Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ade Nurahmah

NIM : 1226000001
Kelas : 2A
Mata Kuliah : Ilmu Akhlak
Dosen pengampu : Dr. Mursidin
TUGAS RESUME BAB 1
A. Tarif akhlak
Secara etimologis akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu kata khuluk yang artinya watak,
kelakuan, tabiat, perangai, budi pekerti, tingkah laku atau pembiasaan.. Kesimpulan secara umum
dari definisi diatas yaitu akhlak merupakan perbuatan jiwa yang terefleksikan dalam tindakan lahir.
Akhlak lebih bersifat fenomenon, bentuk perilaku nyata (ukuran yang muncul ke permukaan dan
dapat diamati), sedangkan fenomenonnya merupakan perbuatan jiwa yakni iman. jadi akhlak itu
merupakan perbuatan jiwa yang dimanifestasikan dalam perbuatan fisik, lahiri, badani sebagai
manifestasi dari keimanan. Akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan dengan mudah, ringan
dan senang. Akhak merupakan kekuatan kekuatan instrinsik atau motif internal. Akhlak
merupakan tindakan yang dilakukan seseorang tanpa rekayasa,kepura puraan dan artifisial. Akhlak
terbentuk dalam waktu panjang.
B. Ruang Lingkup Akhlak
Menurut Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dutsur al-Akkhlak Fi Islam membagi
ruang lingkup akhlak kedalam lima bagian : (a) akhlak pribadi, (b) akhlak berkeluarga, (c) akhlak
bermasyarakat, (d) akhlak bernegara, (e) akhlak beragama.
C. Urgensi Mempelajari Akhlak
Ada beberapa urgensi,manfaat, hikmah, hasanah dan hazanah mempelajarai akhlak
diantaranya : (1) kesadaran teologis bahwa berakhlak yang baik berarti beraqidah yang lurus, (2)
kebermaknaan spiritual bahwa manusia senantiasa berakhlak buruk,berbuat yang kotor, dan terus
menerus melanggar aturan allah akan secara otomatis merasakan semakin jauh dari Tuhan, (3)
kelekatan psikologis, (4) kekentalan sosiologis, (5) kekokohan edukatif, (6) kelenturan
metodologis.
D. Koneksitas Akhlak dan Aqidah
Akhlak tidak lahir tanpa aqidah. Islam menetapkan aqidah,akhlak dan syariah sebagai satu
kesatuan yang utuh. Aqidah posisinyan sebagai fondasi atau akar, syariah sebagai batang
sedangkan akhlak sebagai buahnya. Aqidah itu tidak terlihat oleh kasat mata (bagi akar ) tapi
dampaknya terlihat di batang syariah dan pada buah. Taka da buah yang lebat tanpa batang yang
kokoh dan sekaligus tidak ada batang yang kuat tanpa akar yang kokoh. Itulah hubungan aqidah
dan akhlak yang merupaka irisan besar dan arsiran yang benar.
E. Relevansi antara Akhlak dan Syariah
Begitu dekatnya akhlak dengan syariah maka dalam beberapa pembahasan para ahli
memasukan akhlak sebagai syariah dalam pengertian yang umum. Menurut Athiyah Fayyad
syariat adalah seluruh hukum-hukum yang dibebankan Allah kepada hamba-Nya yang telah
dijelaskan kepada mereka dalam wahyu-Nya dan oleh lisan rasul-Nya. Syaikh Syaltut yang
menyatakan bahwa syariah merupakan aturan (nidham) yang disyariatkan oleh Allah untuk
mengatur hubungan antara diri manusia dengan Rabbnya, hubungan manusia dengan sesama
muslim dan non muslim, hubungan manusia dengan alam dan kehidupan secara utuh. Sedangkan
syaikh Ibnu Taimiyah (asy-Syar’u al-Mu’awwalu), syariat dihadapkan dengan istilah fiqih. Fiqh
sebagai hukum yang dihasilkan melalui ijihad sedangkan syariat merupakan perintah yang jelas
dengan tidak memerlukan ijtihad.
Jalaluddin Rakhmat (2007:153) menggambarkan sebegitu dekatnya akhlak dengan syariat
maka dalam merumuskan hukum-hukum fiqh tidak boleh melanggar lima prinsip utama
kemaslahatan ummat, yakni: memeihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keluarga, dan memelihara harta.
F. Hubungan Akhlak dan Tasawuf
1. Akhlak merupakan landasan Teosofis dalam perjalanan akumulasi pencapaian derajat
tasawuf,(2). Akhlak menjadi landasan Teologis untuk mempermudah seseorang memahami,
menemukan dan menerima jalan kebenaran Tuhan yang hakiki,(3). Akhlak menjadi kekuatan
spiritual yang memberikan energi batin bagi tumbuh suburnya benih-benihkesucian batin dan
penghayatan ruhaniah yang mendalam,(4). Akhlak menjadi asa filosofis bagi ketersambungan akal
logis dengan akal batin yang menjadi sunber harmoni terjadinya perkawinan spiritual-filosofis,(5).
Akhlak menjadi keampuan Edukatif bagi seseorang,(6). Akhlak menjadi ketetapan metodologis
bagi seseorang,(7). Akhlak menjadi kehebatan aksiologis
G. Relevansi Akhlak dan Moral
Moral menjadi ukuran baik-buruk dan benar-salahnya perilaku seseorang dalam
bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi untuk memperoleh sinergi antara aku dan kamu,
aku dengan mereka dan aku dengan norma yang ada. Karena itu, perilaku seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat yang kurang atau tidak dapat diterima dengan baik disebut amoral.
Beberapa hubungan resiprokal kedua disiplin ilmu; kedekatan paradigmatik, kelekatan edukatif,
kemiripan metodologis, keserupaan aksiologis, dan kesamaan evaluatif.
H. Interaksi Akhlak dan Karakter
Karakter merupakan sifat batin seseorang yang telah terinternalisasi dan terpersonalisasi
yang tidak terlihat oleh kasat mata tetapi mewarnai, mempengaruhi dan menentukan setiap
tindakan seseorang. Karakter bersifat menetap sebagaimana watak atau kepribadian yang
dihasilkan dalam rentang waktu yang panjang dengan pembiasaan puluhan ribu kali pengulangan.
Sebuah akhlak sebagaimana karakter memerlukan pembiasaan yang terus-menerus hingga sampai
tertanam jauh pada pikiran alam bawah sadar. Yang menjadi irisan antara akhlak dengan karakter,
sebagai berikut: karakter, sumber, tujuan, proses dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai