digital seperti saat ini,

6
perkembangan anak didik sangat berbeda dengan zaman dulu. Misalnya
saja dari segi permainan. Jika anak-anak pada zaman dulu masih banyak
yang memainkan permainan tradisional, anak-anak zaman sekarang sangat
jarang yang pernah atau bisa memainkannya. Justru mereka lebih akrab
dengan permainan dalam aplikasi sebuah gadget.
Praktisi dan lembaga pendidikan dituntut mampu menyelaraskan
antara perubahan zaman yang ditandai dengan kecanggihan teknologi
dengan nilai-nilai budi pekerti. Dengan begitu maka sekolah bisa menjadi
benteng moral bagi anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh beriringan
dengan teknologi dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif.
Tak heran jika pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter yang harus dijalankan setiap institusi pendidikan. Hal
ini dilakukan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir, dan olah raga dengan
kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Penguatan
Pendidikan Karakter bertujuan untuk membangun dan membekali peserta
didik sebagai generasi penerus guna menghadapi dinamika perubahan di
masa depan.

2. Merosotnya Kualitas Moral Anak


Seorang anak memiliki karakter baik atau buruk bukan menjadi
keberhasilan atau kegagalan sekolah saja, tetapi orang tua juga memiliki
andil di dalamnya. Belajar sesuatu dimulai dari orang dewasa, dalam hal
ini yang paling dekat adalah orang tua di lingkungan keluarga. Di sekolah
guru sebagai orang dewasa selalu memberikan pengertian apa saja yang
harus dijalankan oleh anak.
Semakin berkembangnya media – media digital menyebabkan anak
mengalami degradasi moral. Anak cenderung kehilangan rasa sopan
santun kepada orang tua, kehilangan kemampuan control diri, munculnya
kecenderungan anak dan remaja terbiasa dengan sikap menghina orang

7
lain, bersikap iri, mengakibatkan depresi, dan terbawa arus komentar
negatif, serta terbiasa bicara dengan bahasa kurang sopan.
3. Semakin Berkurangnya Intensitas Bersosial Anak
Pada era tahun 80an sering djumpai anak-anak bermain diluar rumah
berinteraksi dengan kawan sebayanya dengan asyiknya bermain permainan
tradisional yang sarat dengan pesan kejujuran, gotong royong, percaya
diri, dan amanah. Suasana tersebut sangat cocok dengan pertumbuhan
mental anak yang harus ditananamkan nilai-nilai moral. Sekarang lagu-
anak yang polos, alami, dan riang sudah jarang dinyanyikan, padahal lagu
anak salah satu metode efektif dalam pendidikan karakter dengan syair-
syair yang disesuaikan psikologi anak.

C. Pendidikan Anak Usia Dini di Era Digital


Ada satu faktor mendasar yang sangat penting di era digital ini yang tak
tergantikan oleh komputerisasi, yaitu kemampuan berpikir kreatif. Menurut
riset Nesta Foundation di Inggris, “Seiring dengan kemajuan teknologi,
keterampilan kreatif menjadi sesuatu yang penting, yang berarti bahwa sebuah
industri yang memiliki spesialisasi dalam bidang kreatif akan mempunyai
peluang besar di era digital.” Para pendidik harus menyuguhkan pembelajaran
yang mendukung agar kreativitas anak berkembang. Melalui kegiatan
kreativitas, anak juga dilatih agar memiliki kemampuan memecahkan masalah
yang kompleks dan berpikir kritis. Salah satunya dengan menggunakan
metode loose part. Pendidik hanya menyediakan bahan – bahan dari alam,
memberi beberapa contoh dan menjadi fasilisator bagi anak.
Selain itu, menghadapi fenomena semakin kurangnya anak mengenal
dan memainkan permainan tradisional, para pendidik harus melibatkan dan
memperkenalkan permainan tradisional dalam pembelajaran sehari – hari.
Pada hakikatnya permainan tradisional mengandung beberapa manfaat,seperti
membuat anak aktif bergerak, sarana bersosialisasi dengan teman, dan transfer
kearifan lokal budaya Indonesia. Permainan tradisional juga memiliki manfaat
menanamkan kejujuran, sportivitas, kegigihan, dan kegotong royongan.

8
Namun, jangan berfokus saja kepada itu saja. Alangkah lebih baik jika
lembaga pendidikan anak usia dini ikut memperkenalkan media digital kepada
anak dengan memakai media digital, laptop misalnya, untuk menunjang proses
belajar mengajar. Dengan demikian, anak dapat menggunakan media digital
dengan baik tanpa ketinggalan atau gagap teknologi.

D. Model Pendidikan Anak Usia Dini Di Era Digital


Ada beberapa model pendidikan anak usia dini yang dapat diterapkan dalam
menghadapi era digital saat ini oleh para orang tua, diantaranya :
1. Anak diajarkan mengenai resiko menggunakan internet
Media internet bagaikan pedang bermata dua. Jika diguakan secara
bijak, maka akan bermanfaat bagi anak dan berlaku sebaliknya.
Berdasarkan riset dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 70% anak mengalami kejadian buruk di internet.
Bahkan 25% dari mereka mendapat pelecehan seksual tanpa
sepengetahuan orang tua.
Dengan diajarkan mengenai resiko menggunakan media digital,
terutama intenet, anak menjadi lebih berhati – hati. Selain itu, anak dapat
terhindar dari para pelaku kejahatan di dunia digital.

2. Mengajarkan Tentang Agama


Anak diajarkan mengenai perilau yang sesuai dengan tatanan agama.
Pendidikan dan penerapan agama dalam keluarga memegang peranan
penting dalam parenting immun. Seperti memberlakukan waktu beribadah,
waktu belajar, dan waktu santai secara proporsional. Dalam hal ini orang
tua disini harus tegas bila mengenai pendidikan agama atau akidah anak
dan tak bisa ditolelir bila anak menolak misalnya untuk mengaji dan
beribadah.
Penanaman pendidikan akidah dan akhlak harus disertai contoh
konkret yang bisa mereka saksikan dan masuk pemikiran anak, sehingga
penghayatan mereka didasari dengan kesadaran rasional. Melalui
pengalaman yang utuh melalui pengamatan, mendapat penjelasan, dan

9
mengalaminya maka menjadi mudah dalam menanamkan nilai akhlak dan
karakter. Orang tua adalah tokoh idola dikeluarga sosok pahlawan yang
penuh kasih sayang. Dengan demikian upaya untuk menghasilkan generasi
emas akan dengan mudah dilaksanakan.

3. Model Parenting Immun Selfer.


Model parenting immun selfer adalah model pendampingan anak
yang efektif khususnya dalam parenting penggunaan perangkat teknologi
seperti gadget. Memberi sistem imun pada anak sangat penting
dikarenakan orang tua tidak setiap saat dapat berada disamping anak. Ia
bergaul dengan temanya yang kadang memamerkan informasi (pornografi)
yang memang tak layak baginya. Melalui model parenting immun dan
pendekatan kasih sayang dan penyadaran diri, anak mempunyai filter dan
imuns ketika tidak berada disekitar orang tua. Orang tua harusnya
menanamkan nilai selektif diri pada anak misalnya mengenai mana
informasi dan akses berita apa yang baik dan sesuai dengan diri anak.

4. Persiapkan Anak Masuk Masa Pubertas


Mayoritas orangtua merasa malu membicarakan masalah seks dengan
anak dan terkadang cenderung menghindarinya, padahal pembicaraan itu
justru perlu dimulai sejak dini dengan bahasa yang mengikuti
perkembangan usianya.

5. Model pendidikan berbasis permainan tradisional


Model pendidikan yang semacam ini sudah jarang diperkenalkan
kepada anak-anak. Pada era ini, anak lebih banyak berinteraksi dengan
dunia maya seperti game online, facebook, dan internet. Orang tua perlu
mengenalkan permainan – permainan tradisional agar anak tetap aktif
bergerak dan tidak melulu berdiam diri di rumah bermain gadget. Selain
itu, penting untuk membatasi anak bermain dengan gadget dan
memastikan anak bermain permainan tradisional di lingkungannya baik di
lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah anak.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Era Digital merupakan era dimana serba berkemudahan. Manusia
dimanjakan dengan kemajuan teknologi yang semakin lama semakin maju.
Ada banyak dampak yang hadir bebarengan dengan semakin berkembangnya
teknologi. Pendidikan yang merupakan pilar utama pembangunan bangsa
dituntut untuk mampu mengimbanginya. Terutama pendidikan untuk anak
usia dini. Para tenaga pendidikan harus menyiapkan pembelajaran yang dapat
menghasilkan generasi yang kreatif, mampu bersaing, dapat memecahkan
masalah sendiri, namun tetap berpegang teguh pada agama. Ada banyak
model pembelajaran yang dapat diterapkan baik untuk para orang tua maupun
tenaga pendidikan di sekolah – sekolah.

B. Saran
Tak bisa dipungkiri. Semakin berkembangnya teknologi, dampak yang
dihasilkan pun semakin beragam. Baik dampak yang positif maupun yang
negative. Sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya mengikuti
perkembangan yang ada. Yaitu dengan mempersiapkan model pembelajaran
yang sesuai dengan era digital demi menjawab tantangan – tantangan yang
ada. Orang tua sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang paling sederhana
juga jangan tinggal diam. Anak – anak di era ini sudah mahir menggunakan
media digital seperti smartphone. Orang tua hendaknya memberikan
pengarahan kepada anaknya agar dapat memanfaatkan media digital dengan
benar dan dapat terhindar dari bahayanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Website Internet
a. Diakses 05 Januari 2020
http://www.tzuchi.or.id/inspirasi/kisah-humanis/tantangan-pendidikan-di-
era-digital/56
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-
kampus/18/10/17/pgq4av335-uns-gelar-seminar-tantangan-pendidikan-di-
era-digital
b. Diakses 04 Januari 2020
http://hawarimuhtarom.blogspot.com/2016/11/makalah-tantangan-era-
digital.html
https://www.padamu.net/pendidikan-anak-usia-dini
c. Diakses 03 Januari 2020
anafuadah.blogspot.com/2016/04/makalah-pendidikan-di-era-
teknologi.html diakses
d. Diakses 1 Januari 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

2. Jurnal Hasil Unduhan dari Internet


a. Setiawan, Wawan.(2017).Digital dan Tantangannya.Seminar Nasional
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.ISBN.978-602-50088-0-1
b. Maulidiyah, Eka Cahya.(2018, Juli).Penanaman Nilai – Nilai Agama
dalam Pendidikan Anak di Era Digital.Martabat : Jurnal Perempuan dan
Anak.Universitas Negeri Surabaya.
c. Murtopo, Ali Bahrun.Pendidikan Anak di Era Digital.IAIN Kebumen.
d. Andriyani, Isnanita Noviya.(2018, Juli).Pendidikan Anak dalam Keluarga
di Era Digital.FIKROTUNA : Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam
Vol.7.STAI Masjid Syuhada Yogyakarta.
e. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

12

Anda mungkin juga menyukai