LOGIS
Whinda J. Bata 00.08
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia globalisasi ini, seorang anak akan lebih mudah dalam mengembangkan
potensi kecerdasan matematis yang mereka miliki karena tersedianya sarana dan
prasarana yang mendukung pengembangan kecerdasan matematis logis seorang anak.
Anakanak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola
dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar
menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu, anak anak yang
terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu, anak anak yang cerdas
secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka dan dapat mengingat
bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Hubungan antara matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara ketat
mengikuti hukum dasar, dan ada konsistensi dalam pemikiran logis. Filsuf Yunani
Aristoteles mungkin adalah yang pertama kali mengidentifikasikan dan menformalkan
hukum logika. Hukum ini menjelaskan bagaimana argumentasi disusun, bukti dan syarat
dinyatakan dan kesimpulan tersebut. Dari logikalah timbul pemikiran ilmiah sehingga
timbul hipotesis dari pengamatan, hasil dari revolusi ilmiah masih kuat dirasakan
sekarang, karena alasan inilah Dr. Howard Gardner menyertakan kecerdasan logis
matematis sebagai salah satu kecerdasan yang paling penting dalam klasifikasinya.
B.
Rumusan Masalah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa saja ciri-ciri dan karakter anak yang mempunyai kecerdasan logika matematika?
Bagaimana tahap perkembangan peningkatan kecerdasan matematis logis?
Bagaimana cara memahami anak yang mempunyai kecerdasan logis?
Apa saja kecerdasan yang terkait kecerdasan matematis-logis?
Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan matematis logis?
Apa saja permasalahan dalam perkembangan kecerdasan matematis-logis dan
solusinya?
C.
Tujuan
BAB II
ISI
A.
bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan logika matematika adalah anak-anak yang
memiliki kemampuan-kemampuan matematika berpikir melalui pola-pola dan hubunganhubungan yang abstrak, mereka belajar dengan cara menggunakan teka-teki dan
permainan logika.
B.
C.
1,5
tahun
3 4 tahun Anak
menyukai
kegiatan
menyusun
benda
berdasasrkan urutan kecil ke besar. Diusia ini anak
telah berada dalam tahap perkembangan berpikir
untuk menimbang dan mengukur.Anak usia 3 tahun
sudah mulai menyadari konsep pola tertentu, misal
kancing yang disusun dengan pola warna tertentu
biru, merah, kuning, hijau, anak usia ini sudah dapat
meniru susunan dengan pola yang samaKonsep logika
lain yang mulai berkembang adalah konsep tentang
hubungan sebab akibat.
Hal hal yang relatif bisa diukur :
Mengenal ciri diri sendiri
Mengenal warna
Mengenal konsep persamaan dan perbedaan
Mengelompokkan benda berdasarkan warna
dan bentuk
Mengenal macam macam rasa dan bau
Menentukan posisi luar dalam, atas bawah
mengenal bangun geometri seperti persegi
panjang, segitiga dan lingkaran) dan mulai
mengidentifikasi bentuk geometri dengan
benda yang ada disekitarnya
Mengenal ukuran panjang pendek, berat
ringan dari benda benda yang ada disekitarnya
mengenal waktu dengan matahari, siang
malam
Mengenal lambang bilangan 1 10
Anak biasanya sudah mulai memahami konsep
bilangan, dan berkembang kepekaannya terhadap
konsep ukuran ukuran yang ada disekitarnyaHal hal
yang relatif bisa diukur :
Mengenal lebih banyak ciri diri sendiri dan
mengenali persamaan dan perbedaan dirinya
denngan orang lain
Menghubungkan ukuran dengan benda yang
ada disekitarnya
Menghubungkan bentuk geometri dengan
benda yang ada disekitarnya
memperkirakan
ukuran
jumlah,
panjang
pendek, berat ringan benda benda yang
ditemuinya
Mengurutkan
benda
berdasarkan
warna,
ukuran, jenis permukaan denngan pola tertentu
Mengamati perubahan bentuk cair, beku, uap
dan embun
Menentukan posisi kiri kanan, depan belakang
Mengenal konsep waktu berdasarkan kegiatan
mengenal konsep hari
Mengenal konsep dan lambang bilangan 1 20
4 5 tahun
D.
1.
2.
3.
yang dijatuhkan (gravitasi), kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacammacam rasa, bau dan suara.
4.
Membilangkan atau menyebut urutan bilangan minimal 1-10.
