DOSEN PENGAMPU
Muhammad Abdillah Ihsan,S.Pd.,MA
Disusun oleh
SINTA ( 210101100660 )
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tujuan menambah wawasan bagi si pembaca dan penulis yang
berjudul “ HAKIKAT SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA “ .
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada guru mata
kuliah kami yang telah membimbing menulis makalah ini.
Sinta
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 4
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sila pertama, yakni ‘Ketuhana Yang Maha Esa ‘ mengandung pengertian bahwa
bangsa indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agamanya. Sila pertama ini juga mengajak manusia
Indonesia untuk mewujudkan kehidupan selaras , serasi, dan seimbang antar sesama
manusia Indonesia, antar bangsa, maupun makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Dalam sila pertama pancasila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa ‘, hendaknnya menjadi
dasar pemuka agama dalam menganjurkan kepda pemeluk agama masing – masing
untuk menaati norma - norma kehidupan berragama uyang dianutnya .
2. Rumusan Masalah
1. Pengertian hakikat pancasila ketuhanan yang maha esa
2. Nilai – nilai ketuhanan yang maha esa
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sila pertama dari Pancasila Dasar adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunkan istilah dalam bahasa
Sanskerta ataupin bahasa pali bahwa arti Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Tuhan Yang Satu, atau Tuhan Yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya
dalam sudut pandang bahasa Sanskerta ataupun Pali, Ketuhanan Yang Maha
Esa bukanlah bermakna Tuhan Yang Satu. Kata “maha” berasal dari bahasa
Sanskerta/Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian
bentuk).
Kata “maha” bukan berarti “sangat”. Jadi adalah salah jika penggunaan kata
“maha” dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang
berarti sangat besar.
Kata “Esa” juga berasal dari bajasa Sanskerta atau pali. Kata “ Esa” bukan
berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “Etad”
yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu
pada kata “ini” (this – inggris ). Sedangkan kata “ satu” dalam pengertian
damam bahasa Sanskerta maupun pali adalah kata “ eka “ . Jika yang
dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah dalam bahasa Tuhan yang satu,
maka kata yang seharusnya digunakan adalah “eka” bukan kata “esa “.
5
Indonesia akan timbul rasa saling menyayangi, saling menghargai, dan saling
mengayomi.
Sila Ketuhanan yang Maha Esa memiliki makna bahwa dalam sila ini
menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa . Setiap warga negara diharapkan
mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptikan manusia dan dunia serta
isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut mewujudkan dengan memeluk agama
serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa .
6
apa yang diperintahkan dan hormatlcinta kepada Tuhan. Sedangkan taklim
mengandung makna memuliakan Tuhan, memandang Tuhan terluhur.
Tuhan itu ada dalam realitas/ kenyataan.Bukti-bukti adanya 'I'uhan itu secara
filsafati dapat dibuktikan:
Secara Ontologis. Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang
"ada". Tuhan "ada" dan sempurna. Sesuatu di dunia ini tidak berada karena
dirinya sendiri, tetapi ada karena ada yang menciptakan. Semua yang ada
didunia ini tidak ada yang sempurna dan tidak akan ada yang menyamai
kesempurnaan Tuhan.
Secara Kosmologis. Kosmologi adalah caabang filsafat yang membahas
tentang dunia atau alam semesta, diantaranya membahas tentang ruang, waktu,
gerak, perubahan, keabadian, kesempurnaan, keteraturan, dan kualitas. Contoh
dalam kualiatas ( hubungan sebab akibat) yaitu hubungan anak, bapak, kakek
dan lainnya.
1. Secara Teleologis: adanya keteraturan yang bertujuan dan konsep keterpolaan
(designer). Alam semesta menunjukkan bentuk keteraturan ini dan segala
sesuatu di alam semesta diatur menurut tujuan tertentu. Bagian-bagian di alam
semesta ini mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dan bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat dzat yang menentukan tujuan
tersebut, yaitu Tuhan.
2. Secara Realitas: setiap suku bangsa mengakui adanya suatu realitas tertinggi
dengan sebutan bermacam-macam : Tuhan, Allah, Hyang Widi, Pangeran dsb.
3. Secara Moral: ada kehidupan masa depan yang abadi dan Tuhan sebagai kebaikan
tertinggi.Imanue1 Kant mengatakan dengan istilah "imperatif kategoris",berbuat
baik demi kebaikan itu sendiri.Kalau sudah berbuat baik tetapi nasibnya, malah
sengsara di dunia, masih ada harapan untuk meminta keadilan pada Tuhan. Secara
moral kita yakin,Tuhan akan memberikan kebahagiaan diakherat sesuai dengan
apa yang dilakukan didunia sesuai dengan hukum Tuhan.
7
2. Nilai – nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam pancasila, nilai ketuhanan dibaca dan dimaknai secara hierarkis. Nilai
ketuhanan merupakan nilai tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat
mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini. Suatu perbuatan dikatakan
baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan.
Berikutnya, dalam bacaan pancasila juga, prinsip ketuhanan diwujudkan dalam
paham kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai watak kebangsaan Indonesia.
Dalam pandangan Jimlyz dorongan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa menentukan kualitas dan derajat kemanusiaan seseorang diantara
sesama manusia sehingga perikehidupan bermasyrakat dan bernegara dapat
tumbuh sehat dalam sturktur kehidupan yang adil sehingga kualitas peradaban
bangsa dapat berkembang secara terhormat diantara bangsa – bangsa.
8
apapun. Pemahaman terhadap keempat nilai lain yang terdapat dalam Sila kedua
hingga keempat Pancasila tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai Ketuhanan yang terdapat dalam Sila pertama ini
menjadi perekat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila berikutnya, atau ia
meliputi dan menjiwai sila-sila berikutnya.
Adapun nilai – nilai yang terkandung dalam sila pertama antara lain sebagai
berikut.
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat –
sifatnya yang maha sempurna .
2. Ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa , dengan cara menjalankan
semua perintah-Nya, dan sekaligus menjauhi segaal larangan-Nya.
3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang berbeda
– beda.
4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama kepercayaannya.
1) Pengakuan adanya kausa prima ( sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa
2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing – masing dan beribadah menurut
agamanya.
3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai hukum yang berlaku
4) Atheisme dilarang hidup dan dikembangkan di Indonesia
5) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, serta toleransi
antarumat dan dalam beragama.
6) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antaragama.
Dari sini jelas, dalam konteks Pancasila dan nilai ketuhanan, dapat dikatakan bahwa
segala sesuatu bersandar pada aspek ketuhanan. Inilah yang disebut oleh Yudi Latief
sebagai perspektif iluminasi. Maksudnya, masyarakat Indonesia berpandangan bahwa
segala sesuatu di jagad raya ini saling berpasangan dan saling tergantung yang
merupakan pancaran dari satu kekuatan yang tunggal, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa. Nilai-nilai ketuhanan yang dijadikan dasar atau jiwa penyelenggaraan negara
9
tidak hanya berasal dari agama atau kepercayaan tertentu, melainkan berdasarkan
prinsip-prinsip ajaran agama dan kepercayaan yang sifatnya universal. Semua agama
dan kepercayaan di Indonesia
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sila pertama dari Pancasila Dasar adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kata “maha” bukan
berarti “sangat”. Kata “ Esa” bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Jika yang
dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah dalam bahasa Tuhan yang satu, maka kata yang
seharusnya digunakan adalah “eka” bukan kata “esa “. Sila pertma, yakni “Ketuhanan yang
Maha Esa “ mengandung pengertian bahwa bangsa indonesia mempunyai kebebasan untuk
menganut agama dan menjalankan ibadah yangbsesuai dengan ajaran agamanya. Sila pertama
ini juga mengajak manusia indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, searasi, dan
seimbang antarsesama manusia indonesia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan
lainnya. Sila Ketuhanan yang Maha Esa memiliki makna bahwa dalam sila ini menghendaki
setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa . Dengan demikian keyakinan tersebut akan mengembangkan tingkat pemahaman
hakikat Tuhan yang memiliki oleh pribadi masing – masing yang berbeda – beda pula. Juga
tidak ada tempat bagi Pantheisme yaitu faham bahwa semua itu adalah Tuhan dan Moriisme
yaitu paham bahwa yang ada sungguh-sungguh itu hanya tunggal yaitu Tuhan. Nilai ini
mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan
terhadap Dzat Yang Maha Tunggal tiada duanya. Tuhan adalah realitas pertama, “ causa
prima”, realitas tertinggi, pencipta alam semesta, tidak bergantung pada apapun dan siapa pun
( ingat sifat – sifat Tuhan dalam Asmaul Husna ). Yang Maha Esa artinya yang satu (tunggal
), baio sifatNya, DzatNya, perbuatannya, KehendakNya, adanNya. Secara Ontologis.
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang "ada". Secara Kosmologis.
Kosmologi adalah caabang filsafat yang membahas tentang dunia atau alam semesta,
diantaranya membahas tentang ruang, waktu, gerak, perubahan, keabadian, kesempurnaan,
keteraturan, dan kualitas. 1. Secara Teleologis: adanya keteraturan yang bertujuan dan konsep
keterpolaan (designer). Terdapat dzat yang menentukan tujuan tersebut, yaitu Tuhan. 3.
Secara Moral: ada kehidupan masa depan yang abadi dan Tuhan sebagai kebaikan
tertinggi.Imanue1 Kant mengatakan dengan istilah "imperatif kategoris",berbuat baik demi
kebaikan itu sendiri.Kalau sudah berbuat baik tetapi nasibnya, malah sengsara di dunia,
masih ada harapan untuk meminta keadilan pada Tuhan. Secara moral kita yakin,Tuhan akan
memberikan kebahagiaan diakherat sesuai dengan apa yang dilakukan didunia sesuai dengan
11
hukum Tuhan. Dalam pancasila, nilai ketuhanan dibaca dan dimaknai secara hierarkis. Nilai
ketuhanan merupakan nilai tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Nilai-
nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila, meminjam ungkapan Bung Karno, merupakan
nilai-nilai Ketuhanan yang berkebudayaan dan berkeadaban. Jika diibaratkan Pancasila ialah
sebatang pohon, sila pertama merupakan akarnya, sila kedua adalah batang, sila ketiga adalah
buah, sila empat adalah buah yang telah diolah dalam permusyawaratan perwakilan sehingga
menjadi pemerintahan. Pemahaman terhadap keempat nilai lain yang terdapat dalam Sila
kedua hingga keempat Pancasila tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah yang disebut oleh Yudi Latief sebagai perspektif
iluminasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Seragih S Erman, ANALISIS MAKNA TEOLOGI KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM
KONTEK PLURALISME AGAMA DI INDONESIA, jurnal Teologi”cultavation”.2017
Aristin Rini, AKUTUALISASI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DI ERA REFORMASI,
Al-Ibrah, 2016
13