Anda di halaman 1dari 21

DESAIN MEDIA SEDERHANA DAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF

DI PAUD
MAKALAH KELOMPOK

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Media Pembelajaran Inovatif PAUD

Dosen Pengampu : Fatma Rizki Intan, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Maryani (2019 142 027)


2. Tuti Purwanti (2019 142 018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat-
Nya, makalah yang berjudul “Desain Media Sederhana Dan Alat Permainan Edukatif
di PAUD” dapat diselesaikan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Media
Pembelajaran Inovatif PAUD.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Fatma Rizki Intan,
M.Pd sebagai dosen pengampu atas arahan dan bimbingannya. dan juga kepada
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam proses peyusunan
makalah ini.
Kami sadar makalah ini belum sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini akan kami terima dengan
senang hati. Kami berharap semoga kedepannya akan lebih baik lagi. Semoga
Allah selalu meridhoi langkah kita dalam menuntut ilmu.
Aamiin..

Palembang, April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….………….. 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
A. Pengertian Media Pembelajaran Sederhana……………………… 5
B. Unsur – Unsur Visual Media Pembelajaran Sederhana…………. 5
C. Macam – Macam Media Pembelajaran Sederhana……………… 6
D. Cara Pembuatan Media Pembelajaran Sederhana……………… 10
E. Pengertian Alat Permainan Edukatif ……………………………………. 11
F. Prosedur pembuatan APE………………………………………………... 17
BAB III PENUTUP ……………………………………………...……... 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu


lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik
intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri sebagai individu
dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Lingkungan
belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Secara
khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal yang
saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam
pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak
pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip
pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak
diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam
pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang
memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut
mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-
pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan
informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi
tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya
diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-
kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Sederhana

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah artinya


tengah, perantara atau pengantar. Menurut Djamarah (1995:136) media adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru atau pengajar untuk


membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya

Sederhana adalah tidak berlebih-lebihan atau simple. Media pembelajaran


sederhana merupakan media pembelajaran yang tidak berbasis teknologi dan
dapat dibuat sendiri. Media pembelajaran sederhana identik dengan hal yang
simple dan tidak memerlukan biaya mahal.

B. Unsur – Unsur Visual Media Pembelajaran Sederhana


Dalam proses pembuatan media pembelajaran sederhana itu harus
diperhatikan unsur-unsur desain tertentu, antara lain:

1. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit
memindahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan.
Kalimat harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.

2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen
visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-
elemen itu harus saling terkait dan menyatu sehingga membantu pemahaman
pesan dan informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan

5
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang
terpenting, dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif
warna atau ruang.

4. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.

5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam
penyajian pesan perlu diperhatikan.

6. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun
perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan khusus.

7. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus
yang dapat digunakan untuk penekanan unsur.

8. Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk
membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan
persamaan dan perbedaan, serta menciptakan respons emosional tertentu.

C. Macam – Macam Media Pembelajaran Sederhana

Dilingkungan kita, terdapat banyak benda yang dapat dijadikan sebagai


media pembelajaran sederhana. Hal ini hanya membutuhkan kreatifitas dari
seorang pendidik, untuk mengubah benda tersebut menjadi media tertentu agar
dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Terdapat beberapa macam media pembelajaran sederhana, yaitu:

6
1. Gambar
Gambar yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan / gambar, dan sketsa
(gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah
untuk memvisualisasikan konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa.

2. Gambar jadi
Gambar jadi dapat diambil dari majalah, brosur, selebaran, dan lain-lain yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Gambar Garis (sketsa)


Ciri untama dalam membuat gambar garis, yaitu adanya objek, aksi, atau
situasi yang ingin dilukiskan. Dengan gambar garis siswa akan memahami
pembelajaran melalui sketsa gambar.

4. Gambar diam
Media gambar diam adalah media visual berupa gambar yang dihasilkan
melalui proses fotografi, misalnya: foto, gambar, peta.

5. Gambar fotografi
Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat kabar,
lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut
dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar
dengan tujuan tertentu. Dan terdapat lima kriteria yang harus diperhatikan
antara lain :
 Gambar fotografi itu harus cukup memadai.
 Gambar-gambar itu harus memenuhi persyaratan artistic yang bermutu.
 Gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
 Validitas gambar, yaitu apakah gambar itu benar atau tidak.
 Memikat perhatian anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya,
misalnya, binatang, kereta api, kapal terbang dan sebagainya.

