Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AQIDAH AHLAK

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBINAAN AHLAK”

KELOMPOK X

FISIKA-A

 MAULIDA ILYAS 60400115001


 RISKA YULIAMDANI 604001150
 MIRNAWATI 604001150

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai umat manusia kita harus senantiasa taat menjalankan perintahnya agama, yaitu
dengan menjalankan segala perintah Allah, serta meninggalkan apa-apa yang dilarang olehnya di
abad 21 ini, mungkin banyak diantara kita yang masih berkurang memperhatikan dan
mempelajari akhlak. Yang perlu diingat, bahwa Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang memang
seharusnya kita utamakan,disamping mempelajari akhlak. Karena tauhid merupakan realisasi
akhlak seorang hamba terhadap Allah, seseorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia
adalah sebaik-baiknya manusia.

Namun, pada pernyataannya dilapangan. Usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai


lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukkan
bahwa akhlak perlu dibina. Dari pembinaan tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi muslim yang
berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasul-Nya hormat kepada ibu bapak dan sayang kepada
sesama mahluk ciptaan Allah.

Dengan demikian pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha-usaha sungguh-


sungguh dalam rangka membentuk akhlak anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan
pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan
konsisten.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu “Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi pembinaan ahlak?”

C. Tujuan

Tujuan pada praktikum ini adalah “Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pembinaan ahlak”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan
linguistik (kebahasaan), pendekatan terminologik (peristilahan).

Dari sudut pembahasan, akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun ‫ق‬ ٌ ُ‫ ُخل‬yang
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat[3]. Kata tersebut
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalaqun ‫ق‬ ٌ ‫ َخ ْل‬yang berarti kejadian, yang
juga erat hubungannya dengan ‫ق‬ ٌ ِ‫ خَ ال‬yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun
ُ
ٌ ْ‫ َم ْخلو‬yang berani yang diciptakan.
‫ق‬

Ibnu Athir menjelaskan bahwa: Hakikat makna khuluq itu, adalah gambaran batin manusia
yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqi merupakan gambaran bentuk luarnya
(raut muka, warna kulit, tinggi rendahnyaaa tubuh dan lain sebagainya).

Imam al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat
atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar
telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikirkan dan diangan-angankan lagi.

B. Pembentukan Akhlak

Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha
pendidikan, latihan, usaha keras dan pembinaan (muktasabah), bukan terjadi dengan sendirinya.
Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu
syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan
pendekatan yang tepat.

Akan tetapi, menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah
insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini cendrung kepada perbaikan
atau fitrah yang ada dalam diri manusia dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu
cendrung pada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini maka akhlak akan tumbuh dengan
sendirinya, walaupun tanpa bentuk atau diusahakan (ghair muktasabah). Kelompok ini lebih
lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin ini tidak akan sanggup mengubah
perbuatan batin.
C. Ruang Lingkup Akhlak Islam
 Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan
merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan
merusak badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan).
 Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga, contohnya
berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan
mereka.
 Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan soaial,
menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur'an dan
hadist
 Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat
kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.
 Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya,
beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah lakunya.

D. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari
kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari
wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada
umunya, ada tiga aliran yaitu:

 Nativisme
Menurut aliran ini faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang
adalah faktor pembawaan dapat berupa kecenderungan, bakat, akal. Jika seseorang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri
manusia, dan hal ini erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam
penentuan baik dan buruk. Namun dalam aliran ini tampaknya kurang menghargai
peran pembinaan dan pendidikan.
 Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkunagn sosial, termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan itu baik,
maka orang itu akan menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Aliran ini lebih percaya
kepada peranan pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
 Konvergensi
Menurut aliran ini berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak seseorang adalah faktor internal, yaitu pembawaan seseorang dan disertai
dengan faktor eksternal, yaitu pembinaan, pendidikan, dan interaksi dalam
lingkungan sosial.
Aliran konvergensi ini tampaknya yang lebih sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini
dapat dipahami dari ayat al-Qur’an berikut.

َ ‫َواهللاُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ْن بُطُوْ ِن اُ َّمهتِ ُك ْم الَ تَ ْعلَ ُموْ نَ َشيْأ ً َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َ ْب‬
‫صا َر‬
)٧٨: ‫ش ُكرُوْ نَ (النحل‬ ْ َ‫َوااْل َ ْفئِ َد ةَ لَ َعلَّ ُك ْم ت‬

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pengajaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl :78)

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manuasia memilki potensi untuk dididik,
yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati. Potensi tersebut harus disyukuri denagn
ajaran dan pendidikan.

Kesesuaian teori konvergensi ini juga sejalan dengan hadis Nabi saw. yang berbunyi:

)‫(رواه االبخا رى‬ ‫َصِّرا نِ ِه اَوْ يُ َم ِّج َسا نِ ِه‬ ْ ِ‫االف‬


َ ‫ط َر ِة فَاَبَ َواهُ يُهَ ِّودَا نِ ِه اَوْ يُن‬ ْ ‫ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى‬

Setiap anak yang dilahirkan dala keadaan (membawa) fithrah (rasa ketuhanan dan
kecenderungan kepada kebenaran), maka kedua orang tuanyalah yang membentuk
anak menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari)

Dengan demikan faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak manusia ada dua, yaitu
faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani yang dibawanya sejak
lahir, dan faktor dari luar yaitu pembinaan, pendidikan, serta interaksi dengan lingkungan sosial.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:

 Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah).
Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog
menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong
lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
o Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat
makan tanpa didorang oleh orang lain.
o Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".
o Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya
dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
o Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan
diri dari gangguan dan tantangan.
o Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
o Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa
perlu dipelajrari terlebih dahulu.

 Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu
Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang
sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
 Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan).Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya.
Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
 MILIEU
 Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan
lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara,
dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
o Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan
menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau
mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman
Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi
masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian
diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang
jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
o Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya
manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling
mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak
orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga
akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang
diberikan oleh guru-guru disekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Akhlaq adalah sebuah perangai manusia yang bisa dirubah atau dibentuk untuk manjadi
sebuah perangai yang baik, namun butuh waktu dan pembiasaan diri dalam proses
tersebut. Untuk itu perlu adanya beberapa hal yang menjadi faktor – faktor penunjang
yang dapat membantu perubahan akhlaq atau perilaku seseorang.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak Menurut 3 Aliran yakni aliran
filsafat natifisme, empirisme, dan konvergensi memiliki pandangan berbeda – beda sperti
terurai di atas. Namun penulis berpendapat bahwa adanya korelasi yang sama pada aliran
konvergensi, yakni pada dasarnya perubahan akhlaq atau perilaku seseorang tidak hanya
adanya faktor yang ada pada dirinya sendiri atau internal melainkan juga adanya faktor
dari luar yakni eksternal.
3. Ada 5 faktor yang menjadi pengaruh perubahan perilaku seseorang yakni manusia itu
sendiri, instinc, adat, keturunan, dan lingkungan. Dari hal tersebut maka apabila
seseorang ingin merubah suatu akhlaq pada dirinya maka hal yang terpenting baginya
adalah memperhatikan dan membiasakan 5 perkara yang menjadi faktor penyebab
perubahan akhlaq tersebut.

B. Saran

Setelah mempelajari materi, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan faktor yang dapat
membetuk ahlak yang baik.
Daftar pustaka

Drs. Zahruddin AR, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A. Pengantar Studi Akhlak PT
Grafindo Persada, Jakarta, 2004

http://gudangmakalahku.blogspot.co.id/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://hadirukiyah.blogspot.co.id/2010/07/pembentukan-akhlak-dan-yang.html

Anda mungkin juga menyukai