Disusun oleh :
Kelompok 6
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak telah diajarkan
sejak kita berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran PPKN dan
Pendidikan Agama Islam. Namun, etika, moral, dan akhlak menjadi
sia-sia jika tidak diaplikasikan dan hanya dengan teori.
2. Rumusan Masalah
a. Pengertian etika, moral
b. Perbedaan dan persamaan etika dan moral
c. Pengertian akhlak
d. Dasar-dasar akhlak
e. Macam-macam akhlak
f. Ruang lingkup akhlak
g. Hubungan tasawuf dengan akhlak
h. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu etika, moral, dan akhlak yang
sesungguhnya serta memahami konsepnya agar tercipta generasi
yang lebih baik.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang
terdiri dari kata “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan” adalah
segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, etika
diartikan sebagai ilmu-ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.
Etika adalah Suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait
dengan sifat baik dan buruk.
Etika juga menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dan tidak dilakukan oleh manusia.
Etika dibagi atas tiga macam yaitu :
1. Etika deskriptif
Etika yang mengenai suatu fakta yang apa adanya. Indikator
fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai
dan perilaku manusia dan merupakan suatu keadaan dan realita
budaya yang berkembang di masyarakat.
2. Etika normatif
Norma norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak baik
dan menghindarkan hal-hal buruk yang berkaitan dengan kaidah
atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Etika Mataetika
Etika memiliki peranan dalam fungsinya :
a. Dengan etika, seseorang atau sekelompok orang dapat
mengemukakan penilaian terhadap perilaku manusia.
b. Menjadi alat kontrol bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitas.
c. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan
dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik dalam
masyarakat.
2. Pengertian Moral
Secara Etimologi, moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores”
jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral
diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang
dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya
dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-
beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun
sejak lama.
Moral dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Moral keagamaan
Moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama islam.
b. Moral Sekuler
Moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya
bersifat duniawi semata-mata.
3. Perbedaan dan Persamaan Moral dan Etika
a. Etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang
mengkaji mengenai nilai yang dianggap baik atau buruk.
Sedangkan moral merupakan kebiasaan yang diterima oleh
suatu masyarakat.
b. Sumber mendasar etika yang dianggap baik atau uruk adalah
akal pikiran sendiri. Sedangkan sumber yang mendasari norma
adalah masyarakat itu sendiri.
c. Etika merupakan dasar dari terbentuknya moral suatu
masyarakat. Tanpa adanya etika maka moral masyarakat tidak
terbentuk. Etika yang berasal dari akal pikiran menjadi dasar
masyarakat untuk menerima suatu kebiasaan atau nilai yang
muncul baik atu buruk.
d. Etika bersifat filosofis sedangkan moral bersifat praksis.
e. Moral tidak akan terbentuk tanpa adanya etika.
4. Pengertian Akhlak
Secara Etimologi, akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari
kata Khalaqa (menciptakan), khaliq (pencipta), makhluk (yang
diciptakan), dan Khalq (penciptaan).
Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara
spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila
perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan
itu disebut Akhlakul Karimah. Apabila buruk maka disebut Akhlak
Mazmumah. Baik buruknya akhlak didasarkan kepada sumber nilai,
yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
5. Dasar-dasar akhlak
Dalam Al Qur’an
Hadist
Secara umum, ada lima hal yang termasuk di dalam ruang lingkup
akhlak seseorang di masyarakat.
1. Akhlak Pribadi
yaitu perilaku pribadi seseorang dalam menyikapi segala hal yang
menyangkut dengan dirinya sendiri. Misalnya motivasi, etika,
kreativitas, emosi, dan lain sebagainya.
2. Akhlak Berkeluarga
yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungan dengan
keluarganya, meliputi kewajiban orang tua, anak, dan kerabat.
Misalnya etika kepada orang tua, tanggungjawab orang tua
terhadap anak-anaknya, dan lain-lain.
3. Akhlak Bermasyarakat
yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungannya dengan
anggota masyarakat yang ada di sekitarnya. Misalnya kehidupan
masyarakat yang saling membantu, saling menghargai antar
tetangga di sekitarnya, dan lain sebagainya.
4. Akhlak Bernegara
yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam menyikapi
hubungannya dengan negara dan bangsanya. Misalnya membayar
pajak demi pembangunan, menjaga kerukunan dan keutuhan
bangsa, dan lain sebagainya.
5. Akhlak Beragama
yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam melaksakanan
kewajibannya terhadap kepercayaannya, baik itu kepada Tuhan
maupun kepada sesama manusia.
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak
dan Tasawuf :
Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah
lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin
pudar pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan
kewajiban dengan baik dan memelihara semua nikmat yang diberikan
Allah SWT.
Istiqamah
Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus
dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram,
bahkan kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal
karena bertentangan dengan kehormatan dirinya..
Tawadhu’
Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai
karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan
dan mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi
boleh jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau
meminta maaf. Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu
menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk
membalas.
Memulai salam
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua
menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan
mencintai dirinya sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari
anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang
tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah,
anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka
setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang
menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.