Anda di halaman 1dari 17

ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

Di ajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Muhammad Yafi Alhakim (21120119130064)


2. Rasyid Muliya Irawan (21120119130068)
3. Indriawan Muhammad Akbar (21120119130070)
4. M. Farhan Athaullah (21120119130072)
5. David Eddy Putra Pratama (21120119130074)

Departemen Teknik Komputer


Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak telah diajarkan
sejak kita berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran PPKN dan
Pendidikan Agama Islam. Namun, etika, moral, dan akhlak menjadi
sia-sia jika tidak diaplikasikan dan hanya dengan teori.

Di zaman modern saat ini perilaku seorang muslim sema


kin beraneka ragam, mulai dari yang baik hingga yang buruk.
Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan be
rgaya karena adanya tren masa kini. Bahkan mereka lupa den
gan adanya etika, moral dan akhlak yang diajarkan dalam Isla
m.

Sebagai generasi penerus bangsa, tidaklah baik jika kita tidak


memiliki moral sebagaimana para pendahulu. Penerus bangsa
haruslah baik secara etika, moral, dan akhlak karena itulah yang
mencerminkan suatu bangsa.

2. Rumusan Masalah
a. Pengertian etika, moral
b. Perbedaan dan persamaan etika dan moral
c. Pengertian akhlak
d. Dasar-dasar akhlak
e. Macam-macam akhlak
f. Ruang lingkup akhlak
g. Hubungan tasawuf dengan akhlak
h. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan

3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu etika, moral, dan akhlak yang
sesungguhnya serta memahami konsepnya agar tercipta generasi
yang lebih baik.

BAB 2

PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang
terdiri dari kata “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan” adalah
segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, etika
diartikan sebagai ilmu-ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.
Etika adalah Suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait
dengan sifat baik dan buruk.
Etika juga menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dan tidak dilakukan oleh manusia.
Etika dibagi atas tiga macam yaitu :
1. Etika deskriptif
Etika yang mengenai suatu fakta yang apa adanya. Indikator
fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai
dan perilaku manusia dan merupakan suatu keadaan dan realita
budaya yang berkembang di masyarakat.
2. Etika normatif
Norma norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak baik
dan menghindarkan hal-hal buruk yang berkaitan dengan kaidah
atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Etika Mataetika
Etika memiliki peranan dalam fungsinya :
a. Dengan etika, seseorang atau sekelompok orang dapat
mengemukakan penilaian terhadap perilaku manusia.
b. Menjadi alat kontrol bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitas.
c. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan
dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik dalam
masyarakat.

2. Pengertian Moral
Secara Etimologi, moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores”
jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral
diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang
dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya
dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-
beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun
sejak lama.
Moral dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Moral keagamaan
Moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama islam.
b. Moral Sekuler
Moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya
bersifat duniawi semata-mata.
3. Perbedaan dan Persamaan Moral dan Etika
a. Etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang
mengkaji mengenai nilai yang dianggap baik atau buruk.
Sedangkan moral merupakan kebiasaan yang diterima oleh
suatu masyarakat.
b. Sumber mendasar etika yang dianggap baik atau uruk adalah
akal pikiran sendiri. Sedangkan sumber yang mendasari norma
adalah masyarakat itu sendiri.
c. Etika merupakan dasar dari terbentuknya moral suatu
masyarakat. Tanpa adanya etika maka moral masyarakat tidak
terbentuk. Etika yang berasal dari akal pikiran menjadi dasar
masyarakat untuk menerima suatu kebiasaan atau nilai yang
muncul baik atu buruk.
d. Etika bersifat filosofis sedangkan moral bersifat praksis.
e. Moral tidak akan terbentuk tanpa adanya etika.
4. Pengertian Akhlak
Secara Etimologi, akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari
kata Khalaqa (menciptakan), khaliq (pencipta), makhluk (yang
diciptakan), dan Khalq (penciptaan).
Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara
spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila
perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan
itu disebut Akhlakul Karimah. Apabila buruk maka disebut Akhlak
Mazmumah. Baik buruknya akhlak didasarkan kepada sumber nilai,
yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
5. Dasar-dasar akhlak
Dalam Al Qur’an

َ ‫سو ِل اللَّـ ِه أ ُ ْس َوة ٌ َح‬


َ‫سنَةٌ ِلِّ َمن َكانَ يَ ْر ُجو اللَّـه‬ ُ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ِفي َر‬
﴾٢١﴿ ‫يرا‬ ً ‫َو ْال َي ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَ َك َر اللَّـهَ َك ِث‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian
contoh yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan
dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan
dzikir yang banyak.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Hadist

ِ ُ‫َّللاِ َو ُح ْس ُن ْال ُخل‬


‫ق‬ َّ ‫تَ ْقوى‬
“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR.
Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dahulu Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah manusia


yang paling baik akhlaknya, paling sempurna adabnya, paling baik
pergaulannya, paling indah muamalahnya.
Maka dari itu seluruh orang yang beribadah menyembah
kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berarti dia adalah orang
yang paling buruk akhlaknya. Dimana akhlak orang yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala ciptakan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
dia rizki, Allah karuniakan kepadanya begitu banyak nikmat,
kemudian dia berdo’a kepada selain Allah, memalingkan ibadah
kepada selain Allah. Maka orang musyrik adalah orang yang paling
buruk akhlaknya, karena kesyirikan adalah bagian dari akhlak yang
buruk.
6. Macam Akhlak
Akhlak terdiri dari beberapa macam :
1. Akhlak kepada Allah
 Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
 Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman : 13)
 Bertaqwa pada Allah (QS. An Nisa’:1)
 Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab : 41-44)
 Bertawakkal hanya kepada Allah (QS. Ali Imron :
159)
2. Akhlak kepada diri sendiri
 Sikap sabar (QS. Al Baqarah : 153)
 Sikap syukur (QS. Ibrahim : 7)
 Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab : 72)
3. Akhlak kepada keluarga
4. Akhlak kepada sesama manusia
 Ukhuwah (QS. Al Hujurat : 10)
 Pemaaf (QS. Ali Imron : 134 & 159)
 Menepati janji (QS. At Taubah : 111)

7. Ruang Lingkup Akhlak

Secara umum, ada lima hal yang termasuk di dalam ruang lingkup
akhlak seseorang di masyarakat.

1. Akhlak Pribadi
yaitu perilaku pribadi seseorang dalam menyikapi segala hal yang
menyangkut dengan dirinya sendiri. Misalnya motivasi, etika,
kreativitas, emosi, dan lain sebagainya.
2. Akhlak Berkeluarga
yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungan dengan
keluarganya, meliputi kewajiban orang tua, anak, dan kerabat.
Misalnya etika kepada orang tua, tanggungjawab orang tua
terhadap anak-anaknya, dan lain-lain.
3. Akhlak Bermasyarakat
yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungannya dengan
anggota masyarakat yang ada di sekitarnya. Misalnya kehidupan
masyarakat yang saling membantu, saling menghargai antar
tetangga di sekitarnya, dan lain sebagainya.
4. Akhlak Bernegara
yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam menyikapi
hubungannya dengan negara dan bangsanya. Misalnya membayar
pajak demi pembangunan, menjaga kerukunan dan keutuhan
bangsa, dan lain sebagainya.
5. Akhlak Beragama
yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam melaksakanan
kewajibannya terhadap kepercayaannya, baik itu kepada Tuhan
maupun kepada sesama manusia.

8. Hubungan tasawuf dengan akhlak


Istilah tasawuf berasal dari kata sufi yang artinya suci. Tasawuf
memang berasal dari golongan para sufi yang senantiasa menghubungkan
ajaran agama dengan perasaan cinta mendalam dan kesucian hati. Untuk
itu, tasawuf diartikan sebagai penyucian hati dan menjaganya agar tidak
mendapatkan cedera, kotor, dan selanjutnya dapat menjadikan hati jernih
serta harmonis dengan hubungan antara manusia dan Tuhan.
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang
bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam
mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf
pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3
hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan
kebersihan jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang
berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan
akhlak sama-sama tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang
terjadi.

Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak
dan Tasawuf :

 Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah


SWT

 Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa

 Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan


akhirat

9. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan sehari-hari


a. Akhlak kepada Allah

 Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk


menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
 Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam
hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan
ketentraman hati.
 Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah.
Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
 Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
 Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.
b. Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri :
 Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang
muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati,
benar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap
muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar)
meliputi benar perkataan, benar pergaulan, benar kemauan, benar janji
dan benar kenyataan.

 Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah
lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin
pudar pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan
kewajiban dengan baik dan memelihara semua nikmat yang diberikan
Allah SWT.

 Istiqamah

istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan


keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan.
Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut.
Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan
kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam.

 Iffah

Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus
dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram,
bahkan kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal
karena bertentangan dengan kehormatan dirinya..

 Tawadhu’

Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur.


Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang
lain. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat
mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua
hamba-Nya.
 Malu

Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala


kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-
wenangan dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa
malu akan mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan
akhlak yang paling asli dan pokok pada Rasulullah SAW.

 Sabar

Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai
karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan
dan mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.

 Pemaaf

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi
boleh jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau
meminta maaf. Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu
menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk
membalas.

c. Akhlak kepada sesama manusia

Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat

 Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.


menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di
antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam
mengajarkan umatnya agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para
tetangga dan memuliakannya.

 Memulai salam

Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)


seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah
dirilah kamu terhadap o-rang-orang yang beriman.” (QS. 15:88)

 Bermuka berseri-seri (ceria)

Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para


shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu
kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh
al-Albani).

d. Akhlak terhadap Keluarga


 Akhlak terhadap orang tua

Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua
menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan
mencintai dirinya sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari
anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang
tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah,
anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka
setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang
menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.

 Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian


juga memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus
ditunjang dengan kemampuan di berbagai bidang termasuk
kemampuan leadership (kepemimpinan)..
 Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa
misalnya tidak mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah
pemimpin daerah tidak searah dengan kepemimpinan pusat.
Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak akan berjalan
mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkah-
langkah keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan
tulang punggung bagi tegaknya suatu bangsa.
 Perhitungan
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut
oleh ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan
tanggung jawab terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an
anak disebut sebagai “buah hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan
kehidupan dunia”.

Anda mungkin juga menyukai