Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“BERTAHAN EKONOMI MIE LIDIH DIERA PANDEMI”


Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Ekonomi Mikro
Dosen Pembimbing : Dr.Satunggale Kurniawan, M.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Dendy Ahmad Khomaeni (21012101)

Kelas Manajemen 16A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya yang telah
dilimpahkan kepada kita. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah Saw. Akhirnya kami sebagai penulis bisa membuat makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah pendidikan agama islam dengan judul “KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan saran dan dukungan atas
penyusunan makalah ini :
1. Bapak Achmad Faisol Syaifullah, S.Ag., MH selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.
2. Dan semua rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan banyak kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan maupun materi. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Sekali lagi kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Prigen, 08 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 RumusanMasalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 UMKM 3
2.2 Pengaruh Pandemi Covid Terhadap Mie Lidih Mbok Siamah 4
2.3 Strategi Pemasaran Mie Lidih Mbok Siamah Era Covid-19 4

BAB III PENUTUP 8


3.1 Kesimpulan 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara dan pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk. Dalam sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung
makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini
adalah manusia. Sebagai bangsa yang menganut pancasila sebagai pandangan hidup, bangsa
Indonesia harus selektif dalam menentukan budaya-budaya. Ketuhanan Yang Maha Esa,
berperan penting sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruk budaya yang dibawa arus
globalisasi. Filsafat ketuhanan merupakan pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal
budi. Dengan demikian, filsafat dapat digolongkan sebagai ilmu yang mulia. Manusia adalah
makhluk yang dapat melampaui dirinya melebihi batas ruang dan waktu dalam kesadarannya.
Keberadaan kebutuhan untuk mengerti merupakan kesadaran manusia, termasuk dalam
kesadaran ini adalah bahwa manusia selalu terdorong untuk selalu mempertanyakan diri dan
dunianya. Pengetahuan tentang Tuhan dan kesetiaan terhadap aturan-aturannya merupakan dasar
bagi tiap agama.
Kita sebagai umat Islam harus menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. Iman merupakan percaya, sedangkan taqwa adalah melakukan segala perintah nya
dan menjauhi segala larangannya. Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah lepas untuk
mencari nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena manusia di hadapkan sebagai macam
persoalan. Disinilah iman dan taqwa mempunyai peranan sebagai jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah kehidupan tersebut. Jadi iman dan taqwa itu sangatlah penting bagi
manusia. Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang
diajarkan agama yang dianutnya. Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah
tujuan , Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan kehidupan. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala
sumber daya yang ada. Oleh karena itu, manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak
menyimpang dari apa yang di perintahkan Allah SWT.
Kita sebagai umat Islam juga harus beriman kepada qadha dan qadar. Iman kepada qadha
dan qadar adalah meyakini bahwa Allah telah membuat ketetapan terhadap ciptaannya dan Allah
juga berkuasa mengubah ketetapannya apabila orang tersebut mau berusaha untuk mengubahnya
disertai doa yang sungguh-sungguh. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan
ketentuan Allah SWT, maka harus berlomba-lomba untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu menjadi penghuni surga. Oleh karena itu kita dituntut untuk
selalu berhati-hati dalam bertindak, menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan juga tidak
merugikan orang lain

1
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatas, dapatdibuatbeberaparumusanmakalah, antara lain:
1. Apa pengertian hakikat ketuhanan?
2. Apaarti Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila?
3. Apasajanilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa?
4. Apapengertian keimanan dan ketaqwaan?
5. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman dan bertaqwa?
6. Apasaja jaminan bagi orang-orang yang bertaqwa?
7. Apa korelasi antara keimanan dan ketaqwaan?
8. Apa arti filsafat ketuhanan ketuhanan dalam Islam?
9. Sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan
10. Apa pengertianaqidah?
11. Bagaimana ruang lingkup aqidah?
12. Apa pengertianqadha dan qadar?
13. Apasaja contohqadha dan qadar?
14. Apasaja hikmah beriman kepada qadha dan qadar?

1.3 Tujuan
Berdasarkanlatarbelakangdiatas, dapatdibuatbeberapatujuan, antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat ketuhanan
2. Untuk mengetahui arti Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
4. Untuk mengetahui pengertian keimanan dan ketaqwaan
5. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman dan bertaqwa
6. Untuk mengetahui jaminan bagi orang-orang yang bertaqwa
7. Untuk mengetahui arti filsafat ketuhanan
8. Untuk mengetahui sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan
9. Untuk mengetahui pengertian aqidah
10. Untuk mengetahui ruang lingkup aqidah
11. Untuk mengetahui pengertian qadha dan qadar
12. Untuk mengetahui contoh qadha dan qadar
13. Untuk mengetahui iman kepada qadha dan qadar
14. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada qadha dan qadar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HakikatKetuhanan

1. PengertianHakikatKetuhanan

Moh. Hatta menegaskan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar yang
memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi masyarakat dan
penyelenggara negara. Dengan sila ini maka politik negara berdasar pada moral yang kuat dan
sila ini menjadi dasar yang memimpin kerohanian ke arah jalan kebenaran, keadilan, kebaikan,
kejujuran dan persaudaraan. Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis
mengandung makna terdapat kesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan-Manusia-Negara.
Hubungan ini bersifat langsung dan tidak langsung. Manusia berkedudukan sebagai makhluk
Tuhan YME karena diciptakan. Adapun Tuhan adalah sebagai ‘causa prima’ atau penyebab
pertama (yang tunggal dari segalanya).

2. Ketuhanan Yang MahaEsaDalamPancasila

Silapertamayakni 'Ketuhanan yang MahaEsa' mengandungpengertianbahwabangsa


Indonesia mempunyaikebebasanuntukmenganut agama danmenjalankanibadah yang
sesuaidenganajaranagamanya. Silapertamainijugamengajakmanusia Indonesia
untukmewujudkankehidupan yang selaras, serasi, danseimbangantarsesamamanusia Indonesia,
antarbangsa, maupundenganmakhlukciptaanTuhan yang lainnya.

Dari sekolahdasarsampaisekolahmenengahumumkitadiajarkanbahwaartidariKetuhanan
Yang MahaEsaadalahTuhan Yang Satu, atauTuhan Yang jumlahnyasatu.

3
JikakitamembahasnyadalamsudutpandangbahasaSanskertaataupunPali, Ketuhanan Yang
MahaEsabukanlahbermaknaTuhan Yang Satu.

Kata "maha" berasaldaribahasaSanskerta/Pali yang bisaberartimuliaataubesar


(bukandalampengertianbentuk). Kata "maha" bukanberarti "sangat". Kata "esa"
jugaberasaldaribahasaSanskerta / Pali. Kata "esa" bukanberartisatuatautunggaldalamjumlah. Kata
"esa" berasaldari kata "etad" yang lebihmengacupadapengertiankeberadaan yang
mutlakataumengacupada kata "ini" (this-Inggris). Sedangkan kata "satu"
dalampengertianjumlahdalambahasaSanksertamaupunbahasaPaliadalah kata "eka". Jika yang
dimaksuddalamsilapertamaadalahjumlahTuhan yang satu, maka kata yang
seharusnyadigunakanadalah "eka", bukan kata "esa".

3. NilaiNilaiKetuhanan Yang MahaEsa


Berikutnilai-nilai yang terkandungdalamsilaKetuhanan Yang MahaEsa:
1. Toleransiantarumatberagama, denganmenghormatiperbedaan agama
antaratemandantetangga yang sedangmelaksanakanibadah.
2. Agama dankepercayaankepadaTuhan Yang
MahaEsaadalahhubunganmanusiadenganTuhan.
3. Tidakmemaksakantemanatautetanggasekitaruntukmemeluk agama tertentu.
4. Salingmenghormatidanmembebaskanteman, saudara,
dantetanggasekitarmenjalankanibadahsesuaikepercayaanmasing-masing.
5. Hiduprukunantarumatberagamadengantidakmembeda-bedakan agama
dalambergauldenganteman, tetangga, dansaudara.
6. MengimanidanpercayaadanyaTuhan yang
MahaEsadenganmengikutiperintahdanlarangannya.

2.2 KeimanandanKetaqwaan

4
1. Pengertiankeimanandanketaqwaan

√Pengertiankeimanan

Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti keyakinan. Dengan demikian, rukun
iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap
pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam
hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun
iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan
(taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan
karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan
dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.
Dalam surah al-Baqarah ayat 165 :
ۗ ِ ‫اس َم ْنيَتَّ ِخ ُذ ِم ْندُونِاللَّ ِهَأ ْندَادًايُ ِحبُّونَهُ ْم َك ُحبِّاهَّلل ِ ۖ َوالَّ ِذينَآ َمنُواَأ َش ُّد ُحبًّاهَّلِل‬
ِ َّ‫َو ِمنَالن‬
ِ ‫َولَوْ يَ َرىالَّ ِذينَظَلَ ُمواِإ ْذيَ َروْ ن َْال َع َذابََأنَّ ْالقُ َّوةَلِلَّ ِه َج ِميعًا َوَأنَّاللَّهَ َش ِديد ُْال َع َذا‬
‫ب‬
Artinya :“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal).”

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu MajahAtthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan


dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu
‘aqdunbilqalbiwaigraarunbillisaaniwa’amalunbilarkaan). Dengan demikian, iman merupakan
kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan
sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

✓ Pengertian Ketaqwaan

5
Secarabahasatakwaberasaldari kata waqa – yaqi – wiqayah yang artinyamenjagadiri,
menghindaridanmenjauhi. Sedangkanpengertiantakwasecaraistilah, takwaadalahtakutkepada
Allah berdasarkankesadarandenganmengerjakansegalaperintah-Nya danmenjauhisegalalarangan-
Nya sertatakutterjerumusdalamperbuatandosa. Takwaadalahseseorang yang taatkepada Allah
ataspetunjukdari Allah karenamengharaprahmat-Nya
daniameninggalkanmaksiatkarenatakutakansiksa-Nya. Tidaklahseseorangdikatakantakwakepada
Allah jikadiabelummenjalankankewajiban yang Allah tetapkandanmenunaikanhal-hal yang
sunnahseperti yang dicontohkanNabishalallahualaiahiwasallam. Seseorang yang
bertakwaadalahketikaiamampusecaraikhlasmengerjakansegalaperintah-perintah-Nya
danmenjauhisegalalarangan-larangan-Nya, makaitulahartitakwa yang mungkinbisakitapahami.

Secaradefinisiartitakwamemanghanyaterdiridaribeberapakalimatsaja,
tetapipadatataranimpelementasi, artitakwatidaksesederhana yang kitabayangkan,
takwamerupakansebuahkomplekasitasdariseluruhtindakandanamalperbuatanseseorangdalamberi
badahkepada Allah. Takwasesungguhnyaadalahketikakitabersungguh-
sungguhmenjauhiseluruhdosa, baik yang besarmaupun yang kecil. Dan bersungguh-
sungguhmelakukanseluruhbentukketa’atan, baik yang wajibmaupun yang
sunahdengansemampunya, danmenjauhidosa-dosakecilsebagaibenteng yang
kuatantaraseoranghambadengandosa-dosabesar.
Kualitasketakwaanseoranghambasejatinyadapatdilihatdarisejauhmanaiadapatsecarakonsistenmen
jalankanapa yang diperintahkan Allah danapa yang dilarangoleh-Nya.
Semakinkonsistendalammenjalankanperintah-Nya,
makaiasemakintinggikadarketakwaanyakepada Allah. Firman Allah,
“Makabertakwalahkamukepada Allah menurutkesanggupanmu.” (QS At-Tagabun [64]: 16).

2. Ciri-Ciri Orang Beriman

6
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak
lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak
hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami
ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.
2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi
dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim:
11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal: 3
dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat,
dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.
4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal ini
dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah
merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang
kaya dengan yang miskin.
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-
Mukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar
ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.
6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min tidak
akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan Allah
adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta
benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap seperti itu
merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan
ajaran Allah dan Sunnah Rasul.

Ciri-Ciri Orang Bertaqwa

7
Ciri-ciri orang yang bertaqwayaitu :
1. Berimankepada Allah, para malaikat, kitab-kitabdan para nabi.
2. Mengeluarkanharta yang dikasihnyakepadakerabat/ Bersedekah.
Orang yang bertaqwamempunyaisifatgemarbersedekahbaik di
waktulapangmaupunsempit, bersedekah yang
dilandasihatiikhlasbukankarenamengharapsanjungandarisesamamanusiamelainkanhan
yasemata-matamencariridho Allah, makaiatergolongsebagai orang yang
pandaimensyukurinikmat yang diberikanoleh Allah.
3. Mendirikansolatdanmenunaikan zakat
4. Menepatijanji, yang dalampengertian lain adalahmemeliharakehormatandiri.
Menepatijanjiadalahciri orang bertakwa yang manamerupakankebalikandari orang
munafikdankafir. Setiap kali diberikanamanahatautanggungjawab,
makaiaakanmelaksanakansesuaidenganjanjinya.
5. Mampumenahanamarah.
Ciri orang yang bertaqwamemilikikemampuanmengendalikanamarah. Sifatamarah
yang tidakterkendaliakanmembawadampak yang
negatifpadadirisendiridanjugakepada orang lain.
Memangkadangterasasulitkitamenghilangkansifatamarahsecara total,
namunharusberusahauntukmenguranginyadanmenahanataumengendalikannya agar
tidakmeledak, sehinggadampaknegatif yang
ditimbulkanlebihdapatdiminimalisirdibandingkansifatamarah yang tidakdikendalikan.
Sifatsukamarahatau orang yang
sukarmengendalikanamarahdapatberbahayabagikesehatanpsikis, hatisertajasmaninya.
Karenamarahitumengeluarkanenergi yang
tidakterkendalidankarenahatinyatidakjernih.
Sifatsukamarahbuktihatinyalabildantidaktenang.
6. Memohonampunandari Allah SWT.
Dan sebaik-baiknya orang yang bersalahadalah orang yang maubertaubat,
tidakmengulangiatasperbuatandosanya.

8
3. JaminanUntuk Orang Yang Bertaqwa

Dalam Alquran juga telah disebutkan jaminan (balasan) yang dijanjikan oleh Allah bagi
orang-orang yang bertakwa yaitu :

1. Jaminan ampunan dan mendapatkan surga. Allah SWT berfirman, “Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.” (QS Ali Imran [3]: 146).
2. Diberikan baginya jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup. Allah SWT
berfirman, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.” (QS at-Thalaq [65]: 2).
3. Diberikan jaminan rezeki dari arah yang tidak terduga sebelumnya. Allah SWT
berfirman, “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS
at-Thalaq [65]: 3).
4. Dihapuskan dosa-dosanya dan diberikan pahala yang berlipat. Allah SWT berfirman,
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-
kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS at-Thalaq [65]: 5).

4. Korelasi Antara KeimanandanKetaqwaan

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang percaya yaitu yang berpandangan dan hidup dengan cara Allah
menurut Sunnah Rasul yaitu orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman
dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.Iman yang benar kepada
Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk berbuat
kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan
menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar-
benar beriman dan orang yang benar-benar percaya adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak
yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan
cirri-ciri dari orang yang bertaqwa.

9
Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat
tauhid dalam syahadat asyhaduallaailaahailla Alah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala
larangan-Nya.

2.3 FilsafatKetuhanan

1. FilsafatKetuhananDalamIslam

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos
yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau
hikmah. Terhadap pengertian seperti ini, Asy-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah
hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya,
memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sifat positif terhadapnya. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan
sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. (Ahmad Hanafi,
Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990, Hlm.45).

Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami
perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang
pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan diatas dapat diketahui
bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasaan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan
atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang
menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.

Keimanan dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus
dilaksanakan secara intensif. Keimanan kepada Allah SWT, kecintaan, pengharapan, ikhlas,
kekhawatiran tidak dalam ridho-Nya, tawakkal nilai yang harus ditumbuhkan secara subur dalam
pribadi muslim yang tidak terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.

Muslim yang baik memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual


sehingga sikap keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi, tetapi didukung kecerdasan
10
pikir atau ulul albab. Terpadunya dua hal tersebut insyaallah menuju dan berada pada agama
yang fitrah. Jadi, filsafat ketuhanan dalam Islam bisa diartikan juga yaitu kebijaksanaan Islam
untuk menentukan Tuhan, dimana ia sebagai dasar kepercayaan umat Muslim.

SiapakahTuhanItu?

Perkataan Ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Qur’an dipakai untuk


menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS:45
(Al-Jatsiiyah) : 23, yaitu:

Artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas pengelihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?”

Dalam QS : 28 (Al-Qashash) : 38 perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya


sendiri:

Artinya: Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Dan sesungguhnya aku benar-
benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.

Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung
arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun

11
atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan Ilah dalam Al-Qur’an juga dipakai dalam
bentuk tunggal (mufrod: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun).
Derifasi makna dari kata ilah tersebut mengandung makna bahwa ‘bertuhan nol’ atau atheisme
adalah tidak mungkin. Untuk dapat mengerti definisi Tuhan atau Ilah yang tepat berdasarkan
logika Al-Qur’an sebagai berikut:

Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan
dipentingkan hendaknya diartikan secara luas. Tercakup didalamnya yang dipuja, dicintai,
diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk
pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi Al-Ilah ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan
hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri dihadapannya, takut, dan mengharapkannya,
kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya
untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan
disaat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M.Imaduddin, 1989 : 56).

Atas dasar definisi ini, tuhan bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. Yang
pasti, manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak bertuhan. Berdasarkan logika Al-
Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang
komunis pada hakikatnya bertuhan juga. Adapun tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan
mereka.

Dalam Islam diajarkan kalimat “LaaIlaaha Illa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai
dengan peniadaan, yaitu “Tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “selain
Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan
terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu tuhan, yaitu Allah SWT.

Untuk lebih jelas memahami tentang siapakah Allah, Dr. M. Yusuf Musa menjelaskan
dalam makalahnya yang berjudul “Al Ilaahiyatbaina Ibnu Sina wa Ibnu Rusyd” yang telah diedit
oleh Dr. Ahmad Daudy, MA dalam buku Segi-segi pemikiran falsafi dalam Islam. Beliau
mengatakan: Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta segala sesuatu, tidak ada sesuatu yang
terjadi tanpa kehendak-Nya, serta tidak ada sesuatu yang kekal tanpa pemeliharaan-Nya. Allah

12
mengetahui segala sesuatu yang paling kecil dan paling halus sekalipun. Ia yang menciptakan
alam ini, dari tidak ada menjadi ada, tanpa perantara siapapun. Ia memiliki berbagai sifat yang
maha indah dan agung.

2. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

1. Barat

Menurut pemikiran manusia yang dimaksud konsep ketuhanan ialah hasil pemikiran baik
melalui pengalaman lahiriyah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
manyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat
menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian
dikemukakan oleh EB Taylor, Robertshon Smith, Lubbock dan Javens. Proses perkembangan
pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:

A. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang
berPemikiranpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut
ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh
positif da nada pula yang berpengaruh negative. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan
nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan Syakti (India).

B. Animisme

Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya.Setiap benda
yang dianggap benda baik, mempunyai roh.Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai
sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu
yang selalu hidup, mempunyai rasa

13
C. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena


terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian
disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada
dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang
membidangi angin dan lain sebagainya.senang, rasa tidak senang apabila kebutuhannya
dipenuhra

D. Henotoisme

Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu


bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui
Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme

E. Monoteisme

Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham,
yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.

2.4 ArtidanRuangLingkupAqidah

1. PengertianAqidah

‘Aqidah (ُ‫ )اَ ْل َعقِ ْي َدة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
ْ yang
berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ْ yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthubiquw-wah (‫)ال َّر ْبطُبِقُ َّو ٍة‬
ihkaamu (‫)اِإل حْ َكا ُم‬
yang berarti mengikat dengan kuat.

14
Sedangkan menurut Istilah (terminologi), ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti tanpa
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara
lain:
1. Menurut Hasan al-Banna:
“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan”
2. Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta
diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu”
Jadi ‘Aqidah islamiyyah adalah keimanan yang bersifat teguh dan pasti kepada Allah
SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-
malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah sahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensu) dari
Shalafushshalih, serta seluruh brita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiyah maupun secara
amaliyah yang telah di tetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.

2. RuangLingkupAqidah

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut
Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-Esaan Allah dalam
zat, sifat, perbuatan dan wujdunya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman.
Meminjam sistimatikaHasalnal-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat.
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah)
sepertiwujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat.

15
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuktentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat.
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
sepertiMalaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat.
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat Sam’i
(dalilnaqliberupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat,surga neraka dan lain sebagainya.

Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti


sistimatikaarkanul iman (rukun iman) yaitu:
1. Rukun Iman kepada Allah SWT
Urutan yang pertama adalah iman kepada Allah SWT menjadi dasar dari iman karena
sebagai umat Islam harus mengakui keesaan Nya. Dia merupakan pencipta di alam
semessta, penguasa langit maupun bumi serta Tuhan yang wajib disembah dengan sifat
tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Meyakini akan hadirnya Allah tidak hanya dengan kata-kata semata melainkan harus
diwujudkan melalui tindakan. Caranya yaitu dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar,
maksudnya melakukan segala perintah serta menjauhi larangan yang menghantar ke
jurang kesesatan.
2. Rukun Iman Kepada Malaikat
Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur/ cahaya dan tidak diberikan
nafsu. Oleh karenanya mereka selalu taat pada segala perintah serta ketetapan. Meskipun
tidak terlihat sebagai manusia harus meyakini keberadaannya dengan tugas tersendiri.
3. Rukun Iman kepada Kitab Allah SWT
Allah menjelaskan ajaran-Nya melalui kitab diturunkan kepada para Rasul melalui
perantara malaikat. Ajaran di dalamnya harus disampaikan kepada umat manusia yang
mengimaninya secara utuh tanpa adanya kelalaian, ada banyak umat terdahulu terkena
azab karena kelalaiannya.

16
Kitab-kitab ini sebagai pedoman dan pegangan hidup umat dihala para Rasulullah sudah
wafat. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kelalaian yang mengakibatkan terpecah
belahnya akidah dan keyakinan mereka. Meskipun demikian terdapat penerusnya yaitu
para sahabat dan ulama.
4. Rukun Iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT
Jumlah nabi dan rasul wajib diketahui yaitu sekitar 25 yang diturunkan pada umat dengan
karakteristik masing-masing. Setidaknya terdapat 4 kitab suci diturunkan kepada mereka
untuk bekal mengajarkan tauhid dengan meyakini bahwa Allah merupakan Tuhan wajib
disembah.
Kitab tersebut disampaikan melalui perantara malaikat Jibril baik dengan menunjukkan
wujud aslinya maupun menyamar. Isi di dalamnya sebagai pedoman mengambil
keputusan dan menghukumi terkait suatu perkara yang bertujuan agar terarah serta tidak
semabrangan dalam mengambil keputusan.
5. Rukun Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)
Hari akhir adalah hal nyata yang sering diingkari oleh manusia. Sebagai seorang Muslim
maka mereka wajib mengimani untuk menunjang semangat dalam beribadah serta
sebagai bukti bahwa hari pembalasan benar adanya dan seluruh manusia harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Pada hari akhir nanti semua manusia dikumpulkan dengan berbagai keadaan, bahkan
digambarkan ada yang berkepala hewan maupun tenggelam dalam keringatnya sendiri.
Hal ini dikarenakan posisi matahari di atas kepala berjarak sekitar satu jengkal sehingga
panasnya dapat melelehkan tubuh.
6. Rukun Iman kepada Qadha dan Qadar
Takdir sendiri terbagi menjadi dua yaitu tetap, sebagai contoh yaitu kematian, jodoh, dan
rezeki. Bagian kedua adalah dapat diubah dengan berusaha serta berdoa kemudian
diiringi ketaqwaan. Manusia perlu meyakininya sebagai rujukan bahawa semua atas
kehendak dan kuasa Allah.

17
2.5 Qada’ danQadar

1. PengertianQada’ danQadar
Menurut istilah, kata Qada’ bisa diartikan sebagai suatu ketetapan Allah SWT sejak
zaman azali atau diartikan juga sebagai segala sesuatu hal yang akan terjadi suatu saat nantinya,
dan berkaitan dengan makhluk ciptaan Allah SWT. Sementara menurut bahasa diartikan sebagai
suatu ketetapan, perintah, hukum, pemberitahuan, penciptaan, dan juga kehendak.
SedangkanQadar yaitu Perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar
tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Qadarnya Allah ini juga biasa disebut dengan istilah
takdir. Hubungan antara qadha dan qadar yaitu hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan satu kesatuan.
Qada ini sudah tidak bisa diubah lagi, bagaimanapun caranya. Sebab Qada sudah tertulis
di Lauhul Mahfudz sejak kamu di dalam kandungan.BerbedadenganQada, qadar masih bisa
diubah melalui adanya suatu usaha, tawakal, ikhtiar secara sungguh-sungguh supaya
memperoleh hasil sesuai dengan apa yang kamu inginkannya. 

2. ContohQada’ danQadar
 Contoh Qada’
 Hari akhir (kiamat)
 Kelahiran seseorang
 Jenis kelamin
 Penampilan fisik
 Kematian
 ContohQadar
 Seseorang yang kesulitanmemahamipelajaran di
sekolahberusahabelajardengangiat agar memperolehnilai yang bagus
 Orang yang mengidappenyakittertentuberobatdanmenjalanigayahidupsehat agar
sembuh
 Seseorang yang
miskinberusahamemperolehpekerjaanataumembuatsuatuusahahinggamenjadi
orang yang berkecukupan

18
Macam-MacamQadar (Takdir)

Qadar atau takdir dibagi menjadi dua macam:


1) Takdir Mubram berarti ketentuan Allah yang mesti terjadi dan tidak bisa diubah.
Contoh takdir mubram:
a. Kenyataan bahwa matahari hanya ada pada siang hari, sedangkan bulan dan
bintang hanya ada pada malam hari.
b. Kejadian laut pasang dan surut.
c. Kematian setiap mahkluk.
d. Kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
e. Kejadian seseorang terlahir di dunia ini.

2) Takdir mualak berarti ketentuan Allah yang mungkin bisa diubah dengan jalan ikhtiar
dan berdoa. Contoh takdir mualak:
a. Orang yang bodoh dapat pandai jika giat belajar dan berdoa kepada Allah.
b. Orang miskin yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh disertai dengan doa dapat
menjadi orang kaya.
c. Bencana alam mungkin tidak akan menimbulkan korban yang besar jika manusia
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapinya dengan menggunakan kemampuan
yang telah Allah berikan.

ImanKepadaQada’ danQadar
Iman kepada qadha dan qadar yaitu percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah
menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada mahluknya. Setiap manusia, telah diciptakan
dengan ketentuan-ketentuan dan telah di atur nasibnya sejak zaman azali. Meski ada takdir Allah
SWT, bukan berarti kita sebagai manusia bermalas-malasan menunggu nasib tanpa berusaha atau
berikhtiar. Karena sebuah keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya usaha.

Dalil adanya Qada’ anQadar

 Q.S Al-Ahzab/33:38

19
Artinya : "…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."
 Q.S Al-Qamar/54:49

Artinya :  "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."


 HR. Muslim

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap
makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." 

3. HikmahBerimanKepadaQada’ danQadar

Dengan beriman kepada qada’ dan qadar, kita dapat mendapat beberapa hikmah, antara
lain :

a. Mendapat sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakal.


b. Melatih diri untuk bersyukur dan bersabar atas kehendak Allah.
Misalnya: ketika tertimpa musibah, sikap orang akan berbeda. Ada yang tabah, ada yang
sedih dan tidak terima. Orang yang beriman dengan takdir, ia akan bersabar dan tetap
bersyukur karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT.
c. Mendekatkan diri kepada Allah
Orang yang percara pada takdir Allah SWT, pasti dia merasa bahwa semua yang
menimpanya adalah bagian dari karunia Allah SWT. Karena itu, semua kejadian yang
dialaminya kian mendekatnya dirinya kepada Allah SWT.
d. Terhindar dari sifat sombong atau takabur
Orang yang percara takdir Allah SWT pasti tidak akan sombong, Karena ia memahami
bahwa semua yang dimiliki adalah bersumber dari Allah SWT.
20
e. Dapat menenangkan jiwa

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sila ‘Ketuhanan yang MahaEsa’ mengandungpengertianbahwabangsa Indonesia


mempunyaikebebasanuntukmenganut agama danmenjalankanibadah yang
sesuaidenganajaranagamanya.

Berimankepada Allah SWT adalahkebutuhan yang


mendasarbagimanusiauntukmerasakankebahagiaanhidup.
Imandidefinisikandengankeyakinandalamhati, diikrarkandenganlisan,
dandiwujudkandenganamalperbuatan. Sedangkantakwaadalahtakutkepada Allah
berdasarkankesadarandenganmengerjakansegalaperintah-Nya danmenjauhisegalalarangan-
Nya sertatakutterjerumusdalamperbuatandosa. Orang yang bertakwaadalah orang yang benar-
benarberimandan orang yang benar-benarpercayaadalah orang yang memilikisifatdanakhlak
yang mulia.

Filsafatketuhananadalahkecintaan, atausesuatu yang


dianggappentingolehmanusiaterhadapsesuatuhal. Keimanandalam Islam
merupakanaspekajaran yang fundamental.

Aqidahadalahkeimanan yang bersifatteguhdanpastikepada Allah SWT,


dengansegalakewajiban, bertauhid, danta’atkepada-Nya, berimankepadaMalaikat-malaikat-
Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hariakhir, takdirbaikdanburuk,
danmengimaniseluruhapa-apa yang telahsahihtentangprinsip-prinsip agama. Denganaqidah
yang baikmakakita pun akanmenjadimanusiamuslim yang baik, aqidahadalahpenyempurna
agama kitakarenaaqidahbersumberdari Al-Qur’an danhadits.

Qada’ danqadarselaluberhubunganerat. Qada’ bisadiartikansebagaisuatuketetapan


Allah SWT sejak zaman azaliataudiartikanjugasebagaisegalasesuatuhal yang

22
akanterjadisuatusaatnantinya, danberkaitandenganmakhlukciptaan Allah SWT.
SedangkanQadaryaituPerwujudandariqadhaatauketetapan Allah SWT
dalamkadartertentusesuaidengankehendak-Nya. Contohqada’ yaituhariakhir,
harikelahiran&kematian, jeniskelamin, penampilanfisik, sedangkancontohqadaryaituseseorang
yang miskinberusahamemperolehpekerjaanataumembuatsuatuusahahinggamenjadi orang
yang berkecukupan.
Berimankepadaqada’danqadarakanmenumbuhkansikapoptimistidakmudahputusasakarenakita
percayakepadaketentuan Allah SWT.

3.2 SARAN

Keimananseseorangakanberpengaruhterhadapperilakunya. Olehkarenaitu,
penulisberharap agar kitasenantiasameningkatkanimandantaqwakepada Allah SWT agar
hidupkitasenantiasaberhasilsertakitaharusbersabar, berikhtiar,
danbertawakkaldalammenghadapitakdir Allah SWT. Orang-orang
muslimdituntutuntukmempelajariilmuaqidahkarenaitusangatpentingdanbanyakmanfaat yang di
dapat.

Hendaknyaumatmuslimselaluberkomitmendansenantiasaberperilakuterpuji agar
imandalamdirinyasemakinmeningkatdanlebihbaik. Dan hendakngabersyukuratasnikmat yang
telahdiberikanoleh Allah SWT.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurugeografi.id/2018/05/makna-hakikat-ketuhanan-yang-maha-esa.html?
m=1

https://www.islampos.com/pengertian-takwa-dan-tiga-maknanya-di-dalam-alquran-
119425/

http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/09/pengertian-iman-dan-taqwa-
adalah.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ketuhanan

https://www.inews.id/lifestyle/muslim/pengertian-aqidah

https://m.tribunnews.com/pendidikan/2021/10/04/iman-kepada-qada-dan-qadar-
pengertian-contoh-macam-macam-dan-hikmanya

24

Anda mungkin juga menyukai