Anda di halaman 1dari 7

Resensi Buku…

Judul : Akhlak Tasawuf

Penulis : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.

Penerbit : PT Raja Grafindo Persada

Jakarta

Banyak hal yang menarik dan bisa menambah wawasan serta pemahaman kita terhadap
ilmu tasawuf terutama yang berkaitan dengan pasal akhlak yang disajikan dalam buku ini,
pemaparan yang ringan dan mudah dimengerti serta pendekatan-pendekatan yang
diambil sebabgai contoh pun lebih pada yang terjadi pada saat ini atau dengan istilah lain
saduran yang ditulis cukup mewakili masa kekinian…

Namun tentu saja dalam resensi ini tidak semua sub tema yang dibahas dalam buku ini
penulis sajikan, mengingat keterbatasan ruanglingkup sebagai resensi buku..akan tetapi
penulis coba mengambil dan menyadur beberapa hal yang dirasa penting dan bisa
dijadikan sebagai bahan pengayaan terhadap pemahaman tentang Akhlak Tasawuf…
Selamat membaca……

Pengertian Ilmu Akhak

Definisi akhlak secara bahasa berarti perangai, watak dasar, kebisaan, kelaziman dan
peradaban yang baik. Sedangkan akhlak menurut istilah adalah sebagaimana menurut
Ibnu Miskawaih (w.421 H/1030 M) yaitu :

Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Ciri-ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak :

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadinannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjaknannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dikalakukan dengan sesungguhnya, bukan
bermain-main atau bersandiwara.
5. Sejalan dengan ciri ke empat perbuatan akhlak (khusus perbuatan baik) adalah
perbuatan yang dilakuakna karena ikhlas semata-mata karena Alloh SWT.
Adapun pengertian ilmu akhlak adalah “Ilmu yang objek pembahasannya adalah
tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan
dengan baik atau buruk.” Atau ilmu akhlak dapat pula disebut “Ilmu yang berisi
pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan
nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbautan tersebut
tergolong baik atau buruk.”

Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lainnya

A. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf

Para ahli tasawuf pada umumnya membagi ilmu tasawuf ke dalam tiga bagian yang
berbeda dalam hal pendekatannya, yaitu :

1. Tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal
pikiran.
2. Tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang
tahapannya terdiri dari takholli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk),
tahalli (menghiasi diri dengan akhlak terpuji) dan tajalli (terbukannya
penghalang [hijab])
3. Tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliyah atau
wirid yang selanjutnya mengambil bentu tarikat.
B. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid
Hubungan ilmu akhlak dan ilmu tauhid :
1. Dilihat dari segi pembahasannya, ilmu tauhid membahas masalah Tuhan baik dari
segi zat, sifat dan perbuatan-Nya. Dengan demikian ilmu tauhid akan
mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan
salah satu akhlak terpuji.
2. Dilihat dari segi fungsinya, ilmu tauhid menghendaki agar seseorang yang
bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan
dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu
meniru dan mencontoh terhadap subjek yang ada dalam rukun iman itu.
Hubungan ilmu tauhid dan ilmu akhlak dapat pula dilihatdari eratnya kaitan antara
iman dan amal sholeh.
C. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Jiwa
Dilihat dari segi garapannya, ilmu jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang
tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui sifat-sifat psikologis
yang dimiliki seseorang. Banyak hasil pembinaan akhlak yang telah dilakukan para ahli
dengan menggunakan jasa yang diberikan ilmu jiwa, seperti yang dilakukan para
psikolog terhadap perbaikan anak-anak nakal, berprilaku menyimpang dan lain
sebagainya.
D. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Pendidikan
Dalam ilmu pendidikan antara lain dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan, materi
pelajaran, guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan bimbingan, proses belajar
mengajar dan lain sebagainya. Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada
tercapainya tujuan pendidikan, adapun tujuan pendidikan ini dalam pandangan islam
banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak atau identik dengan
tujuan seorang Muslim yaitu menjadi hamba Alloh yang mengandung implikasi
kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya.
E. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Filsafat
Di antara obyek pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu akhlak adalah
tentan manusia. Para filosof Muslim seperti Ibnu Sina (980-1037M) dan Al-Ghazali
(1059-1111M) memiliki pemikiran tentang manusia seperti terlihat dalam
pemikirannya tentang jiwa. Ibnu Sina misalnya mengatakan bahwa jiwa manusia
merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan. Jiwa
manusia timbul dan tercipta tiap kali ada badan, yang sesuai dan dapat menerima
jiwa, lahir di dunia ini. Selain itu, filsafat juga membahas tentang Tuhan, alam dan
makhluk lainnya. Dari pembahasan ini dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-
cara berhubungan dengan Tuhan dan memperlakukan makhluk lainnya. Dengan
demikian akan terwujud akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap manusia, alam
dan makhluk Tuhan lainnya. Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan
dengan ilmu akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam ilmu akhlak,
perlu juga melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan di
atas. Selain itu uraian tersebut di atas menunjukan dengan jelas bahwa ilmu akhlak
adalah ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan
lainnya yang ada di sekitar kehidupan manusia.

Induk Akhlak Islami

Secara garis besar akhlak dibagi dalam dua bagian, yaitu akhlak baik (al-akhlak al-
karimah) dan akhlak buruk (al-akhlak al-mazmumah).

Secara teoritas macam-macam akhlak berinduk kepada tiga bagian yaitu hikmah
(bijaksana), syaja’ah (perwira atau kesatria) dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa
dan maksiat. Ketiga macam induk akhlak ini muncul dari sikap adil, yaitu sikap
pertengahan atau seimbang dalam mempergunakan tiga potensi rohani yang terdapat
dalam diri manusia, yaitu ‘aql (pemikiran) yang berpusat di kepala, ghodob (amarah) yang
berpusat di dada, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang berpusat di perut. Akal
yang digunakan secara adil akan menimbulkan hikmah, sedangkan amarah yang
digunakan secara adil akan menimbulkan sikap perwira, dan nafsu syahwat yang
digunakan secara adil akan menimbulkan sikap iffah yaitu dapat memelihara diri dari
perbutan dosa dan maksiat. Dengan demikian inti akhlak pada akhirnya bermuara pada
sikap adil dalam mempergunakan potensi rohaniah yang dimiliki manusia. Demikian
pentingnya bersikap adil ini di dalam Al-Qur’an kita jumpai berbagai ayat yang menyuruh
manusia agar mampu bersikap adil. Diantara ayat-ayat itu adalah sebgai berikut ;

Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Maidah, 8)

Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.”(QS. An-Nisa, 58)

Pembentukan Akhlak

A. Arti Pembentukan Akhlak

Masalah pembentukan akhlak sama dengan tentang tujuan peddidikan. Jadi


pembentukan akhlak atau tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup
setiap Muslim, yaitu untuk menjadi hamba Alloh, yaitu hamba yang percaya dan
menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam.

B. Metode Pembinaan Akhlak


Pembianaan alhlak merupakan tumpuan pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat
dari salah satu misi kerosulan Nabi Muhammad SAW yang utama adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi
dengan pelaksanaan rukun Islam, karena dalam rukun Islam yang lima itu terkandung
konsep pembinaan akhlak.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembianaan Akhlak.


Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya
dan pendidikan pada umunya, ada tiga aliran yang suadah amat populer, yaitu :

1. Aliran Nativisme
Menurut aliran ini bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan
akhlak adala fkator bawaan dari dalam yang bentuknya berupa kecenderungan,
bakat, akal dan lain-lain.
2. Aliran Empirisme
Faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan diri seseorang adalah faktor
dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan.
3. Aliran Konvergensi
Berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
pembawaan si anak, dan faktor dari luar , yaitu pembawaan si anak, dan faktor
dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus.

Keberuntungan dari akhlak


a. Memperkuat dan menyempurnakan agama
b. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c. Menghilangkan kesulitan
d. Selamat hidup di dunia dan di akhirat

Arti, Asal-Usul Dan Manfaat Tasawuf Dalam Islam

A. Pengertian Tasawuf
Dari segi bahasa tasawuf berarti sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri,
beribadah, hidup sederhana, rela berkorbann untuk kebaikan dan selalu bersikap
bijaksana. Sikap yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia
Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung
pada sudut pandang yang digunakan masing-masing. Selama ini ada tiga sudut
pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut
pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus
berjuang, dan manusia sebagai makhlauk yang ber-Tuhan.

B. Sumber Tawawuf
1. Unsur Islam
Secara umum ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan
jasadiah, dan kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur batiniah itulah
kemudian lahirlah tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapar perhatian yang
cukup besar dari sumber ajaran islam, Al-Qur’an dan Al-Hadits serta prkatek
kehidupan nabi dan para sahabatnya.
2. Unsur Luas Islam
a. Unsur Masehi
b. Unsur Yunani
c. Unsur Hindu/Budha
d. Unsur Persia

Lalu apa kaitannya dengan kehidupan masyarakat modern saat ini dan bagaimana
kedudukan pentingnya Akhlak….??
Problematika Masyarakat Modern Dan Perlunya Akhlak Tasawuf

A. Pengertian Masyarakat Modern


Secara bahasa masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan iktan aturan tertentu yang bersiafat mutkhir.
Ciri-ciri masyarakat modern menurut Delier Noer :
1. Bersifat rasional, yakni lebih mengutamakan akal pikiran daripada pendapat emosi.
2. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang
bersifat sesaat, tetapi selalu dilihat dampak sosialnya lebih jauh.
3. Menghargai waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat
berharga dan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
4. Bersikap terbuka, yaitu mau menerima saran, masukan, baik berupakritik, gagasan
dan perbaikan darimana pun datangnya.
Berpikir obyektif, yaitu melihat sesutu dari sudut fungsi dan kegunaan bagi
masyarakat.

B. Problematika Masyarakat Modern


Sosiolog Prancis Jacques Ellul mengatakan bahwa kemajuan teknologi akan memberi
pengaruh sebagai berikut :
1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi
memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi.
2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang
memecahkan.
4. Efek negetif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek posotifnya. Teknologi tidak
pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi secara serentak dan tidak
terpisahkan.
5. Semua penemuan teknologi menimbulkan dampak yang tak terduga
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah
problematika masyarakat modern sebagai berikut :
a. Disintegrasi Ilmu Pengetahuan
b. Kepribadian Yang Terpecah (Split Personality)
c. Penyalahgunaan IPTEK
d. Pendangkalan Iman
e. Pola Hubungan Materialistik
f. Menghalalkan Segala Cara
g. Stres dan Frustasi
h. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya

C. Perlunya Pengembangan Akhlak Tasawuf


Banyak cara yang diajukan para ahli untuk mengatasi masalah tersebut, dan salah
satu yang hampir disepakati para ahli adalah dengan cara mengembangakan
kehidupan yang berakhlak dan bertasawuf. Kemudian mengapa hal itu perlu?,
Komarudih Hidayat mengatakan :
1. Turut serta terlibat dalam berbagai peran dalam menyelamatkan manusia dari
kondisi kebingungan akibat hilangnya nilai-nilai spiritual.
2. Memperkenalkan pemahaman tentang aspek esoteris (kebatinan) Islam, baik
terhadap masyarakat Islam yang mulai melupakannya maupun non Islam,
khususnya terhadap masyarakat Barat.
3. Untuk memberikan penegasan kembali bahwa sesungguhnya aspek esoteris Islam,
yakni sufisme, adalah jantung ajaran Islam, sehingga bila wilayah ini kering, maka
keringlah aspek-aspek lain ajaran Islam.

Semoga Bermanfaat….

Terimakasih,

Irwanto

Anda mungkin juga menyukai