PENDAHULUAN
1
2
untuk mengikuti hawa nafsu yang sudah terancang di kepala, Hanya saja
umat manusia belum menyadarinya.
Ibnu Al-Jauzi memberikan penegasan dalam buku ini berupa
beberapa hal yang menyangkut Akhlak. Dimana Akhlak adalah hal yang
sangat harus benar-benar di bina, di pelajari bagaimana harus menguasai
fikiran agar tidak terjadi dan tidak terbuat hal-hal yang merusak moral serta
Akhlak.
Kitab ini sangat berhubungan dengan Akhlak dimana di zaman
yang sudah Modern yang disebut dengan Kontemporer, yang sering sekali
anak muda lalai akan Akhlak. Kitab ini memberikan gambaran yang bagus
tentang apa yang akan terjadi. Selain itu, di masa yang sudah lanjut ini,
orang-orang dapat mengetahui dengan cepat arus zaman yang sangat
canggih ini.
Secara etimologis, etika dapat diartikan sebagai sifat yang tiada habisnya
dari setiap orang yang juga disebut dengan watak atau watak. Kata Etika
berasal dari bahasa Arab yaitu Khuluqun ( )خلقyang menurut bahasanya
berarti budi pekerti, tingkah laku atau budi pekerti. (Muhammad Alim,
2011)
Dalam penalaran biasa, etika pada umumnya mempunyai arti kebiasaan,
toleransi, kebiasaan, dan sama dengan arti kata moral yang juga bertumpu
pada tingkah laku. Dalam bahasa Yunani, Etika digunakan dengan kata
ethos, ethikos, yang kemudian menjadi moral, kemudian disempurnakan
dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi Morals. (Rizal Mustansyir, 2003)
Menurut Abudin Nata, Etika adalah kegiatan yang dilakukan manusia
secara otomatis, namun kegiatan tersebut tertanam dalam jaringan dan
menyatu dengan ruh, sehingga dalam melakukan kegiatan tersebut tidak
lagi memerlukan pemikiran. (Abudin Nata, 1997)
Makna etika dalam tuturan, seperti yang ditunjukkan oleh para peneliti
tertentu seperti Ibnu Maskawaih, menggambarkan bahwa etika adalah
kondisi jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tanpa berpikir terlebih dahulu. Karakter adalah suatu keadaan dimana ruh
4
١٣ َو ِاْذ َقاَل ُلْقٰم ُن اِل ْبِنٖه َو ُهَو َيِع ُظٗه ٰي ُبَنَّي اَل ُتْش ِر ْك ِباِهّٰللۗ ِاَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ ْيٌم
6
َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِۚه َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه َو ْهًنا َع ٰل ى َو ْهٍن َّو ِفَص اُلٗه ِفْي َعاَم ْيِن َاِن اْشُك ْر ِلْي َو ِلَو اِل َد ْيَۗك
١٤ ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر
kitab Dzam Al-Hawa. Jadi, Batasan masalah penulisan ini adalah Kitab
Dzam Al-Hawa karya Ibnu Al-Jauzi yang meliputi:
a. Tentang Menjaga Pandangan
b. Tentang Bergaul dengan Lawan Jenis
c. Tentang Zina
ACUAN TEORI
12
13
Kata Sumber berasal dari Bahasa asing, yaitu Bahasa Arab yang
disebut mashdar yang jamaknya mashadir, yang dapat diartikan starting
point (titik point). Seringkali, kosakata dasar, prinsip tumpeng tindik
menjadi sumber pengetahuan dan nilai-nilai yang akan digunakan dan
16
ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم٢ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق١ ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق
٥ َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم٤ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم٣
c. Ijtihad
18
penting untuk membangun jiwa dan moral kita serta pencapaian iman di
kehidupan dunia dan di akhirat agar lebih mempererat hubungan kita
kepada Allah SWT.
2.2.2 Tujuan Khusus Pendidikan Agama Islam
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب
ٰۤل
اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم ْن َقْبُلۗ َو َم ْن َّيْكُفْر ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر
١٣٦ َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا
Menurut Tafsir Al-Misbah, ayat ini merupakan perintah untuk
berimaan kepada Allah, malaikat, rasul, dan hari akhir serta menjadikan
hal tersebut sebagaui dasar dari Agama. Oleh karena itu, pada saat
manusia kufur terhadap malaikat, Allah, Rasul, Kitab, dan hari akbhir
maka ia benar-benar dalam kesesatan yang sangat nyata.
Dari penjelasan ayat di atas, dapat di simpulkan bahwa setiap
orang yang beriman harus beriman kepada Allah dari segala yang telah di
tetapkan oleh Nya. Aqidah adalah suatu keyakinan terhadap apa yang di
perintahkan Allah. Dalam islam, rukun iman berisi tentang hal-hal yang
harus mempercayai adanya malaikat, rasul, kita-kitab, hari akhir dan
percaya kepada qadha dan qadhar dari Allah. Dalam menanamkan
kepercayaan seperti yang telah dipaparkan, pendidik memiliki tanggung
jawab untuk memimpin dan mengarahkan anakn agar dapat berinisiatif
dan memiliki startegi, serta menanamkan keyakinan agama yang kuat pada
diri mereka sejak diri hari. Siswa yang di ajarkan tentang ajaran agama
Islam yang telah di berikan lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, mereka
di ajarkan untuk mengemban ilmu ajaran islam yang kedepannya dapat
mereka terapkan dalam kehidupan seharfi-hari.
b. Akhlak
Akhlak berarti tabiat, atau sama artinya denganbudi pekerti. Dari
pandangan ini, ditegaskan bahwa moral tersebut sangat berkaitan dengan
bagaimana orang beraksi dan bertindak satu sama lain. Akhlak adalah ilmu
yang telah menjelaskan makna yang baik dan buruk, menjelaskan apa yang
24
َو ُهّٰللا َاْخ َر َج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّم ٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّوَجَعَل َلُك ُم الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر
۞ ُهّٰللَا اَّلِذ ْي َس َّخ َر َلُك ُم اْلَبْح َر ِلَتْج ِر َي اْلُفْلُك ِفْيِه ِبَاْم ِر ٖه َو ِلَتْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِلٖه َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َۚن
َو َس َّخ َر َلُك ْم َّم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًعا ِّم ْنُه١٢
َو اَل ُتَص ِّعْر َخَّد َك ِللَّناِس َو اَل َتْم ِش ِفى اَاْلْر ِض َم َر ًح ۗا ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل
١٨ َفُخ ْو ٍۚر
c. Fikih
Fikih secara bahasa memiliki arti faham atau mengerti.
(T.M Hasbi Ash-Shidqy, 2005)
Allah berfirman dalam Qur’an surah At-
Taubah ayat 122 :
۞ َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِلَيْنِفُرْو ا َك ۤا َّفًۗة َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِّم ْنُهْم َطۤا ِٕىَفٌة ِّلَيَتَفَّقُهْو ا
١٢٢ ࣖ ِفى الِّدْيِن َو ِلُيْنِذ ُرْو ا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا َر َج ُع ْٓو ا ِاَلْيِهْم َلَع َّلُهْم َيْح َذ ُرْو َن
Menurut Tafsir Ringkas Kemenag, Pada bagian
sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang Allah janjikan kepada
orang-orang yang melakukan sesuatu yang bermanfaat. Bait ini
memberi makna akan pentingnya pembagian tugas kerja yang
diselaraskan dengan pernyataan bahwa tidak pantas bagi
penganutnya untuk berperang semua sehingga hal-hal yang
berbeda diabaikan. Mengapa tidak ada beberapa dari setiap
kelompok di antara mereka yang benar-benar mengembangkan
informasi ketat mereka dan memperingatkan mereka dengan
menyebarkan informasi ini kepada kerabat mereka ketika mereka
kembali dari perang atau tugas apa pun? Informasi ketat ini penting
27
d. Sejarah Islam
Di dalam Kamus Umum Indonesi telah di sebutkan
Rangkaian pengalaman tersebut mengandung tiga implikasi, yaitu
asal usul atau titik tolak tertentu, peristiwa yang benar-benar terjadi
sebelumnya, serta ilmu pengetahuan, informasi atau dongeng
tentang peristiwa yang benar-benar terjadi. (W.J.S
Poerwadatminta, 1952)
Sebagaimana ditunjukkan dalam perspektif pendidikan
Islam, tujuan menampilkan sejarah antara lain:
28
٣ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم٢ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق١ ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق
٥ َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم٤ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم
penciptaan manusia.
(Abu Fida Al-Hafiz Ibnu Katsir Al Dimisqi, n.d.)
(رواه مسلم عن أبي هريرة. َوُهللا ِفى َع ْو ِن اْلَعْبِد َم اَك اَن اْلَعْبُد ِفي َع ْو ِن َأِخ ْيِه
َال ُيِقْيُم الَّرُجُل الَّرُج َل ِم ْن َم ْقَعِدِه ُثَّم َيْج ِلُس ِفْيِه َو ٰل ِكْن َتَفَّس ُحْو ا َو َتَو َّس ُعْو ا.
٢٩ ِكٰت ٌب َاْنَز ْلٰن ُه ِاَلْيَك ُم ٰب َر ٌك ِّلَيَّد َّبُر ْٓو ا ٰا ٰي ِتٖه َو ِلَيَتَذَّك َر ُاوُلوا اَاْلْلَباِب
َك اَن الَّرُجُل ِفْيَنا ِإَذ ا َتَع َّلَم َع ْش َر َاَياٍت ِم َن اْلُقْر آِن لَم ْ َيَتَج اَو ْز ُهَّن َح َّتى َيْع َلَم َم ا
) (رواه أحمد.ِفْيَها َو َيْع َلَم ِبَم ا ِفْيَها
۞ َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِلَيْنِفُرْو ا َك ۤا َّفًۗة َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِّم ْنُهْم َطۤا ِٕىَفٌة ِّلَيَتَفَّقُهْو ا ِفى الِّدْيِن
١٢٢ ࣖ َو ِلُيْنِذ ُرْو ا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا َر َج ُع ْٓو ا ِاَلْيِه ْم َلَع َّلُهْم َيْح َذ ُرْو َن
diselesaikan dalam waktu dekat. cara yang lebih layak dan bernilai
sehingga ketabahan mental individu Islam dapat tergerak.
Dalam hal ini, para ulama Islam telah menetapkan suatu kaidah
yang berbunyi:
َم ا َال َيِتُّم اْلَو اِج ُب ِإَّال ِبِه َفُهَو َو اِج ٌب
ٰۤل
َو َع َّلَم ٰا َد َم اَاْلْس َم ۤا َء ُك َّلَها ُثَّم َع َر َض ُهْم َع َلى اْلَم ِٕىَك ِة َفَقاَل َاْۢن ِبُٔـْو ِنْي ِبَاْس َم ۤا ِء ٰٓهُؤ ۤاَل ِء ِاْن ُكْنُتْم
٣١ ٰص ِدِقْيَن
Adam adalah manusia utama dan belum ada manusia lain yang
memperlihatkannya, sehingga Allah dengan lugas memerintahkan
dan mendidiknya. Selain itu, Adam pun siap menjadi khalifah,
khususnya pionir di muka bumi. Bagaimana pun, cara Allah dalam
mendidik dan mendidik Adam tidak menyukai manusia yang saling
mencontohkan, namun dengan mendidik secara lugas dan
memberinya kesempatan untuk menumbuhkan daya nalarnya
sehingga ia dapat mengetahui setiap nama-nama yang ada di
hadapannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan peneliti dalam kajian ini adalah Buku Dzam Al-
Hawa karya Ibnu Al-Jauzi yang merupakan metode library research. Dan
ada dua sumber yang di ambil untuk meneliti, yaitu
1. Sumber Data Primer
Agar informasi tertentu diperoleh dari sumber-sumber khusus yang
memuat data-data pokok atau informasi hasil pemeriksaan, untuk itu
sumber utama yang digunakan analis adalah buku Dzam Al-Hawa
karya Ibnu Al-Jauzi.
2. Sumber Data Skunder
Khususnya sumber informasi yang membantu buku utama dan
berhubungan dengan objek ujian. Dalam acara ini, pakar
memanfaatkan sumber-sumber data skunder yang terdiri dari buku-
buku, jurnal, artikel serta penelitian terdahulu yang di tulis dan di
39
40
43
44
1. Nawaasikul Quraan
2. Zaadul Masirfii ‘Ilmit Tafsir
3. Dzammul Hawa
45
4.1.5 Wafat
ِاْح َتِج َبا ِم ْنُه َفُقْلُت َياَر ُسْو َل ِهللا َأَلْيَس ُهَو َأْع َم ى َال ُيْبِص ُرَنا َو َال َيْع ِرُفَنا ؟ َفَقاَل َر ُسْو ُل ِهللا
رواه ابو داود والترمذى. َص َّلى ِهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأْو ُع ْم ًياَو ِاْن َأْنُتَم ا َأَلْس ُتَم ا ُتْبِصَر اِنِه ؟
Dari Ummu Salamah, bahwa ketika dia dan Maimunah
sedang dekat dengan Kurir Allah, Abdullah wadah Umi Maktum
datang dan pergi ke tempat Nabi (sekitar saat itu ada permintaan
hijab). Kurir Allah meminta Ummu Salamah dan Maimunah untuk
mengambil perlindungan (memakai jilbab) dari wadah Abdullah
Umi Maktum, Ummu Salamah berkata, Wahai Kurir Allah, apakah
dia akan mengatakan bahwa dia tunanetra dan tidak memiliki
gagasan yang paling berkabut dan mengenal kami ?, jawab
Rasulullah, apakah kalian berdua tunanetra dan tidak dapat
melihatnya? (Sejarah Abu Dāud dan at-Tirmidzi)
Selain itu, wanita juga diharapkan menutup kepala dan
dada dengan jilbab, sehingga rambut, leher, dan dada tidak terlihat.
Mengingat kecenderungan wanita untuk menutup kepala namun
menarik kain kafan ke belakang sehingga leher dan sebagian dada
terlihat, hal ini biasanya diharapkan oleh wanita yang tidak sadar.
Selain itu, wanita juga dilarang memperlihatkan
permatanya kepada orang lain, kecuali benda-benda yang tidak
boleh ditutup-tutupi, seperti cincin, eyeshadow, henna, dan lain-
lain. Berbeda dengan gelang tangan, gelang kaki, aksesoris,
mahkota, syal, lingkaran. , yang semuanya dilarang untuk
diperlihatkan, karena terdapat pada bagian-bagian tubuh yang
penting bagi alat kelamin perempuan, karena barang-barang
tersebut terdapat pada lengan, betis, leher, kepala, dan sebagainya.
pada. lebih jauh lagi, telinga yang tidak boleh dilihat orang lain.
Perhiasan ini hanya boleh dilihat oleh pasangannya,
padahal pasangannya boleh saja melihat seluruh bagian tubuh
pasangannya, ayahnya, ayah dari pasangannya (dalam peraturan),
anak-anaknya, anak-anak dari pasangannya, dia sanak saudaranya,
anak dari saudara-saudaranya, anak-anaknya. saudara
49
Rasulullah bersabda,
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan
perempuan dan janganlah perempuan berpergian kecuali
bersama dengan mahramnya”
Dari Hadist tersebut, Ibnu Al-Jauzi menjelaskan bahwa saat
seorang laki-laki bergaul dengan perempuan apapun bisa saja
terjadi, meskipun dalam hal yang jauh dari kegiatan yang negatif,
tapi tidak menutup kemungkinan untuk dipastikan tidak
bersentuhan, membahas sesuatu yang negatif, duduk berdekatan
dan jika berduaan dengan yang bukan muhrim bisa di pastikan
pasti nafsu akan meraja lela, mulai dari fikiran yang mengkosep
apa yang akan di lakukan, lalu menimbang apaka akan melakukan
atau tidak, dan pada akhirnya tindakan pun terjadi, tangan dapat
menyentuh, batin dapat merasakan serta nafsu pun menguasai
pikiran dan akal, sehingga tak terhentikan.
Memang saat kita bergaul dengan lawan jenis, saat
membahas atau sharing ilmu pengetahuan, kita bisa mendapatkan
ilmu, mendapatkan wawasan, membuka fikiran yang dapat
menambah sumber pendidikan. Tapi di balik itu semua kita juga
bisa terjerumus kedalam hal yang tidak di ingninkan. Allah
berfirman dalam Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13,
53
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم
َخ ِبْيٌر
َطاَف َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َلى َر اِح َلِت ِه اْلَقْص َو اِء َي ْو َم اْلَفْتِح َو اْس َتَلَم
الُّر ْك ُن ِبِم ْح َجِنِه َو َم ا َو َج َد َلَها ُم َناًخ ا ِفى اْلَم ْس ِج ِد َح َّتى ُأْخ ِر َج ْت ِإَلى َبْطِن اْل َو اِد ِّي َف ُأِنْيَخ ْت ُثَّم
َأَّم ا َبْعُد َأُّيَها الَّناُس َف ِإَّن َهللا َق ْد َأْذ َهَب َع ْنُك ْم ُع ِبَّي َة اْلَج اِهِلَّي ِة َي ا: َحِم َد َهللا َو َأْثَنى َع َلْيِه ُثَّم َقاَل
ِبٌّر َتِقٌّي َك ِرْيٌم َع َلى َر ِّب ِه َو َف اِج ٌر َش ِقٌّي َهِّيٌن َع َلى َر ِّب ِه ُثَّم َتَال: َأُّيَها الَّناُس ِإَّنَم ا الَّناُس َر ُج َالِن
(َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُأْنَثى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعْو ًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفْو ا) َح تَّى َقَر َأ اآلَي َة
) َأُقْو ُل َقْو ِلى َهَذ ا َو َاْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ) (رواه ابن حبان والترمذي عن ابن عمر: ُثَّم َقاَل
4.2.3 Zina
Ketahuilah bahwasannya zina termasuk kedalam dosa
besar, namun zina itu bertingkat-tingkat, satu tingkatan terkadang
lebih berat dosanya dari tingkatan yang lainnya. Zina yang paling
berat adalah saat laki-laki dan perempuan masih ada hubungan
mahram tetapi mereka melakukan hubungan saat tercampurnya
sperma dan nasab. Begitu juga seorang laki-dan perempuan yang
belum halal, seorang laki dengan istri orang, seorang wanita
dengan suami orang.
Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 32,
َو اَل َتْقَر ُبوا الِّز ٰن ٓى ِاَّنٗه َك اَن َفاِح َش ًةۗ َو َس ۤا َء َس ِبْياًل
4.3 Relavansi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kitab Dzam Al-
Hawa karya Ibnu Al-Jauzi dengan Pendidikan Kontemporer
58
1. Menjaga Pandangan
ُقْل ِّلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َيُغ ُّض ْو ا ِم ْن َاْبَص اِر ِهْم َو َيْح َفُظْو ا ُفُرْو َج ُهْۗم ٰذ ِلَك َاْز ٰك ى َلُهْۗم ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌۢر ِبَم ا َيْص َنُعْو َن
3. Zina
Pada zaman kontemporer ini manusia tidak boleh
terjerumus kedalam tindakan dan perilaku yang di awal memang
dapat suatu kenikmatan yang tiada tara, tapi di akhir allah bahkan
akan melipat gandakan dosa bagi pendosa zina. Mendengar kata
“Zina” saja kita pasti mengarah ke hal yang negatif. Apalagi Saat
melihat, mendengar dan melakukan. Dengan adanya
perkembangan teknologi yang memajukan anak bangsa, bukan
mengembangkan pendidikan anak yang harus pandai mengontrol
pergaulan, pertemanan dengan orang-orang yang bahkan tidak tahu
isi pikiran dan otaknya, bisa saja akan berbuat kasar.
Masa depan itu terletak pada diri sendiri. Kalau diri sendiri
tidak pandai mengontrol akal dan pikiran, maka hawa nafsulah
yang akan menguasai otak. Melihat banyaknya fenomena
60
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kitab Dzam Al-Hawa
Karya Ibnu Al-Jauzi yang peneliti teliti adalah urgensi dibidang
Akhlak. Ada 3 pembagian pembahasan yang menuju kepada Akhlak
yaitu Menjaga Pandangan, Bergaul dengan lawan jenis, dan Zina.
Dimana ketiga sub materi ini lebih mengajarkan bagaimana dan apa
yang harus di lakukan untuk menghindari perbuatan keji tersebut yang
dapat mengantarkan kita pada jalan yang sesat. Ibnu Al-Jauzi
menegaskan bahwa Orang-orang yang berdekatan dengan fitnah maka
akan sulit dengan untuk selamat darinya. Maka berjauhlah saat sudah
akan dekat dengan fitnah tersebut, sebagaimana saat hati-hati disertai
dengan selamat, berdekatan dengan fitnah disertai dengan musibah
yang akan menimpa.
b. Relavansi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kitab Dzam Al-
Hawa Karya Ibnu Al-Jauzi dengan Pendidikan Kontemporer adalah
terkait dengan isu-isu yang berhubungan dengan dunia pendidikan
yang tidak lagi tersentuh oleh aturan-aturan zaman dan berkembang
sesuai zaman sekarang lalu di hubungan dengan buku ini yang
membahas urgensi di bidang akhlak serta arah kepada cara
membimbing, mengatur, menjaga diri dari perbuatan dan menjaudi
dari segala yang Allah larang. Hubungannya pada pendidikan
kontemporer meliputi sesuatu hal yang terencanan untuk
mengembangakn apotensi anak didik berdasarkan kaidah-kaidah
agama islam di masa sekarang ini.
62
63
5.2 Saran
1. Sebaiknya para pembaca kitab Dzam Al-Hawa Karya Ibnu Al-Jauzi ini
mengetahui apa saja Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kitab
Dzam Al-Hawa Karya Ibnu Al-Jauzi.
2. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam menjadi suatu hal yang sangat
penting untuk di pelajari karena diharapkan agar peneliti selanjutnya
dapat mengangkat materi yang dapat di kaitkan dengan pendapat-
pendapat ulama modern untuk memperluas pembahasan.
3. Ibnu Al-Jauzi memiliki keilmuan yang luas serta menguasai banyak
cabang ilmu, termasuk Akhlak. Dengan ini peneliti mengharapkan
untuk memperdalam dan mempelajari serta membahas tentang
pendapat Ibnu Al-Jauzi lainnya, terutama tentang Nilai-nilai
Pendidikan Agama Islam.