PENGAMALAN PANCASILA
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidaya-Nya kami dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Analisis Hakikat Pancasila”.
Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada Ibu Nufikha Ulfah,
M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
dengan ini kami bisa mengetahui dan mengerti hakikat pancasila.
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pihak pembaca, penulis diperlukan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kesimpulan …………………………………….................................................……….7
PENDAHULUAN
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan
hidup bangsa. Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat
pancasila merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna
bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan
sarat dengan ajaran moralitas.
Pancasila merupakan satu kesatuan, sila yang satu tidak bisa dipisahkan dari sila
yang lainnya. Keseluruhan sila di dalam pancasila merupakan satu kesatuan organis,
atau suatu kesatuan keseluruhan yang bulat. Patut kita sayangkan jika bangsa
Indonesia yang mengakui pancasila sebagai dasar Negara Indonesia yang ada
sekarang ini tidak tahu akan hakekat pancasila yang sebenarnya dan perwujudannya
dalam undang – undang 1945. Sehingga untuk lebih jelasnya tentang hakekat
pancasila akan dibahas dalam bab selanjutnya.
PEMBAHASAN
menjiwai sila V.
Sila V:”Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” diliputi dan dijiwai sila
I,II,III,dan IV
Contohnya sebagai berikut: faham kemanusiaan dimiliki oleh bangsa-bangsa
lain, tetapi bagi bangsa Indonesia faham kemanusiaan sebagai yang dirumuskan dalam
sila II adalah faham kemanusiaan yang dibimbing oleh ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
sebagaimana yang diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang dimaksud dengan
sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, begitu pula sila-sila yang lainnya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sila II,III,IV,V pada hakekatnya merupakan
penjabaran dan penghayatan dari sila I.
B. Hakikat dan pengamalan tiap – tiap sila Pancasila
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah pencipta segala yang ada dan semua
makhluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam
zatNya, Esa dalam sifat-Nya, Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan
tidak terdiri dari zat-zat yang banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah
sempurna, bahwa perbuatan Tuhan tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-
Tuhanan yang maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan
yang maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya.
Atas dasar tersebut Negara Indonesia memberi jaminan kebebasan kepada
setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya. Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan
yang Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai
mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab,
penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara republic
Indonesia yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Inti sila ketuhanan yang maha esa adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat
Negara dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-akibat.
Maka dalam segala aspek penyelenggaraan Negara Indonesia harus sesuai dengan
hakikat nila-nilai yang berasal dari tuhan, yaitu nila-nilai agama. Pendukung pokok
dalam penyelenggaraan Negara adalah manusia, sedangkan hakikat kedudukan
kodrat manusia adalah sebagai makhluk tuhan. Dalam pengertian ini hubungan
antara manusia dengan tuhan juga memiliki hubungan sebab-akibat. Tuhan adalah
sebagai sebab yang pertama atau kausa prima, maka segala sesuatu termasuk
manusia adalah merupakan ciptaan tuhan (Notonagoro)
Negara adalah sebagai akibat dari manusia, karena Negara adalah lembaga
masyarakat dan masyarakat terdiri atas manusia-manusia, adapun keberadaan nilai-
nilai yang berasal dari tuhan. Jadi hubungan Negara dengan tuhan memiliki
hubungan kesesuaian dalam arti sebab akibat yang tidak langsung, yaitu Negara
sebagai akibat langsung dari manusia dan manusia sebagai akibat adanya tuhan.
Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi Negara untuk merealisasikan nilai-nilai
agama yang berasal dari tuhan.
Pengamalan sila Pertama :
Menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat – sifatnya Yang
Mahasempurna, yaitu Mahakasih, Mahakuasa, Mahaadil, dan Mahabijaksana.
Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
Mengakui atas kebebasan beragama, saling menghormati dan bersifat toleran,
serta menciptakan kondisi agar hak kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan
oleh masing-masing pemeluk agama.
Kesimpulan