Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang
sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak
mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama
studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa


melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya
adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka,
dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong
yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.

Dalam pembahasan makalah ini, lebih menekankan pembahasan tentang psikologi pendidikan
dalam perspektif Islam sesuai dengan judul makalah yang sedang saya bahas " Konsep Psikologi
Pendidikan Islam"

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Psikologi Pendidikan Islam ?
2. Bagaimanakah Fondasi Psikologi Islami ?
3. Bagaimanakah Fungsi Psikologi Dalam Dunia Pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Psikologi Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tentang bagaimana fondasi Psikologi Islami
3. Untuk mengetahui tentang Fungsi Psikologi Dalam Dunia Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikologi Pendidikan Islam

Istilah psikologi berasal dari bahasa Inggris psychology. Namun kata ini sebenarna berasal
dari Bahasa Yunani psyche dan logos. Psyche berartti jiwa, sedangkan logos berarti mengetahui
atau ilmu. Jadi secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang jiwa
atau disingkat dengan ilmu jiwa.

Terdapat banyak penafsiran tentang psikologi ini. Sebagaimana yang dirumuskan oleh para
ahli psikologi yang menjelaskan psikologi secara umum seperti di bawah ini :

1.Criyn, menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa jiwa.

2.Prof. A. Ghozali, M.A. menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari
penghayatan dan tingkah laku manusia.

3.Kuypere, menyebutkan psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang fungsi-fungsi jiwa.

4.J. Lischoten, mengatakan psikologi ialah ilmu yang mempelajari tentang bentuk umum dari
cara bergaulnya pribadi dengan benda/orang, yang ada dalam situasi pergaulan.

5.Drs. Marsam berpendapat psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menghayati
tingkah laku manusia, yang merupakan perwujudan dari aktifitas potensi jiwa, sebagai reaksi
pengaruh lingkungan.

Sehingga dari berbagai pandangan tadi dapat diketahui bahwa makna psikologi ialah ilmu yang
berusaha mengungkap, mempelajari, membina dan membimbing poensi-potensi yang ada pada
manusia baik yang bersumber dari hereditas (fitrah) maupun dari hasil reaksi akibat pengaruh
lingkungan.

Sedangkan dalam pandangan Islam istilah jiwa dikenal dengan istilah nafs (jiwa), qalb (hati), roh
dan aql (akal). Keempat nama tersebut dijelaskan dalam al-Qur'an sebagaimana contoh-contoh
berikut :

1. Kata nafs, dalam surat al-Baqarah : 48 terdapat kata (‫ )نفس عن نفس‬menunjukkan dzat dalam
keseluruhan tubuh manusia. Di dalamnya lebih menekankan unsur pengaruh dan akifitas biologis
daripada unsur berfikir. Disini al-nafs juga dapat dimaknai sebagai subtansi yang berdiri sendiri,
bersifat immateri, subyek yang mengetahui dan tidak terbagi-bagi.

2. Kata roh dalam surat As-Sajdah : 9 terdapat kata (‫ )زوجه‬digunakan sebagai arti pemberian


hidup, dan arti al-Quran dalam surat Asy-Syuura : 52 pada kata ‫زوجا‬ juga menunjukkan arti
wahyu dan malaikat/Jibril pembawanya, seperi dalam surat Mukmin :15, pada kata (‫ )الروح‬Jibril/
Malaikat, dan S. An-Nahl : 102 pada kata ‫)روح القدوس‬ )

3. Kata qalb selalu digunakan yang berkaitan dengan emosi dan akal manusia, teapi tidak
menunjukkan penggerak naluri atau biologis dan tetap terbatas pada bagian yang disadari.
Seperti dalam Surat A-Hujurat: 7 pada kata (‫قلوبكم‬ ) hatimu.

4. Kata aql dalam beberapa ayat menunjukkan unsur pemikiran manusia, seperti S. Al-Anfal : 22


pada kata (‫ )ال يعقلون‬apakah kamu tidak berfikir.

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai potensi fitrah yang
tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini dimaksudkan agar manusia dapat
mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi Allah
untuk beribadah kepada-Nya.

Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut
Poerbakawatja dan Harahap, Pendidikan adalah “….Usaha secara sengaja dari orang dewasa
dengan pengaruhnya untuk meningkatkan si anak ke kedewasaan, yang selalu diartikan mampu
menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya…” Orang dewasa itu adalah orang
tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk
mendidik, misalnya saja guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan kepala-
kepala asrama dan sebagainya.

Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal
ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang
belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

“Pendidikan” dalam Islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan istilah  al-tarbiyah, al-
ta`lim, al-ta`dib dan al-riyadah.” Setiap terminologi tersebut mempunyai makna yang berbeda
satu sama lain, karena perbedaan teks dan kontek kalimatnya.

Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena.
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu
seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial
sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau
lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau
keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus
bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan
Sunnah (Hadist).

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha maksimal untuk
menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan
dalam al-Qur`an dan Sunnah. Usaha tersebut senantiasa harus dilakukan melalui bimbingan,
asuhan dan didikan, dan sekaligus pengembangan potensi manusia untuk meningkatkan kualitas
intelektual  dan moral yang berpedoman pada syariat Islam.

Manusia dengan berbagai potensi tersebut membutuhkan suatu proses pendidikan, sehingga
apa yang akan diembannya dapat terwujud. Pendidikan Islam bertujuan untuk mewujudkan
manusia yang berkepribadian muslim baik secara lahir maupun batin, mampu mengabdikan
segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan Allah SWT. Dengan demikian, hakikat cita-
cita pendidikan Islam adalah melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan, satu sama lain saling menunjang.

Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan
berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses
pendidikan.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap
pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti
pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan
dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak
bisa dilepaskan dari psikologi.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya
peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu,
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat
dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus
dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.

Arthur S. Reber menerangkan bahwa Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu


psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal
sebagai berikut :

1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas

2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum

3.Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan


4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif

5. Penyenggaraan pendidikan keguruan

Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan psikologi. Pendidikan merupakan
suatu proses panjang untuk mengaktualkan seluruh potensi diri manusia sehingga potensi
kemanusiaannya menjadi aktual. Dalam proses mengaktualisasi diri tersebut diperlukan
pengetahuan tentang keberadaan potensi, situasi dan kondisi lingkungan yang tepat untuk
mengaktualisasikannya. Pengetahuan tentang diri manusia dengan segenap permasalahannya
akan dibicarakan dalam psikologi umum. Dalam hal pendidikan Islam yang dibutuhkan psikologi
Islami, karena manusia memiliki potensi luhur, yaitu fitrah dan ruh yang tidak terjamah dalam
psikologi umum (Barat).

Berdasarkan uraian diatas, maka sudah selayaknya dalam pendidikan Islam memiliki landasan
psikologis yang berwawasan kepada Islam, dalam hal ini  dengan berpandu kepada al-Quran dan
hadits sebagai sumbernya, sehingga akhir dari tujuan pendidikan Islam dapat terwujud dan
menciptakan insan kamil bahagia di dunia dan akhirat. Sebenarnya, banyak sekali istilah untuk
menyebutkan psikologi yang berwawasan kepada Islam. Diantara para psikolog ada yang
menyebut dengan istilah psikologi Islam, psikologi al-Qur’an, psikologi Qur’ani, psikologi sufi
dan nafsiologi. Namun pada dasarnya semua istilah tersebut memiliki makna yang sama.

B. Fondasi Psikologi Islami

Dalam Al-Quran, ada beberapa kata kunci yang berbicara mengenai psikologi yaitu al-nafs,
al-qalb, al-aql, al-ruh, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Dari analisa terhadap kosa kata
tersebut, secara metode tafsir maudhu’i atau tematik akan diformulasikan sejumlah konsep-
konsep psikologi dari Al-Quran, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menyusun
paradigma teori psikologi Islami.

Psikologi Islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang mendasarkan
seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada Islam. Islam sebagai subjek dan
objek kajian dalam ilmu pengetahuan, harus dibedakan kepada tiga bentuk: Islam sebagai ajaran,
Islam sebagai pemahaman dan pemikiran serta Islam sebagai praktek atau pengamalan. Islam
sebagai ajaran bersifat universal dan berlaku pada semua tempat dan waktu, bersifat absolut dan
memiliki kebenaran normatif,  yaitu benar berdasarkan pemeluk agama tersebut, sehingga bebas
ruang dan waktu. Islam sebagai pemahaman dan praktek, selalu berhubungan dengan ruang dan
waktu, sehingga bersifat partikular, lokal dan temporal. Dan itu semua adalah fondasi awal untuk
melakukan gagasan aktulisasi psikologi Islami. Dalam kontek Aceh paska pengesahan RUU-PA,
kita berharap supaya qanun-qanun tentang pendidikan secara umum dapat memuat rincian ketiga
hal tersebut, karena itu adalah ruh dari psikolongi pendidikan kita kedepan post conflict and post
tsunami.
C. Fungsi Psikologi Dalam Dunia Pendidikan

Psikologi merupakan suatu cabang ilmu yang memberikan kontribusi banyak dalam dunia
pendidikan. Dimana bagi pendidik, pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu
dalam menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan pada diri anak didik  ada keefektifan –
keefektifan jiwa yang dapat diperhalus atau diperkuat melalui pendidikan atau latihan – latihan
yang sistematis dan kontinue.

Disini para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat diharapkan memiliki pengetahuan
psikologi pendidikan yang sangat memadahi agar dapat mendidik para siswa melalui proses
belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan menganahi psikologi
pendidikan bagi para guru berperan penting dalam penyelenggarakan pendidikan di sekolah-
sekolah.

Misalnya, dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak yang belum  masuk sekolah,
berarti kita telah memberikan kesempatan bagi pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi,
berfikir, dan sebagainya. Hal ini merupakan upaya untuk membantu pertumbuhan suatu fungsi
dalam jiwa anak.

Dengan mempelajari psikologi, pendidik dapat mengetahui bahwa masa peka pada anak-anak
terjadi sekiar umur 3-4 tahun, sedang untuk belajar berhitung terjadi sekitar umur 5-6 tahun.
Dengan demikian pada umur-umur tersebut (orang tua) dirumah dapat memberikan latihan
pendahuluan sebelum si anak masuk sekolah. Disamping itu si anak juga harus diberikan
pendidikan kehendak, agar tindakan si anak sesuai dengan norma-norma yang ada.

Jiwa anak memang berbeda dengan jiwa orang dewasa, karena itu cara mendidiknya pun
tidak sama dengan mendidik orang dewasa. Lebih-lebih disaat pertumbuhan anak menuju tingkat
dewasa, pendidik harus menyesuaikan pola penddidikannya dengan karakter yang dimiliki anak.
Disinilah pentingnya psikologi pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan tentang psikologi
pendidikan anak, maka para pendidikpun akan dapat menepikan kesalahan-kesalahan dalam
proses pendidikan dan pertumbuhan anak menuju dewasa.        
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Psikologi pendidikan Islam dapat kita ketahui secara definitif ialah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa yang mana keberadaannya tidak bisa lepas dalam nilai-nilai Islam itu sendiri. Dalam
pembahasan ini psikologi diarikan sebagai al-nafs.

Psikologi Pendidikan Islam merupakan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam al-
Qur`an dan Sunnah. Usaha tersebut senantiasa harus dilakukan melalui bimbingan, asuhan dan
didikan, dan sekaligus pengembangan potensi manusia untuk meningkatkan kualitas intelektual 
dan moral yang berpedoman pada syariat Islam.

Para pendidik harus memiliki kompetensi keilmuan psikologi pendidikan ini dalam proses
belajar mengajar yang dia terapkan. Karena dengan penguasaan melalui psikologi pendidikan ini
dia akan lebih mudah memahami karakter murid-muridnya, untuk lebih mandapatkan hasil yang
maksimal. Karena dalam kelas gurulah yang sering berhadapan dengan anak didiknya. 

Kemudian dalam pengaktualisasian psikologi pendidikan ini, manusia dibekali dengan


sejumlah potensi di dalam dirinya. Potensi yang diberikan Allah yang diberikan kepada setiap
manusia. Potensi-potensi tersebut berupa ruh, nafs, akal, qalb, dan fitrah
DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar, “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
Emosional Spiritual Questiont Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam”. Jakarta :
PT. Arga Wijaya Persada, 2001.

Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media, 2007.

Http://www.acehinstitute.org/opini_zahrila_aktualisi_pendidikan_islam.htm

Http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/psikologi-pendidikan-dan-guru/

HTTP://ALHAFIZH84.WORDPRESS.COM/2009/12/20/PENGERTIAN-PSIKOLOGI-
PENDIDIKAN/

HTTP://WWW.KHAIRULUMAM.CO.CC/?P=67" \O "PERMANENT LINK TO PSIKOLOGI


PENDIDIKAN

Http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/01/16/pendidikan-islam/

Http://www.angelfire.com/mt/matrixs/psikologi.htm#Inteligensi%20dan%20IQ

Malik, Imam, Psikologi Umum, Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2004.

Malik, Imam, Tazkiya al-Nafs (Sebuah Penyucian Jiwa, Surabaya: eLKAF, 2005

Romlah, Psikologi Pendidikan Kajian Teoritis dan Aplikatif, Malang: UMM Press, 2001

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005

Anda mungkin juga menyukai