Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh

Dina Hafizhah
Mugi Pudji Rahayu
Muhammad Aulia Irfani Kelas : 1B
Shelly Noviana
Windy Oktaviani Putri Supardi
Shalat Jumat adalah shalat dua rakaat yang
dilaksanakan secara berjamaah setelah dua khutbah waktu
zhuhur pada hari jum'at. Hukum melaksanakan shalat
jum'at adalah fardhu 'ain, baik setiap muslim laki-laki
dewasa, merdeka dan penduduk tetap (bukan musafir).
Shalat Jamaah adalah mengerjakan shalat baik shalat
wajib maupun shalat lainnya yang dilakukan secara
bersama sama yang terdiri dari beberapa orangorang
muslim baik perempuan maupun lakilaki yang sekurang
kurangnya atau minimal terdiri dari 2 (Dua) orang dan
maksimal tidak terbatas.
Shalat khauf adalah shalat yang dilaksanakan dalam
keadaan bahaya atau takut (suasana perang) karena
bimbang akan diserang musuh. Selain itu shalat khauf juga
dilaksanakan karena kebakaran dan sebagainya baik dalam
perjalanan atau mukim (di suatu tempat).
Jawab :

Sebagian ulama menyatakan hukum shalat berjamaah


adalah fardhu 'ain (wajib bagi seluruh individu muslim laki-
laki) berdasarkan QS An-Nisa' 4:102 dan dua hadits yang
disebut di bawah. Namun mayoritas ulama madzhab empat
menilai dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa shalat
berjamaah hukumnya fardhu kifayah. Yaitu, wajib bagi seluruh
muslim laki-laki, tapi gugur kewajiban itu apabila ada sebagian
muslim yang melakukannya. Sedang menurut Imam Rofi'i
hukumnya sunnah mu'akkad (sangat dianjurkan).
1. Al Quran surah An-Nisa' 4:102
Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-
tengah mereka mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
melaksanakan salat bersama-sama mereka, ...

2. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih)


menyatakan:
Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat
isya' dan shalat subuh. Seandainya mereka tahu keutamaannya
niscaya mereka akan datang walaupun dengan merangkak. Aku
telah memerintahkan agar shalat dilaksanakan. Kemudian aku
memerintahkan seorang lelaki untuk shalat dengan yang lain
(secara berjamaah)...Al-Khoirot.
Jawab :

Seorang makmum dikatakan masbuk apabila tertinggal


satu rakaat atau lebih.
Makmum tidak boleh mendahului atau membarengi
gerakan imam. Banyak hadis yang mencela makmum yang
mendahului atau menyamai gerakan imam, di antaranya yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya
sebelum imam takut kalau Allah akan mengganti kepalanya
dengan kepala keledai?" (HR Muslim)
Jawab :
Seandainya seseorang tertinggal melakukannya
karena alasan yang benar, maka hendaknya ada satu dalil
yang menunjukkan bahwa ia wajib menggantikannya dengan
shalat Zhuhur. Diriwayatkan di dalam hadits Ibnu Masud
Radhiyallahu anhu:
Maka barangsiapa tertinggal dua rakaat (Jumat), maka ia
harus menggantikannya dengan melakukan empat rakaat.
[11]
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang ter-tinggal
dengan tidak melakukan shalat Jumat, maka ia harus
menggantikannya dengan melakukan shalat zhuhur.
Jawab :

Cara Pertama :
Jika musuh berada di arah kiblat, petama-tama imam
mengatur pasukan menjadi dua shaf, shaf pertama dan shaf
kedua. Kemudian imam melakukan shalat bersama shaf
pertama dan shaf kedua. Mereka bertakbir dan ruku
bersama. Kemudian imam dan shof pertama melakukan
sujud sedang shaf kedua menjaga. Setelah imam dan shaf
pertama bangun dari sujudnya, shaf kedua sujud dan iman
dan shaf pertama menjaga. Demikain seterusnya mereka
saling bergantian menjaga musuh. Kemudian shalat diakhiri
dengan memberi salam bersama sama.
Cara Kedua :

Jika musuh berada tidak di arah kiblat, Imam


mengatur pasukan dan membagi menjadi dua barisan, satu
barisan bersholat bersama imam dan satu barisan lagi
menjaga musuh. Setelah barisan pertama selesai shalat maka
barisan kedua melakukan shalatnya bersama imam. dan
penjagaan dilakukan oleh barisan kedua yang telah selesai
shalat. Jadi dalam hal ini imam bershalat dua kali, shalat
pertama dengan barisan pertama dan shalat kedua dengan
barisan kedua.
Cara Ketiga :

Jika dalam keadaan gawat


Jika dalam keadaan gawat dan imam tidak bisa
mengatur, maka masing masing bisa melakukan shalat
sebisa-bisanya, dalam keadaan berjalan kaki, berlari atau
mengendarai kuda (tank), dengan menghadap atau tidak
menghadap kiblat. Yang penting shalat harus dilakukan dan
caranya bebas tanpa ikatan. Sebagaimana Allah Berfirman
dalam Al-Quran Surat Al- Baqarah ayat: 239 yang berbunyi :
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka
salatlah sambil berjalan atau berkendaraan.
Jawab :
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menerangkan,
Sebatas pengetahuan kami, dalam hal ini tidak ada dalil yang
menunjukkan bolehnya menjamak (menggabungkan) shalat ashar
dengan shalat Jumat. Tidak ada nukilan tentang menjamak shalat
tersebut dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan tidak pula dari
seorang sahabat Rasul radhiyallahu anhum. Maka dari itu, yang menjadi
keharusan adalah tidak melakukannya. Orang yang telah melakukannya
harus mengulangi shalat ashar apabila telah masuk waktunya. (Majmu
Fatawa 12/300, asy-Syaikh Ibnu Baz)
Senada dengan itu adalah pernyataan asy-Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin, Shalat ashar tidak dijamak dengan Jumatan karena
tidak adanya sunnah yang menjelaskan hal itu. Tidak benar hal itu
dikiaskan dengan menjamak ashar dengan zhuhur, karena perbedaan
yang banyak antara Jumat dengan zhuhur. Hukum asalnya, setiap shalat
harus dikerjakan pada waktunya kecuali ada dalil yang membolehkan
untuk menjamaknya dengan yang lain. (Fatawa Arkanil Islam hlm. 383)
Jawab :

Menyimak dan mendengarkan baik-baik bacaan


imam.
Jawab :

Shalat khauf disyariatkan dalam setiap peperangan


yang dibolehkan, seperti memerangi orang-orang kafir,
pemberontak, dan para perampok atau penyamun
sebagaimana firman Allah :

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah


mengapa kamu menqasar shalat(mu), jika kamu takut
diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir
itu musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisaa : 101)
Shalat khauf adalah disyariatkan hal itu berdasarkan Al-Quran dan
Ijma.

Dari al-Quran, Yaitu firman Allah Taala yang artinya, Dan apabila kamu
berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari
mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian
apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan
seraka'at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk
menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang
belum bershalat,lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin
supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka
menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan
atau karena karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi
orang-orang kafir itu. (QS. An-Nisaa : 102)
Dalil ijma, para sahabat dan seluruh imam telah ijma terhadap
disyariatkannya shalat khauf, kecuali beberapa gelintir saja yang
menyelisihinya yang tidak dianggap.
Jawab :

Imam wanita sejajar dengan makmumnya, ukuran


rapat, bahu dan kaki menempel antar jamaah, jadi awalnya
bahu dulu yang nempel baru kaki yang menempel.
Jawab :
Ulama sepakat bahwa wanita melaksanakan sholat
jumat,meskipun dia tidak safar, dan tidak ada udzur apapun.karna
Ibnu Mundzir menyebutkan bahwa mereka ( para ulama) sepakat
bahwa jumatan tidak wajib untuk wanita ( Al-ijma no.52)
Diantara Dalil ini adalah Hadis Thariq Bin ziyad Radhiallahu
Anhu,bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Bersabda:
Jumatan adalah kewajiban bagi umat muslim untuk dilakukan
secara berjamaah,kecuali 4 orang : Budak, Wanita,Anak ( belum
baligh),dan orang sakit. ( HR.Abu Daud 10.67 Dan dishahihkan
Oleh Ibnu Katsir Dalam Irsyad Faqih, 11:190).
Mengapa Wanita Tidak wajib jumatan adalah agar wanita
tidak turut berada ditempat berkumpulnya banyak laki-laki.sebab
munculnya tindakan yang diharapkan.semacam,ikhtilat campur baur
antara lelaki dengan wanita. ( Badat AS-Shanai 1:258).
Jawab :

Para Ulama Sepakat bahwa Jumatan hanya boleh


dikerjakan secara berjamaah.tanpa jamaah,jumatan tidak
sah.Baik yang melakukan ini laki-laki maupun wanita.
Jumatan adalah Kewajiban bagi umat muslim untuk
dilakukan secara berjamaah.
Artinya,tanpa berjamaah,tidak mungkin bias
jumatan.hanya saja ulama berbeda pendapat berapakah
jumlah minimal jamaah,sehingga boleh melaksanakan
jumatan.ada yang mengatakan minimal 3 orang ,ada 40
orang, dan ada yang memberikan batasan satu kampung

Anda mungkin juga menyukai