Obyektivisme.
subyektivisme.
PENGERTIAN ETIKA
Obyektivisme
• Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan
bersifat obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri.
Subyektivisme
• Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik
manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek
tertentu.
PENGERTIAN AKHLAK
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu:
pendekatan linguistic (kebahasaan).
pendekatan terminologik (peristilahan).
PENGERTIAN AKHLAK
PENDEKAT
AN LINGUISTIC
• akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa,
yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-
sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
PENDEKAT
AN TERMIOLOGIC
• kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w.
421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu
misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
PERSAMAAN
Mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
1. dan perangai yang baik.
2. Merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya.
AKHLAK
ETIKA
Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika
sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah).
Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya memuat
ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-ayat yang berbicara tentang
hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat yang berbicara tentang salat, puasa, haji,
zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan akhlak.
KARAKTERISTIK ETIKA
DALAM ISLAM
Menurut Ibnu Arabi, di dalam
diri manusia ada tiga nafsu.
2 Nafsu Ghodlobiyah
• nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu yang
cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta
mengalahkan yang lain.
3 Nafsu Nathiqah
• nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu ini manusia
mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.
HUBUNGAN TASAWUF
DENGAN AKHLAK
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak
hanya bisa dekat dengan Allah Swt. tetapi malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada
tiga macam pengetahuan tentang Allah Swt.
Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai dengan kesucian hati. Telah dijelaskan
bahwa akhlak adalah sifat hati yang mendasari perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan mensucikan
hati. Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan penting karena satu sama lain saling mendukung
METODE PENYUCIAN HATI
(TASHFIYAT AL-QALBI)
DALAM ILMU TASAWUF
Ijtinabul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah Swt.
Ar-Riyadloh, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam menjalankan seluruh
ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
CIRI-CIRI MANUSIA YANG
BERIMAN DAN MEMILIKI
AKHLAK MULIA.
Istiqomah atau konsekuen dalam pendirian (QS. Al Ahqof : 13).
1. Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis,tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot
2. Pola fikir pemuda-pemudi bangsa ini lebih cerdas dan tidak sulit mendapatkan pendidikan karena hampir semua wilayah
sudah di samaratakan terhadap dunia pendidikan
6. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
DAMPAK MODERNISASI DAN
GLOBALISASI TERHADAP ETIKA DAN
AKHLAK PEMUDA-PEMUDI BANGSA INI
DAMPAK NEGATIF
2. masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
5. Masyarakat ada sebagian menerima ada juga sebagian yang menolak terhadap globalisasi
6. Masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
7. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter
8. Mudah terjadinya penyimpangan dan lain sebagainya tentunya masih banyak hal-hal negatif lain yang tanpa kita sadari itu akan membawa kerugian bagi bangsa ini ataupun kemajuan yang
bernilai positif untuk bangsa ini.
METODE PENINGKATAN
ETIKA DAN AKHLAK
METODE Syari’at
a)Dengan cara membiasakan diri untuk melakukan kebaikan dan menjauhi yang dilarang syari’at.
b)Berusaha menjauhkan diri dari permusuhan.
c)Membiasakan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita tinggal.
METODE Kesufian
a)Berupaya meneladani perbuatan-perbuatan terpuji dari pribadipribadi yang dikagumi.
b)Membiasakan konsisten untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan terpuji dan menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri.
c)Berusaha meningkatkan potensi-potensi baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.