6. Peta dan Globe


Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi, seperti: keadaan
permukaan (bumi, daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat-

7
tempat serta arah dan jarak. Kelebihan lain dari peta dan globe, dalam
kegiatan belajar mengajar adalah :

1. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah


kepulauan dan lain lain;
2. Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh- pengaruh
geografis;
3. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan
distribusi penduduk, tumbuh- tumbuhan dan kehidupan hewan, serta
bentuk bumi yang sebenarnya.

7. Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik adalah penggambaran data berangka,
bertitik yang memperlihatkan hubungan timbal balik sehingga membentuk
informasi. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara
teliti dan menerangkan perkembangan.

Ada beberapa macam grafik, antara lain:

1. Grafik batang, dibuat dengan menggunakan batang sebagai


gambaran kelompok data secara vertical atau horizontal.
2. Grafik garis
Grafik garis digunakan untuk melukiskan kecederungan – kecenderungan
dan menghubungkan dua kelompok data, yang di dasarkan kepada dua
skala pada sudut tegak lurus. Misalnya, grafik itu dapat menunjukkan
hubungan tekanan dan temperatur jika volume gas di jaga agar tetap
konstan.
3. Grafik lingkaran
Grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai
porsi (alokasi) penggunaan dana yang tersedia. Jumlah persentase
keseluruhan segmen adalah 100%.

4. Grafik gambar
Grafik gambar merupakan bentuk alternatif dari grafik batang yang
digunakan untuk melukiskan nilai. Untuk mempermudah pemahaman dan
8
menghindari kebingungan, sebaiknya nilai setiap rangkaian gambar
dicantumkan.

8. Papan Tulis
Papan tulis dan whiteboard merupakan salah satu media penyajian untuk
pembelajaran. Media ini dipakai untuk penyajian tulisan atau sketsa gambar
dengan menggunakan kapur atau spidol.

9. Papan Flanel
Papan flanel merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan
tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat
dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang dapat dipasang dan dilepas dengan
mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali.

10. Display
Display dapat dibuat sebagai media pembelajaran sederhana dengan
cara pertama, memilih gambar yang sesuai dengan mata pelajaran. Kedua,
gambar-gambar tersebut langsung ditempelkan pada papan bulletin dengan
mengunakan paku payung.

11. Relia
Media relia adalah benda nyata, yang tidak harus dihadirkan di ruang kelas
tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek, sehingga dapat memberikan
pengalaman nyata kepada siswa. Contoh: Mempelajari keanekaragaman
mahluk hidup.

12. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan,
peringatan, maupun menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna,
tulisan, dan kata-kata. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas.
Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara
rinci, harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang
kegunaanya.

9
13. Bagan (Chart)
Bagan merupakan presentasi berupa gambar grafis yang menginformasikan
hubungan-hubungan. Misalnya: kronologis, jumlah, dan hierarki. Sebagai
media yang baik, bagan haruslah: dapat dimengerti, sederhana dan lugas,
serta mempunyai daya tarik. Terdapat beberapa macam chart atau bagan,
antara lain:
1. Bagan Pohon ( Tree Chart )
Bagan pohon ibarat sebuah pohon terdiri dari batang, cabang-cabang,
dan ranting-ranting. Sesuai dengan namanya, bagan pohon
dikembangkan dari dasar yang terdiri atas beberapa akar menuju batang
tunggal. Contohnya adalah bagan silsilah.

a) Bagan Chart Klasifikasi digunakan untuk menjelaskan atau


mengelompokkan objek, peristiwa dan taksonomi.
b) Bagan Garis Waktu, mengambarkan hubungan kronologis antara
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Garis waktu amat bermanfaat untuk
meringkaskan urutan waktu dari serangkaian peristiwa.
c) Bagan Alir ( Flowchart ) adalah bagan proses yang menunjukkan suatu
urutan, proseddur atau aliran proses.
d) Herbarium
Herbarium adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah
dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi, dan direkatkan pada kertas
dengan keterangan tertentu.

D. Cara Pembuatan Media Pembelajaran Sederhana

Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat membuat sendiri media


pembelajaran sederhana yang dapat berupa gambar atau foto. Menurut Oemar
Hamalik (1994:67-68) sebelum membuat media gambar terlebih dahulu
memperhatikan keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, dan artistik.

