Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SOLUSI

PROBLEM BANGSA SEPERTI


KORUPSI,KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN
DEKADENSI MORAL

DOSEN PEMBIMBING:
Makmur, M.Pd

OLEH:
Nur Husadah
Nurzaihan
Putri Aprianti
Rahmah
Putri Julisma

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

D4 KEBIDANAN

2019/2020

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
1
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Korupsi

Situasi negara Indonesia saat ini begitu memprihatinkan. Begitu banyak masalah
menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional. Krisis Ekonomi, Politik,
Budaya, Sosial, Hankam, Pendidikan, dan lain-lain, yang sebenarnya berhulu pada krisis
moral. Tragisnya, sumber krisis justru berasal dari badan-badan yang ada di negara ini, baik
eksekutif, legislatif maupun yudikatif, yang notabene badan-badan inilah yang seharusnya
mengemban amanat rakyat. Setiap hari kita disuguhi berita-berita mal-amanah yang
dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya rakyat untuk menjalankan mesin pembangunan
ini. Sebagaimana telah dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting dalam
mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui
moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari
kepandaian warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal yang
lebih mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut memegang teguh moralitas. Moralitas
memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa. Moralitas dapat
dibedakan menjadi tiga:

• moralitas individu. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik
yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berpikir dan bertindak. Seorang yang memiliki moralitas individu yang baik akan
muncul dalam sikap dan perilaku seperti sopan, rendah hati, tidak suka menyakiti
orang lain, toleran, suka menolong, bekerja keras, rajin belajar, rajin ibadah, dan lain-
lain. Moralitas ini muncul dari dalam, bukan karena dipaksa dari luar. Bahkan, dalam
situasi amoral yang terjadi di luar dirinya, seseorang yang memiliki moralitas individu
kuat akan tidak terpengaruh. Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas
sosial, sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yang bermoral tinggi dan
rendah
• moralitas sosial. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat
kenyataan sosial. Bisa jadi seorang yang moral individunya baik tapi moral sosialnya
kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaiman mereka berinteraksi dengan
masyarakat yang majemuk. Sikap toleran, suka membantu seringkali hanya

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
2
ditunjukan kepada orang lain yang menjadi bagian kelompoknya, namun tidal toleran
kepada orang diluar kelompoknya. Sehingga bisa dikatakan bahwa moral sosial tidak
cukup sebagai kumpulan dari moralitas individu, namun sesungguhnya lebih pada
bagaiman individu melihat orang lain sebagai manusia yang memiliki harkat dan
martabat kemanusiaan yang sama.
• moralitas mondial.moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang
berlaku dimanapun dan kapanpun, moralitas yang terkaitdengan keadilan,
kemanusiaan, kemerdekaan, dan sebagainya.

Moralitas individu dan sosial memiliki hubungan sangat erat bahkan saling tarik-menarik
dan mempengaruhi. Moralitas individu dapat dipengaruhi moralitas sosial, demikian pula
sebaliknya. Seseorang yang moralitas individunya baik ketika hidup dilingkungan masyarakat
yang bermoral buruk dapat terpengaruh menjadi amoral. Kenyataan seperti ini seringkali
terjadi pada lingkungan pekerjaan. Ketika lingkungan pekerjaan berisi orang-orang yang
bermoral buruk, maka orang yang bermoral baik akan dikucilkan atau diperlakukan tidak
adil. Seorang yang moralitas individunya lemah akan terpengaruh untuk menyesuaikan diri
dan mengikuti. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki moralitas individu baik akan
tidak terpengaruh bahkan dapat mempengaruhi lingkungan yang bermoral buruk tersebut.

Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda yang mampu
mengarahkan kemana kereta akan berjalan. Arah perjalanan kereta tentu tidak lepas dari
kemana tujuan hendak dituju. Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan
dituju, sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah
tujuanya hanya untuk kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain
atau lebih jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.
Pelajaran yang sangat berharga dapat diteladani dari para pendahulu kita yang berjuang demi
meraih kemerdekaan. Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi
Moralitas Mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka banyak
yang tidak sempat merasakan buah perjuanganya sendiri.

Dasar moral yang melandasi perjuangan mereka terabaikan dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya.

Alinea pertama, “Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena itu
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
3
prikeadilan”. Alinea ini menjadi payung moral para pejuang kita bahwa telah terjadi
pelanggaran hak atas kemerdekaan pada bangsa kita. Pelanggaran atas hak kemerdekaan itu
sendiri merupakan pelanggaran atas moral mondial, yaitu prikemanusiaan dan prikeadilan.
Apapun bentuknya penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia. Apabila ditilik
dari UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 tampak jelas bahwa moralitas sangat
mendasari perjuangan merebut kemerdekaan dan bagaimana mengisisnya.

Alasan dasar mengapa bangsa ini harus merebut kemerdekaan karena penjajahan
bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan (alinea I). Secara eksplisit founding
fathers menyatakan bahwa kemerdekaan dapat diraih karena rahmat Allah SWT dan adanya
keinginan luhur bangsa (alinea III). Ada perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas
yang saling berkelindan. Selanjutnya, di dalam membangun negara ke depan dapat
diperlukan dasar-dasar nilai yang bersifat universal, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Moralitas, saat ini menjadi barang yang sangat mahal
karena semakin langka orang yang masih betul-betul memegang moralitas tersebut.

Namun, dapat juga dikatakan sebagai barang murah karena banyak orang menggadaikan
moralitas hanya dengan beberapa lembar uang. Ada keterputusan (missing link) antara alinea
I, II, III denganalinea IV. Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara
ini telah digadaikan denagn nafsu berkuasa dan kemewahan harta. Egoisme telah
mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.

Lalu bagaimana membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan Pancasila?


Korupsi secara harfiah diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (Tim Penulis Buku Pendidikan
Anti Korupsi, 2011 : 23).

Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menunjukan ekskalasi yang begitu
tinggi. Oleh karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan melalui beragam cara /
pendekatan, yang dalam hal ini saya mengguankan istilah pendekatan eksternal maupun
internal.

Pendekatan eksternal yang dimaksud adalah adanya unsur dari luar diri manusia yang
memiliki kekuatan ‘memaksa’ orang yang tidak korupsi. Kekuatan eksternal tersebut
misalnya Hukum, Budaya, dan Watak masyarakat. Dengan penegakan hukum yang kuat, baik
dari aspek peraturan maupun aparat penegak hukum, akan mengeliminir terjadinya korupsi.

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
4
Demikian pula terciptanya budaya dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan
seseorang enggan untuk melakukan korupsi. Adapunkekuatan internal adalah kekuatan yang
muncul dari dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui pendidikan dan
pembiasaan. Pendidikan yang kuat terutama dari keluarga sanga penting untuk menanamkan
jiwa anti korupsi, diperkuat dengan pendidikan formal disekolah maupun nonformal di luar
sekolah. Maksud dari membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar pancasila adalah
membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri
masyarakat.

Di perguruan tinggi penguatan tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan kepribadian


termasuk di dalamnya pendidikan Pancasila. Melihat realitas di kelas bahwa mata kuliah
Pendidikan Pancasila sering dikenal sebagai mata kuliah yang membosankan, maka dua hal
pokok yang harus dibenahi adalah materi dan metode pembelajaran. Materi harus selalu up to
date dan metode pembelajaran juga harus inovatif menggunakan metode-metode
pembelajaran yang dikembangkan. Pembelajaran tidak hanya kognitif, namun harus
menyentuh aspek efektif dan konatif.

Nilai-nilai pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai mahluk Tuhan, tentu tidak akan
mudah menjatuhkan martabat dirinya kedalam kehinaan dengan melakukan korupsi.
Perbuatan korupsi terjadi karena hilang nya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan
diri melakukan kejahatan.

Kebahagiaan material dianggap segala-galanya dibanding kebahagiaan sepiritual yang


lebih agung, mendalam dan jangka panjang. Keinginan mendapatkan kekayaan dan
kedudukan secara cepat menjadikanya nilai-nilai agama dikesampingkan. Kesadaran manusia
akan nilai ketuhanan ini, secara eksistensial akan menempatkan manusia pada posisi yang
tinggi. Hal ini dapat dijelaskan melalui hirarki eksistensial manusia, yaitu dari tingkatan yang
paling rendah, penghambaan terhadap harta (hal yang bersifat material), lebih tinggi lagi
adalah penghambaan terhadap manusia, dan yang paling tinggi adalah penghambaan pada
Tuhan.

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentu tidak akan
merendahkan dirinya diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri sebagai hamba
Tuhan, melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang-Nya. Penanaman

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
5
satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam konteks Pancasila, karena nilai-
nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain.

Denagn demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakal keseluruhan nilai
Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanuisaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
dijadikan landasan moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan
berbegara, terutama dalam pemberantasan korupsi. Penanaman nilai sebagaimana tersebut
diatas paling efektif adalah melalui pendidikan dan media. Pendidikan informal dikeluarga
yang harus menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan formal di seklah
dan nonformal di masyarakat. Peran media juga sangat penting karena memiliki daya jangkau
dan daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat. Media harus memiliki visi dan misi
mendidik bangsa dan membangun karakter masyarakat yang maju namun tetap
berkepribadian Indonesia.

B.Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Kerusakan


Lingkungan

 Pemeliharaan Lingkungan Hidup Pemeliharaan Lingkungan Hidup


Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dikatakan, bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup.
Dalam Pasal 3 undang-undang diatas dijelaskan lebih jauh, bahwa pengelolaan
lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan atas tanggung jawab negara, asas
berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 ditegaskan lebih lanjut, bahwa
sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
6
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.
c. Terjaminya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran atau
perusakan lingkungan hidup.

Tujuan pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia adalah untuk


meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan mutu hidup rakyat. Proses
pelaksanaan pembangunan di satu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk
yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi dan di lain pihak sumber daya
alam yang di punyai sangat terbatas.
Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan pertambahan jumlah penduduk yang
semakin banyak mau tidak mau dapat mengakibatkan tekanan terhadap sumber daya
alam. Pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu
hidup rakyat harus disertai dengan upaya untuk melestarikan kemampuan lingkungan
hidup yang serasi dan seimbang guna menunjang pembangunan yang
berkesinambungan dan dilaksanakan dengan kebijakan yang terpadu dan menyeluruh
serta memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang dan mendatang. Oleh karena itu,
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan rakyat itu, baik
generasi sekarang dan mendatang, adalah pembangunan berwawasan lingkungan.
Mengacu pada pengertian yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana,
yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi
masa kini dan masa depan.

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
7
Sebagai konsekuensi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup ini, maka banyak hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun
masyarakat, antara lain yang diatur dala Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang No. 23
Tahun 1997 yang mengatur Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam Pasal 3 dijelaskan, bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang
diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Pasal 4 diatur mengenai sasaran pengelolaan lingkungan hidup yang
pengaturanya adalah sebagai berikut :
a. Tercapainya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antaramanusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.
c. Terjaminya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestaraian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumbe daya secara bijaksana.
f. Terlindungi nya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan atau kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan
atau perusakan lingkungan hidup.

 Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila


Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek
pembangunan berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab Pancasila, seperti
dijelaskan dalam Penjelasan Umum Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas,
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas
keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
8
manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kemajuan batin.
Antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik,
yang harus selalu dibina dan di kembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan,
keserasian dan keseimbangan yang dinamis ( Koesandi Hardjasoemantri, 2000 : 575).
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V
yang harus di aplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup adalah sebagai berikut (Soejadi, 1999 : 88-90 ) : Dalam Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain:
a. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Ynag Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya.
b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua
perintah-Nya dan menjauhi larangan-laranganya. Dalam memanfaatkan semua
potensi yang diberikan oleh Tuhan Ynag Maha Pemurah manusia harus
menyadari, bahwa setiap benda dan mahluk yang ada disekeliling manusia
merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, harus
dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan
mahluk-mahluk Tuhan yang lain.
c. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan Sila ini dalam
d. kehidupan sehari-hari, misalnya menyayangi binatang, menyayangi tumbuhan
dan merawatnya, selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam
bahkan ditekankan, bahwa Allah senang terhadap orang-orang yang selalu
bertaqwa dan berbuat baik.
Lingkungan Hidup Indonesia yang di anugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada
rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib
dilestarikan dan dikembangkan kemampuanya agar tetap menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta mahluk hidup lainya demi
kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai prikemanusiaan
yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain
sebagai berikut:

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
9
a. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan
kewajiban asasinya.
b. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan terhadap Tuhan.
c. Manusia sebagai mahluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari-hari dapat
diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh
lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak setiap orang untuk mendapatkan informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup,
hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya ( Koesandi
Hardjasoemantri, 2000 : 558 ).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan
Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang di
hirup bisa tetap nyaman, menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar, mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.
Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat
penjabaran dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal
5 ayat (1) sampai ayat (3), Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai
ayat (2). Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, dalam ayat (2) dikatakan, bahwa
setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup, dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap
orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegasan, bahwa
setiap orang yang melakukan usaha dan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
10
Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup,
dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan
cara :
• Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan.

• Menumbuhkembangkan kemampuan dam kepeloporan masyarakat.

• Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan

• pengawasan sosial.

• Memberikan saran pendapat.

• Menyampaikan informasi dan menyampaikan laporan.


Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti
dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut :
• Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi patriotisme.
• Pengakuan terhadap kebinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan bangsa.
• Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia ( nasionalisme).
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan
dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di
daerah dan mengembangkanya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan
penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang
mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumberdaya dan lingkungan
(Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati, 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi
nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya dilarang menebang

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
11
pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat, ada juga yang dilarang memakan
binatang-binatang tertentu yang sangat dihormati dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek
leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian di daerah itu.
Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam Permusyawaratan
Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
harus di cermati, yakni :
• Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.

• Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.

• Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai


kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
• Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakil-wakil
rakyat

Penerapan Sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain:
• Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran
dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
• Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran
akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
• Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.

Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek, antara lain :
• Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya.
• Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
12
• Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

• Menghormati hak milik orang lain.

• Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi
seluruh rakyat Indonesia.
• Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

Pengamalan Sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukm yang mengatur


masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang
mengatur aspek-aspek pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya
alam.

C. Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Seperti Dekadensi Moral


Pancasila adalah dasar negara kita atau juga dikenal sebagai ideologi bangsa
merupakan pedoman pokok dalam mengatur kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara dalam segi politik, ekonomi dan sosial. Konstitusi di Negara Indonesia yang
berlandaskan Pancasila sejak Negara Indonesia berdiri hingga sekarang telah banyak
mengalami pasang surut. Tapi hingga kini tetap dapat berdiri dengan kokoh.
Adapun dicanangkanya Pancasila sebagai dasar negara, karena isinya dianggap
sesuai dengan situasi kondisi manusia atau masyarakat yang memiliki latar belakang
kehidupan yang beraneka ragam. Apabila kita sebagai mahluk ciptaan-Nya dan
menjadi masyarakat Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta menjalankan semua perintah-Nya, itu sesuai dengan sila pertama. Tapi dari
masa ke masa semakin banyak manusia-manusia yang tidak memiliki jiwa
Pancasila.Mereka membaca Pancasila hanya sebatas di bibir saja, tapi tidak
mengamalkan atau tidak mengaplikasikan dalam kehidupanya sehingga di sana sini
marak dengan perkelahian pelajar, penggunaan obat-obat terlarang/ narkoba bahkan
penyakit yang paling parah tidak bisa di sembuhkan dikalangan pejabat yaitu korupsi.
Semua ini adalah tanda-tanda dari kemerosotan ahlak bangsa yang sulit untuk diobati
karena sila pertama untuk manusia-manusia seperti itu hanyalah tulisan belaka. Kita

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
13
tahu benar bahwa manusia itu terjadi dari jiwa dan raga., diberikan akal oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, tepi sering kali akal itu dikalahkan oleh nafsu sehingga terciptala
kebobrokan dalam mental dan moral. Sebenarnya manusia diberikan dua pilihan, baik
atau buruk. Karena pribadi-pribadi semacam ini tidak menjiwai Pancasila sehingga
akal menjadi nomor kesekian. Sedangkan nafsulah yang menjadi nomer satu.
Persatuan Indonesia dalam sila ke tiga adala suatu yang bulat, tidak dapat dipisah-
pisah.
Oleh karena itu dalam pergaulan kita harus saling menunjukan rasa persatuan
walaupun berbeda-beda agama, suku, adat dan latar belakang. Yang ada sekarang
malah bukanya bersatu tapi perbedaan pandangan sedikit saja bisa memicu
pertentangan atau perkelahian bahkan yang lebih mengenaskan lagi bisa terjadi
pembunuhan. Saya sebagai mahasiswa atau yang lebih dikena sebagai kaum
intelektual merasa prihatin dan miris dengan kondisi sosial sekarang. Karena dengan
mereka berkelakuan seperti itu, sama saja mereka tidak memahami atau tidak
mengerti bahkan boleh dibilang tidak nejunjung nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
Tapi sebaliknya saya sebagai generasi penerus berkewajiban menjunjung tinggi dan
mencintai Pancasila sebagai pandangan hidup saya karena kelima sila dalam Pancasila
itu sendiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama dan seyogyanya kita harus
menjadi sarjana yang berahlak karena maju tidaknya suatu bangsa sitentukan oleh
moral bangsa itu sendiri.

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
14
PENUTUP

Kesimpulan
Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang
mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat Indonesia. Namun seiring
dengan pertumbuhan bangsa ini muncul berbagai masalah didalamnya. Kesepuluh masalah
ini tidak mencakup seluruh problem dalam negara Indonesia sebab masih banyak lagi
masalah selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang
lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela,
kesenjangan sosial,
kemacetan, pengangguran, dan banyak daerah yang kurang diperhatikan
Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan dari setiap sila-sila
Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi 10 permasalahan tersebut hanyalah kembali
kepada Pancasila. Apabila Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita
bicara melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua permasalahan
diatas dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan diiringi oleh doa serta izin dari sang
Pencipta.

DAFTAR PUSTAKA

http://segallaada.blogspot.co.id/2015/04/etikapancasila.html

https://www.scribd.com/document/367785150/Pancasila-Sebagai-Solusi-Problem-Bangsa

Pancasila sebagai solusi pancasila sebagai solusi problem bangsa seperti korupsi,kerusakan lingkungan,dan Dekadensi moral
15

Anda mungkin juga menyukai