Anda di halaman 1dari 7

Nama : MOHAMAD RUJHAN

Jurusan : PGMI

Sekolah tinggi agama islam STAI Persatuan

UTS ilmu akhlak

1. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi akhlak


manusia?
2. Bagaimana menurut Anda tentang hubungan akhlak dengan dengan
hubungan ilmu yang alinya?
3. Jelaskan pengertian ilmu akhlak baik secara bahasa maupun istilah.
Berdasrkan pengertianya itu apa yang menjadi objek dan ruang
lingkup kajian ilmu akhlak serta apa yang menjadi
dasarnya,ungkaplah berdasarkan dalil alqur’an dan haditsnya
4. Dalam menentukan baik dan buruk muncul beberapa aliran paham,
jelaskan aliran apa saja yang Anda ketahui, kemudian jelaskan
pengertian akhlak baik dan buruk menurut pandangan Islam
5. Jelaskan bagaimana bagimana seharusnya manusia bersikap di lihat
sebagai fungsinya sebagai hamba allah?
Jawaban

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak manusia;

a. Insting (Naluri)

Naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan.
Naluri menyangkut pola-pola prilaku dan respon yang kompleks, tidak di pelajari, muncul
begitu saja dari kelahiran seseorang, dan diperoleh oleh turun-temurun (secara filogenetik).
Naluri juga diartikan sebagai tenaga psikis di bawah sadar (id).

b. Adat/ Kebiasaan

Adat dan kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian,
makan, tidur, olahraga dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamzah Ya’qub, adat atau
kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan.

Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan, tidak cukup hanya diulang-ulang saja, tetapi
harus disertai kesukaan dan kecenderungan hatinya. Jadi segala pekerjaan jika dilakukan
secara berulang-ulang dengan penuh kegemaran akhirnya menjadi biasa. Adapun ketentuan
sifat-sifat adat kebiasaan adalah mudah diperbuat dan menghemat waktu dan perhatian.

c. Wirotsah (keturunan)

Perbincangan istilah Wirotsah berhubungan dengan faktor keturunan. Dalam hal ini secara
langsung atau tidak langsung, sangat mempengaruhi bentukan sikap dan tingkah laku
seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan Wirotsah (keturunan) adalah semua faktor
yang terdapat dalam diri mahkluk hidup, mulai dari detik terjadinya pertemuan sel wanita dan
sel pria.sedangkan menurut Zahruddin yang dimaksud keturunan adalah berpindahnya sifat-
sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).

d. Milieu (lingkungan)

Milieu (lingkungan), adalah semua faktor luar yang mempengaruhi seseorang sejak
permulaan pertumbuhannya. Ahmad Amin menambahkan arti dari mileu (lingkungan) yaitu
suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah dan udara, sedangkan lingkungan
manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara dan masyarakat.
dengan perkataan lain milieu adalah segala apa yang melingkupi manusia dalam arti yang
seluas-luasnya. Miliue itu ada dua macam yaitu milieu alam, dan milieu sosial.
2. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lainnya :

Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu akhak merupakan ilmu yang membahas tentang
perbuatan manusia, baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk. Karena
mengkaji tentang perbuatan manusia, ilmu akhlak memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang
lain diantaranya adalah dengan ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan
juga ilmu filsafat. Berikut penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu
tersebut.
a. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa bertasawuf
pada hakikatnya merupakan melakukan serangkaian kegiatan ibadah seperti shalat, puasa,
haji, dzikir dan lain sebagainya yang tujuannya adalah untuk mensucikan diri dari perbuatan
yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan dari tasawuf tersebut, manusia harus
terlebih dahulu memiliki akhlak yang baik.
Segala bentuk ibadah yang dilakukan oleh para ahli tasawuf tersebut ternyata memiliki
hubungan yang erat dengan akhlak. Sependapat dengan hal ini, Harun Nasution dalam
bukunya yang berjudul Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, mengatakan bahwa ibadah
dalam islam memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam
al-Quran dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Tegasnya orang bertaqwa adalah orang yang berakhlak mulia.
Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf
adalah ilmu yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara menjauhi
segala larangan-Nya dan mematuhi segala bentuk perintah-Nya. Untuk mendekatkan diri
kepada Allah, tentu saja kita harus memiliki akhlak yang baik.
b. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Harun Nasution menyebutkan bahwa ilmu Tauhid diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang cara-cara meng-Esakan Allah, sebagai suatu sifat yang terpenting diantara sifat Allah
yang lainnya. Pada intinya ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami dan
meyakini adanya Allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa hubungan
ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf adalah ilmu tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia
menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Ilmu tauhid hadir
sebagai pemberi landasan bagi ilmu akhlak, sedangkan ilmu akhlak adalah penjabaran dan
pengalaman bagi ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang baik tidak akan ada artinya, dan
sebaliknya akhlak tanpa tauhid tidak akan menjadi kokoh. Selain itu, ilmu tauhid memberikan
arahan terhadap ilmu akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut.
c. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
Dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kpada kebaikan dan
keburukan. Potensi rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas dalam kajian ilmu jiwa. Oleh
karena itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita dapat memanfaatkan informasi yang
berasal dari ilmu jiwa tersebut.
Selain itu dalam ilmu jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis yang dialami
seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis tersebut memerlukan metode
yang berbeda dalam proses pendidikan akhlaknya. Dengan demikian, ilmu jiwa dapat
memberi masukan dalam rangka merumuskan metode pembeajaran dan pembinaan ilmu
akhlak.
d. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam islam sangat erat kaitannya dengan penyempurnaan akhlak
manusia. Tujuan tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa ilmu pendidikan dan ilmu
akhlak memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Pendidikan merupakan sarana dalam
pembentukan peserta didik sebagai seseorang yang berakhlak mulia.
e. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat merupakan suatu upaya berpikir mendalam, radikal,
sampai keakar-akarnya, universal dan sistematik dalam rangka menemukan inti atau hakikat
mengenai segala sesuatu. Diantara pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu akhlak
adalah pemikiran tentang manusia. Ibn Sina mengatakan bahwa jiwa manusia merupakan satu
unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan.
Pemikiran filsafat tentang jiwa manusia yang dikemukakan oleh Ibn Sina tersebut
menunjukkan bahwa dalam pemikiran filsafat terdapat sumber yang dapat dikembangkan
menjadi konsep ilmu akhlak. Kemudian Ibn Khaldun juga mengatakan bahwa manusia
merupakan makhluk yang berpikir. Lewat kemampuan berpikirnya tersebut, manusia
membuat proses-proses yang akhirnya menciptakan sebuah peradaban. Dari pemikiran Ibn
Khaldun tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya
dan selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Artinya manusia memerlukan
bimbingan dalam interaksinya tersebut dan bimbingan tersebut akan menghasilkan akhlak
yang baik dalam diri manusia yang akan sangat berguna dalam interaksinya.
Dalam ilmu filsafat dibahas pula tentang Tuhan, alam dan makhluk lainnya. Pembahasan
tersebut akan menghasilkan pengetahuan serta perumusan cara dalam berhubungan dengan
Tuhan, alam dan juga makhluk lainnya. Pada akhirnya hal itu akan mewujudkan
pembentukan akhlak manusia, baik akhlak kepada Tuhannya, kepada sesamanya maupun
kepada alam di sekitarnya.
Demikian adalah penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya. Dengan
mengetahui hubungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memperdalam ilmu
akhlak, maka kita juga harus mengkaji ilmu lain yang memiliki hubungan dengan ilmu
akhlak tersebut.

3. Pengertian ilmu akhlak baik secara bahasa maupun istilah :

Menurut bahasa, akhlak berasal dari kata khulqun yang artinya budi. Yakni sesuatu
yang tersimpan didalm sanubari, halus, serta sulit untuk ditebak, akan tetapi, mempunyai
kekuatan yang cukup besar terhadap pola prilaku mengenai perbuatan manusia. Atau bisa
juga dikatakan khulqun mempunyai arti sebagai perbuatan – perbuatan dari lahir.

Sedangkan akhlak menurut istilah merupakan tingkah laku yang ada sejak lahir yang
diperbuat oleh seseorang dengan cara yang spontan yakni sebagai manifestasi pencerminan,
serta refleksi dari jiwa serta batin atau hati seseorang. Kata akhlak bisa dikatakan dengan
istilah adab. Nah, adab sendiri lebih sering kita dengar sebagai kata ganti dari akhlak. Adab
serta akhlak keduanya ini bersumber dari Rasulullah SAW, sehingga istilah keduanya ini
sering disama artikan. Sedangkan dalam bahasa yunani, khuluqun memiliki istilah sebagi
ethos atau ethicos yang memiliki arti kebiasaan.

4. Macam-Macam Akhlak dan Contohnya :


Berdasarkan pengertian akhlak, maka secara garis besar maka, pada dasarnya akhlak
itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Akhlak Mulia atau Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah atau Karimah)

Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul
Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama
manusia dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang
bersumber dari Al Quran dan hadis.
b. Akhlak Buruk atau Tercela (Al-Akhlaqul Mazmumah)
Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah yaitu Sikap dan tingkah laku yang
buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Berdasarkan
pengertian akhlak buruk, maka diharapkan agar setiap muslim menghindari sifat tercela
karena ini sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dab begitu juga hubungan dengan Allah.

5. Jelaskan bagaimana bagimana seharusnya manusia bersikap di lihat


sebagai fungsinya sebagai hamba allah?

Kerusakan alam dan lingkungan hidup yang lebih dahsyat bukanlah disebabkan oleh
proses alam yang semakin tua, akan tetapi justru akibat dari ulah tangan-tangan manusia yang
selalu berdalih memanfaatkannya. Dalam ajaran islam banyak hadis dan ayat akan kewajiban
manusia untuk mengelola alam dan menjaga akan diminta pertanggungjawabannya, sehingga
manusia tidak berhak berlaku sewenang-wenang dalam memimpin dan mengelola alam.
Dalam penelitian ini akan lebih jauh dibahas bagaimana peran manusia sebagai khalifah di
muka bumi dalam perspektif ekologis sesuai ajaran islam. Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: (1) bagaimana peran manusia sebagai khalifah dari perspektif ekologis
dalam ajaran islam?; (2) bagaimana manusia sebagai klahifah dimuka bumi dalam menjaga
dan memelihara alam? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peran manusia
sebagai khalifah dari perspektif ekologis dalam ajaran islam; (2) manusia sebagai khalifah
dimuka bumi dalam menjaga dan memelihara alam. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif kualitatif jenis dengan jenis penelitian studi pustaka. Penelitian
kepustakaan di lakukan melalui buku, majalah, jurnal, internet dan sebagainya. Selain itu
dengan melakukan studi pengamatan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil yang
ditemukan yaitu: (1) bahwa alam adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah dengan segala
isinya, dalam konteks ini, bahwa alam tidak hanya benda angkasa atau bumi dan segala
isinya, tetapi alam juga terdapat diantara keduanya, tugas dari seorang khalifah menjadikan
perlindungan bagi umat dan menjaga kelestarian alam (ekosistem), sehingga khalifah dan
umat harus bersatu dan saling mencintai guna menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat
islam dan keberlangsungan hidup; (2) manusia adalah khalifah di muka bumi, tugas khalifah
dalam Al Qur’an biasa disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi) dan ibadatullah
(beribadah kepada Allah). Allah menciptakan manusia dari bumi ini dan menugaskan
manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan mengelola dan memeliharanya.

Anda mungkin juga menyukai