Media gambar sebagai bagian dari media pembelajaran sederhana sering


dipergunakan karena nilai ekonomis dan kepraktisannya. Guru dapat membuat
sendiri media gambar ini atau membeli. Untuk membeli media gambar yang
bagus tentu harganya relatif mahal dibanding membuat sendiri media gambar

10
tersebut. Media gambar dapat dibuat dengan beragam variasi pembuatan. Bahan-
bahan yang dipergunakan dalam pembuatan media gambar dapat berupa kertas,
papan triplek, gabus, dan kain.

E. Pengertian Alat Permainan Edukatif

Mayke Sugianto, T. 1995, mengemukakan bahwa alat permainan edukatif


(APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut
menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak semua alat
permainan yang digunakan anak usia dini itu dirancang secara khusus untuk
mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh bola sepak
yang dibuat dari plastik yang dibeli langsung dari toko mainan. Dalam hal
ukurannya seringkali susah untuk dipegang dengan nyaman oleh anak, jika mau
saling melempar dengan teman-temannya akan terasa sakit di telapak tangan.
Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak menarik
bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang berwarna-warni.
Nah, hal tersebut terjadi karena pembuat bola plastik tersebut tidak sejak awal
merancang alat permainan tersebut dengan memperhatikan karakteristik dan
aspek-aspek perkembangan anak pemakai bola tersebut. Padahal dengan bola
plastik saja jika dirancang sesuai dengan kebutuhan anak dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan anak. Anak dapat mengenali berbagai jenis warna
karena bolanya menggunakan berbagai warna (warna-warni), mengembangkan
motorik kasar jika bola itu digunakan untuk bermain lempar-lemparan dengan
temannya, melatih motorik halus jika teksturnya (kasar-halus) menggunakan
berbagai bahan, dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) Depdiknas (2003)


mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai
edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.
suatu alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk
anak TK atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu:

11
1. Alat permainan tersebut ditujukan untuk anak TK difungsikan untuk
mengembangkan berbagai perkembangan anak TK dapat digunakan dengan
berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan
atau bermanfaat multiguna aman atau tidak berbahaya bagi anak dirancang
untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak bersifat konstruktif atau ada
sesuatu yang dihasilkan mengandung nilai pendidikan Alat permainan
edukatif (APE) untuk anak TK selalu dirancang dengan pemikiran yang
mendalam tentang karakteristik anak dan disesuaikan dengan rentang usia
anak TK. APE untuk tiap kelompok usia dirancang secara berbeda. Untuk
anak pada rentang usia 2-4 tahun tentunya berbeda dengan APE untuk anak
pada rentang usia 4-6 tahun. Sebagai contoh dalam pembuatan Puzzle.
Puzzle merupakan salah satu jenis APE yang menarik untuk diperkenalkan
kepada anak TK. Puzzle Puzzle untuk anak usia 2-4 tahun memiliki bentuk
sederhana dengan potongan atau keping puzzle yang sederhana pula dan
jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Berbeda dengan puzzle untuk anak usia
4-6 tahun jumlah kepingannya lebih banyak lagi. Hal tersebut didasarkan
pada pertimbangan bahwa anak pada rentang usia 5-6 tahun telah memiliki
kemampuan dan kematangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
pada rentang usia dibawahnya. Oleh karena itu sangatlah jelas bahwa APE
dirancang dan ditujukan untuk anak dengan mempertimbangkan karakteristik
perkembangannya termasuk masalah perbedaan usia. Perbedaan rentang
usia anak menjadi hal yang sangat fondasional untuk diperhatikan karena
perbedaan usia berpengaruh terhadap tahap perkembangan dan
kemampuan yang dimiliki anak. APE juga difungsikan untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini. Aspek-
aspek yang dikembangkan meliputi aspek moral, agama, sosial, emosi,
bahasa, kognitif, fisik-motorik dan seni. APE yang dirancang untuk
mengembangkan aspek kognitif biasanya dapat digunakan anak untuk
melatih daya nalarnya. APE jenis ini dirancang dengan rancangan tertentu
baik dari segi bentuk, ukuran dan warnanya. APE jenis ini dikembangkan
khusus pula, jadi jika anak salah mengerjakan dia pulalah yang segera
menyadarinya dan membetulkannya. Contohnya loto warna dan bentuk.
Anak usia dini dapat diperkenalkan pada loto jenis ini untuk melatih motorik
halus dan daya nalarnya. APE juga mendorong anak untuk beraktifitas dan
12
bersifat konstruktif atau menghasilkan sesuatu, berbeda dengan menonton
TV atau mendengarkan radio, anak hanya pasif melihat dan mendengarkan.
Dengan APE anak dapat berimajinasi dan berkreasi menghasilkan sesuatu
misalnya anak yang bermain lego atau membangun balok-balok.
2. Fungsi Alat Permainan Edukatif Alat-alat permainan yang dikembangkan
memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar
anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta
menyenangkan bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut adalah: Menciptakan
situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses
pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Sebagaimana yang
telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang
menggunakan alat, ada pula yang tidak menggunakan alat. Khusus dalam
permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan alat-alat
permainan tersebut anak-anak tampak sangat menikmati kegiatan belajar
karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut
antara lain menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak
yang positif. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba
melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan
menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat
mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam
melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat
strategis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan anak dalam
melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri
berkembang secara wajar. Pada kegiatan anak memainkan suatu alat
permainan dengan tingkat kesulitan tertentu misalnya menyusun balok-balok
menjadi suatu bentuk bangunan tertentu, pada saat tersebut ada suatu
proses yang dilalui anak sehingga anak mengalami suatu kepuasaan setelah
melampaui suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam alat
permainan tersebut. Proses-proses seperti itu akan dapat mengembangkan
rasa percaya secara wajar dimana anak merasakan bahwa tiada suatu
kesulitan yang tidak ditemukan penyelesaiannya. Memberikan stimulus
dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan
dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia usia dini. Alat
13
permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua
aspek pengembangan tersebut. Sebagai contoh pengembangan alat
permainan dalam bentuk boneka tangan akan dapat mengembangan
kemampuan berbahasa anak karena ada dialog dari tokoh-tokoh yang
diperankan boneka tersebut, anak memperoleh pengetahuan tentang
berbagai hal yang disampaikan melalui tokoh-tokoh boneka tersebut, dan
pada saat yang sama anak-anak memperoleh pelajaran berharga mengenai
karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokok yang disimbolkan oleh
boneka-boneka tersebut. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi,
berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi
memfasilitasi anak-anak mengembangkan hubungan yang harmonis dan
komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya dengan teman-temannya.
Ada alat-alat permainan yang dapat digunakan bersama-sama antara satu
anak dengan anak yang lain misalnya anak-anak menggunakan botol suara
secara bersama-sama dengan suara yang berbeda sehingga dihasilkan
suatu irama yang merdu hasil karya anak-anak. Untuk menghasilkan suatu
irama yang merdu dengan perbedaan botol-botol suara tersebut perlu
kerjasama, komunikasi dan harmonisasi antar anak sehingga dihasilkan
suara yang merdu.
3. Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif untuk Anak Usia Dini Dewasa ini
terdapat beraneka ragam jenis alat permainan edukatif yang telah
dikembangkan untuk anak usia dini. Pada umumnya jenis APE untuk anak
usia dini dirancang dan dikembangkan berakar pada jenis permainan yang
telah dikembangkan lebih dulu oleh para pakar pendidikan anak dari negara
maju, walaupun ada juga beberapa jenis APE yang dirancang dan dibuat
oleh guru sendiri disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan
setempat. Jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang telah dikembangkan ini
diilhami oleh alatalat permainan yang diciptakan oleh para ahli pendidikan
anak seperti Maria Montessori, George Cuisenaire, Peabody dan Frobel.
APE-APE tersebut banyak ditemukan pada lembaga-lembaga PAUD di
Indonesia.
a. APE ciptaan Peabody Untuk pengembangan kemampuan berbahasa ini,
kakak beradik Elizabeth Peabody membuat boneka tangan. APE ini terdiri
atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator yaitu
14
tokoh P. Mooney dan Joey. Boneka tersebut dilengkapi papan magnet,
gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong
pintar sebagai pelengkap. APE karya Peabody ini memberikan program
pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek pengembangan bahasa
yaitu kosa kata yang dekat dengan anak. Oleh karena itu tema-tema yang
dipilih dan diramu harus sesuai dengan pengetahuan dan budaya anak
setempat. Walaupun tokohnya tidak menggunakan P Mooney dan Joey
tetapi jenis APE ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang
dikembangkan di Indonesia. Boneka tangan yang dimainkan dengan
tangan ini dikembangkan dengan menggunakan panggung boneka.
b. APE ciptaan Montessori Maria Montessori menciptakan alat permainan
edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang
akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak
bekerja secara mandiri. APE ciptaannya telah dirancang sedemikian rupa
sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera
menyadarinya. APE ciptaan Montessori ini banyak terdapat di TK
khususnya anak TK di Indonesia walaupun alat permainannya itu sendiri
sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak TK di Indonesia. Beberapa
contoh APE ciptaan Montessori adalah Puzzle bentuk geometri.

Sebelum membuat alat permainan edukatif, guru harus memperhatikan dulu


beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat
edukatif, syarat teknis dan syarat estetika.

 Syarat edukatif maksudnya bahwa pembuatan alat permainan edukatif


harus disesuaikan dengan program pendidikan yang berlaku sehingga
pembuatannya akan sangat membantu pencapaian tujuan-tujuan yang
terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara lebih khusus
lagi syarat edukatif ini maksudnya bahwa:
a. APE yang dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program
kegiatan pendidikan (program pendidikan/ kurikulum yang berlaku)

15
b. APE yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat
membantu keberhasilan kegiatan pendidikan, mendorong aktifitas dan
kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan
anak)

 Syarat teknis yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat permainan


edukatif berkaitan dengan hal-hal teknis seperti pemilihan bahan, kualitas
bahan, pemilihan warna, kekuatan bahan dalam suhu-suhu tertentu dan
lain sebagainya.
a. APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak
menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok
bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak dipenuhi
karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan
konsep.
b. APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu
tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan
yang lain.
c. APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di
lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.
d. Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya
tajam, beracun dan lain-lain)
e. APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya
berubah)
f. Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk
bereksperimen dan bereksplorasi
g. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal. 
 Syarat estetika ini menyangkut unsur keindahan alat permainan edukatif
yang dibuat. ini sangat penting diperhatikan karena akan memotivasi dan
menarik perhatian anak untuk menggunakannya.
a. bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak)
b. keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)
c. warna (kombinasi warna) serasi dan menarik

F. Prosedur pembuatan APE

16
Langkah-langkah Prosedur pembuatan APE adalah sebagai berikut :

 Guru mengkaji dan memahami karakteristik anak yang ada di lembaga PAUD.
Jika guru akan membuat APE maka guru perlu terlebih dahulu memahami
karakteristik anak yang menjadi sasaran pembuatan APE yang dilakukan guru.
Setiap anak pada hakekatnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,
maka guru perlu menentukan secara khas siapa sesungguhnya anak yang
akan kita layani dengan APE tersebut.
 Guru menelaaah program kegiatan dan tujuan belajar anak.
Program kegiatan dan tujuan belajar anak yang dimaksud adalah kurikulum
yang digunakan di lembaga PAUD yang telah secara jelas dan gamblang
disajikan mengenai rumusan kemampuan atau kompetensi dan penjabarannya
berupa indikator-indikator kemampuan yang harus dicapai atau diperoleh oleh
anak. Rumusan kompetensi dan indikator-indikator yang terdapat didalam
kurikulum harus ditelaah dan difahami oleh guru sehingga guru memperoleh
pemahaman yang utuh mengenai apa saja yang harus dicapai oleh anak usia
dini melalui kegiatan belajar/ bermainnya. Dengan pemahaman yang memadai
mengenai isi program kegiatan dan tujuan belajar anak akan memudahkan
guru dalam membuat alat permainan eduaktif dan disisi lain APE yang dibuat
menjadi efektif untuk mengembangkan kemampuan anak.

 Guru memilih tema dan yang terdapat di dalam kurikulum PAUD atau tema
yang dirancang sendiri. Tema adalah alat yang digunakan untuk mencapai
berbagai aspek perkembangan anak. Sebenarnya penentuan tema tersebut
tidak harus selalu terpaku pada tema-tema yang terdapat di dalam kurikulum,
guru dapat membuat dan mengembangkan tema sendiri.

 Menginventarisasi APE yang sudah ada dan menelaah apakah APE tersebut
telah sesuai dengan kurikulum atau belum. Proses ini penting dilakukan guru
sehingga guru dapat mengetahui APE apa saja yang sebenarnya sangat
penting diadalah dan dibuat oleh guru. Seringkali guru membuat APE yang
sudah ada dan sebenarnya tidak diperlukan lagi sementara yang belum ada
terabaikan.

17
 Menentukan jenis APE yang akan dibuat dan dikembangkan. Setelah dilakukan
inventarisasi terhadap berbagai APE yang telah ada di lembaga PAUD, guru
akan mengetahui secara pasti apa saja APE yang dibutuhkan untuk kegiatan
belajar anak. Dalam kenyataannya berdasarkan daftar kebutuhan yang dibuat
seringkali APE yang harus dibuat sangat banyak jumlahnya dan semuanya
ingin kita buat. Hal tersebut tentunya kurang realistis sehingga harus ditentukan
prioritas pembuatan APE yang benarbenar penting atau krusial untuk dipenuhi.

 Membuat rancangan untuk pembuatan alat permainan Jika APE yang akan
dibuat telah ditentukan maka selanjutnya guru membuat rancangan atau desain
alat permainan tersebut untuk memudahkan dalam pembuatannya. Dalam
rancangan pembuatan APE tersebut biasanya dikemukakan aspek
perkembangan anak yang dapat dikembangkan melalui APE tersebut, Alat dan
bahan pembuatan yang dibutuhkan, teknik pembuatan dan bagaimana cara
menggunakannya.

 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Pada tahap berikutnya


berdasarkan rancangan yang telah ada, guru mempersiapkan alat dan bahan-
bahan yang diperlukan sehingga pada saat proses pembuatan tidak
menghadapi kendala dan dapat dilakukan sesuai rencana.

 Membuat alat permainan sesuai dengan rencana atau sesuai dengan kondisi
alat dan bahan yang ada. Pada tahap ini apa yang telah menjadi rencana
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur pembuatan yang telah ditentukan.
Pada tahap ini ide dan rencana dilaksanakan dengan memanfaatkan alat dan
bahan yang telah dipilih. Kejelian dan kreativitas guru akan sangat mendukung
dihasilkannya alat permainan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
lembaga PAUD.

 Memeriksa hasil pembuatan alat permainan, apakah sesuai atau benar telah
menghasilkan alat permainan edukatif. Setelah guru membuat alat permainan
edukatif tertentu, guru masih perlu mengecek apakah alat permainan edukatif
yang dibuat telah sesuai dengan APE yang diharapkan dalam arti telah

18
memenuhi syarat edukatif, teknis dan estetis. Hal tersebut perlu diperhatikan
sebab tidak jarang guru yang membuat alat permainan edukatif, setelah
ditelaah belum menghasilkan alat permainan edukatif yang sesuai dengan
persyaratan yang ada (standar).

BAB III
PENUTUP

19
Kesimpulan

Media pembelajaran sederhana merupakan media yang tidak berbasis


teknologi, dapat dibuat sendiri, dan tidak memerlukan biaya mahal.

Unsur-unsur dalam pembuatan media pembelajaran, meliputi: kesederhanaan,


keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna.

Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dapat membuat sendiri media


sederhana yang memiliki nilai ekonomis dan kepraktisannya, berupa gambar atau
foto.

Suatu alat permainan dikategorikan sebagai alat permainan edukatif jika


memenuhi cirri-ciri sebagai berikut: alat permainan tersebut ditujukan untuk anak
usia dini, difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak usia
dini, dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan
aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna, aman atau tidak berbahaya
bagi anak, dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak, bersifat
konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan, dan mengandung nilai pendidikan
serta berfungsi untuk menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan
bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak,
menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif,
memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan
kemampuan dasar, dan memberikan kesempatan anak bersosialisasi,
berkomunikasi dengan teman sebaya.

DAFTAR PUSTAKA

20
https://diahikfinatus.wordpress.com/2018/04/29/pembuatan-media-pembelajaran-
sederhana/amp/#referrer=https://www.google.com&csi=1

https://docplayer.info/32520350-Pengembangan-alat-permainan-edukatif-di-
lembaga-pendidikan-anak-usia-dini-paud.html

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197010221998022-
CUCU_ELIYAWATI/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_USIA_DINI-PPG_UPI.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai