Dosen Pengampu :
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
3.3 Persamaan dan Perbedaan Antara Hukum, Etika, dan Etiket ............................ 7
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan hubungan dari hakikat filsafat, agama, etika, dan nilai.
2. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum, etika, dan etiket.
3. Mengetahui tentang paradigma manusia utuh.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filsafat dalam bahasa Yunani philoshopia yang berarti cinta terhadap kebijaksanaan
(Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli, 2003).Karakteristik filsafat yaitu bersifat
menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Agama berasal dari bahasa Sanskerta a berarti
tidak, gam berarti pergi, dan a berarti bersifat atau keadaan.Jadi istilah agama berarti : bersifat
tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah.Sehingga dapat didefinisikan agama adalah
pedoman bagi manusia untuk mencapai hidup kekal.Hakikat etika dapat didefinisikan sebagai
praksis yaitu memiliki pengertian sama dengan moral atau moralitas dan etika sebagai sebagai
ilmu atau tata Susila yang merupakan pemikiran atau penilaian moral. Hakikat nilai menurut
Doni Koesoema A. (2007) merupakan kualitas suatu hal yang menjadikannya dapat disukai,
diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga menjadi semacam objek bagi kepentingan tertentu.
Hubungan agama, etika, dan nilai merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan.
Kualitas keimanan (spiritualitas) tidak hanya ditentukan dari kualitas peribadatan (kualitas
hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi juga kualitas etika/moral (kualitas hubungan manusia
dengan manusia lain dalam masyarakat dan manusia dengan alam).Dalam model paradigma
pembangunan manusia seutuhunya, memiliki beberapa konsep penting yakni : karakter,
keprbadian, kecerdasan, etika, gelombang otak, tujuan hidup, agama, dan meditasi/zikir.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pada table di bawah ini terdapat perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan
yang dilihat dari ketiga aspek.
Agama memiliki beberapa definisi dari para ahli. Namun, dari beberapa
definisi dapat dirinci rumusan agama sebagai berikut:
1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transcendental,
yang Ilahi-Tuhan Yang Maha Esa.
5
2. Berisi pedoman tingkah laku (dalam bentuk larangan dan perintah), nilai-
nilai, dan norma-norma yang diwahyukan langsung oleh Ilahi melalui
nabi-nabi.
3. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Definisi etika dapat dilihat dari dua hal. Pertama, etika sebagai praksis sama
dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan
norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat. Kedua, etika sebagai
ilmu atau tata asusila adalah pemikiran/penilaian moral. Etika sebagai pemikiran
moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap moralitass
tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis.
Kemudian yang terakhir, pengertian nilai memiliki tiga inti. Pertama, nilai
selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal). Kedua, ada bermacam-macam
(gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal. Ketiga, gugus-
gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi.
6
atau nilai akhir (hidup kekal di akhirat) yang mana di dunia ini manusia harus memiliki
etika yang baik.
7
Hubungan kecerdasan, karakter sel, dan etika.
8
BAB IV
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S., & Adana, C. (2019). Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Weruin, U. U. (2019, Oktober). Teori - Teori Etika dan Sumbangan Pemikiran Para Filsuf Bagi
Etika Bisnis. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis, 3, 314.
10