5.
Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda
sampai 5).
6.
Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segi empat, segitiga).
7.
Memasang benda-benda dengan pasangannya.
8.
Membedakan konsep kasar-halus melalui panca indra.
9.
Menyebut konsep depan-belakang-tengah, atas-bawah, luar-dalam, pertama-terakhirdiantara, keluar-masuk, naik-turun, maju-mundur.
E.
Beberapa Kecerdasan yang Terkait Kecerdasan Matematis-Logis
Beberapa kecerdasan yang terkait dengan kecerdasan matematika-logika antara lain:
Membilang (mengurutkan angka dari kecil ke besar misalnya dari 1-20)
Mengenal konsep logika matematika sederhana misalnya lebih besar, lebih kecil, sedikit,
banyak, jauh, dekat, panjang, pendek, dan lain-lain.
Beberapa permainan yang bisa digunakan untuk mengembangkan kecerdasan
matematika logika antara lain:
1. Mengenal angka
Orang tua atau pendidik dapat membimbing anak PAUD dalam mengenal angka dengan
berbagai macam permainan, diantaranya adalah: menyanyikan lagu (misalnya lagu
satu-satu aku sayang ibu), bermain angka melalui gambar dan puzzle serta
mengurutkan gambar bilangan dari yang kecil hingga yang besar juga mengenalkan
anak pada mata uang yang dipergunakan.
2. Menghitung benda
Menghitung benda dapat dikenalkan
dengan berbagai macam cara, diantaranya
seperti menyanyikan lagu Balonku ada 5,
mengajak anak-anak untuk menghitung jumlah
benda-benda yang ditemui (misalnya ibu atau
pendidik membawa buah mangga, anak diminta
menghitung jumlahnya), anak juga dapat dilatih
mengenal jumlah barang-barang yang dimiliki
(misalnya berapa jumlah buku yang dimiliki,
jumlah pensil yang dimiliki, dan lain-lain). Sejak
kecil anak dapat dilatih untuk mengetahui
jumlah uang yang dimiliki dan melakukan transaksi jual beli sederhana, seperti membeli
makanan kecil atau permen.
3. Membandingkan benda
Pendidik atau orang tua dapat melatih anak membandingkan benda yang lebih
besar dengan yang lebih kecil, yang lebih panjang dengan yang lebih pendek, yang lebih
jauh dengan yang lebih dekat dan seterusnya. Permainan dengan membandingkan
benda atau sesuatu tidak membutuhkan peralatan yang sulit, misalnya saja pendidik
atau orang tua memasukkan air ke dalam dua gelas dengan volume air yang berbeda
kemudian anak diminta untuk menilai, gelas mana yang isi airnya lebih banyak dan lebih
sedikit.
4. Mengenal alat ukur
Selain mengenalkan berbagai macam ukuran serta bilangan, penting bagi
pendidik dan orang tua untuk mengenalkan alat ukur kepada anak. Hal itu adalah untuk
memberikan pengetahuan tentang fungsi dan kegunaan berbagai macam alat ukur,
misalnya termometer untuk mengukur suhu badan, timbangan berat badan untuk
mengukur berat badan dan lain sebagainya.
Bidang pekerjaan/profesi yang dapat diraih oleh mereka yang mempunyai kecerdasan
logika adalah:
1. Akuntan (accountant/economist)
2. ATC (air traffic controller)
3. Juru Taksir/Pialang (appraiser/mortgage broker/stockbroker)
4. Astronot (astronaut)
5. Auditor/Statistikawan ( auditor/statistician)
6. Bankir, Peneliti, Analis investasi (banker/investment analyst/researcher/treasurer)
7. Analis Keuangan (bookkeeper/budget analyst)
8. Enjiner/teknisi ( engineer/technician)
9. Ahli iklim (climatologist)
10. Ahli sandi/kode (code breaker/cryptanalyst)
11. Programmer (computer programmer/data analyst/video game designer/programmer/Web
master)
12. Meteorolog (meteorologist)
13. Saintis/scientist (biologist, chemist, physicist, astronomer, geologist, botanist,
oceanographer)
14. Guru/dosen ilmu pasti (science teacher)
15. Penulis keteknikan (technical writer)
F.
Cara Mengembangkan Kecerdasan Logis
Thomas Amstrong dalam bukunya 7 Smart of Kind menyebutkan ada 25 cara
mengembangkan kecerdasan Logika ini, yaitu:
1.
Lakukan permainan logika matematika dengan teman atau keluarga.
2.
Pelajari cara menggunakan sempoa
3.
Kerjakan teka-teki logika/asah otak.
4.
Siapkan kalkulator untuk menghitung soal matematika yang anda hadapi sehari-hari.
5.
Pelajari sebuah bahasa komputer.
6.
Belilah perangkat sains dan lakukan beberapa percobaan ilmiah.
7.
Adakan diskusi keluarga tentang konsep matematika atau sains di dlam berita.
8.
Ambil kursus tentang sains atau matematika, atau beli buku dan dipelajari secara
mandiri.
9.
Berlatih memecahkan persoalan matematika sederhana.
10. Bacalah, baik di majalah atau surat kabar bagian konsep ekonomi atau keuangan yang
belum anda kenal sebelumnya.
11. Kunjungi musium sains, planetarium, atau pusat sains lainnya.
12. Bacalah tentang penemuan matematika/sains lainnya.
13. Bacalah cara meggunakan heuristik dalam memecahkan masalah.
14. Bentuk sebuah kelompok studi untuk membahas penemuan ilmiah terakhir serta
implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
15. Tontonlah tanyangan dokumenter mengenai sains.
16. Lingkari konsep sains/matematika yang belum anda kenal dalam bacaan, carilah
penjelasan, baik dari buku atau orang yang mengetahuinya.
17. Rekam suara anda yang sedang berbicara keras-keras tentang cara memecahkan
persoalan matematika yang rumit.
18. Identifikasikan konsep ilmiah yang penting disekitar rumah atau lingkungan anda.
19. Berlangganan majalah ilmiah.
20. Hadapi, jangan hindari, soal matematika dalam hidup sehari-hari.
21. Beli mikroskop, teleskop atau yang lainnya untuk mengamati atau meneliti alam sekitar
anda ,
22. Ajarkan konsep matematika atau sains kepada orang yang kurang mengetahuinya.
23. Kunjungi laboratorium sains atau tempat lainnya dimana konsep dan atau matematika
digunakan.
24. Gunakan balok, butir kacang, atau benda konkrit lainnya dalam mempelajari knsep
matematika yang masih baru.
25. Buatlah kelompok pendukung "orang yang takut matematika" bagi mereka yang merasa
cemas bila dipaksa berurusan dengan angka.
G. Permasalahan dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis-Logis dan
Solusinya
Bagaimana kita merangsang kecerdasan matematis logis anak sejak usia dini?
Bagaimana kita menanamkan konsep matematis logis sejak usia dini? Kita bisa
mengenalkan pertama kali pemahaman konsep matematika sejak usia dini dari
lingkungan sekitar kita dan pengalaman sehari-hari anak serta memberikan stimulasi
yang mendukung. Dalam pendidikan anak, peran orangtua tak tergantikan dan rumah
merupakan basis utama pendidikan anak. Banyak permainan eksplorasi yang bisa
mengasah kemampuan logika matematika anak, namun tentu hal ini harus disesuaikan
dengan usia anak. Saat anak balita bermain pasir, anak sesungguhnya sedang
menghidupkan otot tangannya yang melatih motorik halusnya sehingga kelak anak
mampu memegang pensil, menggambar dan lain-lain. Dengan bermain pasir anak
sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau menakar yang kelak semua itu
ada dalam matematika tetapi, dalam hal ini orang tua harus tetap memerhatikan sang
ank agar tidak memakan pasir itu.
Pada saat menerapkan konsep pengenalan angka, orang tua paling tidak
menyediakan suatu angka dengan simbol misalnya ketika orang tua mengatakan saya
memiliki buah apel, maka orang tua seharusnya mengenalkannya dengan buah
sesungguhnya sehingga anak paham tentang konsep angka dan bilangan. Lagu juga bisa
menjadi media untuk memperkenalkan berbagai tema tentang angka. Contoh lagu
dengan tema tentang angka adalah satu-satu Aku sayang Ibu, dua-dua...dst. Lagu ini
tidak hanya mengenalkan angka tetapi subjek yang ada di sekitar anak tersebut.
Setelah anak mengenal bilangan 1 sampai 10, maka bisa dikenalkan bilangan nol.
Memberikan pemahaman konsep bilangan nol pada anak usia dini tidaklah mudah.
Permainan ini dapat dilakukan dengan menghitung magnet yang ditempelkan di kulkas.
Cobalah mengambil satu persatu dan mintalah anak menghitung yang tersisa. Lakukan
berulangkali sehingga magnet di kulkas tidak ada lagi yang melekat. Saat itu dapat
diunjukkan bahwa yang dilihat pada kulkas adalah 0 (nol) magnet.
Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan
yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta
mengelompokkan sayuran berdasarkan warna. Mengasah kemampuan berhitung dalam
pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah
maka sisanya berapa. Sesekali lakukan juga kegiatan membuat kue bersama, selain
dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar
matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu. Memasak sambil
melihat resep juga melatih keterampilan membaca dan belajar kosakata. Jangan risaukan
keadaan dapur yang akan menjadi kotor dan berantakan dengan tepung dan barangbarang yang bertebaran, karena seperti slogan sebuah iklan bahwa berani kotor itu baik.
Anak senang dan tanpa sadar mereka telah belajar banyak hal. Saat dimeja makan pun
kita mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita
sekelurga kebagian semua, puding ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila puding sudah
dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini
terkait dengan konsep pecahan.
Kita dapat juga memberikan konsep matematika seperti pemahaman kuantitas,
seperti berapa jumlah ikan hias di akuarium. Ketika bersantai di depan rumah, anak
diajak menghitung berapa banyak motor yang lewat dalam 10 menit. Kenalkan juga
konsep perbandingan seperti lebih besar, lebih kecil dan sebagainya, misalnya dengan
menanyakan pada anak roti bolu dengan roti donat mana yang ukurannya lebih besar.
Saat kita mengenalkan dan menanyakan pada anak bahwa mobil bergerak lebih cepat
daripada motor, pohon kelapa lebih tinggi dari pohon jambu, atau tas kakak lebih berat
daripada tas adik, sebenarnya hal ini sudah termasuk mengajarkan anak pada konsep
kecepatan, panjang dan berat, sehingga fungsi kecerdasan matematikanya menjadi aktif.
Untuk kegiatan di luar rumah, ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia
dalam transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti
penjumlahan dan pengurangan. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasarpasaran dengan teman-temannya. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan
yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan
dengan benda-benda disekitar mereka Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga,
segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang
baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat
roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya
segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya. Kita juga bisa memberikan gamegame dalam komputer yang edukatif yang mampu merangsang kecerdasan anak.
Permainan-permainan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan
kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak atau dakon sebagai sarana
belajar berhitung dan juga bermanfaat melatih kemampuan manipulasi motorik halus
terutama melatih kekuatan jari tangan yang di kemudian hari bermanfaat untuk
persiapan menulis. Selama bermain anak dituntut untuk fokus mengikuti alur
permainanyang pada gilirannya akan melatih konsentrasi dan ketekunan anak yang
dibutuhkan saat anak mengikuti pelajaran disekolah.
Mengapa stimulasi untuk kecerdasan anak banyak melalui permainan-permainan
dan kegiatan bermain yang menyenangkan? Karena dengan bermain akan membuat
anak dapat mengekspresikan gagasan dan perasaan serta membuat anak menjadi lebih
kreatif. Dengan bermain juga akan melatih kognisi atau kemampuan belajar anak
berdasarkan apa yang dialami dan diamati dari sekelilingnya. Saat memainkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kecerdasan logika matematis merupakan salah satu kecerdasan yang terdapat dalam
kecerdasanmultiple intelegences.Kecerdasan matematis-logis adalah kecerdasan yang
melibatkan keterampilan mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran
menggunakan penalaran atau logika dengan benar.
2. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi
kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
3. Tahap perkembangan peningkatan kecerdasan matematis logis dibagi atas usia antara
0-1 tahun, 1,5-2,5 tahun, 3-4 tahun, dan 4-5 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Kloponom, 2012. Kecerdasan Matematis
Logis.http://kloponom.wordpress.com/paud/kecerdasan-majemuk/kecerdasanmatematis-logis/ diakses tanggal 30 April 2014
Siska, 2013. Penerapan Kecerdasan Logika
Matematika.http://raudathulathfal.blogspot.com/2013/04/penerapan-kecerdasan-logikamatematika.html diakses tanggal 30 April 2014
Bagus, 2011. 25 Cara Mengembangkan Kecerdasan
Logika. http://baguserek.blogspot.com/2011/02/25-cara-mengembangkan-kecerdasanlogika.html diakses tanggal 30 April 2014