Anda di halaman 1dari 21

Filsafat, Agama, Etika,

dan Hukum
kelompok 2:
Ajuputrawan / 202330112

Riska Amaliah umasugi/202330225

Mega Rustam /202330148

Elektra Ch V Tamera /202230228

Yerika Tirza Veerman/202330307

Vicky B Mataheru/ 202330244

Stenli Ferneyanan/202230128

Suriyani tuheteru 202230269


A. Hakikat filsafat
Filsafat berasal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana
phlio berarti berarti cinta dan sophia yang berarti bijaksana.
Dengan demikian phiosopjia berarti cinta kepada kebijaksanaan (
Puad farid ismail dan abdul hamid mutawali 2003

Selanjutnya Abdul Kadir Muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat


unsur-unsur sebagai berikut:
a) Kegiatan intelektual (pemikiran).

b) Mencari makna yang hakiki (interpretasi).

c) Segala fakta dengan gejala. (objek).


Persamaan filsafat dan ilmu
1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik baiknya menyelidiki objek
2. Keduanya memberikan pengertian mengenai antara kejadian yang dialami
dan menunjukan sebab akibatnya
3. keduanya memberikan sintesis, yaitu pandangan yang bergandengan
4. Keduanya memounyai metode dan sistem
5. Keduanya memberikan penjelasan tentang kenyataan yang timbul dari
hasrat manusia

Perbedaan filsafat dan ilmu


a. Objek lapangan filsafat bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita)
sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) bersifat khusus dan empiric

b. Ilmu hanya terfokus pada bidang masing-masing secara kaku, filsafat tidak terkotak-kotak
dalam disiplin ilmu.

c. Objek formal (sudut pandang) filsafat bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian
dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.

d. Ilmu bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif. Disamping itu objek formal ilmu itu bersifat
B. Hakikat Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian
dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan
tersebut.

Agama secara umum adalah upaya manusia untuk mengenal dan


menyembah Ilahi (yang dipercayai dapat memberi keselamatan
serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia) Untuk
memperolah pemahaman tentang agama,
Rumusan agama berdasarkan unsur-unsur penting sebagai berikut:

a) Hubungan manusia degan suatu yang tak terbatas, yang transendental,


yang Ilahi (Tuhan Yang Maha Esa).

b) Berisi pedoman dan tingka laku (dalam bentuk larangan dan perintah), nilai-
nilai dan norma- norma yang diwahyukan langsung oleh Ilahi melalui Nabi- nabi.

c) Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.

d) Sebenamya dalam pengertian agama tercakup unsure-unsur utama sebagai


berikut:

- Ada kitab suci.

- Kitab suci ditulis oleh Nabi berdasarkan wahyu langsung dari Tuhan.
C. Hakikat Etika
Etika berasal dari kata Yunani yaitu berasal dari kata ethos (bentuk tunggal)
yang berarti tempat tinggal, padang, rumput, kadang, kebiasaan, adat, watak,
perasaan, sikap, cara berpikir, bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti
adat istiadat. Dalam hal ini kata etika sama dengan moral. Moral berasal dari
kata latin: mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup, (Kanter, 2001)
.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika ialah ilmu tentang baik
dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nila-
nilai yang berkaitan dengan akhlak, nilai mengenai benar atau salahnya.
perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat.
Etika mempunyai banyak arti. Namun demikian, setidaknya arti etika dapat dilihat
dari dua hal berikut
a) Etika sebagai peraksis; sama dengan moral atau moralitas yang berarti
adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam
kelompok atau masyarakat.

b) Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral.


Etika sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses
penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis.
D. Hakikat Hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah sebagai
berikut:

a. Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang


dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.

b. Undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur


pergaulan hidup masyarakat.

c. Patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan


sebgainya) yang tertentu.

d. Keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam


pengadilan), vonis.

Secara umum hukum merupakan suatu sistem yang dibuat oleh pihak
berwenang ataupun pemerintah dari suatu negara yang berisi aturan dan
norma yang diterapkan guna menciptakan kedamaian dan ketertiban di
negara tersebut. Pengertian hukum tersebut juga meliputi sanksi yang
Pada dasarnya hakekat hukum yang ideal sebagai obyek filsafat
hukum tentunya mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat dasar dari hukum. Pertanyaan-pertanyaan tentang "hakikat
hukum", tentang "dasar-dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum",
merupakan contoh-contoh pertanyaan yang bersifat mendasar itu.
Atas dasar yang demikian itu, filsafat hukum bisa dihadapkan
kepada ilmu hukum positif. Sekalipun sama-sama menggarap bahan
hukum, tetapi masing-masing mengambil sudut pemahaman yang
berbeda sama sekali. Ilmu hukum positif hanya berurusan dengan
suatu tata hukum tertentu dan mempertanyakan konsistensi logis
asas-asas, peraturan-peraturan, bidang-bidang serta sistem
hukumnya sendiri.
Hubungan agama, etika, dan nilai

Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak
ada agama yang tidak mengajarkan etika atau moralitas. Kualitas
keimanan (spritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas
peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan tuhan), tetapi juga oleh
kulaitas moral/etika (kualitas hubungan manusia dangan manusia lain
dalam masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai
ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai- nilai moral.
Hukum, etika dan etiket
Etika berhubungan erat dengan norma seperti tata cara,
kebiasaan, sopan santun, dan adat. Norma ialah
perwujudan dari nilai-nilai. Sehingga nilai dan norma
sangat penting untuk membentuk suatu etika. Dengan
adanya nilai dan norma akan dapat membuat
lingkungan bertindak sesuai etika yang berlaku dalam
lingkungan masyarakat.
Paradigma Manusia Utuh
1. karakter dan kepribadian
Karakter adalah sisi kepribadian yang di dapat dari pengalaman, pendidikan,
dan lingkungan sehingga bisa di katakan bahwa karakter adalah bagian dari
kepribadian. Oleh karena itu Lilik Agung (2007) mendefinisikan karakter sebagai
kompetensi yang harus di miliki oleh seseorang.

Dapat di tarik kesimpulan pengertian dari karakter sebagai berikut:


a) Karakter adalah korapetensi yang harus di miliki oleh seseorang.
b) Karakter menentukan keberhasialan seseorang.
c) Karakter dapat di ubah, dibentuk, di pelajari melalui pendidikan dan pelatihan
tiada henti serta melalui pengalaman hidup.
d) Tingkat keberhasilan seseorang di tentukan oleh tingkat kecocokan karakter
yang dimilikinya dengan di tuntun kenyataan/realita.
2. Kecerdasan, Karakter dan Etika

Wahyuni Nafis melalui pemahamannya atas ajaran tradisional islam

dan di inspirasii oleh beberapa pemikiran Stephan R Covery ia


menyebut tiga jenis kecerdasan dengan tiga golongan etika yang di
jelaskan:

Golongan Etika Karakter Utama

1. Teo etika

saling ketergantungan Masalah aku dengan tuhan


2. Sosio etika Ketergantungan
3. karakter dan paradigma pribadi utuh
Covery telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia
berkarakter, di perlukan pengembangan kompetensi secara utuh dan
seimbang terhadap empat kemampuan manusia yaitu: tubuh (PQ),
intelektual (IQ). hati (EQ), dan jiwa (SQ). Sementara cloud (2007)
mengatakan bahwa kunci pembangunan karakter adalah integritas.
Pemahaman atas integritas tidak sekedar berarti jujur atau mempunyai
prinsip moral, tetapi terkandan juga pengertian: utuh dan tidak terbagi,
menyatu, berkonsentrasi kukuh, serta mempunyai konsistensi.
karakter dan proses transformasi kesadaran
spiritual
Ilmu psikologi mencoba memasuki ranah kejiwaan, namun dalam
perkembanganya ilmu ini justru membatasi kajianya hanya pada
lapisan pikiran (mental/emotional) dan tidak ada upaya untuk
masuk lebih dalam ke ranah roh (kesadaran spritual/transdental).
Sementara ajaran agama yang seharusnya dapat di jadikan
panduan dan pengembangan/olahan batin, dalam perjalananya
sering kali pengajaranya lebih bersifat indoktrinasi, sekedar
menjalankan praktik berbagai ritul, serta kurang mengedepankan
pendekatan melalui proses nalar, pengalaman, dan pengalaman
langsung melalui refleksi diri. Akibatnya. ajaran agama yang
mulia itu tiidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.
5. Pikiran, meditasi, dan gelombang otak
Ketika pikiran berada dalam keadaan sadar
berarti pikiran sedang berada dalam gelombang
beta. Dalam gelombang ini pikiran sangat aktif
sehingga akan memaksa otak untuk
mengeluarkan hormon kortisol dan
norepinephirin yang menyebabkan timbulnya
rasa cemas, khawatir, gelisah dan sejenisnya.
Oleh karena itu, pikiran harus selalu di latih
untuk memasuki gelombang alpha Untuk
membangun karakter positif, seperti tenang,
sabar, nyaman, ikhlas, bahagia dan sejenisnya.
6. Model pembangunan manusia utuh

Berdasarkan konsep yang telah di jelaskan sebelumnya dapat


dibuat dua model tentang hakikat keberadaan manusia.

a) Model hakikat manusia tidak utuh


Model ini menjelaskan bahwa tujuan manusia hanya mengejar
kekayaan, kesenangan, dan kekuasaan duniawi. Kecerdasan yang
dikembangkan hanya IQ dan kesehatan fisik sehingga praktis
kurang atau bahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ. Dengan
kata lain, manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari telah
bertindak secara tidak etis yang mengakibatkan terbentuknya
karakter negatif umat manusia.
b) Model hakikat manusia utuh (paradigma manusia utuh)

Pengembangan model hakikat mansia utuh perlu untuk


mengatasi hal-hal yang terjadi berkaitan dengan hakikat
manusia tidak utuh. Paradigma hakikat manusia
seutuhnya mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis
dalam arti luas, yaitu dengan memadukan dan
menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan
intelektual, kematangan emosional dan kerukunan sosial,
dan kesadaran spiritual. Meditasi, zikir, retret, dan
sejenisnya terbukti dapat melengkapi praktik keagamaan
guna meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual.
kesimpulan
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang menempati posisi sebagai induk
pengetahuan. Filsafat juga diartikan mencari sebuah kebenaran, karakteristik utama
berfikir filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif.
Sifatnya menyeluruh artinya mempertanyakan hakekat keberadaan, dan kebenaran
tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan.

Agama adalah satu bentuk ketetapan ilahi yang mengarahkan mereka yang berakal
dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan ilahi tersebut kepada kebaikan
hidup didunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Etika sama dengan moral. Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal), atau
mores (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan. kelakuan, watak, tabiat,
akhlak, cara hidup. Hukum, etika dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan
dan mempunyai atri yang hampir sama walaupun terdapat juga perbedaaan.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai