Anda di halaman 1dari 27

FILSAFAT AGAMA, ETIKA, & HUKUM

KELOMPOK 2

MEILANNY H.CORNELIS (2018-30-427)


DARMIYANTO RAHAYU (2019-30-053)
SARAH S.JESAYAS (2018-30-027)
CALVIN SAHANAYA (2018-30-150)
SHARON D.PATTIPEILOHY (2018-30-166)
WA ERNA (2018-30-133)
LISNA (2018-30-132)
HAKIKAT FILSAFAT, AGAMA,ETIKA DAN HUKUM.

HAKIKAT FILSAFAT
HAKIKAT FILSAFAT BERASAL DARI BAHASA YUNANI PHILO DAN SHOPIA.
• PHILO Artinya CINTA, SHOPIA Artinya KEBIJAKSANAAN. DENGAN DEMIKIAN
PHILOSHOPIA artinya cinta terhadap kebijaksanaan.
• SURIASUMANTRI Menguntip bahwa pernyataan willdurant yang mengumkapkan filsafat
sebagai pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infenteri, Filsafatlah
yang memenangkan tempatnberpijak bagi para ilmuan tersebut.
Berikut adalah KARAKTERISTIK Utama berfikir Filsafat adalah :
• Sifatyna yang menyeluruh, sangat mendasar dan spekulatif
Menurut SURIASUMANTRI : pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup 3 segi yaitu :
1. Apa yang disebut benar & apa yang disebut salah. (logika)
2. Mana yang dianggap baik & mana yang dianggap buruk (etika)
3. Apa yang diangaap indah & apa yang dianggap jelek (estetika)
Itulah sebabnya filsafat dikatakan induk dari segala cabang ilmu pengetahuan dan seni.
• Sifat yang mendasar berarti filsafat tidak dapat begitu saja percaya bahwa ilmu itu adalah benar.
• Sifat yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari jawab dari satu hal..
MARI KITA LIHAT TABEL BERIKUT UNTUK MEMPERJELAS
PERBEDAAAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.
NO ASPEK FILSAFAT ILMU
2.1 TABEL FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN .
1 ONTOLOGIS SEGALA SESUATU YANG BERSIFAT FISIK DAN SEGALA SESUATU YANG
NONFISIK BAIK YANG DAPAT DIREKAM MELALUI BERSIFAT FISIK DAN YANG
INDRA ATAU TIDAK. DAPAT DIREKAM MELALUI
INDRA

2 EPISTEMOLOGIS PENDEKATAN YANG BERSIFAT REFLEKTIF / PENDEKATAN INILAH


RASIONAL DEDIKATIF MENGGUNAKAN DUA
PENDEKATAN DEDUKATIF
,INDUKATIF, SECARA SALING
MELENGKAPI.

3. AKSIOLOGIS SANGAT ABSTRAK BERMANFAAT TETAPI TIDAK SANGAT KONKRIT LANGSUG


SECARA LANGSUNG BAGI UMAT MANUSIA DAPAT DIMANFATKAN BAGI
KEPENTINGAN MANUSIA.
HAKIKAT AGAMA
Berikut adalah Devinisi tentang Agama.
Menurut AGUS M. HARJANA Menguntip pengertian agama a, berarti tidak, gamb berarti pergi dan a, berarti
keadaan.Jadi istilah agama berarti Bersifat tidak pergi,tetap,lestari,kekal dan tidak berubah .
FUAD FARID ISMAIL DAN ABDUL HAMID MUTAWALLY Agama adalah : Satu bentuk ketetapan ilahi yang
mengharapkan mereka yang berakal dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan ilahi tersebut.
ABDUL KADIR MUHAMMAD Memberikan 2 rumusan agama Yaitu :
a)Hubungan antara manusia dengan suatu kekuasan luar
b)Apa yang diisyaratka ALLAH dengan perantara para Nabi-Nya.

Dari beberapa Devenisi diatas dapat dirinci rumusan agama sbb:


1. Hubungan manusia dengan suatu yang tidak terbatas.
2. Berisi pedoman tingkah laku (dalam bentuk larangan / perintah)
3. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan ahkirat
Unsur-unsur utama sebagai berikut
4. Ada Kitab Suci.
5. Kitab Suci yang ditulis oleh Nabi berdasarkan Wahyu langsung dari Tuhan.
6. Ada suatu lembaga yang membina , menuntun umat manusia dan menafsirkan kitab suci bagi kepentingan
umat-Nya.
HAKIKAT ETIKA
• Etika berasal dari kata yunani (ethos(bentuk tnggal) yang
berarti : tempat tinggal padang rumput, kandang,
keiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir.
Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat
istiadat.
Beberapa pengertian etika
(sebagai praksis, refleksi dan etimologi)

• Sebagai praksis artinya etika adalah nilai nilai dan norma


norma moral yang baik yang dipraktikan atau justru tidak
dipraktikan.
• Sebagai refleksi adalah pemikiran moral.
• Secara etimologi diartikan sebagai ilmu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan , atau ilmu tentang adat kebiasaan
yang berkenaan dengan hidup yang baik dan buruk.
Pengertian etika dari sumber lain
• Istilah lain dari etika adalah susila, su artinya baik, dan
sila artinyakebiasaan atau tingkah laku, sehingga susila
adalah ilmu kebiasaan atau tingkah laku perbuatan
manusia yang baik.
• Menurut kamus besar, ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk, kemudian kumpulan asas atau nilai yg
berkenaan dengan akhla, serta nilai mengenai benardan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Lanjutan pengertian etika dari sumber lain

• Menurut lawrence, weber, dan post (2005), etika adalah


suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah.
• Menurut david P. Baron, etika adalah suatu pendekatan
sistematis atas penilaian moralyang didasarkan atas
penalaran, analisis, sintesis dan reflektif.
Arti etika yang dilihat dari dua hal
• Etika dan norma norma sebagai praksis, sama dengan
moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
nilai nilai, dan norma norma yang berlaku dalam
kelompok atau masyarkat.
• Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah
pemikiran/penilaian moral.
HAKIKAT NILAI
Beberapa definisi tentang nilai :
Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) : standar atau ukuran (norma) yang kita
gunakan untuk mengukur segala sesuatu.
Sorokin dalam Capra (2002) : ada 3 sistem nilai dasar yang melandasi semua manifestasi
suatu kebudayaan, yaitu nilai indriawi, ideasional, dan idealistis.

Dari beberapa penjelasan mengenai nilai tersebut, dapat disimpulkan 3 hal, yaitu :
a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda,orang,dll.)
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal.
c. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai yang
tertinggi.
HUBUNGAN AGAMA, ETIKA, DAN
NILAI
Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang 3 hal
pokok, yaitu : (1) hakikat Tuhan, (2) etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara
beribadat.
Kualitas keimanan seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan,
tetapi juga oleh kualitas moral/etika.
Tingkat keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
tingkat/kualitas peribadatan, dan tingkat/kualitas moral seseorang akan menentukan
gugus/hierarki nilai kehidupan yang telah dicapai.
Pencapaian nilai-nilai kehidupan duniawi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi
hanya merupakan tujuan sementara, dan dianggap hanya sebagai media untuk
mendukung pencapaian tujuan akhir
Paradigma Manusia Utuh 
• 1.Karakter dan Kepribadian
• Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman,pendidikan,
dan lingkungan sehinggah bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari
kepribadian.sisi yang didapat dari faktor keturunan (seperti:bakat,
kecerdasan, dan tempramen) memang sulit diubah, namun sisi yang dibentuk
berdasarkan pendidikan,pengalaman, dan lingkungannya dapat diubah.
Defenisi Karakter

- Karakter adalah kompetensi mencakup: fisik (body), pikiran


(mind),
 jiwa/roh (spiritual)
-Karakter menentukan tingkat keberhasilan seseorang 
-Karakter dapat diubat melalui pendidikan dan pelajaran tiada
henti
-Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan oleh kecocokan
antara karakter dan tuntutan kenyataan
  10 karakter sel (Chopra)
• 1. Ada maksud yang lebih tinggi (sikap mementingkan diri sendiri)
• 2. Kesatuan (menarik diri)
• 3. Kesadaran (terperangkap dalam kebiasaan kaku)
• 4. Penerimaan (berfungsi sendirian)
• 5. Kreatifitas (berpegang pada kebiasaan lama)
• 6. Keberadaan (terlalu aktif atau agresif)
• 7 .Efisiensi (menumpuk/menimbun makanan, udara atau air)
• 8. Pembentukan ikatan (menjadi sel buangan)
• 9. Memberi (hanya menerima)
• 10 .Keabadian (jurang antar generasi)
Kecerdasan, Karakter, dan
Etika
Melalui pemahaman atau pemikiran/ ajaran tradisional Islm dan diinspirasi oleh beberapa
pemikiran Stephen R.Covey, ia menyebut dada tiga jenis kecerdasan dengan tiga golongn
etika,
yaitu :

• Psiko etika merupakan masalah aku dengan aku.

• Sosio etika menyangkut maslah aku dengan orang lain.

• Teo etika menyangkut masalah aku dengan Tuhan.


Karakter dan Paradigma Pribadi Utuh
Justru berbagai kemajuan tersebut disertai dengan kemunculan berbagai masalah, seperti
semkain banyak manusia yang miskin, melebarnya jurang antar golongan kaya dan miskin,
berkurangnya pemimpin yang berkarekter.

Covey (2005) telah memberikan jawaban atas semua itu yang sebenarnya sangat sederhana, yaitu
bermula dari paradigm yang tidak komplet mengenai siapa sesungguhnya diri seseorang. Orang
tidak lagi mampu memahami hakekat atau kodratnya sebagai manusia utuh.

Covey telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan


pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan manusia
yaitu: tubuh (PQ), intelektual (IQ), hati (EQ), dan jiwa atau roh (SQ).
Karakter dan Proses Transformasi Kesadaran Spiritual

Sampai sekarang belum banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengkaji
ranah spiritual melalui pendekatan rasional. Ilmu psikologi mencoba memasukiranah
kejiwaan, namun dalam perkembangannya ilmu ini cenderung membatasi kajiannya8
Hanya pada lapisan pikiran dan tidak berupaya untuk masuk ke dalam kesadaran
spiritual.Selain itu, ajaran agama yang seharusnya dapat dijadikan panduan dalam
pengembanganbatin dalam perjalanannya sering kali pengajarannya bersifat indokrinasi,
sebagaimenjalankan praktik berbagai ritual, serta kurang mengedepankan pendekatan
melaluiproses nalar, pengalaman, dan pengalaman langsung melalui refleksi diri. Akibatnya,
ajaranagama yang mulia itu tidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.
Akhir-akhir ini sudah banyak para pakar yang tertarik untuk mendalami ranah spiritualini. Mereka
menulis ulang dengan kemasan yang baru (dengan pendekatan yang lebihrasional) dari literatur kuno
yang telah ada sejak zaman dahulu yang ditulis oleh para nabi,praktisi keagamaan, dan praktisi
spiritual di negara-negara timur, seperti India, Cina, dannegara-negara Arab. Dengan cara ini justru
masyarakat barat makin banyak yang berminatuntuk menyelami dan menjalani prakti-praktik
spiritual.
Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak
Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk mengatur
gelombang otak manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnya sehingga bias mencapai hasil
optimal (sentanu, 2007). Otak akan memancarkan gelombang sesuai dengan tingkat keadaan
pikiran/kejiwaan seseorang
Empat kategori gelombang otak, yaitu:
• Ketika pikiran berada dalam keadaan sadar (aktif), berarti pikiran sedang berada
dalam gelombang beta. Dalam gelombang ini, pikiran sangat aktif sehingga akan
memaksa otak untuk mengeluarkan hormon kortisol dan norepinephrine yang
menyebabkan timbulnya rasa cemas, khawatir, gelisahh, dan sejenisnya. Oleh
karena itu, pikiran harus selalu dilatih untuk memasuki gelombang alpha untuk
membangun karakter positif, seperti: tenang, sabar, nyaman, ikhlas, Bahagia,
dan sejenisnya.
• Kunci untuk membangun karakter adalah melatih pikiran untuk memasuki
gelombang alpha.
Model Pembangunan Manusia Utuh

• Terdapat dua model tentang hakikat keberadaan manusia, yaitu:


1. model hakikat manusia yang dilandasi paradigma tidak utuh (paradigma
materialisme)sehingga timbul berbagai permasalahan yang memunculkan
ketidakbahagiaan. Pada modelini tujuan manusia hanya mengejar kekayaan dan
kesenangan, dan kekuasaan duniawi.Kecerdasan yang dikembangkan hanya IQ dan
kesehatan fisik sehingga praktis kurang ataubahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ.
2. model yang dikembangkan untuk kembali kepada paradigma tentang hakikat
manusiaseutuhnya. Dalam pengembangan manusia utuh, perlu dikembangkan juga secara
seimbangkecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan
kesehatan fisik.
Gambar 2.1
Model Hakikat Manusia Tidak Utuh
(paradigma materialisme)

KAYA/ KARAKT
KAYA/
TIDAK KARAKT
ER
TIDAK
BAHAGIA ER
NEGATIF
BAHAGIA NEGATIF

MAKANAN PQ SEHAT
MAKANAN
ENAK OLAH PQ SEHAT
ENAK OLAH (FISIK)
RAGA (FISIK)
RAGA

IQ EGO
IQ EGO
TINGGI
IPTEK TINGGI TINGGI
IPTEK TINGGI
SOMBONG,
EQ DAN SQ EQ SOMBONG,
GELISAH,
EQ DAN SQ EQ
RENDAH GELISAH,
TIDAK BENCI
TIDAK RENDAH BENCI
DIKEMBANG
DIKEMBANG TIDAK
KAN SQ TIDAK
KAN SQ PERCAYA
RENDAH PERCAYA
RENDAH TUHAN
Penjelasan pada
gambar 2.1 :

Pola hidup masyarakat moderen dewasa ini dilandasi oleh


paradigmaPola hidup
hakikat masyarakat
manusia moderen
yang tidak dewasa lebih
utuh. Manusia ini dilandasi oleh
bertoleransi
paradigmakekayaan
mengejar hakikat manusia
materi, yang tidak utuh.duniawi,
kesenangan Manusiadan lebihkekuasaan
bertoleransi
mengejarkurang
sehingga kekayaan
sekali materi, kesenangan
mengembangkan duniawi, emosiaonal
kecerdasan dan kekuasaandan
sehingga kurang sekali mengembangkan kecerdasan
spritual. Walaupun dengan kemajuan iptek manusia telah berhasil emosiaonal dan
spritual. Walaupun
meninhkatkan produksi dengan
barangkemajuan
dan jasa, iptek
namun manusia
berbagaitelah berhasil
persoalan
meninhkatkan
muncul sebagai produksi barang
alibat dari dan tidak
tindakan jasa, etis
namun yangberbagai persoalan
mengakibatkan
muncul sebagai
terbentuknya alibat dari
karakter tindakan
negatif umattidak etis yang
manusia mengakibatkan
atau kealpaan
terbentuknya karakter
mengembangkan EQ dan SQ negatif umat
tersebut, antaramanusia atau kealpaan
lain: meluasnya korupsi
mengembangkan EQ dan SQ tersebut, antara lain:
dan kejahatan, melebarnya kesenjangan orang kaya dan miskin, meluasnya korupsi
dan kejahatan,
meningkatnya melebarnya
berbagai konflikkesenjangan
kegelisan, orang kaya kemarahan,
ketakutan, dan miskin,
meningkatnya
depresi, berbagai
anarkisme, konflik kegelisan, ketakutan, kemarahan,
dan sebagainya.
depresi, anarkisme, dan sebagainya.
Gambar 2.2
Model Hakikat Manusia Utuh
( paradigma manusia utuh)

KARAKTER
KEBAHAG POSITIF
IAN (SIFAT
SEL)
MAKANAN
ENAK OLAH PQ SEHAT
RAGA FISIK

PSIKO ETIKA
IPTEK IQ TINGGI Berilmu, sabar,
syukur.

MEDITASI, SOSIO ETIKA


ZIKIR, EQ TINGGI Silaturahmi,
RETRET baik sangka,
amanah.
TEO ETIKA
AGAMA SQ TINGGI Takwa, ikhlas,
tawakal
Penjelasan dari gambar 2.2 :
Penjelasan dari gambar 2.2 :

Paradigma hakikat manusia seutuhnya dengan mengembangkan sikap berperilaku hidup etis dalam
Paradigma
arti luas, yaitu denganhakikat manusia
memadukan danseutuhnya dengan mengembangkan
menyeimbangkan kualitas kesehatan sikap berperilaku
fisik, hidupintelektual
pengetahuan etis dalam
arti luas,
(psiko yaitu
etika), dengan memadukan
kematangan dan kerukunan
emosional dan menyeimbangkan kualitas
sosial (sosio kesehatan
etika), fisik, pengetahuan
dan kesadaran spritual (Teointelektual
etika).
(psiko etika), kematangan emosional dan kerukunan sosial (sosio etika), dan kesadaran
Meditasi, zikir, retret, dan sejenisnya terbukti dapat melengkapi praktik keagamaan guna meningkatkanspritual (Teo etika).
Meditasi, zikir,
kecerdasan retret, dan
emosional dan sejenisnya terbukti
spritual serta dapat melengkapi
melengkapi pengembanganpraktik intelektual
keagamaanmelaluiguna meningkatkan
IPTEK dan
kecerdasan emosional
keshatan fisik yang diperoleh .dan spritual serta melengkapi pengembangan intelektual melalui IPTEK dan
keshatan fisik yang diperoleh .
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai