PEMBENTUK
PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA
OLEH
M. SUKMA LASMANA : NIM 210101100897
NORHASANAH : NIM 210101100895
SEPTIANA : NIM 200101100059
Pada dasarnya manusia memiliki karakter masing-masing yang dibawanya sejak lahir.
Akan tetapi karakter yang dibawa sejak lahir ini bisa saja berubah karena adanya faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Karakter atau akhlak ini disebut oleh beberapa fakar
dapat dirubah atau dibentuk. Namun sebagian ada yang berpendapat bahwa karakter atau
akhlak ini tidak bisa dirubah.
Dalam menggambarkan salah satu langkah awal dalam mendidik akhlak yang benar
adalah dengan menanamkan pendidikan agama Islam ke dalam diri manusia dari sedini
mungkin. Maka berangkat dari sinilah, diperlukannya seorang pendidik atau guru yang
memfokuskan pada pembentukan akhlak yang Islami yang nantinya mampu menyerap
nilai-nilai murni dari pembelajaran pendidikan agama Islam yang diterimanya, kemudian
mengambil hikmahnya, hingga tertanam dan akan mempengaruhi pembentukan akhlak
yang diharapkan yaitu akhlak yang baik.
Maka dengan pemaparan diatas, pemakalah akan memaparkan lebih rinci mengenai
pembentukan akhlak islami dalam bentuk makalah dengan tujuan untuk mengetahui
pengertian pembentukan akhlak mulia, ruang lingkup akhlak mulia, tujuan pembentukan
akhlak mulia, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak mulia, serta
metode pembentukan akhlak mulia.
1
Hestu Nugroho Warasto, Pembentukan Akhlak Islami (Studi Kasus Sekolah Madrasah Aliyah
Annida Al-Islamy, Cengkereng), dalam Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2
No. 1. 2018. h: 65-66.
1
B. METODE
Makalah ini disusun sedemikian rupa dengan pendekatan kualitatif menggunakan
metode studi literatur atau kepustakaan. Metode ini berupa pengambilan data dengan
mengumpulkan dan membaca berbagai sumber literatur sebagai referensi.Metode ini
berisikan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penulisan.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembentukan Akhlak Mulia
Secara sederhana akhlak mulia atau Islami dapat diartikan sebagai akhlak
yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang
berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sebagai sifat. Dengan
demikian, akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam.
Namun dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga
bersifat universal. Dalam rangka menjabarkan akhlak Islami yang universal ini
diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang
terkandung dalam ajaran etika dan moral. Dengan kata lain akhlak Islami adalah
akhlak yang di samping mengakui adanya nilai-nilai universal sebagai dasar
bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai
penjabaran atas nilai-nilai yang universal ini. Perlu ditegaskan, bahwa akhlak
dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, walaupun
etika dan moral itu diperlukan dalam rangka menjabarkan akhlak yang
berdasarkan agama (akhlak Islami).
Hal yang demikian disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara
sesama manusia saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi
ketika etika atau moral digunakan untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak
berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika atau moral.
2
2. Ruang Lingkup Akhlak Mulia
Ruang lingkup akhlak mulia/islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran
Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah
(agama/Islami) mencakup berbagai aspel, dimulai dari akhlak terhadap Allah,
hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
benda-benda yang tak bernyawa). Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak
Islami yang demikian tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut 2.
2
Mustopa, Pembentukan Akhlak Islami Dalam Berbagai Perspektif, dalam Jurnal Yaqzhan, Vol.3
No.1, 2017. h. 107-108.
3
3) Akhlak Terhadap Lingkungan
1) Aliran nativisme
33
Hestu Nugroho Warasto, Pembentukan Akhlak Islami (Studi Kasus Sekolah Madrasah Aliyah
Annida Al-Islamy, Cengkereng), dalam Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2
No. 1. 2018. h: 65-66.
4
hal penentuan baik dan buruk sebagaimana telah diuraikan di atas. Aliran
ini tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peranan
pembinaan dan pendidikan.
2) Aliran Empirisme
3) Aliran Konvergensi
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
5
tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan
pendidikan.
Di dalam hadis Nabi banyak dijumpai anjuran agar orang tua membina
anaknya. Seperti halnya bunyi hadis berikut:
6
pendidikan keagamaan sebelum mendapatkan pendidikan lainnya.
Abdullah Nashih Ulwan mengatakan, pendidikan hendaknya
memperhatikan anak dari segi muraqabah Allah SWT, yakni dengan
menjadikan anak merasa bahwa Allah selamanya mendengar bisikan dan
pembicaraannya, melihat gerak-geriknya, mengetahui apa pun yang
dirahasiakan dan dibisikkan, mengetahui pengkhianatan mata dan apa
yang disembunyikan hati.4
1) Faktor Internal
Faktor intenal atau faktor yang datang dari dalam diri sendiri.
Bentuknya dapat berupa kecenderungan kebiasaan, bakat akal, dan lain-
lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atas kecenderungan
kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut akan baik.
a) Naluri (instink)
Naluri adalah pembawaan alami setiap makhluk yang tidak
perlu dipelajari karena memang sudah bawaan. Instink (naluri)
adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa
latihan sebelumnya secara mekanis.
b) Kebiasaan
Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang
yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan. Salah satu faktor penting dalam
pembentukan akhlak adalah kebiasaan atau adat istiadat
4
Mustopa, Pembentukan Akhlak Islami Dalam Berbagai Perspektif, dalam Jurnal Yaqzhan, Vol.3
No.1, 2017. h. 112-115.
5
Yayan Andriani, Pembentukan Dasar Akhlaq Islami Dan Etika Dalam Ilmu Tauhid Agama Islam,
dalam Madinah: Jurnal Studi Islam, Vol. 7, No. 2, 2020. h. 169-170.
7
didalam perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah
dikerjakan.
c) Keturunan
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari orang tua kepada anak.
Ahmad Amin mengatakan bahwa perpindahan sifat-sifat
tertentu dari orang tua kepada keturunannya, maka disebut al-
Waratsah atau warisan sifat-sifat.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan alam
Lingkungan alam yang melingkupi manusia merupakan faktor
yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
b) Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya,
dalam pergaulan yang akan saling mempengaruhi dalam
fikiran, sifat dan tingkah laku. Contohnya akhlak orang tua
dirumah dapat mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga
akhlak anak kuliah dapat terbina dan terbentuk menurut
pendidikan yang diberikan oleh dosen-dosen dikampus.
8
5. Metode Pembentukan dan Pembiasaan Akhlak Mulia
Menurut Islam, metode yang bisa digunakan untuk membentuk akhlak antara
lain sebagai berikut6:
2) Keteladanan
6
Hestu Nugroho Warasto, Pembentukan Akhlak Islami (Studi Kasus Sekolah Madrasah Aliyah Annida
Al-Islamy, Cengkereng), dalam Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2 No. 1.
2018. h: 71-72.
9
3) Pembiasaan
4) Pemberian Hadiah
5) Mendidik Kedisplinan
6) Cerita (Qisah)
Metode cerita ialah metode yang mengandung arti suatu cara dalam
menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis,
tentang bagaimana terjadinya suatu hal, baik yang sebenarnya terjadi,
ataupun hanya rekaan saja.
10
7) Perumpamaan (Amsal)
D. KESIMPULAN
1. Pembentukan akhlak Islami adalah bentuk perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada
ajaran Islam.
2. Ruang lingkup akhlak Islami mencakup tiga hal yakni akhlak terhadap Allah,
akhlak terhadap sesama makhluk hidup dan akhlak terhadap lingkungan.
3. Tujuan pembentukan akhlak Islami dari prespektif pendidikan Islam yakni
sebagai perwujudan nilai-nilai Islami pada pribadi manusia didik yang
diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil
(produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu
pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah
yang taat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya terdapat tiga aliran yakni aliran nativisme, aliran
empirisme, dan aliran konvergensi. Sedangkan menurut pendapat lainnya,
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak pada prinsip yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
5. Metode pembentukan dan pembiasaan akhlak islami mencakup tujuh hal
yakni, Mauidzah dan nasihat, keteladanan, pembiasaan, pemberian hadiah,
mendidik displin, cerita dan perumpamaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Yayan. 2020. Pembentukan Dasar Akhlaq Islami Dan Etika Dalam Ilmu Tauhid
Agama Islam. Madinah: Jurnal Studi Islam, 7 (2): 169-170.
Mustopa. 2017. Pembentukan Akhlak Islami Dalam Berbagai Prespektif. Jurnal Yaqzhan, 3
(1): 107-115.
Warasto, Hestu Nugroho. 2018. Pembentukan Akhlak Siswa (Studi Kasus Sekolah Madrasah
Aliyah Annida Al-Islamy, Cengkereng). Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni dan
Teknologi, 2 (1): 65-72.
12